Share

Bab 2 - Hanya Figuran

Penulis: Ute Glider
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-03 15:03:42

“Apa aku hanya figuran di mata dirinya?”

Sekarang adalah musim salju ke-lima. Sama halnya dengan rasa cinta di hati Karissa untuk Damian yang mulai tumbuh sejak lima tahun yang lalu. 

Damian sudah dianggap seperti dewa oleh keluarga Karissa karena perannya sebagai penyelamat hidup mereka. Kehadirannya dalam kehidupan Karissa bermula ketika ia menyelamatkan Karissa dan ayahnya dari kebakaran hebat, meski harus menderita luka bakar di punggung. 

Tak berhenti di situ, Damian juga membantu melunasi hutang rumah sakit untuk biaya pengobatan jantung Vincent, ayah Karissa, serta membiayai kuliah kedokteran Karissa. 

Seiring waktu, rasa terima kasih Karissa berubah menjadi cinta yang tulus pada Damian, terutama karena sikapnya yang hangat. Namun, segalanya berubah setelah mereka resmi menjadi suami istri. Karissa dibawa ke kota dan tinggal di sebuah mansion mewah, tetapi sikap Damian seketika berubah.

Tidak ada kehangatan sedikitpun di hubungan mereka. Sikap Damian teramat dingin dan lebih sering menyakiti. Jika bukan karena cinta dan balas budi, mungkin sudah lama Karissa memilih menyerah. 

“Dokter Karissa!”

Panggilan dari Shiena membuat lamunan Karissa terhenti. Dia menatap sahabatnya yang berlari dari lobi rumah sakit dan menghampirinya. Sore itu mereka sama-sama baru berangkat bekerja.

“Bagaimana, apa suamimu sudah tau kalau kamu sedang hamil? Apa kejutannya berhasil?” tanya Shiena dengan nafas ngos-ngosan karena baru berlari.

Karissa tersenyum tipis lalu melanjutkan langkah. Rasanya enggan membahas soal suami gilanya itu.

Karissa Asterin adalah dokter bedah junior di rumah sakit ini. Semua orang tau kalau dia sudah menikah, tapi mereka tidak tau siapa suami Karissa. Dia pun tak mengerti, sejak awal menikah Damian terus merahasiakan hubungan mereka dari publik.

“Meeting dengan Ketua Dewan Direksi ditunda karena beliau sedang pergi ke luar negeri,” ucap kepala departemen bedah di ruangan.

Televisi di sana menampilkan sosok Damian yang sedang menerima penghargaan sebagai pengusaha terbaik lalu memberikan pidatonya di depan kamera. Ya, ketua dewan direksi itu adalah Damian Morgan. Pria berwibawa dan berkharisma yang sangat memukau di mata orang-orang.

Damian adalah seorang presiden direktur yang berkuasa penuh terhadap perusahaan properti terbesar di Eropa, King-WB Group. Selain itu dia dikenal sebagai seorang dermawan. Sering mengirim banyak donasi ke yayasan yang membutuhkan.

Sedangkan rumah sakit ini adalah miliknya setelah berhasil diakuisisi. Sebab itu pula Damian mengijinkan Karissa bekerja, tapi hanya di rumah sakit ini. Untuk apa? Jelas supaya wanita itu tetap berada di bawah kendalinya.

Karissa mencoba tak peduli dengan obrolan mereka yang terus mengelukan nama Damian. Dia pun memakai jas putih yang menggantung di lokernya dan berniat segera pergi. Sayangnya niatnya terhenti ketika mereka mulai membahas Emma.

“Lihat, menurut kalian apa Nona Emma pantas menjadi asisten Tuan Damian?” seorang tenaga medis yang ikut menonton mengatakan mengenai wanita yang ada di samping Damian.

“Penampilannya berkelas. Wajahnya juga nampak sekali dari kaum old money. Aku sering merasa heran, kenapa wanita secantik itu mau jadi pesuruh selama bertahun-tahun, ya?”

“Mungkin tidak kalau mereka sebenarnya ada hubungan?”

“Ah, aku sering membaca novel kisah office romance. Di mana bawahan ternyata istri sang PresDir.”

Shiena pun menimpali dengan santai. “Aku justru curiga dengan anak laki-laki yang umurnya tiga tahun itu.”

“Aku awalnya tidak percaya kalau Nona Emma semuda itu sudah memiliki anak tanpa suami.”

“Jangan-jangan itu adalah anak Tuan Damian?”

Mendengar obrolan mereka membuat dada Karissa memanas. Dia meremas kedua sisi jas putihnya dengan wajah yang mulai memucat.

Karissa hanya tau kalau Emma memang sudah memiliki anak sebab asisten tersebut pernah membawa ke mansion sesekali. Namun, perihal siapa ayahnya dia tidak pernah mencoba mencari tahu karena dia dan Emma tidak sedekat itu untuk mengobrolkan hal pribadi.

“Karissa, kamu baik-baik saja? Kenapa wajahmu pucat?” Shiena menangkup kedua pipi Karissa dan terlihat khawatir.

Sebisa mungkin Karissa menyembunyikan dirinya yang ingin menangis saat ini. Mungkin karena efek sedang hamil jadi mudah menangis.

“Aku baik-baik saja. Aku harus segera memeriksa pasien.” Karissa tersenyum hambar kemudian buru-buru keluar.

***

Malam itu, Karissa berbaring di tempat tidur yang dingin dan kosong. Aroma parfum Damian yang samar masih tertinggal di ruangan sama sekali tidak lagi memberikan kenyamanan. Padahal biasanya Karissa sering sengaja menyemprotkan parfum maskulin itu ke permukaan ranjang kala dia merindukan Damian.

“Damian, apa yang sebenarnya terjadi?”

Bayangan pakaian dalam dan kondisi kamar kemarin pagi, lalu permintaan Damian untuk menggugurkan kandungan, juga siapa ayah dari anaknya Emma. Semua sungguh membuat perasaan Karissa tidak bisa tenang.

Ya, meskipun Damian tidak pernah kepergok terang-terangan bermain dengan wanita lain, tapi Karissa tidak bisa mengabaikan bukti-bukti kecil yang menumpuk. Dan nama Emma lah yang selalu muncul dalam dipikiran, si asisten yang selalu bersikap manis, hormat dan hangat di depannya.

Mata Karissa memejam, memaksa diri untuk istirahat. Saat begitu, ponselnya berbunyi. Dia pun segera membuka mungkin dari Damian. Rupanya bukan,

Ponselnya berbunyi. Sebuah pesan masuk dari Darla, adik ayahnya. Dia mengatakan kalau Vincent masuk rumah sakit karena jantungnya mendadak kumat.

Karissa begitu terkesiap. Dia pun menelfon Darla segera.

“Bibi, aku akan kirimkan sejumlah uang dan aku segera pergi ke sana!” ucap Karissa panik.

“Iya, kirimkan yang banyak. Aku tidak punya uang sepeserpun. Uang yang kamu kirim sudah habis untuk biaya pengobatan rutin dan renovasi rumah.”

“Tunggu sebentar. Aku akan memprosesnya.”

Ibunya sudah meninggal sejak Karissa terlahir di dunia ini. Jadi baginya, sang ayah adalah segalanya, satu-satunya yang Karissa miliki. Dengan terburu-buru perempuan itu mencoba login ke aplikasi m-banking. Namun, berkali-kali usahanya gagal.

“Damian? Apa dia memblokir kartu ini?”

Karissa memegang salah satu blackcard milik Damian yang digunakan untuk segala kebutuhannya. Biasanya semua lancar, tapi kenapa kali ini tidak bisa. Dia pun langsung mencoba menghubungi Damian.

Bukannya panggilan terangkat, sebuah pesan dari Emma justru yang masuk ke ponselnya.

"Nyonya Karissa, Pak Damian meminta saya menyampaikan bahwa dia sedang bekerja lembur malam ini dan tidak bisa diganggu. Saya harap Nyonya mengerti. Jangan lupa istirahat yang cukup. Selamat malam."

Karissa menggigit bibirnya. Pesan itu terdengar biasa, tetapi entah kenapa, ada sesuatu yang terasa salah. Bahkan pikirannya kini berputar kira-kira apa yang sedang Damian dan Emma lakukan di sana.

Tidak, lupakan soal mereka. kini fokus Karissa ada pada ayahnya. Setidaknya dia memiliki rekening berbeda berisi gajinya sebagai dokter. Hingga bisa mengirim sedikit uang untuk bibinya.

Wanita itu beranjak dari ranjang. Dia ambil mantel berwarna brown beserta tas kecilnya kemudian keluar.

“Nyonya malam-malam mau ke mana?” tanya Bibi Martha melihat majikannya terburu-buru begitu keluar dari lift di lantai satu.

“Aku akan pergi ke pinggir kota. Ayahku membutuhkan ku,” jawab Karissa tanpa menghentikan langkah tergesa-gesanya.

Martha terus mengikuti. “Tapi, Nyonya. Tuan Damian belum memberikan perintah pada kami.”

Ketika sampai di depan pintu utama, Karissa berbalik menatap Martha dengan tajam. “Apa yang kamu lakukan saat orang tuamu sakit? Sementara hanya tersisa dia yang ada di dunia ini!”

“Nyonya ... bukan begitu. Tuan Damian akan sangat marah kalau sampai tau.”

“Kalau begitu katakan saja padanya sekarang. Mungkin dengan ini dia bisa berhenti melakukan hal gila bersama asistennya itu!”

Selain dada, kepala Karissa juga rasanya ingin meledak jika teringat soal Damian. Bagaimana bisa di saat genting begini pria itu tidak mau diganggu. Belum lagi Damian menutup akses penarikan uang.

“Tuan Damian tidak mungkin melakukan hal itu, Nyonya. Anda salah paham.” Martha mencoba menenangkan.

Karissa tersenyum kecut. Bahkan kepala pelayan saja masih membela Damian padahal bukti sudah terpampang jelas dengan kedekatan Emma yang terus saja bersama Damian sekalipun sedang ada di mansion ini. Ya, waktu bersama Emma jauh lebih banyak ketimbang waktu Damian bersamanya.

“Aku akan tetap pergi. Sekalipun kalian melarangku menggunakan mobil di mansion ini, aku masih bisa memesan taksi!” tegas Karissa mutlak.

BERSAMBUNG

Bab terkait

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 3 - Meminta Cerai

    Sudah hampir satu minggu menghilang dari hadapan Karissa. Mobil Rolls-Royce Phamtom berwarna Hitam Metalik dengan ukiran serigala hitam khusus di bagian depan, akhirnya memasuki gerbang yang berdiri tinggi dan kokoh itu.Damian menandatangani kertas dengan nama Luciano King Wilbert di sana. Lalu dia berikan pada Emma, asistennya yang duduk di samping.“Katakan pada Tuan Axton, meeting besok ditunda,” ucap Damian.Emma menoleh bingung. “Tapi, Tuan. Bukannya besok –““Aku ada urusan.” Damian langsung keluar begitu anak buah di luar membukakan pintu mobil.“Siapkan makan siang,” titah pria bertubuh tinggi kekar kepada Martha seraya melangkah masuk ke mansion yang jarang dia tempati itu. Bila dihitung, paling banyak 10 hari dalam satu bulan Damian tidur di bangunan megah ini. Selebihnya pria itu mengurus bisnis di berbagai tempat.Dua pelayan yang berdiri di depan pintu pun membungkuk patuh. “Baik, Tuan!”Bukan hanya pelayan, Emma pun ikut mengurus makan siang Damian. Dia ke dapur, mengha

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 4 - Pemuas Hasrat

    Karissa tak pernah bisa menolak Damian dari dulu maupun saat ini. Dia tahu bahwa pria itu adalah penyelamat hidupnya. Luka bakar selebar telapak tangan yang terlihat di punggung kekar Damian adalah saksi bisu dari pengorbanan itu, sebuah bukti nyata yang tak pernah Karissa sangkal. Karena itulah apapun perlakuan Damian, dia mencoba untuk menerimanya. Namun, penerimaan itu sering kali terbalas oleh rasa perih. "Kamu menikmatinya, kan, hm?" bisik Damian dengan suaranya rendah dan penuh ejekan usai keduanya bergelung di ranjang.Karissa hanya menatap sayu pria yang masih berada di atasnya, enggan menjawab. Pria itu pun tersenyum miring, seolah mengolok. Nyatanya meski di awal Karissa menolak, tapi akhirnya ia luluh pada hasrat pria itu. Desahan, keringat, dan panggilan-panggilan lirih Karissa saat memenuhi hasrat biologis mereka adalah hiburan bagi Damian. Selebihnya, dia tak peduli. Bahkan ketika Karissa terlihat mendesis kesakitan sambil memegang perut saat dia melepas penyatuan, Da

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 5 - Sebutan Daddy

    Ini adalah pertama kali Karissa bertemu dengan Aiden, pria kecil berumur tiga tahun yang ternyata sangat tampan. Terlihat sekali bukan anak dari kalangan biasa.Lamunan Karissa tersentak ketika Aiden berteriak memanggil Damian dengan sebutan ‘Daddy’ sambil berlari kemudian memeluk kaki panjang pria yang memiliki tinggi 190cm itu. Dia mendongak dengan matanya yang berkaca-kaca.“Mommy jahat, aku tidak mau dibawa ke rumah sakit. Daddy tolong aku.”“Daddy?” beo Karissa menatap nanar suaminya.Damian hanya menoleh sekilas, tak menjawab. Dia justru membungkuk untuk mengangkat Aiden ke dalam gendongannya. Meski tidak menunjukkan ekspresi hangat di wajah Damian untuk Aiden, tetap saja hati Karissa bergejolak. Seolah dia sedang ditampar oleh kenyataan di depan mata mengenai gosip yang beredar.Aiden anak biologis Damian.Karissa bahkan masih mematung, hanya netranya saja yang bergerak memperhatikan Damian membawa Aiden ke ruang makan kemudian duduk bersama Emma di sana. Ketika Emma menyadari

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 1 - Bukti Perselingkuhan

    “Panties? Punya siapa?”Istri mana yang tidak terkejut melihat pakaian dalam wanita entah milik siapa, tergeletak begitu menjijikkan di lantai kamarnya.“Damian?” Nama suaminya lah yang terlintas di kepala. Siapa lagi yang tidur di kamar ini selain mereka berdua.Karissa Asterin adalah dokter muda yang sibuk dengan jadwal praktek di rumah sakit semalaman. Pagi ini dia pulang berharap bisa segera membersikan diri dan menyiapkan sarapan untuk Damian, sebelum suaminya itu berangkat bekerja. Namun, dia sudah dibuat syok begitu membuka pintu kamar.Bukan hanya pakaian dalam wanita berenda warna merah. Karissa juga bisa melihat jelas keadaan ranjangnya yang berantakan, selimut tergulung sembarangan, bantal jatuh ke lantai, terlebih di atas bantal putih itu ada bekas lipstik yang menempel. Lipstik itu jelas bukan miliknya. Warnanya terlalu terang. Karissa tidak pernah memakai warna seperti ini, bahkan di acara-acara formal sekalipun.“D-Dia tidur dengan wanita lain?”Mata Karissa mengerjap c

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03

Bab terbaru

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 5 - Sebutan Daddy

    Ini adalah pertama kali Karissa bertemu dengan Aiden, pria kecil berumur tiga tahun yang ternyata sangat tampan. Terlihat sekali bukan anak dari kalangan biasa.Lamunan Karissa tersentak ketika Aiden berteriak memanggil Damian dengan sebutan ‘Daddy’ sambil berlari kemudian memeluk kaki panjang pria yang memiliki tinggi 190cm itu. Dia mendongak dengan matanya yang berkaca-kaca.“Mommy jahat, aku tidak mau dibawa ke rumah sakit. Daddy tolong aku.”“Daddy?” beo Karissa menatap nanar suaminya.Damian hanya menoleh sekilas, tak menjawab. Dia justru membungkuk untuk mengangkat Aiden ke dalam gendongannya. Meski tidak menunjukkan ekspresi hangat di wajah Damian untuk Aiden, tetap saja hati Karissa bergejolak. Seolah dia sedang ditampar oleh kenyataan di depan mata mengenai gosip yang beredar.Aiden anak biologis Damian.Karissa bahkan masih mematung, hanya netranya saja yang bergerak memperhatikan Damian membawa Aiden ke ruang makan kemudian duduk bersama Emma di sana. Ketika Emma menyadari

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 4 - Pemuas Hasrat

    Karissa tak pernah bisa menolak Damian dari dulu maupun saat ini. Dia tahu bahwa pria itu adalah penyelamat hidupnya. Luka bakar selebar telapak tangan yang terlihat di punggung kekar Damian adalah saksi bisu dari pengorbanan itu, sebuah bukti nyata yang tak pernah Karissa sangkal. Karena itulah apapun perlakuan Damian, dia mencoba untuk menerimanya. Namun, penerimaan itu sering kali terbalas oleh rasa perih. "Kamu menikmatinya, kan, hm?" bisik Damian dengan suaranya rendah dan penuh ejekan usai keduanya bergelung di ranjang.Karissa hanya menatap sayu pria yang masih berada di atasnya, enggan menjawab. Pria itu pun tersenyum miring, seolah mengolok. Nyatanya meski di awal Karissa menolak, tapi akhirnya ia luluh pada hasrat pria itu. Desahan, keringat, dan panggilan-panggilan lirih Karissa saat memenuhi hasrat biologis mereka adalah hiburan bagi Damian. Selebihnya, dia tak peduli. Bahkan ketika Karissa terlihat mendesis kesakitan sambil memegang perut saat dia melepas penyatuan, Da

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 3 - Meminta Cerai

    Sudah hampir satu minggu menghilang dari hadapan Karissa. Mobil Rolls-Royce Phamtom berwarna Hitam Metalik dengan ukiran serigala hitam khusus di bagian depan, akhirnya memasuki gerbang yang berdiri tinggi dan kokoh itu.Damian menandatangani kertas dengan nama Luciano King Wilbert di sana. Lalu dia berikan pada Emma, asistennya yang duduk di samping.“Katakan pada Tuan Axton, meeting besok ditunda,” ucap Damian.Emma menoleh bingung. “Tapi, Tuan. Bukannya besok –““Aku ada urusan.” Damian langsung keluar begitu anak buah di luar membukakan pintu mobil.“Siapkan makan siang,” titah pria bertubuh tinggi kekar kepada Martha seraya melangkah masuk ke mansion yang jarang dia tempati itu. Bila dihitung, paling banyak 10 hari dalam satu bulan Damian tidur di bangunan megah ini. Selebihnya pria itu mengurus bisnis di berbagai tempat.Dua pelayan yang berdiri di depan pintu pun membungkuk patuh. “Baik, Tuan!”Bukan hanya pelayan, Emma pun ikut mengurus makan siang Damian. Dia ke dapur, mengha

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 2 - Hanya Figuran

    “Apa aku hanya figuran di mata dirinya?”Sekarang adalah musim salju ke-lima. Sama halnya dengan rasa cinta di hati Karissa untuk Damian yang mulai tumbuh sejak lima tahun yang lalu. Damian sudah dianggap seperti dewa oleh keluarga Karissa karena perannya sebagai penyelamat hidup mereka. Kehadirannya dalam kehidupan Karissa bermula ketika ia menyelamatkan Karissa dan ayahnya dari kebakaran hebat, meski harus menderita luka bakar di punggung. Tak berhenti di situ, Damian juga membantu melunasi hutang rumah sakit untuk biaya pengobatan jantung Vincent, ayah Karissa, serta membiayai kuliah kedokteran Karissa. Seiring waktu, rasa terima kasih Karissa berubah menjadi cinta yang tulus pada Damian, terutama karena sikapnya yang hangat. Namun, segalanya berubah setelah mereka resmi menjadi suami istri. Karissa dibawa ke kota dan tinggal di sebuah mansion mewah, tetapi sikap Damian seketika berubah.Tidak ada kehangatan sedikitpun di hubungan mereka. Sikap Damian teramat dingin dan lebih se

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 1 - Bukti Perselingkuhan

    “Panties? Punya siapa?”Istri mana yang tidak terkejut melihat pakaian dalam wanita entah milik siapa, tergeletak begitu menjijikkan di lantai kamarnya.“Damian?” Nama suaminya lah yang terlintas di kepala. Siapa lagi yang tidur di kamar ini selain mereka berdua.Karissa Asterin adalah dokter muda yang sibuk dengan jadwal praktek di rumah sakit semalaman. Pagi ini dia pulang berharap bisa segera membersikan diri dan menyiapkan sarapan untuk Damian, sebelum suaminya itu berangkat bekerja. Namun, dia sudah dibuat syok begitu membuka pintu kamar.Bukan hanya pakaian dalam wanita berenda warna merah. Karissa juga bisa melihat jelas keadaan ranjangnya yang berantakan, selimut tergulung sembarangan, bantal jatuh ke lantai, terlebih di atas bantal putih itu ada bekas lipstik yang menempel. Lipstik itu jelas bukan miliknya. Warnanya terlalu terang. Karissa tidak pernah memakai warna seperti ini, bahkan di acara-acara formal sekalipun.“D-Dia tidur dengan wanita lain?”Mata Karissa mengerjap c

DMCA.com Protection Status