Jerat Dendam CEO Kejam

Jerat Dendam CEO Kejam

last updateLast Updated : 2025-02-19
By:  Mbak AiCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
153Chapters
628views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Ivy Alodia Dharma sudah akrab dengan penderitaan dan rasa sakit. Sejak kecil, dia menjadi wadah pelampiasan amarah ayahnya dan kini menikah dengan Noah hanya sebagai alat balas dendam. Pernikahan sudah diawali dengan ancaman pembunuhan, tetapi Ivy mencoba bertahan demi menyelamatkan adiknya. Ivy terus bersabar dalam menghadapi siksaan dari ayahnya dan suaminya, tetapi ketabahannya hancur atas pengkhianatan adiknya. Belum lagi hatinya yang lambat laun terjatuh pada Noah saat melihat sisi lemahnya. Apakah Ivy akan menggunakan kemampuannya untuk membalas semua perlakuan suaminya? Atau justru membantu Noah membalaskan dendam pada ayahnya karena rasa cinta yang mulai tumbuh dalam hatinya?

View More

Chapter 1

Bab 1. Hancurnya Malam Pertama

Hari pernikahan telah tiba. Ivy menatap dirinya di pantulan cermin dengan gugup. Gaun pengantin ini nampak begitu mewah. Kainnya memang dibuat sangat tertutup hingga tak menunjukkan punggung bahkan lengannya.

Ivy tahu bahwa ayahnya telah mengatur desain gaun pengantin ini karena ingin menutup memar yang memenuhi punggung, lengan, dan kakinya. Memar dan bekas luka di tubuhnya tak akan bisa hilang karena telah menumpuk di kulitnya selama lima belas tahun lamanya.

Ada ketakutan yang kini memenuhi hatinya. “Bagaimana malam pertamanya nanti? Apa aku harus mengatakan yang sejujurnya pada Noah?”

“Jangan sampai Noah tahu.”

Ivy tersentak saat suara ayahnya tiba-tiba masuk ke dalam ruangannya. Tenggorokannya seketika tercekat dan ia merasa tercekik karena ketakutan.

“Kau akan mati kalau ada orang yang tahu,” ancam Evan.

“Ya—ya...,” jawab Ivy dengan terpatah-patah.

“Sekarang tersenyumlah. Kita harus bergandengan tangan saat masuk ke aula pernikahan.” Evan mengulurkan tangannya, Ivy meraihnya dengan gemetar.

“Perhatikan langkahmu. Aku sudah sangat malu menggandeng anak cacat sepertimu, jangan sampai kau terjatuh dan membuatku semakin malu,” peringat Evan.

Ivy kembali mengangguk. Ia sedikit menahan rintihan saat genggaman ayahnya terlalu kuat seakan-akan ingin mematahkan jari-jemarinya.

Ketika memasuki aula, mungkin orang-orang akan melihat rintihan tertahan Ivy sebagai rasa haru karena pernikahan ini. Hanya Clara, adiknya, yang sadar bahwa kakaknya sedang menahan rasa sakit.

Di lain sisi, Noah terus tersenyum lebar sewaktu Ivy telah berada di sisinya. Senyum Noah terus merekah bahkan saat mereka mengucapkan janji pernikahan.

Berbeda dengan Noah yang mengucap janji dengan lancar dan penuh keyakinan, Ivy terus berusaha untuk tetap berdiri dengan benar karena debar jantungnya yang makin kencang.

Setiap Noah mengucap janjinya, ia merasa ingin menangis. Ivy tak pernah membayangkan jika ia bisa melewati momen pernikahan.

Seumur hidup, ia mengira akan terkurung di rumah hingga akhirnya akan meninggal di tangan ayahnya sebagaimana mendiang ibunya dulu.

Tapi, lihatlah... sekarang ia menikah.

“Mama, aku menikah. Pria di sampingku ini namanya Noah dan dia sepertinya orang baik,” batin Ivy seakan-akan mengobrol dengan mendiang ibunya.

“Selamat, kalian sudah sah menjadi pasangan suami dan istri.”

Sorak sorai para tamu memenuhi gedung pernikahan. Noah menatapnya, lalu meraih pinggangnya sebelum bibir mereka saling bertemu. Ivy meremas tuksedo Noah karena berbagai emosi asing yang memenuhi dadanya.

Untuk pertama kali ada lelaki yang menyentuhnya, lelaki yang telah bersumpah untuk mencintainya dalam suka dan duka, lelaki yang kini menjadi pasangan seumur hidupnya.

“Kau masih lama?”

Ivy yang masih melamun di depan cermin kamar mandi langsung tersentak saat mendengar ketukan di pintu.

“Se—sebentar lagi,” ucapnya dengan kikuk.

Mereka memang sudah berada di kamar dan Ivy sudah membersihkan diri. Acara pernikahan yang panjang itu akhirnya berakhir, tapi kini ia dihadapkan dengan masalah yang sesungguhnya, puluhan memar yang membiru di sekujur tubuhnya.

“Ivy! Ayo cepatlah!”

Ivy tersentak saat Noah kembali mengetuk pintu dengan lebih keras.

Ia segera meraih bathrobe dan mengenakannya serapat mungkin. Ketika ia membuka pintu, wajah dingin Noah menyambutnya.

“Lama banget sih mandinya? Susah hidup dengan orang cacat!” Noah mendorong tubuh Ivy agar tak menghalangi jalannya.

Ivy sangat terkejut. Selama tiga bulan mengenal pria itu, baru kali ini ia melihat Noah marah. Namun, ia mencoba berpikir logis, mungkin suaminya itu tengah begitu kelelahan hingga emosinya memuncak.

Ivy akhirnya duduk di depan meja rias dan mulai mengeringkan rambutnya. Ia juga mengoleskan sedikit krim di wajahnya dan terus-menerus menghela napas panjang karena terlampau khawatir dengan apa yang selanjutnya terjadi.

Perkenalan Ivy dan Noah juga terlampau singkat. Selama mengatur segala rencana pernikahan di satu bulan terakhir, Noah selalu memperlakukannya dengan baik. Noah bahkan beberapa kali mengucapkan kata sayang, tapi entah kenapa … perasaannya malam ini tak enak.

Lamunan Ivy buyar saat pintu kamarnya diketuk. Ia mengira staf hotel pengantar makan malam atau cemilan yang datang, tapi ternyata seorang perempuan dengan rambut pirang dengan lipstik merah merona.

“Kamu… siapa?” tanya Ivy.

Perempuan itu mengerutkan dahinya, lalu kembali melihat nomor kamar dan ponselnya secara bergantian.

“Ini kamar Noah Horison, kan?” Perempuan itu balik bertanya.

“Iya, benar,” jawab Ivy.

Perempuan itu mengangguk mengerti, “Oh, aku tak tahu kalau dia mau bermain bertiga. Atau jangan-jangan kau sudah selesai bermain dengannya dan sekarang gantian aku?”

“Apa maksudmu?” Ivy tak mengerti dengan apa yang perempuan itu katakan.

“Apa lagi? Kau juga perempuan yang disewa Noah Horison, kan? Sama sepertiku.”

Ucapan perempuan itu bagaikan petir yang menyambar Ivy. Ivy melebarkan matanya, lalu menggeleng secara berkala.

“Apa? Tidak—ah, kau pasti salah. Noah tidak mungkin—”

“Oh, kau sudah datang?”

Kalimat Ivy terpotong oleh Noah yang baru keluar dari kamar mandi. Noah hanya mengenakan handuk yang menutupi tubuh bagian bawahnya.

“Masuklah. Kenapa kau hanya berdiri di luar?” ucap Noah selanjutnya.

Perempuan itu tersenyum lebar, lalu melewati Ivy bahkan sengaja menabrak pundaknya cukup keras. Ivy masih terpaku dan berusaha memahami kondisi, tetapi ia tetap tak mengerti dengan apa yang dilakukan suaminya.

“Noah, ini... apa?” tanya Ivy dengan lirih.

“Aku hanya ingin menikmati malamku,” jawabnya dengan berkacak pinggang. Kemudian ia melemparkan sebuah kartu akses hotel pada Ivy. “Kau bisa pergi ke kamar lain. Aku sudah berbaik hati memesankan kamar untukmu.”

“Tapi... Noah... kau suamiku. Bukankah seharusnya malam ini kita—” makin lama, suara Ivy semakin pelan.

Noah tertawa dengan kencang, mengetahui ke mana maksud wanita itu. “Siapa yang mau bercinta dengan perempuan cacat sepertimu?” Inilah yang ia tunggu-tunggu, melihat wajah Ivy yang benar-benar terluka. “Kau pikir, aku menikahimu karena cinta? Kau hanyalah alat untukku balas dendam pada ayahmu.”

Dengusan sinis Noah membuat Ivy semakin terpojok. “Apa maksudmu, Noah? Kenapa kau berbeda dengan sebelum menikah?” tanya Ivy dengan air mata yang mulai menetes.

“Aku sudah menyuruhmu keluar, tapi kalau kau bersikeras ingin di sini, baiklah.” Lalu, seolah tidak punya hati, Noah yang bertelanjang dada itu melangkah mendekati si perempuan bayaran. “Inilah malam pertamamu. Melihat suamimu tidur dengan perempuan lain.”

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
153 Chapters
Bab 1. Hancurnya Malam Pertama
Hari pernikahan telah tiba. Ivy menatap dirinya di pantulan cermin dengan gugup. Gaun pengantin ini nampak begitu mewah. Kainnya memang dibuat sangat tertutup hingga tak menunjukkan punggung bahkan lengannya.Ivy tahu bahwa ayahnya telah mengatur desain gaun pengantin ini karena ingin menutup memar yang memenuhi punggung, lengan, dan kakinya. Memar dan bekas luka di tubuhnya tak akan bisa hilang karena telah menumpuk di kulitnya selama lima belas tahun lamanya.Ada ketakutan yang kini memenuhi hatinya. “Bagaimana malam pertamanya nanti? Apa aku harus mengatakan yang sejujurnya pada Noah?”“Jangan sampai Noah tahu.”Ivy tersentak saat suara ayahnya tiba-tiba masuk ke dalam ruangannya. Tenggorokannya seketika tercekat dan ia merasa tercekik karena ketakutan.“Kau akan mati kalau ada orang yang tahu,” ancam Evan.“Ya—ya...,” jawab Ivy dengan terpatah-patah.“Sekarang tersenyumlah. Kita harus bergandengan tangan saat masuk ke aula pernikahan.” Evan mengulurkan tangannya, Ivy meraihnya den
last updateLast Updated : 2024-08-05
Read more
Bab 2. Masuk ke Neraka Baru
"Stop!" Ivy berteriak lantang tepat ketika Noah nyaris saja menempelkan bibirnya ke bibir perempuan itu. "Aku akan keluar."Setelahnya, Ivy beranjak. Menyeret kakinya yang pincang dan kini terasa lemas karena sikap tega suaminya, ia pun keluar menuju kamar yang telah dipesankan Noah.“Harusnya… harusnya aku memang tidak boleh memiliki harapan.”Ivy duduk di tepian tempat tidur dengan kepala menunduk. Jari-jemarinya saling bertautan demi mengontrol tubuhnya yang gemetar semenjak keluar dari kamar yang seharusnya menjadi saksi malam pertamanya.Meski ia tidak menyaksikan bagaimana Noah dan perempuan murahannya itu melanjutkan adegan dewasa itu, tapi bayangan liar mengenai kemungkinan mereka memadu kasih kini terus mengganggu benak Ivy.Seharusnya, Ivy tidak lupa tentang takdirnya yang selalu terkurung dan dibatasi. Sikap Noah selama beberapa minggu terakhir membuatnya sangat terlena hingga ia bisa jatuh cinta dengan mudah.Sebelumnya, Noah memang melamar untuk Clara. Namun, ia berusaha
last updateLast Updated : 2024-08-05
Read more
Bab 3. Takdir Istri Teraniaya
“Kalau Noah memang ingin mempermainkanku, maka aku tak boleh terlihat lemah. Akan kutunjukkan kalau aku bukan perempuan yang mudah disakiti.”Tangisan semalam seolah menjadi pertanda tangisan terakhirnya.Ia sudah banyak menangis… menangis karena ayahnya, keluarganya, sekarang suaminya. Ia tak mau menghabiskan sisa hidupnya dengan menangis… tidak akan.Setelah mandi dan menyiapkan diri sebaik mungkin, Ivy mendengar pintu kamarnya diketuk. Ia segera membukanya dan mendapati Noah yang sudah rapi dengan kemeja biru muda.“Selamat pagi,” sapa Ivy dengan seramah mungkin.Meski tenggorokannya terasa tercekat karena kepedihan dan kemarahan semalam, ia berusaha mengendalikan diri dengan sebaik mungkin.Noah sendiri hanya membalas dengan dengusan kasar, terlihat tak suka dengan basa-basi Ivy.“Dia… sudah pergi?” Mata Ivy menatap pintu di belakang Noah yang sudah tertutup rapat. Dalam diam, ia menanti kemunculan perempuan berambut pirang yang semalam datang secara tiba-tiba.“Siapa?” Satu alis
last updateLast Updated : 2024-08-05
Read more
Bab 4. Kepahitan Bulan Madu
Ivy terpaku selama beberapa saat ketika perempuan bernama Bella itu menjulurkan tangan padanya.“Senang bertemu denganmu. Aku harap kita jadi teman yang akrab.” Bella berkata dengan senyum lebarnya.Ivy menoleh pada Noah yang tengah tersenyum mencemooh. Apa yang dilakukan Noah jelas telah merendahkannya.Bagaimana bisa ia pergi bulan madu dengan teman tidur suaminya?“Ya… ya… senang berkenalan denganmu.” Ivy membalas jabat tangan itu dengan kaku.Samar-samar ia bisa mendengar dengusan pelan Noah yang mengatainya bodoh. Dan ia sendiri juga mengakui kalau memang bodoh.“Harusnya kupatahkan saja tangan ini! Dia adalah selingkuhan suamiku!” batin Ivy meronta dan tanpa sadar mencengkram kuat-kuat tangan Bella yang masih di dalam genggamannya, tapi ia tetap tak bisa melakukan apa pun hingga Bella melepas sendiri jabatan tangan itu.“Kau cukup kuat juga ya,” ucap Bella.Di balik senyumnya yang lebar, ia menaruh kesal karena Ivy benar-benar membuat tangannya sakit.Selama perjalanan Jakarta k
last updateLast Updated : 2024-08-05
Read more
Bab 5. Pria Nekat
Ivy berusaha menjaga jarak dari Samuel. Kejadian di bandara cukup membuatnya trauma hingga lebih baik ia di dekat Noah, meski sering mendapat lirikan tajam daripada disentuh oleh Samuel. “Kenapa pegang tangan terus?” protes Noah sambil berusaha melepaskan genggaman Ivy. “Kita masih di tempat umum. Siapa tahu ada orang Indonesia di sini dan mengenalmu,” balas Ivy. Setelah meletakkan barang-barang di hotel, mereka memang segera menuju restoran milik keluarga Samuel. Kata Noah, Samuel sedang liburan seminggu sekaligus menengok bisnis keluarganya. “Tapi kita mau makan. Aku tidak bisa makan kalau kau terus menggenggamnya.” “Saling menyuapi saja.” Ivy segera mengambil potongan tteokbokki dan menjulurkan ke mulut Noah. Jelas Noah ingin mengelak, tapi melihat ramainya tempat makan ini membuatnya tetap menerima. Samuel kembali ke meja dengan membawa sepiring gimbap yang dia buat secara spesial. “Wah. Ternyata kalian romantis juga,” godanya. Ivy membalas dengan buangan muka dan semakin
last updateLast Updated : 2024-08-05
Read more
Bab 6. Merampas Kehormatan
“Aku cuma ingin mengecek keadaanmu.”Samuel menyentuh pipi Ivy tapi ia menolak dengan berlari mundur. Samuel terus mengejar hingga Ivy terpojok di dinding.“Pe—pergi! Aku ingin keluar! Aku mau jalan-jalan dengan Bella!”“HAHAHA!”Samuel terbahak-bahak sampai air matanya keluar. Ivy berusaha menggunakan kesempatan itu dengan melarikan diri, tapi Samuel tetap berhasil menarik tangannya bahkan mendorong tubuhnya hingga terjatuh di kasur.“Kenapa alasanmu sangat bodoh? Kenapa pula kau mendatangi perempuan yang tidur dengan suamimu sendiri?” tanya Samuel dengan tangan kanan yang menahan kedua tangan Ivy di atas kepala, sedangkan tangan lainnya sudah menjelajah ke tiap lekuk tubuh Ivy.“Le—lepas!”Ivy mulai menangis. Kakinya menendang-nendang udara, berharap bisa menumbangkan Samuel.“Pergi dari sini! Pergi!” pekiknya, putus asa.“Kau tak perlu mengusirku. Kita bisa bersenang-senang di sini. Jangan mau kalah dengan suamimu.”“Sam! Jangan!”Wajah Samuel tenggelam dalam lehernya. Ivy sontak m
last updateLast Updated : 2024-08-24
Read more
Bab 7. Rahasia yang Tersingkap
Ivy mencengkram ujung selimut dengan gemetar. Noah berjalan semakin dekat dengan sabuk yang masih di tangan kanannya. Seketika bayangan saat ayahnya memukulinya dengan sabuk muncul di kepalanya.“No—ah... Noah... aku bersumpah... aku berani bersumpah bukan aku yang menggoda Sam. Dia yang hampir memperkosaku.” Ivy berusaha menjelaskan bersama gemetar tubuhnya.Namun, penjelasan itu tampak sia-sia karena bara di mata Noah tetap tak padam.“Selain murahan, kau juga pembohong ulung,” desis Noah.Ivy menggeleng. Wajahnya sudah basah dengan air mata. Pelecehan Sam sudah membuatnya ketakutan setengah mati, tapi kini ia harus berhadapan dengan Noah yang sedang kesetanan.“Aku tak berbohong. Aku—”Noah berseru nyaring, tak membiarkan Ivy menyempurnakan kalimatnya. “Diam. Aku muak dengar semua alasanmu.”“Noah....”Noah melempar sabuk di tangannya. Sesaat hal itu membuat Ivy merasa lega, tetapi napasnya tertahan ketika Noah mendekat dan mencengkram dagunya.Dari jarak sedekat ini, Ivy bisa meli
last updateLast Updated : 2024-08-26
Read more
Bab 8. Alasan Menikah
“Noah, aku memasak pasta kesukaanmu. Jangan lupa dimakan.”Ivy menatap Noah yang masih sibuk dengan berkas-berkas kerjanya. Noah sama sekali tak melirik padanya dan ia sudah biasa dengan hal itu. Maka, ia hanya meletakkan sepiring Fettuccine Alfredo dan jus anggur di meja seperti yang sudah-sudah.Sudah terhitung enam bulan sejak pernikahan mereka, tapi Noah tetap terasa jauh… bahkan semakin jauh darinya. Noah bahkan jarang sekali berbicara padanya sejak pulang dari bulan madu.“Sebenarnya apa salahku?”Dan setiap hari ia juga menanyakan hal yang sama. Semua perkataan Noah padanya terasa abu-abu dan membingungkan. Dia tak pernah berkata secara gamblang alasan yang sesungguhnya kenapa dia menikahinya.Ting! Tong!Suara bel yang ditekan berkali-kali membuat Ivy menuruni tangga dengan tergopoh. Saat di tangga terakhir, ia melihat Bi Wina sudah membuka pintu. Sosok Samuel langsung masuk dengan raut marah.Tubuh Ivy bergetar takut. Sontak ia segera berlari untuk bersembunyi di balik tiang
last updateLast Updated : 2024-08-27
Read more
Bab 9. Janda Perawan
“Aku akan menjadi janda… janda perawan.”Ivy tahu kalau pernikahannya akan berakhir, seperti yang dikatakan pria itu pada Samuel beberapa minggu lalu.Untuk itu, Ivy telah bersiap, memasukkan barang-barangnya ke koper... meski sampai detik ini belum ada kata talak dari Noah.Selama seminggu ini, Ivy tetap berusaha bersikap hangat meski sikap pria itu masih tak berubah. Setidaknya, ia ingin menjadi istri yang baik sebelum perceraian mereka.Setelah bercerai nanti, ia berencana untuk pergi keluar kota dan hidup sendiri karena ia pasti akan mati jika kembali ke rumah ayahnya.Suara panggilan telepon membuat Ivy meletakkan kembali pigura foto pernikahan yang akan ia masukkan dalam koper. Senyumnya terulas lebar saat mendapati nama adiknya di layar ponsel.“Halo, Clara? Ada apa?” Ivy menyapa dengan ramah. Sangat jarang Clara menghubunginya karena sibuk kuliah, sehingga ia bahagia apabila ada waktu untuk bercengkrama dengannya.“Kak, aku di depan rumahmu.”Senyuman Ivy menghilang saat mende
last updateLast Updated : 2024-08-28
Read more
Bab 10. Kehidupan Peretas
“Hahaha! Apa maksudmu? Mana mungkin aku tahu menahu tentang kejatuhan perusahaan Ayah? Data-data itu di komputerku saat aku ingin menganalisis apa yang terjadi setelah ada yang meretas dokumen perusahaannya.”Ivy berusaha menutupi ketegangannya dengan tertawa. Berharap alasan yang ia berikan pada Clara membuat adiknya itu percaya, tetapi bibirnya menjadi kaku saat melihat Clara tak bereaksi apa-apa.“Kau tahu kalau aku sangat mengenalmu. Aku tahu di saat kau sedang berbohong atau tidak,” celetuk Clara.Ivy menelan salivanya dengan susah payah. Clara memang tak melakukan apapun, tetapi ucapannya sudah mencekik tenggorokannya sekuat tenaga.“Aku tidak tahu kenapa kau menyembunyikan sesuatu dariku… mungkin karena kau tak percaya padaku. Tidak apa-apa… mungkin salahku yang tak bisa membuatmu percaya.”Clara menunduk lesu. Ia menatap Ivy yang kini menatapnya dengan kebingungan.“Tidak… Clara… bukan seperti itu. Aku selalu percaya padamu,” yakin Ivy sambil menggenggam kedua tangan Clara. Na
last updateLast Updated : 2024-08-29
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status