Oh, My Grim

Oh, My Grim

last updateLast Updated : 2021-11-27
By:  elhrln  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
52 ratings. 52 reviews
164Chapters
10.1Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Pernahkah kalian bertemu dengan malaikat maut?Jangan sampai! Tapi Chloe pernah. Penampilannya serba hitam dan benar-benar membawa sabit. Entah Chloe harus berterima kasih atau tidak pada sang grim reaper karena tidak jadi membawanya ke akhirat, yang pasti Chloe sangat membencinya.Sialnya, Chloe justru mendapat kenyataan jika sang grim reaper adalah dosennya, yang mengartikan bahwa Chloe akan bertemu dengannya hampir setiap hari. Membuat Chloe merasa kalau hari-harinya tidak akan baik-baik saja.Tapi, apakah benar akan selalu tidak baik-baik saja?---IG: @elhrln93

View More

Latest chapter

Free Preview

Batal ke Akhirat

“Nona Chloepatra, terima kasih atas kerja kerasnya selama berada di dunia yang semakin rumit ini. Sekarang waktunya kamu beristirahat.”Chloepatra—atau yang biasa dipanggil dengan Chloe—perlahan membuka matanya. Belum sempat benar-benar terbuka, cahaya menyilaukan langsung menyambut dan mau tak mau Chloe harus menutup matanya lagi. Bertanya-tanya dalam hati siapa yang tadi mengajaknya bicara? Sayup-sayup terdengar seperti suara lelaki.“Amalanmu selama di dunia akan ditimbang terlebih dulu untuk menentukan di mana kamu akan ditempati selama di akhirat.”Akhirat katanya?!Mendengar kata semenyeramkan itu, sontak mata Chloe terbuka lebar. Bahkan bola matanya yang besar nyaris melompat keluar.Chloe berusaha bangun dari posisinya. Posisi yang aneh karena dia baru saja berbaring—atau lebih tepatnya tergeletak—di aspal jalanan. Cahaya terang yang sebelumnya menusuk matanya, tidak lagi mengganggu,

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
majub792
seru ceritanya kayak g berasa cerita hantu
2022-02-04 01:21:16
0
user avatar
Arizki Febrian
......... mantap
2022-01-23 23:30:27
0
user avatar
Pena Air
Bagus pake banget, suka banget ceritanya kak.
2021-09-30 16:57:51
0
user avatar
I'm okay
Menarik sekali! Semangat!
2021-09-27 21:25:53
0
user avatar
Cadburry♥
Bagus, next ya. smngt!
2021-09-25 22:09:20
0
user avatar
Ryuzy_hdr
grim :3 bayangin grim rapper, fav saya dia aaaa ><
2021-09-23 15:51:32
0
user avatar
Mia Ariani
Grim reaper klo ganteng sih bisa dibicarakan baik2 ya
2021-09-23 13:00:44
0
user avatar
V I L
temanya unik
2021-09-21 11:35:40
0
user avatar
Andi Sasa
Amazing... Good luck ya brother
2021-09-21 07:28:07
0
user avatar
Nicholas Underwood
Hmm.. A very interesting reading.
2021-09-20 11:27:37
0
user avatar
Senja99
Seru dan suka sama alurnya
2021-09-20 08:39:15
0
user avatar
Penulis Lepas
Keren kak lanjutkan lagi ya
2021-09-20 04:47:46
0
user avatar
Biru Tosca
Bagus... semangat ya ...
2021-09-19 22:01:22
0
user avatar
Anisya Dhanoewinoto
aku tunggu up nya ya kak
2021-09-11 17:21:16
0
user avatar
Ra_ca
Cleopatra ......
2021-09-10 23:27:03
0
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
164 Chapters

Batal ke Akhirat

“Nona Chloepatra, terima kasih atas kerja kerasnya selama berada di dunia yang semakin rumit ini. Sekarang waktunya kamu beristirahat.”Chloepatra—atau yang biasa dipanggil dengan Chloe—perlahan membuka matanya. Belum sempat benar-benar terbuka, cahaya menyilaukan langsung menyambut dan mau tak mau Chloe harus menutup matanya lagi. Bertanya-tanya dalam hati siapa yang tadi mengajaknya bicara? Sayup-sayup terdengar seperti suara lelaki.“Amalanmu selama di dunia akan ditimbang terlebih dulu untuk menentukan di mana kamu akan ditempati selama di akhirat.”Akhirat katanya?!Mendengar kata semenyeramkan itu, sontak mata Chloe terbuka lebar. Bahkan bola matanya yang besar nyaris melompat keluar.Chloe berusaha bangun dari posisinya. Posisi yang aneh karena dia baru saja berbaring—atau lebih tepatnya tergeletak—di aspal jalanan. Cahaya terang yang sebelumnya menusuk matanya, tidak lagi mengganggu,
Read more

Jadi Penghuni Asrama

Chloe menghabiskan waktunya hanya untuk menatap gundukan tanah yang telah diselumuti begitu rapi oleh rerumputan hijau. Membayangkan jika saja mamanya—Nyonya Alessa—tidak meminta untuk bertukar tempat, pasti nama Chloepatra lah yang terukir pada batu nisan di depannya.Usai mamanya mengucap kalimat permintaan yang sakral itu, Chloe langsung tersadar dan menemukan dirinya sudah berada di sebuah ruang kamar di rumah sakit. Berharap apa yang dialami olehnya hanyalah mimpi. Namun, di saat dirinya memperoleh kabar bahwa mamanya telah meninggal, Chloe rasa apa yang terjadi padanya memanglah nyata.Dokter juga mengatakan kesembuhan Chloe adalah bentuk dari keajaiban, karena tanpa diduga Chloe mampu melalui kondisinya yang begitu kritis. Ditambah dengan proses pemulihan yang terbilang cepat, dokter menyebut Chloe adalah orang yang sangat beruntung.Beruntung. Satu kata itu terus saja berulang di dalam pikiran Chloe. Menghantuinya dengan perasaan bersalah ata
Read more

Malapetaka Orientasi

Kamar nomor 27. Di mana kamar nomor 27. Batin Chloe bertanya-tanya.“Tuh, di depan!” seru Grace yang ada di belakang Chloe. Dia terlihat sibuk menggeret dua buah koper—yang sebenarnya bukan miliknya—di kanan dan kirinya.Huft. Lelah. Menaiki tangga hingga ke lantai empat memang bukanlah hal yang disukai Chloe. Terlebih masih harus berjalan beberapa langkah lagi hingga akhirnya sampai tepat di depan sebuah kamar dengan papan nomor 27 terpasang pada pintu.Dan kini saatnya mengetes fungsi dari kunci yang sebelumnya diberikan oleh penjaga loket. Tak sampai lima detik, pintu kamar pun berhasil terbuka.Tampaklah ruangan kecil bercat putih polos yang berisikan dua tempat tidur, dua lemari dan dua meja belajar. Semuanya masih tampak kosong. Perlahan Chloe melangkah masuk, diikuti dengan Grace. Mengamati satu per satu ruangan yang selama empat tahun ke depan akan menjadi tempat tinggalnya sementara. Mulai memikirkan haru
Read more

Surprise!

Kedua kaki Chloe bergetar hebat selama acara perkenalan jurusan berlangsung. Lebih tepatnya setelah mc memperkenalkan seorang dosen bernama Juanito Alexander. Sampai-sampai perempuan yang duduk di sebelah Chloe meminta dirinya untuk segera izin pergi ke toilet saja, karena melihat kakinya yang terus-menerus bergetar layaknya sedang menahan ingin buang air kecil. Merasa kalau itu adalah ide yang bagus untuk menenangkan hati juga pikiran, jadi Chloe beranjak dari posisinya dan melangkah keluar dari aula secepat mungkin. Pasti cuma mirip, batin Chloe berkata. Iya betul. Pasti cuma mirip. Chloe menangkup kucuran air yang keluar dari dalam keran wastafel. Membasuh wajahnya beberapa kali, kemudian memosisikan kedua tangannya bertopang pada meja wastafel. Dadanya bergerak kembang kempis menghirup udara. Dan untuk yang terakhir kalinya, diambilnya udara begitu dalam, lalu dihembuskan perlahan melalui mulut. Barulah setelah itu napasnya mula
Read more

Obrolan Malam

Grace, gue harusnya udah meninggal. Grace, lo harus percaya sama gue. Pak Juan itu mirip banget sama grim reaper yang ditugasin bawa gue ke akhirat! Dan gue merasa kalau itu emang dia!Grace, gue harus gimana?Segala bentuk kalimat pernyataan dan kalimat pertanyaan berkecamuk di dalam kepala Chloe. Membuat semacam rentetan daftar yang Chloe sendiri pun tahu bahwa dia tidak bisa mengatakan hal semacam itu pada Grace. Akan dibilang apa dia nantinya? Gila? Stres? Atau mungkin efek kelelahan? Memang Grace akan mendengarkan cerita Chloe hingga tuntas—karena pada dasarnya Grace adalah seorang pendengar yang baik—namun setelah itu Chloe yakin, kalau teman sekamarnya itu akan langsung memintanya untuk segera periksa ke rumah sakit.Suara jentikan jari seketika berhasil menarik perhatian Chloe dari semangkuk mie instan di atas meja. Lupa kalau dia sedang berada di kantin asrama untuk makan malam.“Wah, jadi dari
Read more

Ruang Rahasia

Suara dentingan menyambut ketika tombol pada lift berpendar di angka tiga. Beberapa orang yang berdiri berdempetan di depan Chloe mulai melangkahkan kakinya ke luar lift, kemudian menyebar ke arah yang berbeda. Sementara Chloe bergerak ke arah kiri mengikuti seorang lelaki yang sempat menoleh ke arahnya. Chloe tebak, lelaki ini juga memiliki urusan yang sama dengannya.Ini adalah kali pertama Chloe datang ke lantai tiga gedung jurusannya, setelah saat orientasi kemarin hanya berada di lantai dua—tempat dimana aula sekaligus ruang para dosen berada. Sedangkan lantai tiga hingga lantai lima diperuntukkan untuk ruang kelas kuliah dan lantai enam difungsikan khusus untuk beberapa laboratorium jurusan.Usai beberapa langkah terlewati, Chloe berbelok masuk ke salah satu ruangan. Menemukan deretan bangku kuliah berwarna hijau yang tampak begitu kontras dengan ruangan yang bernuansa putih. Entah kenapa Chloe masih merasa mual setiap kali melihat deretan kursi. Bokongnya
Read more

Peringatan Pertama

“Maaf Pak, itu betul toilet laki-laki kan, ya?” Pertanyaan itu bergaung di dalam rongga telinga Chloe. “Iya betul. Perempuan ini cuma ….” Kedua mata Chloe dan Juan bertemu. “… salah ruangan.” Di sela-sela suara debaran jantungnya yang makin menjadi-jadi, Chloe masih sempat mendengar suara pergerakan tangga lipat aluminium di belakangnya. Saking paniknya, Chloe berharap orang di belakangnya tidak benar-benar pergi dan meninggalkan dirinya hanya berdua dengan Juan dalam situasi yang teramat canggung. Juan meletakkan kedua tangannya ke dalam saku celana. Saking dekatnya, Chloe bisa melihat rambut-rambut halus tersebar rata di sekitar lengan Juan dikarenakan lengan kemejanya tergulung hingga siku. “Masih betah diam di situ?” tanya Juan menanggapi posisi Chloe yang masih membungkuk memandangi area pinggang ke bawah miliknya. Mendengar pertanyaan bernada sarkastis itu, perlahan Chloe menegakkan posisi tubuhnya yang tak seberapa tinggi jika d
Read more

Penanggung Jawab Kelas

Semalam, setelah mengecek ulang jadwal kuliahnya di hari ini, Chloe justru tidak bisa tidur.Sepanjang malam yang dilakukannya hanyalah telentang memandangi langit-langit kamar—yang membuat Chloe ingin menempelkan hiasan bintang-bintang glow in the dark di atas sana—sambil mengetuk-ngetuk jari-jari yang saling berkaitan satu sama lain di atas dada.Entah apa tepatnya yang menjadikan Chloe tidak bisa tidur, sebab ada begitu banyak hal yang berseliweran di dalam kepalanya dan Chloe tidak bisa memilih satu saja yang bisa disalahkan sebagai penyebab insomnia-nya. Mulai dari memikirkan mamanya, papanya, beasiswanya, bagaimana dirinya menceritakan semuanya pada Grace, hingga memikirkan Juan.Bahkan seorang Juan yang notabene adalah seseorang yang baru saja dikenal Chloe beberapa hari belakangan pun, ikut berkontribusi dalam penghalang tidur malamnya. Dan pastinya, bukan memikirkan tentang wajahnya yang tampan, bola matanya yang jernih, tubuhnya ya
Read more

Pertanyaan Pamungkas

“Kenapa? Apa ada yang salah sama ucapan gue?”Bermodalkan seringai yang menyeramkan serta tatapan mata yang kosong, Mike perlahan-lahan makin mendekati Chloe, sementara Chloe makin menempelkan punggungnya pada pintu darurat. Berharap dirinya memiliki kekuatan tersembunyi seperti mampu menyerap ke dalam pintu yang padat, kemudian muncul di sisi yang lain.Perasaan Chloe sungguh tidak enak. Agak mual. Seakan sekumpulan organ di dalam tubuhnya tahu bahwa akan ada hal buruk yang menimpanya saat itu juga apabila dirinya tak kunjung membuka pintu. Namun, jari-jarinya yang sudah menggenggam erat gagang pintu, mendadak kaku. Tidak bisa diajak bekerja sama. Terlebih seperti ada yang tidak beres dengan pita suaranya. Ingin rasanya berteriak, tapi suaranya justru teredam, bukannya keluar dengan lantang.“Chloe … hei, Chloe,” panggil Mike berkali-kali. “Chloe, lo ngga apa-apa?” tanyanya lagi dengan raut wajah panik. Aura menakutkan
Read more

Obrolan dengan Rekan Kerja

Sepasang sepatu boots hitam berderap pelan di atas aspal. Berjalan menembus keramaian tanpa seorang pun menyadari keberadaannya. Diperhatikannya orang-orang di sekitar yang hanya berdiam diri, saling berbisik, memotret, merekam, tanpa ada niatan membantu—ada, lima orang, setidaknya. Satunya tampak sedang menelepon. Mungkin menelepon rumah sakit terdekat untuk meminta agar segera mengirimkan ambulans.“Hei, Juan,” sapa seorang lelaki yang tiba-tiba muncul dari seberang jalan. Lelaki yang berpenampilan sama dengannya.“Bareng lo ternyata.”“Aduh, sibuk banget kayaknya sampai ngga sempat liat di aplikasi siapa yang ikutan jemput.”Juan menyeringai tipis sambil melihat ponselnya yang menampilkan deretan informasi perihal orang yang akan dijemputnya kali ini. Seorang remaja perempuan berumur tujuh belas tahun yang masih mengenakan seragam sekolah. Juan menggelengkan kepala melihatnya.“Uhh, sw
Read more
DMCA.com Protection Status