Beranda / Romansa / Istri Figuran Presdir Arogan / Bab 11 - Luciano King Wilbert

Share

Bab 11 - Luciano King Wilbert

Penulis: Ute Glider
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-03 23:30:45

Kepergian Vincent dan Darla ke dapur bersamaan dengan suara dering panggilan masuk. Tentu membuat Karissa melirik pada ponsel milik Damian yang tergeletak di sofa, samping dirinya.

Siapa lagi kalau bukan nama Emma yang terpampang di sana. Mungkin bila dihitung riwayat panggilan terbanyak di ponsel Damian, delapan puluh persen pasti berasal dari asistennya itu.

“Tangan kananmu sedang diobati, biarkan saja dulu,” ucap Karissa yang kembali membalut telapak tangan Damian dengan kain kassa usai dibersihkan dan dioleh obat.

Tak masalah bagi Damian, dia bisa mengambil benda pipih itu dengan tangan kirinya dan langsung mengangkat panggilan Emma tersebut.

“Ya?” sahut Damian datar begitu ponsel menempel di daun telinganya.

Rahang Damian seolah mengetat begitu mendengar sesuatu dari balik telefon. Dahinya pun mulai berkerut, diam, mendengarkan dengan seksama penjelasan Emma.

“Di mana yang lain?” Damian kembali bersuara.

“Hm, aku akan segera kesana – Argh ....” Damian mendadak mengeram pedih keti
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Asri Widiastuti
kok blm update lg?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 12 - Luka Tembak

    Hari sudah berganti. Seharusnya pagi ini Damian datang untuk menjemputnya. Namun, sampai jam sembilan suaminya tak kunjung datang. Memberi kabar pun tidak.“Harusnya aku tidak berharap banyak padanya,” gumam Karissa sambil memandang ke jendela kaca.Salju sudah tidak terlalu tebal, orang-orang bahkan terlihat mulai melakukan aktifitas di luar sana. Tidak seperti kemarin ketika salju dan angin beradu cukup lebat dan cepat. Jadi memang tak ada alasan Damian terlambat menjemput.“Kamu yakin hubungan kalian baik-baik saja?”Pertanyaan Vincent menarik atensi Karissa. Dia menarik napas panjang kemudian duduk di kursi kayu dekat perapian, disusul sang ayah yang ikut menggeser kursinya supaya lebih dekat dengan Karissa.“Jujur pada Daddy,” ucap Vincent lagi dengan sorot tulusnya.Bibir ibu hamil itu tersenyum, menunjukkan kalau dirinya baik-baik saja. “Hal apa yang membuat Daddy bertanya seperti itu untuk kedua kalinya? Bukankah semalam aku sudah menjawabnya.”Tangan Karissa terulur untuk men

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-04
  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 13 - Mengusir Pelakor

    “Jubah operasi sudah siap digunakan, Nyonya,” lapor salah satu anak buah yang baru masuk ke ruangan.Karissa menoleh lalu mengangguk tipis. Dia kemudian memantaskan diri untuk melakukan operasi selayaknya SOP di rumah sakit. Ini bukan pertama kalinya dia mengurus Damian yang pulang dalam keadaan terluka parah.Sebenarnya Karissa tak mengerti, apa sebegitu keraskah menjadi presdir perusahaan global? Hingga memiliki banyak musuh begini. Namun, dia tak kunjung menemukan jawaban sebab Damian selalu bungkam. Usai dengan semuanya, sebelum operasi yang dia lakukan bersama salah satu anak buah Damian. Karissa berdiri terpaku sejenak menatap Damian. Ucapan Martha masih terngiang-ngiang, “Tidak ingin mengganggu waktu spesial Anda bersama Tuan Vincent.” Ada sesuatu dalam kalimat itu yang membuat hatinya bergetar. Benarkah Damian masih memikirkan dirinya? “Bodoh,” gumam Karissa lirih sambil melanjutkan pekerjaannya. Dia mengambil alat bedah yang telah disterilkan dari nampan di sebelah ranjang.

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-05
  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 14 - Kebetulan yang Aneh

    Sebuah ruangan kerja dipenuhi dengan aroma kayu mahoni yang bercampur bau asap cerutu. Seorang pria tua berusia 76 tahun yang masih memancarkan wibawa, duduk di kursi besar di ujung ruangan penuh kuasa. Setelan jas hitam yang sempurna membalut tubuhnya, dengan tongkat yang diletakkan di sisi kursinya.“Apa kau bilang?” suara beratnya menggema, membuat dua pria yang berdiri di hadapannya menundukkan kepala lebih dalam. “Iya, Tuan. Salah satu wilayah kita di selatan telah diambil alih oleh kelompok Luther,” jawab anak buah pertama, suaranya nyaris gemetar. “Dan Lucian?” Pria tua itu menambahkan tanpa menunggu jeda. “Terluka parah, Tuan,” jawab anak buah itu.Pria tua itu menggertakkan giginya emosi, matanya yang tajam penuh keriput itu menyipit. Sorot marahnya seperti pisau yang menebas udara. “Luciano King Wilbert... Aku sudah memperingatkannya,” lirihnya seperti berbisik tapi penuh penekanan. “Dia menjadi semakin lemah. Apa ini yang kalian sebut penerusku? Seorang pemimpin yang tak

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-06
  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 15 - Pernah Hilang Ingatan?

    Langit malam sudah gelap ketika Karissa akhirnya tiba di apartemen Emma. Gedung tinggi itu tampak mewah dan eksklusif. Mungkin jika status Emma 100% hanya asisten yang baru bekerja tiga tahun. Lalu gajinya juga digunakan untuk membiayai dirinya dan anak kecil. Nampaknya mustahil tinggal di apartemen dengan harga fantastis di sini“Terus memikirkan dia, rasanya aku makin gila.”Hatinya menjerit, menolak untuk berada di tempat ini, tapi logikanya berkata lain. Jika bukan karena statusnya sebagai dokter dan murni urusan medis, Karissa tak mungkin sengaja menginjakkan kaki di tempat ini lagi.Pintu apartemen terbuka setelah Karissa menekan bel. Ada helaan napas lega ketika Emma melihat bantuan datang. “Nyonya, maaf mengganggu Anda malam ini,” ucap Emma membungkuk tipis lalu menggeser tubuhnya ke samping, memberi jalan pada Karissa untuk masuk. “Di mana Aiden?” tanya Karissa, langsung pada intinya. Dia malas basa basi. Memandang wanita ini saja enggan.“Aiden ada di kamar, Nyonya.” Emma

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 16 - Damian Ngidam

    “Nyonya, jika Anda lelah. Anda bisa tidur di kamar sebelah. Biasanya Tuan Damian tidur di sana jika sedang menginap.”Ucapan Emma membuat gerakan jemari Karissa yang semula sedang mengusap dahi Aiden jadi terhenti. Dia menoleh ke belakang dengan dahi berkerut pun jantungnya berdebar kencang.“Damian sering menginap?” tanyanya sedikit terbata.“Jangan salah paham, Nyonya. Tuan Damian sering rindu pada Aiden hingga dia pun memilih menginap di sini,” jawab Emma berusaha menyembunyikan senyuman samarnya.Dada Karissa bergemuruh. Kakinya juga jadi terasa berat untuk berdiri. Meski begitu Karissa tetap berusaha untuk beranjak dari kursi lalu berdiri tegap. Dia tidak mau terlihat lemah di depan wanita ini.“Jadilah perempuan yang tau diri, Emma.” Karissa mendekat setelah meraih tas dokternya. “Beginikah sikap seseorang yang sudah dibantu? Lalu sengaja menusuk orang yang sudah membantunya.”Emma menggeleng cepat seolah dia merasa begitu bersalah. “Tidak, Nyonya. Maaf, saya tidak bermaksud apap

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-08
  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 17 - Mengajukan Pinjaman

    Karissa meremas ponselnya sambil berdiri gelisah di depan ruang kepala koperasi rumah sakit. Dari semalam dia tidak bisa tidur karena memikirkan kondisi ayahnya di rumah.Kenapa saat dia di sana Vincent dan Darla tidak menceritakan apapun soal hutang piutang? Apalagi hutang itu dalam jumlah yang sangat besar. Kalau begini dia bisa apa?Ditariknya napas itu dalam-dalam. Satu-satunya jalan adalah mencoba mengajukan pinjaman pada koperasi rumah sakit.“Paling tidak aku bica meminta seperempatnya,” gumam Karissa meyakinkan diri.Diketuk pintu itu. Pagi ini biasanya Tuan Raulf masih ada di ruangan, belum keliling ke kantor koperasi pusat di gedung selatan rumah sakit.“Masuk!” sahut seseorang dari dalam.Karissa sekali lagi mengatur napasnya barulah dia masuk.“Dokter Karissa?” Pria paruh baya yang memakai kaca mata itu tersenyum hangat. “Silahkan duduk,” tunjuknya pada kursi di depan meja kerjanya.“Maaf mengganggu, Tuan Raulf,” ucap Karissa seraya duduk di kursi kayu itu.“Iya, bagaimana

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-09
  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 18 - Penyusup di Apartmen Karissa

    “Cincin itu pasti kembali,” gumam Karissa sambil mengusap jemari yang kosong.Tadi, karena paksaan dari Darla yang mengirim foto kondisi rumah berantakan akibat diserang oleh gerombolan anak buah rentenir. Karissa dengan berat hati menjadikan cincin pernikahannya sebagai jaminan.Wajahnya masih tidak tenang meski sudah mengirim uang dua milyar lunas pada Darla. Namun, kekosongan jemarinya seolah membuat hatinya ikut kosong.“Dia ngga akan tau aku gadai cincin itu. Dia juga tak pernah memperhatikanku.”Karissa menarik napas panjang, melihat dirinya di cermin wastafel toilet ruang kerja departemen bedah. Sampai seseorang mengejutkannya.“Hei!” Siapa lagi kalau bukan Sienna.“Aku mencarimu di jam makan siang. Keluar dengan siapa? Suamimu?” tanyanya.“Ada urusan sedikit,” jawab Karissa sembari merapikan pakaiannya.Sienna mengangguk-angguk saja. Dia datang ke toilet hanya untuk mencuci tangan kemudian keduanya berjalan keluar ruangan.“Kamu tau, para anak buah Luciano itu sudah pulang. Pa

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-10
  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 19 - Memberikan Hukuman

    Nafas Karissa tercekat ketika Damian menyadari ada satu perhiasan yang hilang dari jemarinya. Terlebih ketika dia hendak menyembunyikan tangannya, Damian segera mencekal erat.“Mana cincin pernikahan kita?” tanyanya begitu dingin, menciptakan atmosfer ruangan yang mulai menegangkan.Sebisa mungkin Karissa menahan diri untuk tidak menunjukkan ketegangannya. Dia tersenyum tipis, seolah mengejek pria di depannya.“Cincin pernikahan? Untuk apa? Bukankah kita akan segera bercerai?”“Apa yang kamu lakukan pada cincin itu?”Karissa berusaha menarik tangannya, tapi tak bisa. “Itu milikku, aku lakukan apapun bukan urusanmu,” tegasnya.“Katakan dimana cincin itu!” desis Damian menajamkan sorot matanya serta mengercangkan cengkeraman di pergelangan tangan Karissa hingga nyaris meremukkan tulang kecil itu.“Aku membuangnya,” jawab Karissa asal.Damian melepas kasar tangan Karissa. Segera pula dia berdiri bersamaan dengan tangannya yang begitu mudah melempar meja di depannya.Karissa memekik kaget,

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-11

Bab terbaru

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 29 - Memeluk

    “Tugas kita adalah membawa wanita di dalam!” desis pria yang berada di kubu musuh ketika mereka kesulitan mendekati mobil.Sedangkan Karissa di dalam, dasi Damian yang menutup mata dan suara musik yang sengaja dikeraskan sama sekali tidak membuatnya tenang. Peluru yang menembak kaca di depan matanya beberapa waktu lalu membuat dia tak bisa baik-baik saja diam di sana.“Damian? Apa kamu sudah kembali?” panggilnya ketika ragu membuka matanya.Tak ada jawaban. Dia justru merasakan mobilnya sedikit berguncang dan suara hantaman di sisi kanannya.“Damian?” panggilnya lagi.Dengan napas menderu, Karissa terpaksa membuka dasi yang menutupi matanya. Hingga dia bisa melihat di depan sana Damian sedang melawan banyak musuh dengan tangan kosong. Rupanya mereka diserang puluhan orang tak dikenal.Belum sempat otaknya berpikir siapa mereka, tepat di sisinya seseorang memukul-mukul kaca dengan tongkat baseball.“Akh!” pekiknya langsung berpindah ke sisi kanan.Jantung wanita itu berdegup makin menj

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 28 - Penyerangan

    “Aku adalah nerakamu,” jawab Damian dengan ekspresi datarnya. Bahkan pria itu begitu santai memakan sarapannya tanpa menatap Karissa sedikitpun.Sang istri tentu hanya bisa menarik napasnya dalam-dalam. Ini sudah biasa. Rupanya jawaban Damian tetap sama, tak berubah sedikitpun. Sejenak ruang makan terasa hening karena keduanya sama-sama menyantap makanan tanpa membuka topik yang bisa membuat selera makan jadi hilang.“Berangkat ke rumah sakit bersamaku,” ucap Damian sesaat setelah dia menghabiskan teh herbak favoritnya.Karissa mengangkat satu alis. “Membiarkan orang-orang curiga?”“Jangan banyak bertanya. Aku tunggu di bawah.” Damian beranjak dari kursinya lalu pergi.Karissa memilih tak peduli. Dia tau suaminya pasti hendak menjenguk Aiden di rumah sakit.Hening menyelimuti kabin Rolls-Royce yang tengah berjalan keluar meninggalkan mansion mewah di pusat kota. Seperti biasa, selalu ada satu mobil di belakang sebagai pengawal.Sepanjang perjalanan mereka berdua diam. Damian sibuk deng

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 27 - Orang yang Berbeda?

    Lutut Emma rasanya lemas ketika mendengarkan penjelasan tentang diagnosa penyakit Aiden. Thalassemia Major, terdengar sangat asing di telinganya. Namun, sepertinya tidak dengan Damian. Pria itu diam, duduk di sofa sambil menatap anak yang terbaring tak sadarkan diri di atas ranjang pasien. Dia tentu sudah bersahabat dari lama dengan istilah penyakit kelainan darah genetik tersebut. Damian hanya tak menyangka kalau Aiden juga menurunkan penyakit itu.“Jadi apa yang harus saya lakukan, Dok?” tanya Emma pada dokter yang ada di depannya."Pengobatan utama untuk Thalassemia Major adalah transfusi darah rutin untuk menjaga kadar hemoglobin tetap stabil. Namun, ada risiko komplikasi jangka panjang, seperti penumpukan zat besi dalam tubuh akibat transfusi yang berulang. Oleh karena itu, terapi kelasi besi juga diperlukan untuk mengeluarkan zat besi berlebih," jelas sang dokter dengan hati-hati.Emma terisak menatap Aiden, membayangkan penderitaan yang harus dialami anaknya."Sebenarnya ada sat

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 26 - Penyakit Genetik

    Karissa menggigit kuku-kuku jemari tangan kirinya sedangkan tangan kanannya sedang menggenggam ponsel yang dia tempelkan di daun telinga. Dia mondar mandir begitu resah di balkon kamar sambil menunggu panggilannya yang tak kunjung dijawab oleh Jacob Luther. Seseorang yang memberikan pinjaman dua milyar.“Astagaaa, kenapa dia tidak menjawab panggilanku?” Wanita itu sampai menghentakkan kakinya ke lantai saking kesalnya.Pesan yang dia kirim juga hanya dibaca tanpa dibalas. Padahal dia hanya ingin melakukan penukaran uang dengan cincin pernikahannya yang digadaikan.Sekali lagi dia akan mencoba, tapi ada panggilan yang lebih dulu masuk.“Tuan Jacob, saya –““Tuan Jacob?” Suara cempreng dari seberang telefon membuat Karissa jadi melihat ke layar ponselnya.Rupanya nama Shiena yang tertera di sana.“Tuan Jacob? Apa dia suamimu?” tanya Shiena yang mudah sekali penasaran dengan apapun tentang Karissa.Wanita itu menggaruk pelipisnya kemudian berjalan menuju kursi ukir untuk duduk di sana. “B

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 25 - Memberi Peringatan

    “Makan yang banyak ya, Sayang,” ucap Emma lembut menyuapi anaknya dengan bubur.Wajah kecil itu nampak pucat. Emma tak tau kenapa makin ke sini kesehatan Aiden makin menurun. Kadang anak ini nampak ceria dan bersemangat, tapi bisa saja tiba-tiba drop.“Mom, Aunty yang waktu itu suntik Aiden mana?” tanya pria kecil yang masih sedikit cadel dalam bicara.Emma jadi ingat Karissa, wanita itu pernah mengatakan kalau Aiden harus segera di bawa ke rumah sakit. Apa memang separang itu penyakit Aiden? Rasanya ragu, itu sebabnya Emma tidak langsung merespon perkataan Karissa.“Mooommm ....” panggil Aiden karena ibunya justru melamun.“Eh iya?”“Itu, Aiden pengin disuntik lagi. Soalnya suntikan Aunty cantik bikin badan Aiden jadi enak.”Emma tersenyum kaku. “Iya, nanti mommy telefon Aunty Karissa ya?”Dirasa bubur sudah habis, Karissa pun beranjak. Dia menyerahkan Aiden pada pengasuh untuk dibersihkan sedangkan dia harus bersiap berangkat ke kantor.Tak lama, kamar utama apartemen itu sudah terci

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 24 - Melihat Rekaman CCTV

    Nyaman.Satu kata itu sudah cukup menggambarkan perasaan Karissa saat ini. Matanya masih terpejam, tapi kesadarannya mulai kembali. Rasanya ia belum ingin membuka mata karena pelukan ini begitu nyaman dan hangat. Satu lagi, harum, Karissa suka. "Damian? Aku tidak sedang bermimpi, kan?" tebaknya dalam hati. Meski belum membuka mata, ia sudah mengenali aroma parfum maskulin suaminya. Perlahan, Karissa membuka matanya. Benar, Damian masih terlelap, mendengkur halus sambil memeluknya erat. Kenapa? Tumben. Yang ia ingat, semalam ia mual-mual dan pusing juga perutnya kencang. Setelah itu, ia tertidur usai Damian membersihkan tubuhnya.Tiga tahun lamanya mereka menikah, meskipun baru saja bercinta semalaman, Karissa tidak pernah bangun dalam pelukan Damian seperti ini. Jadi, apakah perlakuan Damian sekarang adalah anugrah atau karena ada Opa Hector di mansion?Tidur Damian terusik saat Karissa mencoba bergerak ringan untuk meregangkan otot.“Kau di sini?” Karissa melepas pelukan Damian kemu

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 23 - Memandikan Sang Istri

    “Nyonya, sebaiknya Anda jangan dulu membahas soal perceraian,” ucap Martha dengan nada hormat dan hati-hati.Karissa hanya menghela napas panjang sambil mengaduk bubur yang sedang dia masak di dalam panci. Rasanya dia lelah memikirkan soal rumah tangganya yang tak jelas ini.Setelah kekacauan akibat permintaan perceraian dia di depan Hector dan Damian, sang kakek pun memilih bermalam di mansion. Katanya tidak enak badan dan ingin dirawat oleh cucunya, Karissa. Jadilah kini wanita hamil itu menyiapkan bubur untuk hidangan makan malam sebelum meminum obat.“Saya mendengar kalau Tuan Hector ada gejala stroke karena hipertensi. Saya harap Nyonya bisa bersabar lagi.”“Semua menghawatirkan mereka. Tapi tidak ada satupun yang menghawatirkanku,” lirih Karissa masih dengan ekspresi datar dan lelahnya.Martha pun jadi merasa serba salah. “Nyonya ... bukan begitu.” Sungguh dia menyayangi Karissa seperti anaknya sendiri.“Martha, apa kamu bisa antar ini ke kamar opa? Perutku sedikit mual.”Sebena

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 22 - Peringatan Keras

    Seorang pria tua ber-jas merald lengkap dengan tongkat kayu di tangannya, berdiri di tengah ruangan. Di mana sebuah lukisan besar tergantung di dinding utama.“20 tahun lalu, kamu sudah jadi orang yang aku pilih.”Lukisan itu menggambarkan Hector muda dengan jas hitam rapi, berdiri gagah di samping cucu kecilnya yang mengenakan setelan serupa. Ekspresi mereka sama-sama dingin, tegas, dan tanpa senyum. Lukisan itu membawa Hector ke masa lalu, kenangan akan dedikasinya membentuk pria kecil itu untuk menjadi penerus yang ia banggakan, meskipun dengan harga yang mahal.“Opa.”Suara lembut itu memecah keheningan. Hector berbalik perlahan, sampai dia menemukan wanita cantik berjalan mendekat.“Kamu selalu cantik dan mahal, Karissa,” puji Hector memperhatikan Karissa yang mengenakan gaun sederhana berwarna krem dengan rambut yang disanggul rapi. Karissa tersenyum tipis, tapi senyumnya itu tidak menyembunyikan rasa perih yang mengendap di hatinya.“Bagaimana kabar opa?” tanya Karissa setelah

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 21 - Pertimbangan Perceraian

    Bagai burung yang terperangkap dalam sangkar emas. Istilah itu cocok untuk kondisi Karissa sekarang. Berada di mansion megah, tapi dia tak bisa kemana-mana. Martha memang menyiapkan makanan yang lezat. Obat dan vitamin ibu hamil. Serta membantu Karissa mengganti perban di kaki akibat goresan pecahan piring semalam.Namun, dirinya benar-benar tidak diperbolehkan keluar dari kamar walau hanya satu langkah. Ponsel juga disita. Argh! Karissa sudah ingin sekali marah. Apalagi teringat tugasnya di rumah sakit.“Tiga tahun pernikahan, aku baru dikaruniai anak.” Karissa yang tengah berdiri di balkon kamarnya pun menunduk sembari mengusap perut. “Mungkin karena sekarang Tuhan telah yakin, kalau aku dan bayiku ini sudah cukup kuat menghadapi orang macam Damian.”Matanya yang sayu itu beralih ke arah gerbang megah di kejauhan, di mana ada satu patung kepala serigala hitam di ujung atas gerbang.Sejenak Karissa larut dengan pemandangan yang memang sejak dulu seperti itu. Di halaman bahkan sampai

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status