Beranda / Romansa / Istri Figuran Presdir Arogan / Bab 6 - Keputusan Karissa

Share

Bab 6 - Keputusan Karissa

Penulis: Ute Glider
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-28 09:32:28

Damian terdiam beberapa saat, menatap Karissa dengan ekspresi yang sulit diartikan. "Kau pulang saja lebih dulu. Aku akan menyusul," ucapnya dengan nada dingin.

Karissa belum bergerak. "Aku bilang aku mau pulang denganmu, Damian," tegasnya lagi sembari meremas kedua sisi gaunnya.

Damian menghela napas panjang, seolah lelah dengan tuntutan Karissa. "Karissa, aku sudah bilang—"

"Apa yang kau sembunyikan dariku, Damian?" Karissa memotong. "Kenapa anak itu memanggilmu Daddy? Kenapa dia ada foto dirimu di kamarnya? Dan kenapa Emma—" Karissa menunjuk ke arah dalam rumah, "—berpenampilan seperti itu di hadapan suamiku? Jawab aku, Damian! Sejauh ini pengkhianatan yang kamu perbuat?"

Damian menggeser pandangannya ke arah balkon, menghindari tatapan Karissa. "Bukan urusanmu," ucapnya dingin.

Jawaban itu seperti pisau yang menusuk dada Karissa. Dia merasa diabaikan, tak dianggap. Membuat semua rasa sakit yang selama ini ditahan semakin mengembung dan siap meledak.

Buru-buru Karissa mengusap air mata yang nyaris menetes. Dia tarik napasnya dan kembali menatap tegas pada pria di depannya. “Oke. Sekarang pilih, kamu mengantarku pulang atau aku benar-benar akan mengurus surat perceraian kita.”

“Kamu tak pernah seberani ini, Karissa. Jangan buatku marah,” gigi Damian sampai menggertak marah.

Sebelum Karissa sempat membalas, Aiden muncul dari balik pintu balkon, kali ini ditemani Emma. Wajah kecilnya yang tampan tampak pucat dan lelah. Jika di lihat-lihat, ada bagian yang mirip dengan Damian juga Hector. Ya, garis wajah Aiden ada sedikit sama dengan keluarga suaminya.

"Daddy... aku tidak bisa tidur kalau tidak ada Daddy," rengeknya.

Damian melangkah ke arah Aiden tanpa memedulikan Karissa. Dia mengangkat anak itu dan membawanya kembali masuk sebab angin di balkon cukup kencang.

"Emma, antar Nyonya sampai mobil," perintah Damian tanpa menoleh.

Karissa merasa seperti dihempaskan. Kalau sudah seperti ini, apakah Damian masih layak diperjuangkan?

“Nyonya,” panggil Emma hati-hati meski begitu ada rasa puas dari sorot matanya. “Mari saya antar.”

“Aku bisa keluar sendiri,” jawab Karissa ketus kemudian menyambar tasnya di atas sofa dan keluar dari sana dengan cepat. Dia tak peduli ada ringisan penuh kemenangan di bibir Emma. Karissa sedang mengatur emosinya sendiri, supaya perbuatan mereka tidak sampai membuatnya gila.

***

“Bayinya sehat.”

Ucapan dokter obsgyn yang memeriksa kandungan Karissa membuat bibir wanita hamil itu melengkung sempurna. Mereka menatap layar sedangkan alat USG masih menempel di perutnya yang mulai sedikit buncit itu.

“Detak jantungnya juga stabil,” lanjut sang dokter.

Hanya mendengar detak jantung saja sudah membuat luka di hati Karissa tertutup sementara. Baginya, kehidupan bayi ini adalah cahaya baru di tengah kegelapan yang sudah Damian berikan. Sekeras apapun Damian memintanya menggugurkan bayi ini, sekeras itu pula Karissa akan mempertahankan janin di perutnya.

“Hanya, tensi ibunya sedang menurun.” Dokter selesai memeriksa. Dia menggeser kursinya ke meja, membiarkan asisten membersihkan sisa gel di perut Karissa.

“Saya tau, melewati trimester pertama kehamilan memang sedikit sulit. Dokter Karissa bisa atur kesehatan dan kesibukan mengurus pasien.”

Karissa belum menjawab, dia lebih dulu turun dari ranjang dengan hati-hati barulah duduk di kursi pasien.

“Saya akan memberikan vitamin dan obat. Tolong imbangi dengan makan-makanan bergizi dan istirahat yang cukup. Saya lihat Anda baru saja mengajukan jam praktek tambahan. Tolong pertimbangkan lagi, Karissa.”

Wanita itu tersenyum dan mengangguk tipis. “Terimakasih untuk sarannya, Dok. Akan saya pikirkan lagi.”

“Ya, diperutmu sedang ada bayi, jadi jangan asal mengambil keputusan yang bisa mempengaruhi kesehatan kalian berdua,” ucap dokter obsgyn itu lagi.

Karissa mengangguk sekali lagi sebelum akhirnya dia pergi dari ruangan.

“Bagaimana?”

Kemunculan Shienna, sahabat yang super cerewet itu membuat Karissa terjingkat. “Astaga, kamu ini ....”

“Hehehe, bagaimana keadaan keponakan aku?” Shienna memberikan jas putih yang sempat dititipkan kepadanya.

“Sehat, Aunty,” jawab Karissa layaknya bayi yang menjawab pertanyaan tantenya.

Cengiran Shienna sementara pudar ketika ingat sesuatu. “Oiya, Kata pak kepala kamu mengajukan jam tambahan?”

Karissa tersenyum tipis lalu berjalan lebih dulu menuju farmasi guna mengambil obat. Shienna tentu mengikuti menunggu jawaban pasti Karissa.

“Sebenarnya kamu kenapa, Karissa? Butuh uang tambahan? Aku tidak mau ya kalau kamu kenapa-kenapa karena terlalu lelah.”

“Ya, ayahku butuh uang banyak. Aku juga baru membeli apartemen kecil.”

Shienna menahan tangan Karissa, hingga langkah mereka terhenti. “Suamimu? Kamu punya suami, Karissa. Bagaimana mungkin kamu bekerja keras sendiri apalagi –“

Gadis itu menunjuk ke perut sahabatnya. “Kamu sedang hamil.”

“Mengandalkan suami saja tidak cukup, kan? Seorang wanita harus mandiri.” Karissa kembali berjalan.

Membeli apartemen lalu membiayai pengobatan ayahnya. Itu tidaklah buruk dari pada terus berada di mansion yang megah dan uang melimpah, tapi menghadapi Damian yang seperti itu. Karissa tak sanggup.

***

Mansion menjadi tujuan Damian setelah tidak pulang tiga hari lamanya. Seperti biasa, di depan pengawal dan pelayan menyambutnya termasuk Martha. Pelayan setia itu menerima jas yang Damian lepas sambil berjalan menuju lift.

Ada yang ingin Martha katakan, tapi melihat wajah lelah Damian membuatnya takut untuk mulai berucap.

Pria itu langsung menuju kamar. Pikirnya, dia langsung bisa membersihkan badan. Namun, langkahnya terhenti ketika melihat keadaan kamar sama seperti terakhir dia meninggalkan ruangan ini.

Terakhir, kamar masih berantakan karena selesai bercinta mereka sudah kedatangan Opa Hector dan berlanjut pergi ke apartemen Emma. Dan keadaan kamar ini sama seperti waktu itu.

Apa Karissa belum pulang sejak malam itu?

“Martha!” teriak Damian.

Ya, Martha sudah menduga akan mendapat panggilan keras ini. Dia pun segera membuka pintu kamar dengan kepala menunduk meski di sana Damian berdiri memunggunginya, tetap saja Martha tak berani menatap.

“Iya, Tuan?”

“Jelaskan!”

Martha lebih dulu melihat kondisi kamar. Seberantakan apapun sejak dulu Damian selalu melarang orang lain menyentuh barang-barang pribadinya di kamar kecuali Karissa.

“Nyonya Karissa tidak pulang, Tuan.”

Damian berbalik, sorotnya menajam seiring dengan dadanya yang memanas.

“Malam itu Nyonya hanya mengambil tas kerjanya saja. Saya pikir nyonya ada jadwal praktek. Namun, setelahnya Nyonya Karissa tidak lagi pulang, Tuan,” ungkap Martha.

Tak cukup sampai disitu Damian menahan amarahnya, Martha lanjut memberikan map berwarna cokelat.

“Tuan, ini juga ada kiriman dari Nyonya Karissa. Baru tadi siang seseorang mengantarkannya.”

Dahi Damian berkerut tajam. Dia menyambar berkas itu dan buru-buru membukanya. Setelah membaca surat yang ada di dalamnya, rahang Damian seketika mengetat, pun otot di lehernya mulai timbul.

“Cerai? Jadi dia benar-benar ingin bermain-main denganku?”

Tanpa basa-basi Damian merobek surat perceraian yang sudah ada tanda tangan Karissa di bawahnya. Dia lempar sobekan itu kemudian melangkah pergi membawa segala atmosfer mengerikan yang menguar dari tubuhnya.

Ute Glider

Kalian tim Cerai atau lanjut??

| 53
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (26)
goodnovel comment avatar
Nenk Rosma🌹
tim cerai,, apalgi suami nya kek gituuu
goodnovel comment avatar
ayu_dia🌹rhy🌹wbw
cereeeeee lah. gilak pny suami kek gt . ml di kamar pribadi .. rasane mo muntah
goodnovel comment avatar
Ayu Anita
tentu cerai lah
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 7 - Siasat Damian

    King’s Premier Hospital pagi ini nampak lebih sibuk dari biasanya. Ada rapat utama rumah sakit yang seharusnya diadakan minggu depan, tapi mendadak asisten Damian mengabarkan rapat dimajukan siang nanti.“Kepala Spesialis Bedah sedang pergi, jadi dia memerintahkan Karissa menggantikannya,” ucap Shienna begitu masuk ke ruang tim bedah.Karissa yang tengah membicarakan masalah pasien dengan dokter senior pun mendongak.“Aku?” beonya menunjuk ke diri sendiri. Mungkin dia salah dengar.“Iya, Karissa Asterin.”“Tapi –“ Karissa menatap ada dua dokter senior di ruangan dan bukan sedang masuk jadwal praktek mereka. “Aku kan hanya dokter residen bedah. Biasanya dokter senior yang menggantikannya.”Gadis dengan rambut keriting itu mendekati Karissa lalu menyerahkan berkas laporan bulanan departmen bedah. “Pak kepala sendiri yang beri perintah. Kita bisa apa?”“Kamu dokter residen senior juga, Karissa. Banyak hal yang kamu ketahui untuk dilaporkan di rapat nanti,” ujar salah satu dokter bedah se

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-30
  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 8 - Jerat Presdir Arogan

    “Patriarki? Suami tak tau diri? Kampungan? Jelek?”Sederet kata yang terucap dari para staff di ruang rapat tadi langsung keluar dari mulut dingin Damian saat Karissa baru saja datang.Damian bersandar pada sisi meja kerja lalu tangannya dilipat di dada. Sorot itu tajam, menuntut Karissa untuk menjelaskan apa maksud cacian yang dilontarkan oleh mereka tadi.Wanita itu sejenak menatap heran suaminya. Dia kemudian cukup santai untuk mengangkat kedua bahunya. “Kalau merasa tersinggung. Bukankah status kita di sini bukan suami istri. Bahkan sebentar lagi pun kita bukan siapa-siapa.” Karissa menatap Damian tanpa rasa gentar. Baru kali ini dia seberani ini tanpa rasa ragu.Bahkan ketika rahang Damian makin mengeras akibat perkataannya, Karissa tak peduli. Hatinya seperti mati rasa dari hari ke hari oleh sikap Damian.“Aku tidak memulai gosip apapun. Mereka menilai sesuai dengan apa yang aku kerjakan di sini. Jadi mungkin kamu yang perlu introspeksi diri, kenapa mereka bisa menganggap aku m

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 9 - Kebingungan Karissa

    Terdengar helaan napas dari sambungan telefon. “Aku tidak tau, sejak kemarin ayahmu mengkhawatirkanmu. Datanglah, besok adalah akhir pekan. Kamu bisa ke sini bersama Damian. Tunjukkan kalau kamu baik-baik saja.”“T-Tapi ....” Karissa menggigit bibir bawahnya bingung. “Aku memang ada rencana pulang untuk mengatakan sesuatu pada daddy.”“Sesuatu yang menggembirakan?”“Engh ... aku ....”Tidak sampai berucap, ponsel yang sebelumnya ada di genggaman Karissa kini sudah beralih ke tangan Damian.“Bibi Darla,” sapa Damian. Tidak ramah, tapi datar. Namun itu cukup membuat Darla sumringah di sana.“Damian? Ah, bibi rindu dengan kalian. Datanglah ke rumah besok akhir pekan. Mertuamu sakit-sakitan karena terlalu khawatir memikirkan putri satu-satunya.”“Ya, aku dan Karissa akan datang.”Karissa mendengar itu hanya menarik napasnya dalam-dalam. Sejak kapan Damian semudah ini mengiyakan keinginan keluarganya untuk datang ke rumah? Pria itu selalu ada cara untuk menolak dengan alasan sibuk.“Kamu i

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-01
  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 10 - Kabar Baik Kehamilan

    Vincent terdiam sejenak setelah mendengar ucapan Karissa dengan mata membola, menatap putrinya. “Ka-Kamu hamil, Karissa?” Tiga tahun menikah dengan Damian, akhirnya bisa mendengar kabar ini tentu Vincent terkejut dan bahagia.Karissa yang semula kaget dengan perkataan jujur Damian, perlahan dia pun tersenyum dan mengangguk. Tangannya juga ikut menyentuh perut yang masih belum terlalu terlihat membesar. “Iya, Daddy. Aku hamil.” Senyuman Vincent pun makin merekah. “Astaga, kenapa kamu tidak bilang dari awal?” Dia segera berdiri, “Ini kabar baik! Tunggu sebentar.” Tanpa menunggu jawaban dari Karissa, Vincent bergegas ke dapur. Darla yang baru saja keluar membawa nampan minuman, memandang Vincent dengan heran. “Vincent, ada apa?” Pria paruh baya yang setia memakai syal di leher itu menunjukkan wajah cerahnya. “Karissa hamil, Darla! Aku harus menyiapkan sesuatu untuknya.” Mata Darla ikut berbinar mendengar kabar itu. “Ya ampun, benar? Kalau begitu, kita harus memasak makanan yang seha

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02
  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 11 - Luciano King Wilbert

    Kepergian Vincent dan Darla ke dapur bersamaan dengan suara dering panggilan masuk. Tentu membuat Karissa melirik pada ponsel milik Damian yang tergeletak di sofa, samping dirinya.Siapa lagi kalau bukan nama Emma yang terpampang di sana. Mungkin bila dihitung riwayat panggilan terbanyak di ponsel Damian, delapan puluh persen pasti berasal dari asistennya itu.“Tangan kananmu sedang diobati, biarkan saja dulu,” ucap Karissa yang kembali membalut telapak tangan Damian dengan kain kassa usai dibersihkan dan dioleh obat.Tak masalah bagi Damian, dia bisa mengambil benda pipih itu dengan tangan kirinya dan langsung mengangkat panggilan Emma tersebut.“Ya?” sahut Damian datar begitu ponsel menempel di daun telinganya.Rahang Damian seolah mengetat begitu mendengar sesuatu dari balik telefon. Dahinya pun mulai berkerut, diam, mendengarkan dengan seksama penjelasan Emma.“Di mana yang lain?” Damian kembali bersuara.“Hm, aku akan segera kesana – Argh ....” Damian mendadak mengeram pedih keti

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 12 - Luka Tembak

    Hari sudah berganti. Seharusnya pagi ini Damian datang untuk menjemputnya. Namun, sampai jam sembilan suaminya tak kunjung datang. Memberi kabar pun tidak.“Harusnya aku tidak berharap banyak padanya,” gumam Karissa sambil memandang ke jendela kaca.Salju sudah tidak terlalu tebal, orang-orang bahkan terlihat mulai melakukan aktifitas di luar sana. Tidak seperti kemarin ketika salju dan angin beradu cukup lebat dan cepat. Jadi memang tak ada alasan Damian terlambat menjemput.“Kamu yakin hubungan kalian baik-baik saja?”Pertanyaan Vincent menarik atensi Karissa. Dia menarik napas panjang kemudian duduk di kursi kayu dekat perapian, disusul sang ayah yang ikut menggeser kursinya supaya lebih dekat dengan Karissa.“Jujur pada Daddy,” ucap Vincent lagi dengan sorot tulusnya.Bibir ibu hamil itu tersenyum, menunjukkan kalau dirinya baik-baik saja. “Hal apa yang membuat Daddy bertanya seperti itu untuk kedua kalinya? Bukankah semalam aku sudah menjawabnya.”Tangan Karissa terulur untuk men

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-04
  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 13 - Mengusir Pelakor

    “Jubah operasi sudah siap digunakan, Nyonya,” lapor salah satu anak buah yang baru masuk ke ruangan.Karissa menoleh lalu mengangguk tipis. Dia kemudian memantaskan diri untuk melakukan operasi selayaknya SOP di rumah sakit. Ini bukan pertama kalinya dia mengurus Damian yang pulang dalam keadaan terluka parah.Sebenarnya Karissa tak mengerti, apa sebegitu keraskah menjadi presdir perusahaan global? Hingga memiliki banyak musuh begini. Namun, dia tak kunjung menemukan jawaban sebab Damian selalu bungkam. Usai dengan semuanya, sebelum operasi yang dia lakukan bersama salah satu anak buah Damian. Karissa berdiri terpaku sejenak menatap Damian. Ucapan Martha masih terngiang-ngiang, “Tidak ingin mengganggu waktu spesial Anda bersama Tuan Vincent.” Ada sesuatu dalam kalimat itu yang membuat hatinya bergetar. Benarkah Damian masih memikirkan dirinya? “Bodoh,” gumam Karissa lirih sambil melanjutkan pekerjaannya. Dia mengambil alat bedah yang telah disterilkan dari nampan di sebelah ranjang.

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-05
  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 14 - Kebetulan yang Aneh

    Sebuah ruangan kerja dipenuhi dengan aroma kayu mahoni yang bercampur bau asap cerutu. Seorang pria tua berusia 76 tahun yang masih memancarkan wibawa, duduk di kursi besar di ujung ruangan penuh kuasa. Setelan jas hitam yang sempurna membalut tubuhnya, dengan tongkat yang diletakkan di sisi kursinya.“Apa kau bilang?” suara beratnya menggema, membuat dua pria yang berdiri di hadapannya menundukkan kepala lebih dalam. “Iya, Tuan. Salah satu wilayah kita di selatan telah diambil alih oleh kelompok Luther,” jawab anak buah pertama, suaranya nyaris gemetar. “Dan Lucian?” Pria tua itu menambahkan tanpa menunggu jeda. “Terluka parah, Tuan,” jawab anak buah itu.Pria tua itu menggertakkan giginya emosi, matanya yang tajam penuh keriput itu menyipit. Sorot marahnya seperti pisau yang menebas udara. “Luciano King Wilbert... Aku sudah memperingatkannya,” lirihnya seperti berbisik tapi penuh penekanan. “Dia menjadi semakin lemah. Apa ini yang kalian sebut penerusku? Seorang pemimpin yang tak

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-06

Bab terbaru

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 123 - Siapa yang hidup?

    “Tekanan darah pasien makin turun! Percepat anestesi. Jangan sampai dia hilang kesadaran sepenuhnya sebelum kita mulai!”“Obat masuk. Kami pakai dosis rendah untuk menjaga kesadaran terbatas. Periksa saturasi oksigen!”Karissa sudah setengah sadar. Tenaga di tubuhnya entah hilang ke mana. Meski begitu, matanya sayunya masih bisa menangkap siapa saja yang sedang ada di sana.“Luciano ....” Mulut lemah itu masih memanggil suaminya.Tangan yang lemas tak berdaya di sisi tubuhnya masih berharap ada yang datang dan menggenggam hangat.“Di mana suaminya?”Terdengar suara yang mempertanyakan keberadaan Luciano. Pertanyaan yang sama, yang ada di pikiran Karissa.Para tenaga medis terus berupaya melakukan operasi dengan waktu yang menipis. Jangan sampai mereka kehilangan waktu yang bisa membuat ibu dan anak tidak bisa diselamatkan.Perawat menyerahkan alat bedah steril. Pisau pertama menyentuh kulit Karissa, menembus jaringan demi jaringan. Darah mulai keluar, tapi tekanan tetap dikontrol deng

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 122 - Welcome Or Good Bye

    “Di mana Luciano? Apa dia sudah membaca hasil DNA Karissa?” tanya Hector saat tiba di depan ruang ICU.“Tuan sedang ada di ruang dewan, Tuan,” jawab Sergio yang cukup terkejut akan kedatangan pria tua itu.Mood Hector terlihat sedang tidak baik. Rahangnya nampak mengeras dan genggaman di ujung tongkat pun erat.“Anak itu. Bisa-bisanya dia asal melepas kancil dari jeruji besi,” desis Hector menahan kemarahannya.Sergio yang belum paham, dia hanya menatap Hector sambil berpikir.“Kau sudah aku beritahu siapa Karissa sebenarnya supaya kamu bisa lebih waspada. Tapi kamu justru membiarkan Luciano melepas Vincent begitu saja!”Sang asisten terkesiap lalu membungkuk penuh rasa bersalah. “Maaf, Tuan. Saya belum paham penuh konsekuensi kalau sampai Tuan Vincent bebas.”Hector memukul lantai dengan tongkatnya sambil berdecak. Membuat Sergio seketika terjingkat.“Informasi Karissa darah murni Luther sudah disebarluaskan oleh Vincent kepada orang-orang yang masih setia pada keluarga itu! Apa menur

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 121 - DNA Luther

    “Tuan, maaf. Ini berkas Anda ditemukan di bawah bantal rawat inap. Pagi tadi petugas kebersihan menitipkannya pada saya.” Sang direktur rumah sakit menyerahkan amplop coklat yang masih tersegel kepada Luciano.Pria itu tidak langsung menerima. Dia lebih dulu menutup pintu dengan hati-hati agar Karissa tidak terganggu tidurnya. Barulah ia mengulurkan tangan menerima amplop tersebut.“Ya.”Saking merasa berkas itu tidak penting, Luciano sampai lupa telah menyimpannya secara asal di ranjang rumah sakit.“Dan—“ Direktur yang tampak memiliki tujuan tertentu, sedikit ragu untuk melanjutkan. “Kejadian di lobi tadi, saya meminta maaf. Saya akan memberikan surat peringatan dua tingkat kepada dokter residen itu.”Pria dengan perut buncit dan bulatnya lalu mundur satu langkah sambil membungkuk. “Kami memohon agar Anda berkenan datang ke ruangan dan menerima permintaan maaf langsung dari kami.”Luciano menarik napas panjang, lalu membuangnya perlahan. Dia tidak ingin pikirannya terbebani oleh urus

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 120 - Luapan Amarah

    Tamparan itu membuat semua pengawal termasuk Sergio serempak menarik pistol dari pinggang mereka lalu di arahkan ke wanita di sana. Sebelum ada yang terluka, Luciano langsung mengangkat tangannya.“Biarkan!” titahnya tanpa perubahan ekspresi, hanya dingin dan datar.Sementara Shiena, keberanian itu muncul begitu saja ketika amarah atas dendam lamanya pada sosok Luciano meluap. Apalagi ternyata identitas itu dimiliki oleh orang yang selama ini sangat dia hormati dan kagumi.“Jadi kamu adalah serigala penghisap darah berkedok kelinci yang nampak lembut dan manis? Sungguh aku makin membencimu, Luciano!” teriak Shiena hendak menyerang lagi, tapi dua pengawal langsung menakan lengannya.“Shiena, hentikan?” teriak direktur rumah sakit yang baru datang karena mendengar keributan di lobi.“Sekarang aku tau, kenapa ada keanehan di rumah sakit ini. Menerima pasien dengan luka tembak tanpa ada laporan ke kepolisian. Rupanya pemiliknya adalah penjahat itu sendiri!” teriaknya tak peduli.Shiena mer

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 119 - Tamparan Telak

    “Kau bertanya apa hubunganku dengan keluarga Luther? Apa menurutmu aku sehebat itu?” ucap Vincent.Sayangnya sorot tajam Luciano masih menyala ke arahnya. Seolah tak percaya dengan jawaban pria paruh baya ini.“Mereka tidak mungkin bertanya tanpa sebab. Atau –“Luciano memiringkan kepala, lalu mengangkat dagu Vincent dengan satu jarinya.“Karissa adalah kerutunan Luther?” desisnya lirih.Vincent memperhatikan tatapan dari pria yang berdiri menjulang tinggi di depannya. Ada satu detik di mana lidahnya ingin bergerak mengucap semuanya. Ah, tidak. Ini belum saatnya. Kalau Luciano tahu bahwa Karissa adalah satu-satunya penerus darah murni Luther, dan anak yang dikandungnya adalah pewaris sah maka mereka tidak akan pernah aman.“Hahahaha! Maksudmu aku adalah anak dari keluarga itu? Apa kamu gila, Luciano?”Mata itu masih menyipit, meski tangannya sudah menjauh dari dagu Vincent.“Cocokkan saja DNA ku dengan DNA keluarga Luther. Orang seperti kalian pasti menyimpan basis data DNA di rumah sa

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 118 - Dia Mencintaiku?

    “Dok, apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Karissa saat dokter memeriksanya pagi ini.Pria dengan jas putih itu tersenyum tipis. “Apa Anda tidak ingat sudah menelan cairan penggugur kandungan?”Dahi Karissa berkerut untuk coba mengingat. Kemudian menggeleng pelan saat dia merasa tidak melakukan hal segila itu.“Tidak perlu Anda pikirkan lagi. Anda tolong kendalikan diri, jangan stress dan makan dengan baik,” ucap dokter dengan tenang.Karissa diam, membiarkan dokter melakukan tugasnya. Dalam hatinya berpikir, apa mungkin Damian asli? Ingin bertanya pada Luciano, tapi dari kemarin pria itu selalu mengalihkan pembicaraan ketika dia bertanya banyak hal.“Tuan Damian sangat mencintai Anda. Hari itu, dia memilih menyelamatkan Anda karena situasinya darurat.”“Lalu, apa sekarang masih darurat?”Sang dokter diam sejenak untuk fokus menyuntikkan cairan melalui selang infus. Karissa yang merasakan sedikit reaksi di perut pun mendesis sambil mengusap perutnya.“Plasenta yang sudah terkena zat be

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 117 - Lenguhan Ringan

    “Apa kali ini terasa manis?” bisik Luciano tepat di bibir Karissa yang baru saja dia cium dengan dalih menyuapi.Dan sialnya Karissa seperti terhipnotis. Dia mengangguk tipis dan kaku tanpa melepas tatapannya dari iris mata hitam sang suami.Senyuman smirk Luciano ukir tipis di sudut bibirnya. Tak mau membuang kesempatan yang selalu dia ciptakan sendiri, pria itu menggigit lagi biskuit dan kembali memasukkan ke mulut Karissa secara langsung.Tak ada penolakan. Wanita itu justru meremas selimutnya erat dan menerima dengan baik. Biskuit itu langsung remuk saat lidah mereka membelit bercampur dengan air liur yang tak lagi pahit, tapi sangat manit dan, panas!“Luciano, apa aku gila?” bisik Karissa dalam hati saat menikmati cara suaminya menyuapi. “Semua dalam dirinya kenapa selalu membuatku bertekuk lutut. Harusnya aku membencinya. Harusnya aku tak mau bersentuhan dengannya. Dia sudah menipuku habis-habisan dengan identitas palsu. Tapi –““Emhh ....” Karissa justru reflek melenguh ringan s

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 116 - Menyuapi dengan Bibir

    Langkah kaki Luciano terhenti saat mendapati Hector sudah berdiri di ujung lorong, berjalan ringan bersama tongkat kebesarannya. Pria tua itu seperti biasa, mengenakan mantel panjang dan tatapan yang selalu mengundang curiga. Seolah kematian bisa muncul dari balik senyumnya yang sopan.“Aku dengar, kamu sudah coba mengurus pemindahan nama,” ucap Hector saat mereka sama-sama berdiri berhadapan.“Hm,” jawab Luciano singkat.“Ya, seharusnya sejak dulu kamu memakai nama aslimu. Jadi tidak repot begini.”Luciano menarik napas dalam-dalam, menahan emosi yang mulai menghangat. Dia ingat, dulu Hector adalah orang yang pertama kali memberi ide supaya dia memakai identitas Damian untuk balas dendam pada Karissa. Bisa-bisanya sekarang berkata begitu.“Aku harus ke kantor. Jangan coba sentuh istriku. Atau opa benar-benar kehilangan bayi yang kau inginkan,” ucap Luciano dingin, menahan gejolak amarahnya.Hector mengangguk ringan, tak terguncang sedikit pun. “Aku tahu caraku menempatkan diri, Lucia

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 115 - Bersemu Merah

    “Permisi, Anda dilarang buat keributan di sini.” Shiena berusaha meredam emosi wanita yang ada di tengah lorong karena ditarik oleh penjaga untuk menjauh.“Lepas! Aku hanya ingin menjenguk keponakanku!” teriak Darla, meronta.Sergio pun jadi ikut mendekat. “Nona, kondisi keponakanmu sangat tidak baik. Kalau Anda mencintainya, jangan buat kondisinya makin buruk,” ucapnya dingin.“Sudah cukup kesabaranku menghadapi kalian dan Damian.” Darla kembali berteriak, berharap Luciano mendengarnya.“Damian! Jangan sok-sokan mencintai Karissa! Keluarkan Kak Vincent dari penjara bawah tanah! Kau benar-benar ingin membuat mertuamu mati, hah! Damian – akh!”Mau tidak mau Sergio memukul tengkuk belakang Darla. Sampai wanita itu akhirnya pingsan.Shiena yang melihat hanya bisa menganga dengan sikap tak terduga Sergio untuk menangani wanita ini. Tapi tadi apa? Ayah Karissa di penjara.“Hei, tadi dia bilang –““Jangan keluar batas. Urus saja urusanmu sendiri,” sela Sergio lalu meninggalkan Shiena di sana

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status