Dipaksa menggugurkan bayi di kandungan adalah perintah terburuk dari suaminya untuk Karissa. Selama 3 tahun dia berusaha mengambil hati Damian Morgan, seorang pria yang di luar dikenal sebagai pengusaha sukses dan dermawan. Nyatanya, Damian tidak pernah bisa memposisikan diri layaknya suami. Damian hanya pulang saat kebutuhan biologisnya ingin dipuaskan. Sikap dingin dan tak peduli juga selalu Karissa dapatkan. Jika bukan cinta dan balas budi, perempuan itu sudah meninggalkan Damian sejak lama.
View More“Kenapa kalian jahat padaku?” cicit Karissa menahan rasa sesak yang makin menghimpit dadanya.Luciano?Jadi pria yang selama ini dia benci dan dia cari adalah suaminya sendiri? Sosok bertangan dingin yang suka sekali membunuh, bahkan terakhir kali melukai Shiena dan Ben.“Apa kalian senang mempermainkanku?” tanyanya penuh dengan kekecewaan.Damian menggeleng. Dia hendak mengusap pipi Karissa yang mulai basah karena air mata, tapi langsung ditepis oleh wanita itu.“Dan ini alasan kamu tidak mau membawaku ke rumah sakit? Karena memang kamu bukan ayah dari bayiku?”“Aku tidak sekejam itu, Karissa. Justru aku datang ingin membawamu pergi jauh dari Luciano. Aku bisa menerima anakmu, lalu kita hidup bersama seperti apa yang dulu kita rencanakan.”Mata Karissa memejam sambil menekan perut bawahnya yang makin terasa nyeri.“Karissa, ini minum dulu. Mungkin bisa membuat perutmu lebih enak.” Rosetta cepat-cepat menghampiri membawa rebusan air jahe dan bahan herbal yang buru-buru dia buat.Damian
Mata Luciano terbuka perlahan. Dan apa yang terucap di mulutnya adalah, “Karissa ....”“Tuan!”Wajah lelah Sergio akhirnya berbinar setelah melihat bosnya siuman. Segera pria itu memanggil dokter dan membiarkan Luciano diperiksa sebentar, untuk memastikan kalau kondisi pria ini memang membaik.Baru juga dokter dan satu perawat keluar, Luciano sudah berusaha untuk mengangkat tubuhnya.“Argh ....”“Jangan banyak bergerak dulu, Tuan! Anda baru saja melewati masa kritis!” Sergio menahan lengan Luciano.Ya, pria itu menyerah untuk sementara. Dia kembali memejam lemah untuk mengendalikan rasa nyeri luar biasa di punggung sampai dada saat mencoba bergerak.“Mana Karissa?” tanyanya lirih, tapi masih mampu Sergio dengar.“Nyonya Rosetta sedang membujuk supaya Tuan Damian bisa mengembalikan Nyonya Karissa pada tuan.”Luciano menarik napasnya dalam-dalam. Setelah hari itu, dia tak ingat apapun. Karena faktanya panah beracun itu sangat mematikan. Kalau saja Hector terlambat menyelamatkan, bisa-bis
“Kembar?”Karissa terpaku melihat foto di figura yang tersimpan di dalam laci ruang tamu. Sepasang orang tua dan sepasang anak kembar.“Apa ini Damian?” Meski umur anak itu mungkin di bawah 10 tahun, tapi garis wajah si kembar itu bisa Karissa tebak.Dia melihat lebih dalam lagi. Satu memiliki iris mata biru dan tersenyum hangat. Sedangkan satunya bermata hitam, tajam dan dingin.“Dia suamiku.” Meski kembar identik, Karissa sudah bisa melihat perbedaannya. “Dia lebih tampan.” Dalam keterkejutan pun wanita ini sempat tersenyum tipis.Diusap wajah Luciano, membuat rasa rindu pada pria itu muncul begitu saja. Seandainya suaminya ada di sini, pasti dia sudah dirawat dengan baik. Walaupun galak dan dingin, tapi pria itu selalu diam-diam menjaganya. Di saat begini Karissa jadi bisa merasakan ketulusan itu.“Dan apakah benar kata Jacob, kalau suamiku benar mencintaiku?”“Tapi –“ Karissa terdiam sejenak. “Mana Damian yang benar?” Damian yang dulu mencintainya dan Damian yang sekarang jadi suam
Karissa menahan napas ketika melihat punggung pria yang nyaris masuk ke kamar mandi.“Damian!” panggil Karissa.Pria itu pun berbalik. “Aku akan membersihkan lantai. Tunggu sebentar, okay?” suaranya kembali lembut tidak emosi seperti sebelumnya.Setelah pintu kamar mandi tertutup, Karissa masih diam membeku.“Damian? Dia Damian?”Tubuh pria itu bersih.Tak ada luka. Tak ada tato. Hanya dada bidang dan kulit yang terlalu sempurna untuk seorang pria yang keras hidupnya.“S-Siapa dia?” Mata Karissa bergerak bingung. Tangannya meremas sprei sambil mencoba untuk berpikir. Tubuh itu bukan tubuh suaminya, tapi cerita masa lalu yang Damian ucapkan itu memang benar.Beberapa menit berlalu dan dia tidak bisa menemukan jawaban apapun. Yang ada justru perut Karissa terasa kencang dan nyeri. Seperti ditarik dari dalam. Tangannya refleks memegang perutnya, mengernyit kesakitan.***“Tuan Luciano dikepung dan Nyonya Karissa dibawa pergi oleh Tuan Damian,” lapor Sergio pada Hector melalui sambungan t
Lelaki itu menatap Karissa dengan senyum lembut. Senyum yang terasa asing, ah bukan menyebalkan. Justru ini terlalu manis.Luciano tidak pernah tersenyum seperti ini, kecuali saat bercinta. Itu pun senyuman nakal, penuh hasrat, dan dominan.“Kau sedang mengingat ciuman pertama kita?” Damian mengangkat tangan kanan untuk mengusap pipi Karissa dengan jemarinya.Wanita itu reflek meremas sisi bajunya. Sentuhan Damian kenapa membuatnya merinding. Biasanya sentuhan suaminya membuatnya panas dingin.“Di bawah pohon oak, tepi danau. Setelah kamu resmi menjadi kekasihku. Kamu lah yang pertama meminta ijin untuk menciumku.” Damian terkekeh ringan ingat hal indah itu.“Kau ingat?” Mata Karissa bergerak bingung.Selama ini suaminya mengatakan hilang ingatan sebagian pasca kecelakaan. Itu sebabnya tidak ada masa lalu yang diingat.“Sangat ingat.” Kini jemari Damian serta tatapannya beralih ke bibir ranum Karissa. “Ciuman semanis madu, mana mungkin aku lupa.”Karissa menahan napas ketika jemari itu
“KARISSA!”Napas Luciano terengah-engah, berdiri di ambang pintu sambil memegang lengan bekas satu tembakan dari musuh di belakang.Saat dia baru bergerak selangkah –SLEB!Satu panah menancap di punggungnya. Karena belum tumbang, panah kedua kembali menusuk di area yang sama.Luciano terduduk dengan lutut menyangga tubuhnya. Dari balik semak yang menjulang tinggi, dia bisa melihat Karissa yang sempat menoleh ke arahnya. Sebelum akhirnya Damian membawa pergi lebih jauh lagi, tak terlihat.“K-Karissa ....” Dengan sisa tenaga, Luciano mencoba untuk berdiri. Tangannya menepal di atas satu lutut supaya tubuhnya terangkat. Matanya memerah dan basah, giginya pun menggertak menahan rasa sakit luar biasa dari punggung yang menjalar ke seluruh sendi tubuhnya.Itu bukan panah biasa. Benda yang menancap itu beracun, melumpuhkan kekuatan yang seharusnya masih ada.Dan akhirnya, Luciano kembali bersimpuh lemah.“Hahahahahaha!”Suara tawa Jacob menggema di lorong. Rasanya puas sekali melihat musuhny
Suara ledakan pertama yang menghantam gerbang tebal markas Luther membuat Jacob tersenyum licik. Dia mengangkat gelas berisi wine kemudian berjalan ke jendela kaca ruangannya di lantai tiga.“Benar dugaanku, dia terlalu mencintai istrinya sampai bertindak brutal tanpa tawar menawar,” ujarnya lalu menelan satu tegukan minuman beralkohol itu.Dua pengawal yang ada di ruangan pun ikut menyeringai.Musuh masuk perangkap!“Bagaimana pergerakan Damian?” Jacob bertanya tanpa menoleh ke belakang.“Tuan Damian sudah masuk ke penjara bawah tanah,” jawab salah satu diantara mereka.Di sana Jacob masih menonton aksi Luciano yang membawa puluhan anak buah untuk bisa menerobos masuk melawan penjaga.“Kabarnya, Tuan Damian masih di dalam. Belum sempat membawa tahanan,” ujar penjaga lagi.Jacob menarik napas panjang lalu membuangnya tenang. “Belum sempat kabur pun tak masalah. Aku justru senang melihat perang saudara. Aku jadi tidak perlu susah payah membunuh mereka, karena mereka sendiri yang akan sa
“Kau bisa membawanya setelah Luciano masuk ke perangkap.” Jacob mendorong botol obat penggugur kandungan itu pada Damian.“Masuklah selayaknya Luciano yang menyusup dan melawan penjaga di sana. Pastikan wanita itu meminum obatnya sebelum pergi. Aku ingin Luciano menderita sebelum ajal menjemput,” lanjutnya.Damian mengepal melihat botol di sana. Harusnya dia tega-tega saja, kan? Namun, kenapa tiba-tiba hatinya berat. Apalagi kandungan Karissa sudah besar begitu.“Bukankah itu terlalu menunda waktu? Ingat, bergerakan Luciano cukup cepat,” jawab Damian.Jacob menyeringai sambil memiringkan kepalanya. “Dan kau kira aku sepercaya itu padamu, Damian Morgan Wilbert?”Pria itu lalu berdiri, meraih belati di atas meja. “Aku sedang tidak melakukan penawaran. Aku hanya memberimu kesempatan menyelamatkan wanita yang kau cintai.”Setelahnya Jacob pergi membiarkan Damian berpikir. Baginya, dengan ataupun tanpa pergerakan Damian, itu tak berpengaruh pada rencana utama Jacob. Yaitu membawa Luciano m
“Istrimu sangat bodoh. Aku membiarkannya kabur dari kamar dengan mudah, supaya dia juga lancar menyerahkan diri ke maut.”Sebab, kalau musuh sengaja masuk ke area mansion tentu sangat tidak mungkin.Sang mata-mata itu sudah lima jam mendapat siksaan di ruang bawah tanah. Kedua tangannya diborgol ke kursi besi, tubuhnya dipenuhi luka pukulan dari para penjaga. Darah juga sudah mengalir dari pelipis dan sudut bibit. Bukannya takut, dia justru membalas tatapan Luciano dengan sorot mengejek.Sang mafia itu berdiri di depan mata-mata tersebut. Terlihat tenang, tapi mematikan.“Jacob,” tebak Luciano melihat ada logo Klan Luther di bahu musuh karena kemeja yang tersingkap.Elman mendengus, kemudian terkekeh pelan. Ia menyingkap bagian atas bajunya, memperlihatkan tato kepala serigala di dada. Logo klan Luther."Kau bisa bunuh aku sekarang, aku tidak peduli. Tapi kau tidak akan pernah bisa menebus keterlambatanmu, Tuan Luciano. Hahahaha!"Mata-mata itu dikirim ke mansion tentu bersiap akan ma
“Panties? Punya siapa?”Istri mana yang tidak terkejut melihat pakaian dalam wanita entah milik siapa, tergeletak begitu menjijikkan di lantai kamarnya.“Damian?” Nama suaminya lah yang terlintas di kepala. Siapa lagi yang tidur di kamar ini selain mereka berdua.Karissa Asterin adalah dokter muda yang sibuk dengan jadwal praktek di rumah sakit semalaman. Pagi ini dia pulang berharap bisa segera membersikan diri dan menyiapkan sarapan untuk Damian, sebelum suaminya itu berangkat bekerja. Namun, dia sudah dibuat syok begitu membuka pintu kamar.Bukan hanya pakaian dalam wanita berenda warna merah. Karissa juga bisa melihat jelas keadaan ranjangnya yang berantakan, selimut tergulung sembarangan, bantal jatuh ke lantai, terlebih di atas bantal putih itu ada bekas lipstik yang menempel. Lipstik itu jelas bukan miliknya. Warnanya terlalu terang. Karissa tidak pernah memakai warna seperti ini, bahkan di acara-acara formal sekalipun.“D-Dia tidur dengan wanita lain?”Mata Karissa mengerjap c...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments