Terjebak di Ranjang Panas Tuan Gama

Terjebak di Ranjang Panas Tuan Gama

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-18
Oleh:   Nona Ekha  Baru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
68Bab
4.0KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

"Aku bakal beri kamu uang, berapa pun yang kamu minta pasti aku kasih. Tapi ...." Gama menghela napas berat. "Anda tidak perlu merasa bersalah, Pak. Saya sudah memaafkan Anda, meskipun itu hal berat. Saya tahu kalau Anda melakukannya tidak sadar, apalagi pengaruh alkohol, tapi kalau Anda mau kasih saya uang sebagai bentuk tanggung jawab, saya bakal terima karena saya memang sedang butuh." Bunga salah paham. Wanita itu pikir Gama merasa bersalah karena sudah merenggut keperawanannya, dan sebagai tanggung jawabnya pria itu memberikan sejumlah uang, nyatanya Gama malah menginginkan Bunga sebagai simpanannya. Lalu, apa Bunga akan menerimanya begitu saja sedangkan pria itu saja sudah memiliki istri yang sangat seksi? Atau bahkan menolaknya?

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

Malam Memilukan

"Kamu bentar lagi gajihan, kan? Adek kamu mau lulus, Ibu minta uang ya buat bayar kelulusan sama buat bayar biaya pendaftaran."Bunga menatap koper di depan lemari dengan senyum miris. Awalnya dia berencana untuk mengundurkan diri. Namun, mendengar keluh kesah ibunya dia jadi ragu apakah keluar dari pekerjaan ini keputusan yang tepat?Ya, Bunga memutuskan untuk berhenti karena melihat kondisinya sudah tidak aman. Majikannya itu sering kali bertengkar, entah apa penyebabnya. Itulah yang membuat Bunga tidak nyaman untuk melanjutkan bekerja di sini, karena menurut Bunga, mentalnya juga ikut-ikutan terganggu karena terlalu sering mendengar teriakan, umpatan kasar, dan juga barang pecah.Bisa-bisa nanti dirinya ikut terkena akibat dari pertengkaran sang majikan."Kok diam? Kamu nggak mau bantu Ibu ya, Bunga?” Ibunya kembali berkata. “Terus kalau bukan kamu siapa lagi yang bakal Ibu andalkan? Ayah kamu baru aja dipecat. Katanya pengurangan karyawan karena bentar lagi proyeknya udah selesai....

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
68 Bab
Malam Memilukan
"Kamu bentar lagi gajihan, kan? Adek kamu mau lulus, Ibu minta uang ya buat bayar kelulusan sama buat bayar biaya pendaftaran."Bunga menatap koper di depan lemari dengan senyum miris. Awalnya dia berencana untuk mengundurkan diri. Namun, mendengar keluh kesah ibunya dia jadi ragu apakah keluar dari pekerjaan ini keputusan yang tepat?Ya, Bunga memutuskan untuk berhenti karena melihat kondisinya sudah tidak aman. Majikannya itu sering kali bertengkar, entah apa penyebabnya. Itulah yang membuat Bunga tidak nyaman untuk melanjutkan bekerja di sini, karena menurut Bunga, mentalnya juga ikut-ikutan terganggu karena terlalu sering mendengar teriakan, umpatan kasar, dan juga barang pecah.Bisa-bisa nanti dirinya ikut terkena akibat dari pertengkaran sang majikan."Kok diam? Kamu nggak mau bantu Ibu ya, Bunga?” Ibunya kembali berkata. “Terus kalau bukan kamu siapa lagi yang bakal Ibu andalkan? Ayah kamu baru aja dipecat. Katanya pengurangan karyawan karena bentar lagi proyeknya udah selesai.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-12
Baca selengkapnya
Tawaran Kompensasi
Di hari berikutnya, Bunga berusaha bekerja seperti biasanya. Ia sama sekali tidak mempertanyakan kenapa majikan wanitanya, Sofia, keluar dari kamar tidur tamu dan kapan wanita itu pulang semalam.Yang jelas, ia bersyukur Sofia tidak memergokinya keluar dari kamar utama. Mengingat kejadian semalam membuat hati Bunga kembali sakit. Apalagi pagi ini, ibunya kembali menelepon."Ya Tuhan! Aku belum ada uang, Bu. Nanti kalau udah gajian pasti aku bakal kasih uangnya ke Ibu."Bunga terdengar frustrasi karena didesak seperti ini. Seakan masalah ini datang padanya bertubi-tubi.Kemarin ibunya meminta uang tiga juta, yang mana adalah nominal hampir seluruh gajinya. Lalu, saat awal menelepon tadi, nominal uangnya mendadak bertambah menjadi lima juta.Makin lama bicara, nominal yang diminta sang ibu makin tidak masuk akal.Baru kemudian, ibu Bunga jujur kalau dia baru saja mendapatkan tagihan dari aplikasi pinjol dan memerlukan sepuluh juta."Ibu dari tadi diteror terus sama tukang panci itu, Bu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-12
Baca selengkapnya
Terjebak Penawaran
Ucapan Gama mengejutkan Bunga. Mata wanita itu membola tidak percaya.Apakah pemikiran orang kaya memang seperti ini? Tidak bisa diprediksi, egois, dan menyakitkan hati?Bunga tidak langsung menjawab. Ia kembali menunduk, lalu dengan suara pelan berucap, “Mohon maaf, Tuan. Saya harus membersihkan kamar tamu sesuai instruksi Nyonya Sofia tadi. Permisi.”Bohong. Ia sudah melakukan tugas itu tadi. Namun, Bunga memang harus pergi dari hadapan Gama secepatnya sebelum ia menangis di tempat.***"Maaf, bukannya aku nggak mau bantu kamu, tapi kamu tahu sendiri perjanjian sebelum kerja di sini, kan?”Bunga menunduk dalam-dalam saat Sofia berkata demikian. Ia baru saja memberanikan diri dan menyempatkan untuk berbicara dengan Sofia soal pinjaman gaji, lantaran ibunya terus menerus menelepon dan mengiriminya pesan.Oleh karena itu, saat sekiranya suasana hati Sofia tampak cukup baik, Bunga mengutarakan maksudnya.Hanya untuk mendapatkan penolakan. “Aku sudah bilang di awal kalau aku akan menaik
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-12
Baca selengkapnya
Peristiwa yang Terulang
"Mu--mungkin Anda salah paham, Pak.” Bunga buru-buru berkata. Suaranya pelan. “Maksud saya, bukankah waktu itu Anda menawarkan sejumlah uang sebagai bentuk tanggung jawab? Saya mengiakan tentang itu, bukan yang lain." Gama tertawa pelan, membuat Bunga langsung mendongak."Justru kamulah yang salah paham, Bunga.” Pria itu berujar. “Dari awal aku memang menawarkan jadi simpananku. Mungkin kamu sedang banyak pikiran, makanya tidak fokus. Bukan, begitu?"Bunga menggeleng. Tidak. Ia memang sedang banyak pikiran, tapi tidak mungkin Bunga salah paham soal ini."Kalau begitu, saya menolak, Pak.” Bunga berusaha berkata dengan tegas, sekalipun ia terintimidasi oleh majikannya. “Bukannya Anda sudah punya istri? Kenapa harus menawarkan hal gila pada saya? Apa satu perempuan tidak cukup untuk Anda?"Hening. Baru kemudian Bunga menyadari kalau dia kelepasan bicara.Ekspresi Gama tampak gelap saat ia berkata, "Kalau kamu tidak tahu tentang kehidupanku, sebaiknya kamu tutup mulut."Bunga langsung m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-19
Baca selengkapnya
Diterima atau Ditolak?
"Kenapa wajahmu tampak pucat begitu, Bunga? Apa terjadi sesuatu?" tanya Sofia penasaran.Bunga buru-buru menetralkan wajahnya. Meskipun dalam hati, ia ingin menangis."E--enggak kok, Bu.” Bunga menjawab. “Enggak ada."Namun, Sofia tampaknya tidak percaya."Memangnya pesan dari siapa?" tanya majikannya itu lagi.Baru kali ini Sofia kepo dengan permasalahan orang lain. Biasanya dia tampak cuek. Terlalu malas ikut campur kehidupan orang. Akan tetapi, entah kenapa untuk kali ini berbeda.'Dari suami Anda yang gila itu,' jawab Bunga. Namun, ia hanya berani menjawab dalam hati.Bisa-bisa nasibnya tamat kalau majikan perempuannya ini tahu.Pada akhirnya, Bunga hanya menyahut, "Biasa, Bu. Pesan dari Ibu saya."Sofia tampak manggut-manggut. "Dia minta uang lagi ke kamu?"Bunga tidak langsung menjawab, sehingga Sofia melanjutkan, "Kemarin kamu nekat pinjam uang juga pasti karena ibumu, kan?"Bunga tanpa sadar mengangguk. "Benar, Bu."Sofia menghela napas berat. "Jadi ini yang membuatmu berdiri
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-22
Baca selengkapnya
Beginikah Rasanya Kerja di Kota?
“Oh, jangan lupa satu hal, aku juga akan mengirimkan video ini pada keluargamu. Bagaimana?"Kalimat itu mengejutkan Bunga.“Anda gila!”“Perlu kamu tahu, aku bukan orang yang sabar, Bunga.” Gama berucap. “Aku mau dengar keputusanmu sekarang.”Bunga menggigit bibirnya, lalu memijit pelipis. Kalau sudah membawa-bawa keluarga, dia pening luar biasa. Bisa-bisanya Gama bertindak di luar batas hanya karena ... menginginkan tubuhnya?"Saya mau jadi simpanan Anda, Pak," ucap Bunga, teringat pada obrolannya dengan Sofia tadi. “Saya–”"Oke, kalau begitu aku kirim videonya sekarang." Nada bicara Gama begitu tenang namun kata-katanya menyiratkan penuh ancaman.“Pak!”Hening. Bunga menutup matanya, lalu menarik napas dalam-dalam. Awalnya, napasnya sempat tersendat karena perasaan sesak di dadanya, tapi perlahan ritmenya mulai teratur.“Baiklah.” Bunga akhirnya berbisik."Baik bagaimana? Kamu terima tawaranku atau menolaknya?""Saya menerimanya."Di seberang saluran telepon, Gama tersenyum penuh
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-06
Baca selengkapnya
Jadi Seperti Ini Pekerjaanmu?
"Maaf, Bu, saya terlambat pulang."Bunga hanya bisa menunduk saat ia masuk ke dalam kediaman majikannya dan langsung mendapatkan tatapan tajam dari Sofia."Bukannya aku sudah bilang kalau jangan sampai telat? Lihatlah, bahkan suamiku pulang lebih dulu!” Sofia menunjuk ke arah Gama, yang saat ini sedang fokus pada tabletnya.Suara Sofia begitu rendah namun penuh penekanan."Saya minta maaf, Bu, saya janji tidak akan mengulangi lagi." Lagi dan lagi Bunga hanya bisa meminta maaf. Memangnya apa lagi yang bisa dia lakukan?"Kali ini aku kecewa sama kamu, dan sebagai balasannya gaji kamu aku potong!" Sofia berucap. “Bisa-bisanya kamu justru enak-enakan pacaran dan malah mengabaikan pesanku.”Bunga tercekat. Apa tadi Sofia mengikuti gerak-geriknya secara diam-diam? Kenapa majikannya berucap demikian?Bunga pun menimbulkan gelagat aneh."Itu ada tanda merah di leher kamu, makanya aku bicara seperti itu," sahut Sofia ketus.Bunga langsung menutupi leher menggunakan kedua tangannya. Aish! Rupa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-07
Baca selengkapnya
Kisah yang Sama
“Kita bisa melakukannya di rumah.”Mata Bunga melotot. Yang benar saja? Kalau sampai hal itu terjadi, jelas saja mereka ketahuan."Jangan!" sergah Bunga, membuat Gama menghela napas."Seperti yang sudah kita sepakati, ikuti saja aturanku, tugasmu hanya menurut."Gama memakai jasnya kembali, sepertinya pria itu ingin lanjut bekerja."Pulanglah, aku tidak ingin Sofia mengomel lagi seperti kemarin.""Baik." Bunga bersiap pergi tapi kembali dipanggil oleh Gama."Tunggu, ini untukmu. Kalau kamu membutuhkan sesuatu pakailah, kodenya nanti aku kirim lewat ponsel," ujar Gama seraya menyodorkan black card pada Bunga.Bunga tercengang, untuk apa Gama melakukannya? Bukankah ini tidak ada di dalam perjanjian mereka?"Untuk apa, Pak? Bukankah Anda--""Pak lagi?""Maaf." Bunga kembali menunduk."Panggil namaku kalau kita sedang berdua, dan bicaralah dengan nada santai."'Bagaimana bisa, sedangkan Anda saja saat ini majikan saya,' gerutu Bunga dalam hati."I-iya. Untuk Apa Anda--maksudnya buat apa k
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-08
Baca selengkapnya
Kamu yang Pegang Kendali
"Saya turun di sini saja, Pak, takutnya nanti Bu Sofia--""Pak, ya?" sela Gama sambil manggut-manggut."Maaf, maksudnya ... turunkan aku di sini aja biar nanti Bu Sofia nggak curiga," pinta Bunga.Namun, sepertinya tak didengar oleh Gama. Bukannya menurunkan, Gama malah menambah kecepatan.Dan yang ditakutkan Bunga pun akhirnya terjadi, setelah mobil itu sudah berhenti di pelataran rumah, Sofia terlihat berdiri di pintu utama, seperti tengah menunggu seseorang.Siapa? Dirinya? Tidak mungkin, sudah pasti yang ditunggu adalah Gama, suaminya."Turun!" perintah Gama."Tapi ... ada Bu Sofia, bagaimana kalau nanti--""Justru kalau kamu lama keluar yang ada dia semakin curiga. Kalau aku sih nggak masalah."Mendengar Gama berbicara seperti itu, Bunga pun langsung keluar dari mobil dengan buru-buru."Sore, Bu," sapa Bunga dengan pelan."Kenapa kamu bisa bareng sama suamiku?" tanya Sofia tanpa basa-basi. Tatapannya terasa aneh, seperti tengah mencurigai sesuatu."Itu ... tadi saya tidak sengaja
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-09
Baca selengkapnya
Bagaimana Kalau Kamu Hamil?
"Akhir-akhir ini kamu sering banget izin keluar rumah, kenapa?" "Ada yang harus saya cari, Bu. Kebetulan ada barang yang harus saya beli," dusta Bunga."Sesering itu? Kali ini kamu minta izin untuk apa lagi? Alasan keperluan kamu habis lagi?"Bunga meremas kedua tangannya seraya menggeleng. "Bukan, Bu. Teman saya mengajak ketemu."Untuk kali ini Bunga jujur, dia meminta izin keluar karena memang Ayu meminta bertemu, bukan karena Gama."Teman atau pacar?" sindir Sofia. "Bukannya waktu itu kamu juga pernah izin terus pulangnya ada cupang di leher kamu?"Ditatap begitu rendah oleh Sofia membuat perasaannya sedih, tapi dia juga tidak bisa mengelak karena ucapan majikannya memang benar."Teman, Bu."Sofia tampak manggut-manggut. "Lagian aku nggak peduli juga sih kamu mau ke mana. Ingat ya pulang tepat waktu, kamu itu harus sadar diri, di sini kamu itu cuma pembantu, jadi nggak boleh pulang pergi seenaknya.""Baik, Bu. Saya janji tidak akan pulang terlambat."Bunga menatap kepergian Sofia
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-10
Baca selengkapnya
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status