Share

Bab 3 - Meminta Cerai

Penulis: Ute Glider
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-03 15:04:55

Sudah hampir satu minggu menghilang dari hadapan Karissa. Mobil Rolls-Royce Phamtom berwarna Hitam Metalik dengan ukiran serigala hitam khusus di bagian depan, akhirnya memasuki gerbang yang berdiri tinggi dan kokoh itu.

Damian menandatangani kertas dengan nama Luciano King Wilbert di sana. Lalu dia berikan pada Emma, asistennya yang duduk di samping.

“Katakan pada Tuan Axton, meeting besok ditunda,” ucap Damian.

Emma menoleh bingung. “Tapi, Tuan. Bukannya besok –“

“Aku ada urusan.” Damian langsung keluar begitu anak buah di luar membukakan pintu mobil.

“Siapkan makan siang,” titah pria bertubuh tinggi kekar kepada Martha seraya melangkah masuk ke mansion yang jarang dia tempati itu. Bila dihitung, paling banyak 10 hari dalam satu bulan Damian tidur di bangunan megah ini. Selebihnya pria itu mengurus bisnis di berbagai tempat.

Dua pelayan yang berdiri di depan pintu pun membungkuk patuh. “Baik, Tuan!”

Bukan hanya pelayan, Emma pun ikut mengurus makan siang Damian. Dia ke dapur, menghangatkan makanan. Saat dia hendak menyeduh teh ramuan untuk Damian, Emma tidak menemukannya.

“Minuman Tuan Damian mana?” tanya Emma melihat isi dalam wadah tradisional berwarna coklat tanah liat, kosong.

Teh itu memang sengaja Karissa ramu untuk menjaga stamina Damian, dan ternyata suaminya suka. Jadi setiap kali Damian memberi kabar akan pulang, Karissa selalu menyiapkannya.

“Nyonya Karissa tidak membuatkannya lagi. Tapi di lemari pendingin masih ada beberapa daun yang perlu diracik,” ucap Martha yang nampak tidak suka pada Emma.

Emma berusaha mencari di internet cara menyeduh teh tersebut. Setelah dirasa warnanya persis seperti yang biasa Karissa buatkan, dia pun membawa bersama dengan makanan yang sudah dihangatkan.

“Silahkan, Tuan. Sejak pagi Anda belum makan.”

Suara Emma membuat pandangan Damian yang semula fokus pada ponselnya jadi terangkat. Dahinya berkerut tajam mencari seseorang yang seharusnya menyiapkan makanan untuknya. Setau dia siang ini bukan jadwal praktek Karissa di rumah sakit.

“Mana Karissa? Kenapa justru kamu yang ada di sini?”

Karena Emma tak bisa menjawab, dia pun menoleh pada pelayan lain.

“Anda lupa, Tuan? Nyonya Karissa sejak tiga hari lalu pergi ke rumah orang tuanya,” jawab Martha mengingatkan kalau dia sempat memberi kabar soal kepergian Karissa.

Dengan garis rahang yang mulai mengetat dan atmosfer ruangan ikut menegang, Damian segera mengecek room chat Karissa. Ya, tidak ada pesan apapun selama beberapa hari kecuali dua panggilan tak terjawab yang waktu itu dia abaikan. Padahal biasanya istrinya sangat cerewet mengingatkannya makan dan menanyakan kapan pulang.

Derit kursi terdengar ketika Damian tiba-tiba berdiri.

“Tuan, sebaiknya Anda mengisi perut lebih dulu. Lalu ramuan ini juga supaya kondisi Anda tetap baik.” Emma yang lebih dari 7x24 jam bersama Damian tentu paham kalau tuannya sedang lelah dan lapar.

Damian menatap tajam Emma dan Martha yang berdiri bersebelahan, membuat keduanya reflek menunduk tak berani menatap sorot menusuk itu.

Dilihatnya cangkir berisi teh hangat. Damian mengangkat gelas itu, sayangnya dari aromanya saja tidak pas dengan ramuan yang biasa Karissa buatkan.

“Singkirkan semuanya.” Dia meletakkan kasar cangkir itu di meja sampai semua isi tumpah, kemudian berbalik pergi.

Saat melewati empat anak buah yang berjaga di depan ruangan, Damian segera memberi perintah tanpa menghentikan langkahnya.

“Bawa Karissa ke hadapanku sebelum petang. Atau kepala kalian yang aku ledakkan!”

***

Sekitar 3 jam berlalu, Karissa sampai di mansion. Dipastikan Tony yang selama beberapa hari ini mengawal majikannya di rumah Vincent, membawa mobil super ngebut jadi bisa sampai lebih cepat dari perkiraan.

“Mana Damian?” Wajah Karissa terlihat sangat kesal setelah Martha menyambutnya di depan pintu.

Saat dia sedang menemani ayahnya yang belum benar-benar sembuh, Damian justru memaksanya pulang dengan mengancam akan memberi hukuman tembak pada Tony. Parahnya lagi, bukan Damian sendiri yang menjemput.

“Tuan ada di lantai dua, Nyonya,” jawab Martha.

Saat hendak masuk ke dalam lift, Karissa sempat melihat Emma yang sedang berjalan ke arah ruang baca. Ah, Karissa tak peduli dengan asisten itu. Dia sudah ingin menjumpai Damian lalu menjambak pria itu bila perlu.

Bunyi lift menyentak lamunan Karissa. Dia meremas sisi gaun maroonnya lalu menarik nafas dalam-dalam.

"Damian!" panggilnya keras begitu sampai di ruang terbuka lantai dua.

Damian mengangkat pandangan dari senjata api yang sedang dia bersihkan. Pria itu selalu segar dan rupawan seperti biasa. Apalagi kalau berdiri terlihat sekali tubuh tinggi kekarnya sangat mempesona. Ya, biasanya Karissa terpesona dengan sosok yang dia cintai itu. Namun, tidak kali ini. Bahkan sepertinya dia rela melepas Damian sekarang juga.

"Apa maksudmu memaksaku pulang? Aku bukan sedang pergi bermain, Damian! Aku masih ingin merawat ayahku!”

Damian hanya menatap datar wanita yang berdiri dengan bersungut-sungut. Wajah Karissa putih seperti porselen. Memiliki bentuk kecil tapi seksi, cantik juga lembut seperti putri kerajaan yang selalu dirawat dan dijaga.

Biasanya Karissa akan menatapnya penuh damba dan selalu menurut. Namun, kali ini akhirnya Damian melihat istrinya itu begitu emosi. Lalu, apa dia peduli? Tidak! Damian bahkan kembali menunduk guna membersikan senjata api memakai kain kecil lalu meniupnya.

"Pergi ke dapur, lakukan tugasmu,” ucap lelaki itu tanpa menatap.

Karissa terkekeh pilu. "Aku bukan pelayanmu!”

“Kamu istriku, jadi lakukan tugasmu.”

“Tsh!” Karissa tersenyum miring. “Mana ada suami yang meminta istri sahnya menggugurkan kandungan?” Senyuman itu memudar, berganti dengan tatapan jijik. “Kecuali kamu sudah memiliki anak dari wanita lain. Jadi tidak lagi menginginkan anak dariku.”

Damian hanya berhenti mengusap senjatanya, tapi berapa detik setelahnya belum juga merespo. Pria itu kini membuka laci kemudian meletakkan senjata di dalam.

“Diam? Jadi benar kamu sudah berselingkuh?” Mata Karissa mulai memerah ingin menangis karena teringat dengan pengkhianatan yang Damian lakukan. “Benar kamu sudah memiliki anak dengannya?”

“Kalau memang benar, kamu sungguh murahan! Mengobral hasratmu dengan wanita selain istri sendiri!”

Kali ini ucapan Karissa berhasil memancing serigala di dada Damian. Rahang pria itu mengeras, pun matanya yang menajam seperti seekor Elang yang baru menemukan mangsanya. "Mulutmu makin lancang sekarang. Kau lupa siapa aku?"

Karissa mengangkat dagunya tinggi. Rasa sakit akibat perlakuan suaminya serta luka batin yang semakin hari semakin menumpuk membuatnya berani berbicara.

"Siapa peduli? Kau saja tidak memiliki hati untuk menyambut anak kita di rahimku. Lalu dengan enaknya bercinta di kamar yang biasa kita tiduri. Orang sekeji dirimu apa masih harus aku hormati?”

Cukup dengan dua langkah lebar Damian sudah bisa membuatnya mencengkeram rahang Karissa. "Hati-hati dengan ucapanmu, Karissa!"

Mata Karissa memejam merasakan sakit di rahang kecilnya. Berbanding terbalik dengan tangan Damian yang lebih besar dan kuat. "Aku sudah cukup sabar selama ini.”

Jemari-jemari panjang dan kekar itu makin mengeras. Damian tidak suka kalau Karissa menentang seperti ini.

Wanita itu pun kembali membuka matanya usai memantapkan keputusan. “Jadi, kali ini aku menyerah. Aku akan mengurus perceraian kita ke – akh!”

Karissa memekik ketika tubuhnya dihempas ke atas sofa.

Dia lepas jas hitam dan membuang sembarangan. Dengan cepat, dia langsung membungkuk dan menekan bahu Karissa supaya tidak kabur.

“Kau bilang apa? Cerai? Sampai mati pun aku akan tetap mengejarmu ke neraka untuk membayar kesalahanmu, Karissa!” Suara emosi Damian menggelegar.

“Kesalahan apa? Kamu selalu mengatakan kesalahan tapi kamu tidak pernah menjelaskan apa kesalahanku selama ini, Damian?!” teriak Karissa sambil menggerakkan bahunya supaya Damian bisa melepas.

Sorot Damian makin menajam, menatap hina perempuan di bawahnya ini. “Beginilah kelakuan manusia tidak tau diri. Aku memang jahat, tapi aku paham kesalahanku. Tidak sepertimu!”

Dengan kasar Damian merobeknya gaun sutra Karissa sampai bagian dada langsung terpampang jelas di depan mata.

"Jangan sentuh aku! Aku sudah tidak mau bersamamu lagi! Damian, berhenti! Perutku sedang sakit! Damian!”

Bab terkait

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 4 - Pemuas Hasrat

    Karissa tak pernah bisa menolak Damian dari dulu maupun saat ini. Dia tahu bahwa pria itu adalah penyelamat hidupnya. Luka bakar selebar telapak tangan yang terlihat di punggung kekar Damian adalah saksi bisu dari pengorbanan itu, sebuah bukti nyata yang tak pernah Karissa sangkal. Karena itulah apapun perlakuan Damian, dia mencoba untuk menerimanya. Namun, penerimaan itu sering kali terbalas oleh rasa perih. "Kamu menikmatinya, kan, hm?" bisik Damian dengan suaranya rendah dan penuh ejekan usai keduanya bergelung di ranjang.Karissa hanya menatap sayu pria yang masih berada di atasnya, enggan menjawab. Pria itu pun tersenyum miring, seolah mengolok. Nyatanya meski di awal Karissa menolak, tapi akhirnya ia luluh pada hasrat pria itu. Desahan, keringat, dan panggilan-panggilan lirih Karissa saat memenuhi hasrat biologis mereka adalah hiburan bagi Damian. Selebihnya, dia tak peduli. Bahkan ketika Karissa terlihat mendesis kesakitan sambil memegang perut saat dia melepas penyatuan, Da

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 5 - Sebutan Daddy

    Ini adalah pertama kali Karissa bertemu dengan Aiden, pria kecil berumur tiga tahun yang ternyata sangat tampan. Terlihat sekali bukan anak dari kalangan biasa.Lamunan Karissa tersentak ketika Aiden berteriak memanggil Damian dengan sebutan ‘Daddy’ sambil berlari kemudian memeluk kaki panjang pria yang memiliki tinggi 190cm itu. Dia mendongak dengan matanya yang berkaca-kaca.“Mommy jahat, aku tidak mau dibawa ke rumah sakit. Daddy tolong aku.”“Daddy?” beo Karissa menatap nanar suaminya.Damian hanya menoleh sekilas, tak menjawab. Dia justru membungkuk untuk mengangkat Aiden ke dalam gendongannya. Meski tidak menunjukkan ekspresi hangat di wajah Damian untuk Aiden, tetap saja hati Karissa bergejolak. Seolah dia sedang ditampar oleh kenyataan di depan mata mengenai gosip yang beredar.Aiden anak biologis Damian.Karissa bahkan masih mematung, hanya netranya saja yang bergerak memperhatikan Damian membawa Aiden ke ruang makan kemudian duduk bersama Emma di sana. Ketika Emma menyadari

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 1 - Bukti Perselingkuhan

    “Panties? Punya siapa?”Istri mana yang tidak terkejut melihat pakaian dalam wanita entah milik siapa, tergeletak begitu menjijikkan di lantai kamarnya.“Damian?” Nama suaminya lah yang terlintas di kepala. Siapa lagi yang tidur di kamar ini selain mereka berdua.Karissa Asterin adalah dokter muda yang sibuk dengan jadwal praktek di rumah sakit semalaman. Pagi ini dia pulang berharap bisa segera membersikan diri dan menyiapkan sarapan untuk Damian, sebelum suaminya itu berangkat bekerja. Namun, dia sudah dibuat syok begitu membuka pintu kamar.Bukan hanya pakaian dalam wanita berenda warna merah. Karissa juga bisa melihat jelas keadaan ranjangnya yang berantakan, selimut tergulung sembarangan, bantal jatuh ke lantai, terlebih di atas bantal putih itu ada bekas lipstik yang menempel. Lipstik itu jelas bukan miliknya. Warnanya terlalu terang. Karissa tidak pernah memakai warna seperti ini, bahkan di acara-acara formal sekalipun.“D-Dia tidur dengan wanita lain?”Mata Karissa mengerjap c

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 2 - Hanya Figuran

    “Apa aku hanya figuran di mata dirinya?”Sekarang adalah musim salju ke-lima. Sama halnya dengan rasa cinta di hati Karissa untuk Damian yang mulai tumbuh sejak lima tahun yang lalu. Damian sudah dianggap seperti dewa oleh keluarga Karissa karena perannya sebagai penyelamat hidup mereka. Kehadirannya dalam kehidupan Karissa bermula ketika ia menyelamatkan Karissa dan ayahnya dari kebakaran hebat, meski harus menderita luka bakar di punggung. Tak berhenti di situ, Damian juga membantu melunasi hutang rumah sakit untuk biaya pengobatan jantung Vincent, ayah Karissa, serta membiayai kuliah kedokteran Karissa. Seiring waktu, rasa terima kasih Karissa berubah menjadi cinta yang tulus pada Damian, terutama karena sikapnya yang hangat. Namun, segalanya berubah setelah mereka resmi menjadi suami istri. Karissa dibawa ke kota dan tinggal di sebuah mansion mewah, tetapi sikap Damian seketika berubah.Tidak ada kehangatan sedikitpun di hubungan mereka. Sikap Damian teramat dingin dan lebih se

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03

Bab terbaru

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 5 - Sebutan Daddy

    Ini adalah pertama kali Karissa bertemu dengan Aiden, pria kecil berumur tiga tahun yang ternyata sangat tampan. Terlihat sekali bukan anak dari kalangan biasa.Lamunan Karissa tersentak ketika Aiden berteriak memanggil Damian dengan sebutan ‘Daddy’ sambil berlari kemudian memeluk kaki panjang pria yang memiliki tinggi 190cm itu. Dia mendongak dengan matanya yang berkaca-kaca.“Mommy jahat, aku tidak mau dibawa ke rumah sakit. Daddy tolong aku.”“Daddy?” beo Karissa menatap nanar suaminya.Damian hanya menoleh sekilas, tak menjawab. Dia justru membungkuk untuk mengangkat Aiden ke dalam gendongannya. Meski tidak menunjukkan ekspresi hangat di wajah Damian untuk Aiden, tetap saja hati Karissa bergejolak. Seolah dia sedang ditampar oleh kenyataan di depan mata mengenai gosip yang beredar.Aiden anak biologis Damian.Karissa bahkan masih mematung, hanya netranya saja yang bergerak memperhatikan Damian membawa Aiden ke ruang makan kemudian duduk bersama Emma di sana. Ketika Emma menyadari

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 4 - Pemuas Hasrat

    Karissa tak pernah bisa menolak Damian dari dulu maupun saat ini. Dia tahu bahwa pria itu adalah penyelamat hidupnya. Luka bakar selebar telapak tangan yang terlihat di punggung kekar Damian adalah saksi bisu dari pengorbanan itu, sebuah bukti nyata yang tak pernah Karissa sangkal. Karena itulah apapun perlakuan Damian, dia mencoba untuk menerimanya. Namun, penerimaan itu sering kali terbalas oleh rasa perih. "Kamu menikmatinya, kan, hm?" bisik Damian dengan suaranya rendah dan penuh ejekan usai keduanya bergelung di ranjang.Karissa hanya menatap sayu pria yang masih berada di atasnya, enggan menjawab. Pria itu pun tersenyum miring, seolah mengolok. Nyatanya meski di awal Karissa menolak, tapi akhirnya ia luluh pada hasrat pria itu. Desahan, keringat, dan panggilan-panggilan lirih Karissa saat memenuhi hasrat biologis mereka adalah hiburan bagi Damian. Selebihnya, dia tak peduli. Bahkan ketika Karissa terlihat mendesis kesakitan sambil memegang perut saat dia melepas penyatuan, Da

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 3 - Meminta Cerai

    Sudah hampir satu minggu menghilang dari hadapan Karissa. Mobil Rolls-Royce Phamtom berwarna Hitam Metalik dengan ukiran serigala hitam khusus di bagian depan, akhirnya memasuki gerbang yang berdiri tinggi dan kokoh itu.Damian menandatangani kertas dengan nama Luciano King Wilbert di sana. Lalu dia berikan pada Emma, asistennya yang duduk di samping.“Katakan pada Tuan Axton, meeting besok ditunda,” ucap Damian.Emma menoleh bingung. “Tapi, Tuan. Bukannya besok –““Aku ada urusan.” Damian langsung keluar begitu anak buah di luar membukakan pintu mobil.“Siapkan makan siang,” titah pria bertubuh tinggi kekar kepada Martha seraya melangkah masuk ke mansion yang jarang dia tempati itu. Bila dihitung, paling banyak 10 hari dalam satu bulan Damian tidur di bangunan megah ini. Selebihnya pria itu mengurus bisnis di berbagai tempat.Dua pelayan yang berdiri di depan pintu pun membungkuk patuh. “Baik, Tuan!”Bukan hanya pelayan, Emma pun ikut mengurus makan siang Damian. Dia ke dapur, mengha

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 2 - Hanya Figuran

    “Apa aku hanya figuran di mata dirinya?”Sekarang adalah musim salju ke-lima. Sama halnya dengan rasa cinta di hati Karissa untuk Damian yang mulai tumbuh sejak lima tahun yang lalu. Damian sudah dianggap seperti dewa oleh keluarga Karissa karena perannya sebagai penyelamat hidup mereka. Kehadirannya dalam kehidupan Karissa bermula ketika ia menyelamatkan Karissa dan ayahnya dari kebakaran hebat, meski harus menderita luka bakar di punggung. Tak berhenti di situ, Damian juga membantu melunasi hutang rumah sakit untuk biaya pengobatan jantung Vincent, ayah Karissa, serta membiayai kuliah kedokteran Karissa. Seiring waktu, rasa terima kasih Karissa berubah menjadi cinta yang tulus pada Damian, terutama karena sikapnya yang hangat. Namun, segalanya berubah setelah mereka resmi menjadi suami istri. Karissa dibawa ke kota dan tinggal di sebuah mansion mewah, tetapi sikap Damian seketika berubah.Tidak ada kehangatan sedikitpun di hubungan mereka. Sikap Damian teramat dingin dan lebih se

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 1 - Bukti Perselingkuhan

    “Panties? Punya siapa?”Istri mana yang tidak terkejut melihat pakaian dalam wanita entah milik siapa, tergeletak begitu menjijikkan di lantai kamarnya.“Damian?” Nama suaminya lah yang terlintas di kepala. Siapa lagi yang tidur di kamar ini selain mereka berdua.Karissa Asterin adalah dokter muda yang sibuk dengan jadwal praktek di rumah sakit semalaman. Pagi ini dia pulang berharap bisa segera membersikan diri dan menyiapkan sarapan untuk Damian, sebelum suaminya itu berangkat bekerja. Namun, dia sudah dibuat syok begitu membuka pintu kamar.Bukan hanya pakaian dalam wanita berenda warna merah. Karissa juga bisa melihat jelas keadaan ranjangnya yang berantakan, selimut tergulung sembarangan, bantal jatuh ke lantai, terlebih di atas bantal putih itu ada bekas lipstik yang menempel. Lipstik itu jelas bukan miliknya. Warnanya terlalu terang. Karissa tidak pernah memakai warna seperti ini, bahkan di acara-acara formal sekalipun.“D-Dia tidur dengan wanita lain?”Mata Karissa mengerjap c

DMCA.com Protection Status