Home / Romansa / Istri Figuran Presdir Arogan / Bab 2 - Hanya Figuran

Share

Bab 2 - Hanya Figuran

Author: Ute Glider
last update Last Updated: 2024-12-03 15:03:42

“Apa aku hanya figuran di mata dirinya?”

Sekarang adalah musim salju ke-lima. Sama halnya dengan rasa cinta di hati Karissa untuk Damian yang mulai tumbuh sejak lima tahun yang lalu. 

Damian sudah dianggap seperti dewa oleh keluarga Karissa karena perannya sebagai penyelamat hidup mereka. Kehadirannya dalam kehidupan Karissa bermula ketika ia menyelamatkan Karissa dan ayahnya dari kebakaran hebat, meski harus menderita luka bakar di punggung. 

Tak berhenti di situ, Damian juga membantu melunasi hutang rumah sakit untuk biaya pengobatan jantung Vincent, ayah Karissa, serta membiayai kuliah kedokteran Karissa. 

Seiring waktu, rasa terima kasih Karissa berubah menjadi cinta yang tulus pada Damian, terutama karena sikapnya yang hangat. Namun, segalanya berubah setelah mereka resmi menjadi suami istri. Karissa dibawa ke kota dan tinggal di sebuah mansion mewah, tetapi sikap Damian seketika berubah.

Tidak ada kehangatan sedikitpun di hubungan mereka. Sikap Damian teramat dingin dan lebih sering menyakiti. Jika bukan karena cinta dan balas budi, mungkin sudah lama Karissa memilih menyerah. 

“Dokter Karissa!”

Panggilan dari Shiena membuat lamunan Karissa terhenti. Dia menatap sahabatnya yang berlari dari lobi rumah sakit dan menghampirinya. Sore itu mereka sama-sama baru berangkat bekerja.

“Bagaimana, apa suamimu sudah tau kalau kamu sedang hamil? Apa kejutannya berhasil?” tanya Shiena dengan nafas ngos-ngosan karena baru berlari.

Karissa tersenyum tipis lalu melanjutkan langkah. Rasanya enggan membahas soal suami gilanya itu.

Karissa Asterin adalah dokter bedah junior di rumah sakit ini. Semua orang tau kalau dia sudah menikah, tapi mereka tidak tau siapa suami Karissa. Dia pun tak mengerti, sejak awal menikah Damian terus merahasiakan hubungan mereka dari publik.

“Meeting dengan Ketua Dewan Direksi ditunda karena beliau sedang pergi ke luar negeri,” ucap kepala departemen bedah di ruangan.

Televisi di sana menampilkan sosok Damian yang sedang menerima penghargaan sebagai pengusaha terbaik lalu memberikan pidatonya di depan kamera. Ya, ketua dewan direksi itu adalah Damian Morgan. Pria berwibawa dan berkharisma yang sangat memukau di mata orang-orang.

Damian adalah seorang presiden direktur yang berkuasa penuh terhadap perusahaan properti terbesar di Eropa, W,B. Corporation. Selain itu dia dikenal sebagai seorang dermawan. Sering mengirim banyak donasi ke yayasan yang membutuhkan.

Sedangkan rumah sakit ini adalah miliknya setelah berhasil diakuisisi. Sebab itu pula Damian mengijinkan Karissa bekerja, tapi hanya di rumah sakit ini. Untuk apa? Jelas supaya wanita itu tetap berada di bawah kendalinya.

Karissa mencoba tak peduli dengan obrolan mereka yang terus mengelukan nama Damian. Dia pun memakai jas putih yang menggantung di lokernya dan berniat segera pergi. Sayangnya niatnya terhenti ketika mereka mulai membahas Emma.

“Lihat, menurut kalian apa Nona Emma pantas menjadi asisten Tuan Damian?” seorang tenaga medis yang ikut menonton mengatakan mengenai wanita yang ada di samping Damian.

“Penampilannya berkelas. Wajahnya juga nampak sekali dari kaum old money. Aku sering merasa heran, kenapa wanita secantik itu mau jadi pesuruh selama bertahun-tahun, ya?”

“Mungkin tidak kalau mereka sebenarnya ada hubungan?”

“Ah, aku sering membaca novel kisah office romance. Di mana bawahan ternyata istri sang PresDir.”

Shiena pun menimpali dengan santai. “Aku justru curiga dengan anak laki-laki yang umurnya tiga tahun itu.”

“Aku awalnya tidak percaya kalau Nona Emma semuda itu sudah memiliki anak tanpa suami.”

“Jangan-jangan itu adalah anak Tuan Damian?”

Mendengar obrolan mereka membuat dada Karissa memanas. Dia meremas kedua sisi jas putihnya dengan wajah yang mulai memucat.

Karissa hanya tau kalau Emma memang sudah memiliki anak sebab asisten tersebut pernah membawa ke mansion sesekali. Namun, perihal siapa ayahnya dia tidak pernah mencoba mencari tahu karena dia dan Emma tidak sedekat itu untuk mengobrolkan hal pribadi.

“Karissa, kamu baik-baik saja? Kenapa wajahmu pucat?” Shiena menangkup kedua pipi Karissa dan terlihat khawatir.

Sebisa mungkin Karissa menyembunyikan dirinya yang ingin menangis saat ini. Mungkin karena efek sedang hamil jadi mudah menangis.

“Aku baik-baik saja. Aku harus segera memeriksa pasien.” Karissa tersenyum hambar kemudian buru-buru keluar.

***

Malam itu, Karissa berbaring di tempat tidur yang dingin dan kosong. Aroma parfum Damian yang samar masih tertinggal di ruangan sama sekali tidak lagi memberikan kenyamanan. Padahal biasanya Karissa sering sengaja menyemprotkan parfum maskulin itu ke permukaan ranjang kala dia merindukan Damian.

“Damian, apa yang sebenarnya terjadi?”

Bayangan pakaian dalam dan kondisi kamar kemarin pagi, lalu permintaan Damian untuk menggugurkan kandungan, juga siapa ayah dari anaknya Emma. Semua sungguh membuat perasaan Karissa tidak bisa tenang.

Ya, meskipun Damian tidak pernah kepergok terang-terangan bermain dengan wanita lain, tapi Karissa tidak bisa mengabaikan bukti-bukti kecil yang menumpuk. Dan nama Emma lah yang selalu muncul dalam dipikiran, si asisten yang selalu bersikap manis, hormat dan hangat di depannya.

Mata Karissa memejam, memaksa diri untuk istirahat. Saat begitu, ponselnya berbunyi. Dia pun segera membuka mungkin dari Damian. Rupanya bukan,

Ponselnya berbunyi. Sebuah pesan masuk dari Darla, adik ayahnya. Dia mengatakan kalau Vincent masuk rumah sakit karena jantungnya mendadak kumat.

Karissa begitu terkesiap. Dia pun menelfon Darla segera.

“Bibi, aku akan kirimkan sejumlah uang dan aku segera pergi ke sana!” ucap Karissa panik.

“Iya, kirimkan yang banyak. Aku tidak punya uang sepeserpun. Uang yang kamu kirim sudah habis untuk biaya pengobatan rutin dan renovasi rumah.”

“Tunggu sebentar. Aku akan memprosesnya.”

Ibunya sudah meninggal sejak Karissa terlahir di dunia ini. Jadi baginya, sang ayah adalah segalanya, satu-satunya yang Karissa miliki. Dengan terburu-buru perempuan itu mencoba login ke aplikasi m-banking. Namun, berkali-kali usahanya gagal.

“Damian? Apa dia memblokir kartu ini?”

Karissa memegang salah satu blackcard milik Damian yang digunakan untuk segala kebutuhannya. Biasanya semua lancar, tapi kenapa kali ini tidak bisa. Dia pun langsung mencoba menghubungi Damian.

Bukannya panggilan terangkat, sebuah pesan dari Emma justru yang masuk ke ponselnya.

"Nyonya Karissa, Pak Damian meminta saya menyampaikan bahwa dia sedang bekerja lembur malam ini dan tidak bisa diganggu. Saya harap Nyonya mengerti. Jangan lupa istirahat yang cukup. Selamat malam."

Karissa menggigit bibirnya. Pesan itu terdengar biasa, tetapi entah kenapa, ada sesuatu yang terasa salah. Bahkan pikirannya kini berputar kira-kira apa yang sedang Damian dan Emma lakukan di sana.

Tidak, lupakan soal mereka. kini fokus Karissa ada pada ayahnya. Setidaknya dia memiliki rekening berbeda berisi gajinya sebagai dokter. Hingga bisa mengirim sedikit uang untuk bibinya.

Wanita itu beranjak dari ranjang. Dia ambil mantel berwarna brown beserta tas kecilnya kemudian keluar.

“Nyonya malam-malam mau ke mana?” tanya Bibi Martha melihat majikannya terburu-buru begitu keluar dari lift di lantai satu.

“Aku akan pergi ke pinggir kota. Ayahku membutuhkan ku,” jawab Karissa tanpa menghentikan langkah tergesa-gesanya.

Martha terus mengikuti. “Tapi, Nyonya. Tuan Damian belum memberikan perintah pada kami.”

Ketika sampai di depan pintu utama, Karissa berbalik menatap Martha dengan tajam. “Apa yang kamu lakukan saat orang tuamu sakit? Sementara hanya tersisa dia yang ada di dunia ini!”

“Nyonya ... bukan begitu. Tuan Damian akan sangat marah kalau sampai tau.”

“Kalau begitu katakan saja padanya sekarang. Mungkin dengan ini dia bisa berhenti melakukan hal gila bersama asistennya itu!”

Selain dada, kepala Karissa juga rasanya ingin meledak jika teringat soal Damian. Bagaimana bisa di saat genting begini pria itu tidak mau diganggu. Belum lagi Damian menutup akses penarikan uang.

“Tuan Damian tidak mungkin melakukan hal itu, Nyonya. Anda salah paham.” Martha mencoba menenangkan.

Karissa tersenyum kecut. Bahkan kepala pelayan saja masih membela Damian padahal bukti sudah terpampang jelas dengan kedekatan Emma yang terus saja bersama Damian sekalipun sedang ada di mansion ini. Ya, waktu bersama Emma jauh lebih banyak ketimbang waktu Damian bersamanya.

“Aku akan tetap pergi. Sekalipun kalian melarangku menggunakan mobil di mansion ini, aku masih bisa memesan taksi!” tegas Karissa mutlak.

BERSAMBUNG

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Nenk Rosma🌹
apa bener damian selingkuh yahhh... pinisirinnnn..... lnajuuutttt
goodnovel comment avatar
ayu_dia🌹rhy🌹wbw
q g mo terbawa suasana . sakit jadinya.........
goodnovel comment avatar
Fathimah Maziyyah Luthfi
hadiiiirrrr bunnnn
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 3 - Meminta Cerai

    Sudah hampir satu minggu menghilang dari hadapan Karissa. Mobil Rolls-Royce Phamtom berwarna Hitam Metalik dengan ukiran serigala hitam khusus di bagian depan, akhirnya memasuki gerbang yang berdiri tinggi dan kokoh itu.Damian menandatangani kertas dengan nama Luciano King Wilbert di sana. Lalu dia berikan pada Emma, asistennya yang duduk di samping.“Katakan pada Tuan Axton, meeting besok ditunda,” ucap Damian.Emma menoleh bingung. “Tapi, Tuan. Bukannya besok –““Aku ada urusan.” Damian langsung keluar begitu anak buah di luar membukakan pintu mobil.“Siapkan makan siang,” titah pria bertubuh tinggi kekar kepada Martha seraya melangkah masuk ke mansion yang jarang dia tempati itu. Bila dihitung, paling banyak 10 hari dalam satu bulan Damian tidur di bangunan megah ini. Selebihnya pria itu mengurus bisnis di berbagai tempat.Dua pelayan yang berdiri di depan pintu pun membungkuk patuh. “Baik, Tuan!”Bukan hanya pelayan, Emma pun ikut mengurus makan siang Damian. Dia ke dapur, mengha

    Last Updated : 2024-12-03
  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 4 - Pemuas Hasrat

    Karissa tak pernah bisa menolak Damian dari dulu maupun saat ini. Dia tahu bahwa pria itu adalah penyelamat hidupnya. Luka bakar selebar telapak tangan yang terlihat di punggung kekar Damian adalah saksi bisu dari pengorbanan itu, sebuah bukti nyata yang tak pernah Karissa sangkal. Karena itulah apapun perlakuan Damian, dia mencoba untuk menerimanya. Namun, penerimaan itu sering kali terbalas oleh rasa perih. "Kamu menikmatinya, kan, hm?" bisik Damian dengan suaranya rendah dan penuh ejekan usai keduanya bergelung di ranjang.Karissa hanya menatap sayu pria yang masih berada di atasnya, enggan menjawab. Pria itu pun tersenyum miring, seolah mengolok. Nyatanya meski di awal Karissa menolak, tapi akhirnya ia luluh pada hasrat pria itu. Desahan, keringat, dan panggilan-panggilan lirih Karissa saat memenuhi hasrat biologis mereka adalah hiburan bagi Damian. Selebihnya, dia tak peduli. Bahkan ketika Karissa terlihat mendesis kesakitan sambil memegang perut saat dia melepas penyatuan, Da

    Last Updated : 2024-12-03
  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 5 - Sebutan Daddy

    Ini adalah pertama kali Karissa bertemu dengan Aiden, pria kecil berumur tiga tahun yang ternyata sangat tampan. Terlihat sekali bukan anak dari kalangan biasa.Lamunan Karissa tersentak ketika Aiden berteriak memanggil Damian dengan sebutan ‘Daddy’ sambil berlari kemudian memeluk kaki panjang pria yang memiliki tinggi 190cm itu. Dia mendongak dengan matanya yang berkaca-kaca.“Mommy jahat, aku tidak mau dibawa ke rumah sakit. Daddy tolong aku.”“Daddy?” beo Karissa menatap nanar suaminya.Damian hanya menoleh sekilas, tak menjawab. Dia justru membungkuk untuk mengangkat Aiden ke dalam gendongannya. Meski tidak menunjukkan ekspresi hangat di wajah Damian untuk Aiden, tetap saja hati Karissa bergejolak. Seolah dia sedang ditampar oleh kenyataan di depan mata mengenai gosip yang beredar.Aiden anak biologis Damian.Karissa bahkan masih mematung, hanya netranya saja yang bergerak memperhatikan Damian membawa Aiden ke ruang makan kemudian duduk bersama Emma di sana. Ketika Emma menyadari

    Last Updated : 2024-12-03
  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 6 - Keputusan Karissa

    Damian terdiam beberapa saat, menatap Karissa dengan ekspresi yang sulit diartikan. "Kau pulang saja lebih dulu. Aku akan menyusul," ucapnya dengan nada dingin.Karissa belum bergerak. "Aku bilang aku mau pulang denganmu, Damian," tegasnya lagi sembari meremas kedua sisi gaunnya.Damian menghela napas panjang, seolah lelah dengan tuntutan Karissa. "Karissa, aku sudah bilang—""Apa yang kau sembunyikan dariku, Damian?" Karissa memotong. "Kenapa anak itu memanggilmu Daddy? Kenapa dia ada foto dirimu di kamarnya? Dan kenapa Emma—" Karissa menunjuk ke arah dalam rumah, "—berpenampilan seperti itu di hadapan suamiku? Jawab aku, Damian! Sejauh ini pengkhianatan yang kamu perbuat?"Damian menggeser pandangannya ke arah balkon, menghindari tatapan Karissa. "Bukan urusanmu," ucapnya dingin.Jawaban itu seperti pisau yang menusuk dada Karissa. Dia merasa diabaikan, tak dianggap. Membuat semua rasa sakit yang selama ini ditahan semakin mengembung dan siap meledak.Buru-buru Karissa mengusap air m

    Last Updated : 2024-12-28
  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 7 - Siasat Damian

    King’s Premier Hospital pagi ini nampak lebih sibuk dari biasanya. Ada rapat utama rumah sakit yang seharusnya diadakan minggu depan, tapi mendadak asisten Damian mengabarkan rapat dimajukan siang nanti.“Kepala Spesialis Bedah sedang pergi, jadi dia memerintahkan Karissa menggantikannya,” ucap Shienna begitu masuk ke ruang tim bedah.Karissa yang tengah membicarakan masalah pasien dengan dokter senior pun mendongak.“Aku?” beonya menunjuk ke diri sendiri. Mungkin dia salah dengar.“Iya, Karissa Asterin.”“Tapi –“ Karissa menatap ada dua dokter senior di ruangan dan bukan sedang masuk jadwal praktek mereka. “Aku kan hanya dokter residen bedah. Biasanya dokter senior yang menggantikannya.”Gadis dengan rambut keriting itu mendekati Karissa lalu menyerahkan berkas laporan bulanan departmen bedah. “Pak kepala sendiri yang beri perintah. Kita bisa apa?”“Kamu dokter residen senior juga, Karissa. Banyak hal yang kamu ketahui untuk dilaporkan di rapat nanti,” ujar salah satu dokter bedah se

    Last Updated : 2024-12-30
  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 8 - Jerat Presdir Arogan

    “Patriarki? Suami tak tau diri? Kampungan? Jelek?”Sederet kata yang terucap dari para staff di ruang rapat tadi langsung keluar dari mulut dingin Damian saat Karissa baru saja datang.Damian bersandar pada sisi meja kerja lalu tangannya dilipat di dada. Sorot itu tajam, menuntut Karissa untuk menjelaskan apa maksud cacian yang dilontarkan oleh mereka tadi.Wanita itu sejenak menatap heran suaminya. Dia kemudian cukup santai untuk mengangkat kedua bahunya. “Kalau merasa tersinggung. Bukankah status kita di sini bukan suami istri. Bahkan sebentar lagi pun kita bukan siapa-siapa.” Karissa menatap Damian tanpa rasa gentar. Baru kali ini dia seberani ini tanpa rasa ragu.Bahkan ketika rahang Damian makin mengeras akibat perkataannya, Karissa tak peduli. Hatinya seperti mati rasa dari hari ke hari oleh sikap Damian.“Aku tidak memulai gosip apapun. Mereka menilai sesuai dengan apa yang aku kerjakan di sini. Jadi mungkin kamu yang perlu introspeksi diri, kenapa mereka bisa menganggap aku m

    Last Updated : 2024-12-31
  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 9 - Kebingungan Karissa

    Terdengar helaan napas dari sambungan telefon. “Aku tidak tau, sejak kemarin ayahmu mengkhawatirkanmu. Datanglah, besok adalah akhir pekan. Kamu bisa ke sini bersama Damian. Tunjukkan kalau kamu baik-baik saja.”“T-Tapi ....” Karissa menggigit bibir bawahnya bingung. “Aku memang ada rencana pulang untuk mengatakan sesuatu pada daddy.”“Sesuatu yang menggembirakan?”“Engh ... aku ....”Tidak sampai berucap, ponsel yang sebelumnya ada di genggaman Karissa kini sudah beralih ke tangan Damian.“Bibi Darla,” sapa Damian. Tidak ramah, tapi datar. Namun itu cukup membuat Darla sumringah di sana.“Damian? Ah, bibi rindu dengan kalian. Datanglah ke rumah besok akhir pekan. Mertuamu sakit-sakitan karena terlalu khawatir memikirkan putri satu-satunya.”“Ya, aku dan Karissa akan datang.”Karissa mendengar itu hanya menarik napasnya dalam-dalam. Sejak kapan Damian semudah ini mengiyakan keinginan keluarganya untuk datang ke rumah? Pria itu selalu ada cara untuk menolak dengan alasan sibuk.“Kamu i

    Last Updated : 2025-01-01
  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 10 - Kabar Baik Kehamilan

    Vincent terdiam sejenak setelah mendengar ucapan Karissa dengan mata membola, menatap putrinya. “Ka-Kamu hamil, Karissa?” Tiga tahun menikah dengan Damian, akhirnya bisa mendengar kabar ini tentu Vincent terkejut dan bahagia.Karissa yang semula kaget dengan perkataan jujur Damian, perlahan dia pun tersenyum dan mengangguk. Tangannya juga ikut menyentuh perut yang masih belum terlalu terlihat membesar. “Iya, Daddy. Aku hamil.” Senyuman Vincent pun makin merekah. “Astaga, kenapa kamu tidak bilang dari awal?” Dia segera berdiri, “Ini kabar baik! Tunggu sebentar.” Tanpa menunggu jawaban dari Karissa, Vincent bergegas ke dapur. Darla yang baru saja keluar membawa nampan minuman, memandang Vincent dengan heran. “Vincent, ada apa?” Pria paruh baya yang setia memakai syal di leher itu menunjukkan wajah cerahnya. “Karissa hamil, Darla! Aku harus menyiapkan sesuatu untuknya.” Mata Darla ikut berbinar mendengar kabar itu. “Ya ampun, benar? Kalau begitu, kita harus memasak makanan yang seha

    Last Updated : 2025-01-02

Latest chapter

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 123 - Siapa yang hidup?

    “Tekanan darah pasien makin turun! Percepat anestesi. Jangan sampai dia hilang kesadaran sepenuhnya sebelum kita mulai!”“Obat masuk. Kami pakai dosis rendah untuk menjaga kesadaran terbatas. Periksa saturasi oksigen!”Karissa sudah setengah sadar. Tenaga di tubuhnya entah hilang ke mana. Meski begitu, matanya sayunya masih bisa menangkap siapa saja yang sedang ada di sana.“Luciano ....” Mulut lemah itu masih memanggil suaminya.Tangan yang lemas tak berdaya di sisi tubuhnya masih berharap ada yang datang dan menggenggam hangat.“Di mana suaminya?”Terdengar suara yang mempertanyakan keberadaan Luciano. Pertanyaan yang sama, yang ada di pikiran Karissa.Para tenaga medis terus berupaya melakukan operasi dengan waktu yang menipis. Jangan sampai mereka kehilangan waktu yang bisa membuat ibu dan anak tidak bisa diselamatkan.Perawat menyerahkan alat bedah steril. Pisau pertama menyentuh kulit Karissa, menembus jaringan demi jaringan. Darah mulai keluar, tapi tekanan tetap dikontrol deng

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 122 - Welcome Or Good Bye

    “Di mana Luciano? Apa dia sudah membaca hasil DNA Karissa?” tanya Hector saat tiba di depan ruang ICU.“Tuan sedang ada di ruang dewan, Tuan,” jawab Sergio yang cukup terkejut akan kedatangan pria tua itu.Mood Hector terlihat sedang tidak baik. Rahangnya nampak mengeras dan genggaman di ujung tongkat pun erat.“Anak itu. Bisa-bisanya dia asal melepas kancil dari jeruji besi,” desis Hector menahan kemarahannya.Sergio yang belum paham, dia hanya menatap Hector sambil berpikir.“Kau sudah aku beritahu siapa Karissa sebenarnya supaya kamu bisa lebih waspada. Tapi kamu justru membiarkan Luciano melepas Vincent begitu saja!”Sang asisten terkesiap lalu membungkuk penuh rasa bersalah. “Maaf, Tuan. Saya belum paham penuh konsekuensi kalau sampai Tuan Vincent bebas.”Hector memukul lantai dengan tongkatnya sambil berdecak. Membuat Sergio seketika terjingkat.“Informasi Karissa darah murni Luther sudah disebarluaskan oleh Vincent kepada orang-orang yang masih setia pada keluarga itu! Apa menur

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 121 - DNA Luther

    “Tuan, maaf. Ini berkas Anda ditemukan di bawah bantal rawat inap. Pagi tadi petugas kebersihan menitipkannya pada saya.” Sang direktur rumah sakit menyerahkan amplop coklat yang masih tersegel kepada Luciano.Pria itu tidak langsung menerima. Dia lebih dulu menutup pintu dengan hati-hati agar Karissa tidak terganggu tidurnya. Barulah ia mengulurkan tangan menerima amplop tersebut.“Ya.”Saking merasa berkas itu tidak penting, Luciano sampai lupa telah menyimpannya secara asal di ranjang rumah sakit.“Dan—“ Direktur yang tampak memiliki tujuan tertentu, sedikit ragu untuk melanjutkan. “Kejadian di lobi tadi, saya meminta maaf. Saya akan memberikan surat peringatan dua tingkat kepada dokter residen itu.”Pria dengan perut buncit dan bulatnya lalu mundur satu langkah sambil membungkuk. “Kami memohon agar Anda berkenan datang ke ruangan dan menerima permintaan maaf langsung dari kami.”Luciano menarik napas panjang, lalu membuangnya perlahan. Dia tidak ingin pikirannya terbebani oleh urus

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 120 - Luapan Amarah

    Tamparan itu membuat semua pengawal termasuk Sergio serempak menarik pistol dari pinggang mereka lalu di arahkan ke wanita di sana. Sebelum ada yang terluka, Luciano langsung mengangkat tangannya.“Biarkan!” titahnya tanpa perubahan ekspresi, hanya dingin dan datar.Sementara Shiena, keberanian itu muncul begitu saja ketika amarah atas dendam lamanya pada sosok Luciano meluap. Apalagi ternyata identitas itu dimiliki oleh orang yang selama ini sangat dia hormati dan kagumi.“Jadi kamu adalah serigala penghisap darah berkedok kelinci yang nampak lembut dan manis? Sungguh aku makin membencimu, Luciano!” teriak Shiena hendak menyerang lagi, tapi dua pengawal langsung menakan lengannya.“Shiena, hentikan?” teriak direktur rumah sakit yang baru datang karena mendengar keributan di lobi.“Sekarang aku tau, kenapa ada keanehan di rumah sakit ini. Menerima pasien dengan luka tembak tanpa ada laporan ke kepolisian. Rupanya pemiliknya adalah penjahat itu sendiri!” teriaknya tak peduli.Shiena mer

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 119 - Tamparan Telak

    “Kau bertanya apa hubunganku dengan keluarga Luther? Apa menurutmu aku sehebat itu?” ucap Vincent.Sayangnya sorot tajam Luciano masih menyala ke arahnya. Seolah tak percaya dengan jawaban pria paruh baya ini.“Mereka tidak mungkin bertanya tanpa sebab. Atau –“Luciano memiringkan kepala, lalu mengangkat dagu Vincent dengan satu jarinya.“Karissa adalah kerutunan Luther?” desisnya lirih.Vincent memperhatikan tatapan dari pria yang berdiri menjulang tinggi di depannya. Ada satu detik di mana lidahnya ingin bergerak mengucap semuanya. Ah, tidak. Ini belum saatnya. Kalau Luciano tahu bahwa Karissa adalah satu-satunya penerus darah murni Luther, dan anak yang dikandungnya adalah pewaris sah maka mereka tidak akan pernah aman.“Hahahaha! Maksudmu aku adalah anak dari keluarga itu? Apa kamu gila, Luciano?”Mata itu masih menyipit, meski tangannya sudah menjauh dari dagu Vincent.“Cocokkan saja DNA ku dengan DNA keluarga Luther. Orang seperti kalian pasti menyimpan basis data DNA di rumah sa

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 118 - Dia Mencintaiku?

    “Dok, apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Karissa saat dokter memeriksanya pagi ini.Pria dengan jas putih itu tersenyum tipis. “Apa Anda tidak ingat sudah menelan cairan penggugur kandungan?”Dahi Karissa berkerut untuk coba mengingat. Kemudian menggeleng pelan saat dia merasa tidak melakukan hal segila itu.“Tidak perlu Anda pikirkan lagi. Anda tolong kendalikan diri, jangan stress dan makan dengan baik,” ucap dokter dengan tenang.Karissa diam, membiarkan dokter melakukan tugasnya. Dalam hatinya berpikir, apa mungkin Damian asli? Ingin bertanya pada Luciano, tapi dari kemarin pria itu selalu mengalihkan pembicaraan ketika dia bertanya banyak hal.“Tuan Damian sangat mencintai Anda. Hari itu, dia memilih menyelamatkan Anda karena situasinya darurat.”“Lalu, apa sekarang masih darurat?”Sang dokter diam sejenak untuk fokus menyuntikkan cairan melalui selang infus. Karissa yang merasakan sedikit reaksi di perut pun mendesis sambil mengusap perutnya.“Plasenta yang sudah terkena zat be

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 117 - Lenguhan Ringan

    “Apa kali ini terasa manis?” bisik Luciano tepat di bibir Karissa yang baru saja dia cium dengan dalih menyuapi.Dan sialnya Karissa seperti terhipnotis. Dia mengangguk tipis dan kaku tanpa melepas tatapannya dari iris mata hitam sang suami.Senyuman smirk Luciano ukir tipis di sudut bibirnya. Tak mau membuang kesempatan yang selalu dia ciptakan sendiri, pria itu menggigit lagi biskuit dan kembali memasukkan ke mulut Karissa secara langsung.Tak ada penolakan. Wanita itu justru meremas selimutnya erat dan menerima dengan baik. Biskuit itu langsung remuk saat lidah mereka membelit bercampur dengan air liur yang tak lagi pahit, tapi sangat manit dan, panas!“Luciano, apa aku gila?” bisik Karissa dalam hati saat menikmati cara suaminya menyuapi. “Semua dalam dirinya kenapa selalu membuatku bertekuk lutut. Harusnya aku membencinya. Harusnya aku tak mau bersentuhan dengannya. Dia sudah menipuku habis-habisan dengan identitas palsu. Tapi –““Emhh ....” Karissa justru reflek melenguh ringan s

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 116 - Menyuapi dengan Bibir

    Langkah kaki Luciano terhenti saat mendapati Hector sudah berdiri di ujung lorong, berjalan ringan bersama tongkat kebesarannya. Pria tua itu seperti biasa, mengenakan mantel panjang dan tatapan yang selalu mengundang curiga. Seolah kematian bisa muncul dari balik senyumnya yang sopan.“Aku dengar, kamu sudah coba mengurus pemindahan nama,” ucap Hector saat mereka sama-sama berdiri berhadapan.“Hm,” jawab Luciano singkat.“Ya, seharusnya sejak dulu kamu memakai nama aslimu. Jadi tidak repot begini.”Luciano menarik napas dalam-dalam, menahan emosi yang mulai menghangat. Dia ingat, dulu Hector adalah orang yang pertama kali memberi ide supaya dia memakai identitas Damian untuk balas dendam pada Karissa. Bisa-bisanya sekarang berkata begitu.“Aku harus ke kantor. Jangan coba sentuh istriku. Atau opa benar-benar kehilangan bayi yang kau inginkan,” ucap Luciano dingin, menahan gejolak amarahnya.Hector mengangguk ringan, tak terguncang sedikit pun. “Aku tahu caraku menempatkan diri, Lucia

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 115 - Bersemu Merah

    “Permisi, Anda dilarang buat keributan di sini.” Shiena berusaha meredam emosi wanita yang ada di tengah lorong karena ditarik oleh penjaga untuk menjauh.“Lepas! Aku hanya ingin menjenguk keponakanku!” teriak Darla, meronta.Sergio pun jadi ikut mendekat. “Nona, kondisi keponakanmu sangat tidak baik. Kalau Anda mencintainya, jangan buat kondisinya makin buruk,” ucapnya dingin.“Sudah cukup kesabaranku menghadapi kalian dan Damian.” Darla kembali berteriak, berharap Luciano mendengarnya.“Damian! Jangan sok-sokan mencintai Karissa! Keluarkan Kak Vincent dari penjara bawah tanah! Kau benar-benar ingin membuat mertuamu mati, hah! Damian – akh!”Mau tidak mau Sergio memukul tengkuk belakang Darla. Sampai wanita itu akhirnya pingsan.Shiena yang melihat hanya bisa menganga dengan sikap tak terduga Sergio untuk menangani wanita ini. Tapi tadi apa? Ayah Karissa di penjara.“Hei, tadi dia bilang –““Jangan keluar batas. Urus saja urusanmu sendiri,” sela Sergio lalu meninggalkan Shiena di sana

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status