Beranda / Romansa / Istri Figuran Presdir Arogan / Bab 8 - Jerat Presdir Arogan

Share

Bab 8 - Jerat Presdir Arogan

Penulis: Ute Glider
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-31 23:59:33
“Patriarki? Suami tak tau diri? Kampungan? Jelek?”

Sederet kata yang terucap dari para staff di ruang rapat tadi langsung keluar dari mulut dingin Damian saat Karissa baru saja datang.

Damian bersandar pada sisi meja kerja lalu tangannya dilipat di dada. Sorot itu tajam, menuntut Karissa untuk menjelaskan apa maksud cacian yang dilontarkan oleh mereka tadi.

Wanita itu sejenak menatap heran suaminya. Dia kemudian cukup santai untuk mengangkat kedua bahunya.

“Kalau merasa tersinggung. Bukankah status kita di sini bukan suami istri. Bahkan sebentar lagi pun kita bukan siapa-siapa.” Karissa menatap Damian tanpa rasa gentar. Baru kali ini dia seberani ini tanpa rasa ragu.

Bahkan ketika rahang Damian makin mengeras akibat perkataannya, Karissa tak peduli. Hatinya seperti mati rasa dari hari ke hari oleh sikap Damian.

“Aku tidak memulai gosip apapun. Mereka menilai sesuai dengan apa yang aku kerjakan di sini. Jadi mungkin kamu yang perlu introspeksi diri, kenapa mereka bisa menganggap aku m
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 9 - Kebingungan Karissa

    Terdengar helaan napas dari sambungan telefon. “Aku tidak tau, sejak kemarin ayahmu mengkhawatirkanmu. Datanglah, besok adalah akhir pekan. Kamu bisa ke sini bersama Damian. Tunjukkan kalau kamu baik-baik saja.”“T-Tapi ....” Karissa menggigit bibir bawahnya bingung. “Aku memang ada rencana pulang untuk mengatakan sesuatu pada daddy.”“Sesuatu yang menggembirakan?”“Engh ... aku ....”Tidak sampai berucap, ponsel yang sebelumnya ada di genggaman Karissa kini sudah beralih ke tangan Damian.“Bibi Darla,” sapa Damian. Tidak ramah, tapi datar. Namun itu cukup membuat Darla sumringah di sana.“Damian? Ah, bibi rindu dengan kalian. Datanglah ke rumah besok akhir pekan. Mertuamu sakit-sakitan karena terlalu khawatir memikirkan putri satu-satunya.”“Ya, aku dan Karissa akan datang.”Karissa mendengar itu hanya menarik napasnya dalam-dalam. Sejak kapan Damian semudah ini mengiyakan keinginan keluarganya untuk datang ke rumah? Pria itu selalu ada cara untuk menolak dengan alasan sibuk.“Kamu i

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-01
  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 10 - Kabar Baik Kehamilan

    Vincent terdiam sejenak setelah mendengar ucapan Karissa dengan mata membola, menatap putrinya. “Ka-Kamu hamil, Karissa?” Tiga tahun menikah dengan Damian, akhirnya bisa mendengar kabar ini tentu Vincent terkejut dan bahagia.Karissa yang semula kaget dengan perkataan jujur Damian, perlahan dia pun tersenyum dan mengangguk. Tangannya juga ikut menyentuh perut yang masih belum terlalu terlihat membesar. “Iya, Daddy. Aku hamil.” Senyuman Vincent pun makin merekah. “Astaga, kenapa kamu tidak bilang dari awal?” Dia segera berdiri, “Ini kabar baik! Tunggu sebentar.” Tanpa menunggu jawaban dari Karissa, Vincent bergegas ke dapur. Darla yang baru saja keluar membawa nampan minuman, memandang Vincent dengan heran. “Vincent, ada apa?” Pria paruh baya yang setia memakai syal di leher itu menunjukkan wajah cerahnya. “Karissa hamil, Darla! Aku harus menyiapkan sesuatu untuknya.” Mata Darla ikut berbinar mendengar kabar itu. “Ya ampun, benar? Kalau begitu, kita harus memasak makanan yang seha

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02
  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 11 - Luciano King Wilbert

    Kepergian Vincent dan Darla ke dapur bersamaan dengan suara dering panggilan masuk. Tentu membuat Karissa melirik pada ponsel milik Damian yang tergeletak di sofa, samping dirinya.Siapa lagi kalau bukan nama Emma yang terpampang di sana. Mungkin bila dihitung riwayat panggilan terbanyak di ponsel Damian, delapan puluh persen pasti berasal dari asistennya itu.“Tangan kananmu sedang diobati, biarkan saja dulu,” ucap Karissa yang kembali membalut telapak tangan Damian dengan kain kassa usai dibersihkan dan dioleh obat.Tak masalah bagi Damian, dia bisa mengambil benda pipih itu dengan tangan kirinya dan langsung mengangkat panggilan Emma tersebut.“Ya?” sahut Damian datar begitu ponsel menempel di daun telinganya.Rahang Damian seolah mengetat begitu mendengar sesuatu dari balik telefon. Dahinya pun mulai berkerut, diam, mendengarkan dengan seksama penjelasan Emma.“Di mana yang lain?” Damian kembali bersuara.“Hm, aku akan segera kesana – Argh ....” Damian mendadak mengeram pedih keti

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 12 - Luka Tembak

    Hari sudah berganti. Seharusnya pagi ini Damian datang untuk menjemputnya. Namun, sampai jam sembilan suaminya tak kunjung datang. Memberi kabar pun tidak.“Harusnya aku tidak berharap banyak padanya,” gumam Karissa sambil memandang ke jendela kaca.Salju sudah tidak terlalu tebal, orang-orang bahkan terlihat mulai melakukan aktifitas di luar sana. Tidak seperti kemarin ketika salju dan angin beradu cukup lebat dan cepat. Jadi memang tak ada alasan Damian terlambat menjemput.“Kamu yakin hubungan kalian baik-baik saja?”Pertanyaan Vincent menarik atensi Karissa. Dia menarik napas panjang kemudian duduk di kursi kayu dekat perapian, disusul sang ayah yang ikut menggeser kursinya supaya lebih dekat dengan Karissa.“Jujur pada Daddy,” ucap Vincent lagi dengan sorot tulusnya.Bibir ibu hamil itu tersenyum, menunjukkan kalau dirinya baik-baik saja. “Hal apa yang membuat Daddy bertanya seperti itu untuk kedua kalinya? Bukankah semalam aku sudah menjawabnya.”Tangan Karissa terulur untuk men

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-04
  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 13 - Mengusir Pelakor

    “Jubah operasi sudah siap digunakan, Nyonya,” lapor salah satu anak buah yang baru masuk ke ruangan.Karissa menoleh lalu mengangguk tipis. Dia kemudian memantaskan diri untuk melakukan operasi selayaknya SOP di rumah sakit. Ini bukan pertama kalinya dia mengurus Damian yang pulang dalam keadaan terluka parah.Sebenarnya Karissa tak mengerti, apa sebegitu keraskah menjadi presdir perusahaan global? Hingga memiliki banyak musuh begini. Namun, dia tak kunjung menemukan jawaban sebab Damian selalu bungkam. Usai dengan semuanya, sebelum operasi yang dia lakukan bersama salah satu anak buah Damian. Karissa berdiri terpaku sejenak menatap Damian. Ucapan Martha masih terngiang-ngiang, “Tidak ingin mengganggu waktu spesial Anda bersama Tuan Vincent.” Ada sesuatu dalam kalimat itu yang membuat hatinya bergetar. Benarkah Damian masih memikirkan dirinya? “Bodoh,” gumam Karissa lirih sambil melanjutkan pekerjaannya. Dia mengambil alat bedah yang telah disterilkan dari nampan di sebelah ranjang.

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-05
  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 14 - Kebetulan yang Aneh

    Sebuah ruangan kerja dipenuhi dengan aroma kayu mahoni yang bercampur bau asap cerutu. Seorang pria tua berusia 76 tahun yang masih memancarkan wibawa, duduk di kursi besar di ujung ruangan penuh kuasa. Setelan jas hitam yang sempurna membalut tubuhnya, dengan tongkat yang diletakkan di sisi kursinya.“Apa kau bilang?” suara beratnya menggema, membuat dua pria yang berdiri di hadapannya menundukkan kepala lebih dalam. “Iya, Tuan. Salah satu wilayah kita di selatan telah diambil alih oleh kelompok Luther,” jawab anak buah pertama, suaranya nyaris gemetar. “Dan Lucian?” Pria tua itu menambahkan tanpa menunggu jeda. “Terluka parah, Tuan,” jawab anak buah itu.Pria tua itu menggertakkan giginya emosi, matanya yang tajam penuh keriput itu menyipit. Sorot marahnya seperti pisau yang menebas udara. “Luciano King Wilbert... Aku sudah memperingatkannya,” lirihnya seperti berbisik tapi penuh penekanan. “Dia menjadi semakin lemah. Apa ini yang kalian sebut penerusku? Seorang pemimpin yang tak

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-06
  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 15 - Pernah Hilang Ingatan?

    Langit malam sudah gelap ketika Karissa akhirnya tiba di apartemen Emma. Gedung tinggi itu tampak mewah dan eksklusif. Mungkin jika status Emma 100% hanya asisten yang baru bekerja tiga tahun. Lalu gajinya juga digunakan untuk membiayai dirinya dan anak kecil. Nampaknya mustahil tinggal di apartemen dengan harga fantastis di sini“Terus memikirkan dia, rasanya aku makin gila.”Hatinya menjerit, menolak untuk berada di tempat ini, tapi logikanya berkata lain. Jika bukan karena statusnya sebagai dokter dan murni urusan medis, Karissa tak mungkin sengaja menginjakkan kaki di tempat ini lagi.Pintu apartemen terbuka setelah Karissa menekan bel. Ada helaan napas lega ketika Emma melihat bantuan datang. “Nyonya, maaf mengganggu Anda malam ini,” ucap Emma membungkuk tipis lalu menggeser tubuhnya ke samping, memberi jalan pada Karissa untuk masuk. “Di mana Aiden?” tanya Karissa, langsung pada intinya. Dia malas basa basi. Memandang wanita ini saja enggan.“Aiden ada di kamar, Nyonya.” Emma

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 16 - Damian Ngidam

    “Nyonya, jika Anda lelah. Anda bisa tidur di kamar sebelah. Biasanya Tuan Damian tidur di sana jika sedang menginap.”Ucapan Emma membuat gerakan jemari Karissa yang semula sedang mengusap dahi Aiden jadi terhenti. Dia menoleh ke belakang dengan dahi berkerut pun jantungnya berdebar kencang.“Damian sering menginap?” tanyanya sedikit terbata.“Jangan salah paham, Nyonya. Tuan Damian sering rindu pada Aiden hingga dia pun memilih menginap di sini,” jawab Emma berusaha menyembunyikan senyuman samarnya.Dada Karissa bergemuruh. Kakinya juga jadi terasa berat untuk berdiri. Meski begitu Karissa tetap berusaha untuk beranjak dari kursi lalu berdiri tegap. Dia tidak mau terlihat lemah di depan wanita ini.“Jadilah perempuan yang tau diri, Emma.” Karissa mendekat setelah meraih tas dokternya. “Beginikah sikap seseorang yang sudah dibantu? Lalu sengaja menusuk orang yang sudah membantunya.”Emma menggeleng cepat seolah dia merasa begitu bersalah. “Tidak, Nyonya. Maaf, saya tidak bermaksud apap

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-08

Bab terbaru

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 22 - Melihat Rekaman CCTV

    Nyaman.Satu kata itu sudah cukup menggambarkan perasaan Karissa saat ini. Matanya masih terpejam, tapi kesadarannya mulai kembali. Rasanya ia belum ingin membuka mata karena pelukan ini begitu nyaman dan hangat. Satu lagi, harum, Karissa suka. "Damian? Aku tidak sedang bermimpi, kan?" tebaknya dalam hati. Meski belum membuka mata, ia sudah mengenali aroma parfum maskulin suaminya. Perlahan, Karissa membuka matanya. Benar, Damian masih terlelap, mendengkur halus sambil memeluknya erat. Kenapa? Tumben. Yang ia ingat, semalam ia mual-mual dan pusing juga perutnya kencang. Setelah itu, ia tertidur usai Damian membersihkan tubuhnya.Tiga tahun lamanya mereka menikah, meskipun baru saja bercinta semalaman, Karissa tidak pernah bangun dalam pelukan Damian seperti ini. Jadi, apakah perlakuan Damian sekarang adalah anugrah atau karena ada Opa Hector di mansion?Tidur Damian terusik saat Karissa mencoba bergerak ringan untuk meregangkan otot.“Kau di sini?” Karissa melepas pelukan Damian kemu

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 23 - Memandikan Sang Istri

    “Nyonya, sebaiknya Anda jangan dulu membahas soal perceraian,” ucap Martha dengan nada hormat dan hati-hati.Karissa hanya menghela napas panjang sambil mengaduk bubur yang sedang dia masak di dalam panci. Rasanya dia lelah memikirkan soal rumah tangganya yang tak jelas ini.Setelah kekacauan akibat permintaan perceraian dia di depan Hector dan Damian, sang kakek pun memilih bermalam di mansion. Katanya tidak enak badan dan ingin dirawat oleh cucunya, Karissa. Jadilah kini wanita hamil itu menyiapkan bubur untuk hidangan makan malam sebelum meminum obat.“Saya mendengar kalau Tuan Hector ada gejala stroke karena hipertensi. Saya harap Nyonya bisa bersabar lagi.”“Semua menghawatirkan mereka. Tapi tidak ada satupun yang menghawatirkanku,” lirih Karissa masih dengan ekspresi datar dan lelahnya.Martha pun jadi merasa serba salah. “Nyonya ... bukan begitu.” Sungguh dia menyayangi Karissa seperti anaknya sendiri.“Martha, apa kamu bisa antar ini ke kamar opa? Perutku sedikit mual.”Sebena

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 22 - Peringatan Keras

    Seorang pria tua ber-jas merald lengkap dengan tongkat kayu di tangannya, berdiri di tengah ruangan. Di mana sebuah lukisan besar tergantung di dinding utama.“20 tahun lalu, kamu sudah jadi orang yang aku pilih.”Lukisan itu menggambarkan Hector muda dengan jas hitam rapi, berdiri gagah di samping cucu kecilnya yang mengenakan setelan serupa. Ekspresi mereka sama-sama dingin, tegas, dan tanpa senyum. Lukisan itu membawa Hector ke masa lalu, kenangan akan dedikasinya membentuk pria kecil itu untuk menjadi penerus yang ia banggakan, meskipun dengan harga yang mahal.“Opa.”Suara lembut itu memecah keheningan. Hector berbalik perlahan, sampai dia menemukan wanita cantik berjalan mendekat.“Kamu selalu cantik dan mahal, Karissa,” puji Hector memperhatikan Karissa yang mengenakan gaun sederhana berwarna krem dengan rambut yang disanggul rapi. Karissa tersenyum tipis, tapi senyumnya itu tidak menyembunyikan rasa perih yang mengendap di hatinya.“Bagaimana kabar opa?” tanya Karissa setelah

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 21 - Pertimbangan Perceraian

    Bagai burung yang terperangkap dalam sangkar emas. Istilah itu cocok untuk kondisi Karissa sekarang. Berada di mansion megah, tapi dia tak bisa kemana-mana. Martha memang menyiapkan makanan yang lezat. Obat dan vitamin ibu hamil. Serta membantu Karissa mengganti perban di kaki akibat goresan pecahan piring semalam.Namun, dirinya benar-benar tidak diperbolehkan keluar dari kamar walau hanya satu langkah. Ponsel juga disita. Argh! Karissa sudah ingin sekali marah. Apalagi teringat tugasnya di rumah sakit.“Tiga tahun pernikahan, aku baru dikaruniai anak.” Karissa yang tengah berdiri di balkon kamarnya pun menunduk sembari mengusap perut. “Mungkin karena sekarang Tuhan telah yakin, kalau aku dan bayiku ini sudah cukup kuat menghadapi orang macam Damian.”Matanya yang sayu itu beralih ke arah gerbang megah di kejauhan, di mana ada satu patung kepala serigala hitam di ujung atas gerbang.Sejenak Karissa larut dengan pemandangan yang memang sejak dulu seperti itu. Di halaman bahkan sampai

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 20 - Perkara Dua Milyar

    Sebuah tamparan menggema di ruang kecil rumah sederhana di pinggiran kota tepatnya daerah perkebunan anggur. Darla nyaris terjatuh ke lantai kalau saja dia tidak berpegangan pada nakas.Vincent menatap adiknya dengan mata memerah emosi.“Bagaimana bisa kamu memaksa Karissa melunasi hutang-hutangmu itu!” bentar Vincent.Darla menyentuh pipinya yang panas lalu kembali berdiri tegak untuk membalas sorot tajam kakaknya dengan sorot yang sama.“Kamu pikir aku berhutang untuk siapa? Untuk pengobatanmu dan semua kebutuhanmu, Kak!”“Kebutuhanku atau berfoya-foya dengan teman-temanmu itu?” Vincent tersenyum miring. Setelah tertangkap basah sering mentraktir teman dan kencan dengan beberapa pria menggunakan uang bulanan yang Karissa kirim, Darla masih saja berkilah.“Kamu sok baik di depan Damian supaya apa? Supaya rekening berjalanmu tidak berhenti?” Nada Vincent makin meninggi membuat Darla mulai sedikit gugup.Meski tahu perkataan Vincent benar, Darla merasa kesal. Dia lelah hidup berkecukup

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 19 - Memberikan Hukuman

    Nafas Karissa tercekat ketika Damian menyadari ada satu perhiasan yang hilang dari jemarinya. Terlebih ketika dia hendak menyembunyikan tangannya, Damian segera mencekal erat.“Mana cincin pernikahan kita?” tanyanya begitu dingin, menciptakan atmosfer ruangan yang mulai menegangkan.Sebisa mungkin Karissa menahan diri untuk tidak menunjukkan ketegangannya. Dia tersenyum tipis, seolah mengejek pria di depannya.“Cincin pernikahan? Untuk apa? Bukankah kita akan segera bercerai?”“Apa yang kamu lakukan pada cincin itu?”Karissa berusaha menarik tangannya, tapi tak bisa. “Itu milikku, aku lakukan apapun bukan urusanmu,” tegasnya.“Katakan dimana cincin itu!” desis Damian menajamkan sorot matanya serta mengercangkan cengkeraman di pergelangan tangan Karissa hingga nyaris meremukkan tulang kecil itu.“Aku membuangnya,” jawab Karissa asal.Damian melepas kasar tangan Karissa. Segera pula dia berdiri bersamaan dengan tangannya yang begitu mudah melempar meja di depannya.Karissa memekik kaget,

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 18 - Penyusup di Apartmen Karissa

    “Cincin itu pasti kembali,” gumam Karissa sambil mengusap jemari yang kosong.Tadi, karena paksaan dari Darla yang mengirim foto kondisi rumah berantakan akibat diserang oleh gerombolan anak buah rentenir. Karissa dengan berat hati menjadikan cincin pernikahannya sebagai jaminan.Wajahnya masih tidak tenang meski sudah mengirim uang dua milyar lunas pada Darla. Namun, kekosongan jemarinya seolah membuat hatinya ikut kosong.“Dia ngga akan tau aku gadai cincin itu. Dia juga tak pernah memperhatikanku.”Karissa menarik napas panjang, melihat dirinya di cermin wastafel toilet ruang kerja departemen bedah. Sampai seseorang mengejutkannya.“Hei!” Siapa lagi kalau bukan Sienna.“Aku mencarimu di jam makan siang. Keluar dengan siapa? Suamimu?” tanyanya.“Ada urusan sedikit,” jawab Karissa sembari merapikan pakaiannya.Sienna mengangguk-angguk saja. Dia datang ke toilet hanya untuk mencuci tangan kemudian keduanya berjalan keluar ruangan.“Kamu tau, para anak buah Luciano itu sudah pulang. Pa

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 17 - Mengajukan Pinjaman

    Karissa meremas ponselnya sambil berdiri gelisah di depan ruang kepala koperasi rumah sakit. Dari semalam dia tidak bisa tidur karena memikirkan kondisi ayahnya di rumah.Kenapa saat dia di sana Vincent dan Darla tidak menceritakan apapun soal hutang piutang? Apalagi hutang itu dalam jumlah yang sangat besar. Kalau begini dia bisa apa?Ditariknya napas itu dalam-dalam. Satu-satunya jalan adalah mencoba mengajukan pinjaman pada koperasi rumah sakit.“Paling tidak aku bica meminta seperempatnya,” gumam Karissa meyakinkan diri.Diketuk pintu itu. Pagi ini biasanya Tuan Raulf masih ada di ruangan, belum keliling ke kantor koperasi pusat di gedung selatan rumah sakit.“Masuk!” sahut seseorang dari dalam.Karissa sekali lagi mengatur napasnya barulah dia masuk.“Dokter Karissa?” Pria paruh baya yang memakai kaca mata itu tersenyum hangat. “Silahkan duduk,” tunjuknya pada kursi di depan meja kerjanya.“Maaf mengganggu, Tuan Raulf,” ucap Karissa seraya duduk di kursi kayu itu.“Iya, bagaimana

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 16 - Damian Ngidam

    “Nyonya, jika Anda lelah. Anda bisa tidur di kamar sebelah. Biasanya Tuan Damian tidur di sana jika sedang menginap.”Ucapan Emma membuat gerakan jemari Karissa yang semula sedang mengusap dahi Aiden jadi terhenti. Dia menoleh ke belakang dengan dahi berkerut pun jantungnya berdebar kencang.“Damian sering menginap?” tanyanya sedikit terbata.“Jangan salah paham, Nyonya. Tuan Damian sering rindu pada Aiden hingga dia pun memilih menginap di sini,” jawab Emma berusaha menyembunyikan senyuman samarnya.Dada Karissa bergemuruh. Kakinya juga jadi terasa berat untuk berdiri. Meski begitu Karissa tetap berusaha untuk beranjak dari kursi lalu berdiri tegap. Dia tidak mau terlihat lemah di depan wanita ini.“Jadilah perempuan yang tau diri, Emma.” Karissa mendekat setelah meraih tas dokternya. “Beginikah sikap seseorang yang sudah dibantu? Lalu sengaja menusuk orang yang sudah membantunya.”Emma menggeleng cepat seolah dia merasa begitu bersalah. “Tidak, Nyonya. Maaf, saya tidak bermaksud apap

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status