Oh, My Grim

Oh, My Grim

last updateLast Updated : 2021-11-27
By:  elhrlnCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
52 ratings. 52 reviews
164Chapters
10.5Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Pernahkah kalian bertemu dengan malaikat maut?Jangan sampai! Tapi Chloe pernah. Penampilannya serba hitam dan benar-benar membawa sabit. Entah Chloe harus berterima kasih atau tidak pada sang grim reaper karena tidak jadi membawanya ke akhirat, yang pasti Chloe sangat membencinya.Sialnya, Chloe justru mendapat kenyataan jika sang grim reaper adalah dosennya, yang mengartikan bahwa Chloe akan bertemu dengannya hampir setiap hari. Membuat Chloe merasa kalau hari-harinya tidak akan baik-baik saja.Tapi, apakah benar akan selalu tidak baik-baik saja?---IG: @elhrln93

View More

Chapter 1

Batal ke Akhirat

“Nona Chloepatra, terima kasih atas kerja kerasnya selama berada di dunia yang semakin rumit ini. Sekarang waktunya kamu beristirahat.”

Chloepatra—atau yang biasa dipanggil dengan Chloe—perlahan membuka matanya. Belum sempat benar-benar terbuka, cahaya menyilaukan langsung menyambut dan mau tak mau Chloe harus menutup matanya lagi. Bertanya-tanya dalam hati siapa yang tadi mengajaknya bicara? Sayup-sayup terdengar seperti suara lelaki.

“Amalanmu selama di dunia akan ditimbang terlebih dulu untuk menentukan di mana kamu akan ditempati selama di akhirat.”

Akhirat katanya?!

Mendengar kata semenyeramkan itu, sontak mata Chloe terbuka lebar. Bahkan bola matanya yang besar nyaris melompat keluar.

Chloe berusaha bangun dari posisinya. Posisi yang aneh karena dia baru saja berbaring—atau lebih tepatnya tergeletak—di aspal jalanan. Cahaya terang yang sebelumnya menusuk matanya, tidak lagi mengganggu, sebab cahaya itu telah hilang dan berganti dengan sesosok lelaki tinggi. Tidak tahu berapa senti tingginya, yang pasti Chloe harus mendongak hanya untuk bertatapan dengan kedua matanya.

Tanpa perlu diamati dengan begitu serius, terlihat langsung kalau lelaki ini menggunakan pakaian serba hitam. Mulai dari jaket hitam, celana jeans hitam, sepatu boots hitam, hanya itu. Rambutnya mungkin juga hitam. Tidak terlihat, sebab tertutup oleh tudung jaketnya.

Lalu, ada sesuatu yang tersampir di bahunya. Berkilau, besar, dan tajam. Chloe tahu benda apa itu. Oleh karena dia tahu, dia jadi berusaha menahan diri untuk tidak tertawa.

“Oh, ya ampun!” pekik Chloe. “Apa lagi ada karnaval atau pesta kostum di sekitar sini? Tapi ini kan jalan tol,” sambungnya berujar sambil kepalanya berputar melihat sekeliling.

“Maaf?” tanya si Lelaki Serba Hitam—mulai sekarang Chloe akan memanggilnya seperti itu. Jelas sekali dia tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Chloe.

Chloe mendaratkan tatapannya lagi pada lelaki di depannya.

“Bukan, ya? Ah, atau lagi ada syuting? Syuting sinetron? Film?” balas Chloe bertubi-tubi. “Tapi kayaknya Mas-nya salah orang deh. Soalnya saya bukan pemeran utama, pemeran pembantu atau figuran di sinetron atau film yang lagi Mas mainin.”

Si Lelaki Serba Hitam menarik napas, kemudian menghembuskannya perlahan.

“Nona Chloepatra.”

“Iya,” jawab Chloe tenang. Namun, berubah menjadi tidak tenang usai satu detik berlalu. “Eh, kok Mas-nya tau nama saya?”

“Jelas saya tau, karena saya yang ditugaskan untuk menjemput dan mengantar kamu ke akhirat.”

Kulit wajah Chloe seketika mengencang. Pastinya kali ini bukanlah merupakan efek dari penggunaan produk skin care yang dia pakai.

“Mas, jangan bercanda ya. Jangan bawa-bawa akhirat. Ngga baik,” tukas Chloe mulai resah.

Si Lelaki Serba Hitam mengangkat wajahnya yang tirus. Memperlihatkan tulang rahangnya yang kokoh. Membuat tatapan matanya begitu menukik ke arah Chloe.

“Saya ngga bercanda.”

“Tapi, Mas—”

“Dan jangan panggil saya ‘Mas’,” protesnya memotong ucapan Chloe. “Coba kamu lihat ke belakang,” perintahnya kemudian dengan gerakan dagu.

Chloe yang masih bingung, merasa ragu untuk mengikuti arahan dari lelaki di depannya. Sesekali Chloe curi pandang ke arah lelaki itu lagi, tapi lelaki itu kembali menggerakkan dagunya ditambah dengan mulut yang komat-kamit seolah mengisyaratkan kalimat ayo-cepat-tengok-ke-belakang.

Mau tak mau, dengan berat hati—diikuti juga dengan rasa penasaran—Chloe memutar tubuh mungilnya ke belakang.

Jujur saja Chloe ingin berteriak, akan tetapi pita suaranya seakan mendadak lenyap dan yang tersisa hanyalah mulut yang menganga lebar tanpa adanya suara. Kedua tangannya bergerak menutupi mulutnya. Bola matanya lagi-lagi nyaris mencuat keluar. Tubuhnya gemetar.

Di tengah kepanikan Chloe, si Lelaki Serba Hitam melangkah dari belakang, lalu berhenti di samping Chloe. Di sana dia mendesah.

“Situasi seperti ini sebenarnya udah sering saya alami. Mati-matian meyakini arwah yang ngga percaya kalau dia udah meninggal.”

 Chloe yang banyak bicara, tiba-tiba saja menjadi seperti orang yang tidak memiliki kosakata di dalam kepalanya. Kini dia hanya bisa menatap dirinya sendiri yang tengah tergeletak di atas aspal dalam keadaan bersimbah darah. Persis seperti posisi dimana dia bangun pertama kali.

“Be-benar ini saya?” tanya Chloe pada akhirnya. Itu pun juga terbata-bata.

Yup!” sahut si Lelaki Serba Hitam.

Bola mata Chloe bergulir ke sana-ke mari. “Kalau saya udah meninggal dan kamu datang buat jemput saya, berarti kamu itu semacam malaikat maut? Grim reaper?

Yup.”

“Jadi, itu betulan ada?”

Yup.”

“Berarti sabit yang kamu bawa itu betulan? Apa saya bakal disabit?” tanya Chloe setengah polos, setengah takut, dan setengah penasaran. Tercampur jadi satu.

“Umm, sebenarnya ini cuma aksesoris,” jawab si Lelaki Serba Hitam. Masih mencoba sabar.

“Apa kamu ngga salah jemput orang?”

“Di dunia ini cuma ada satu orang yang namanya semencolok dan sefrustasi itu.”

“Hei, nama itu doa. Orang tua saya susah payah cari nama itu,” keluh Chloe tidak terima namanya dibilang mencolok dan frustasi.

“Udah cukup pertanyaannya?”

“Jadi, beneran kamu ngga lagi main film, pesta kostum, karnaval, atau—”

“NGGA!” sergahnya berteriak. “Astaga. Udah ya. Jangan terlalu membuang waktu saya, karena masih ada antrian penjemputan lainnya. Ayo,” lanjutnya seraya menjulurkan tangan pada Chloe.

Chloe tahu betul apa maksud dari tangan yang terjulur padanya. Kalau saja si Lelaki Serba Hitam adalah lelaki tampan yang mengulurkan tangannya untuk mengajak Chloe berdansa, sudah pasti akan Chloe terima dengan senang hati. Namun nyatanya? Jika Chloe menerima uluran tangan kurus seorang grim reaper, itu tandanya dirinya akan dibawa langsung ke akhirat.

Jujur saja Chloe belum siap. Bahkan dia masih tidak percaya bahwa dirinya sudah meninggal. Padahal dia baru saja bersiap pergi ke asrama milik kampus impiannya sejak dulu. Padahal tahun ini adalah tahun pertamanya menjadi seorang mahasiswa jurusan matematika—mata pelajaran yang memang disukainya. Bahkan saking banyaknya, ada sekian banyak ‘padahal’ yang bermunculan di kepalanya. Dan satu hal yang teramat Chloe sayangkan adalah padahal dia belum sama sekali merasakan bagaimana rasanya memiliki seorang pacar.

“Ayo tunggu apa lagi?” pinta si Lelaki Serba Hitam tak sabaran.

Chloe menarik napas dan menghembuskannya. Aktivitas yang seharusnya tidak perlu dilakukannya lagi, karena dia sudah meninggal, bukan?

Dengan terpaksa Chloe menyambut uluran tangan lelaki di depannya. Tersisa sekitar lima senti lagi sampai akhirnya kedua tangan mereka benar-benar tersentuh, tapi Chloe justru menampar kencang telapak tangan si Lelaki Serba Hitam.

“Ngga! Saya masih ngga percaya. Pasti ini cuma mimpi, kan?” tampik Chloe berteriak. “Mama. Mama saya di mana? Mama?” panggil Chloe panik sembari melangkah cepat mengitari mobil yang sebelumnya ditumpangi olehnya. Mobilnya terbalik dan mengeluarkan asap. Nyaris tak berbentuk.

Here we go again,” gerutu si Lelaki Serba Hitam sambil mengikuti ke mana arah Chloe pergi. Lagi-lagi dirinya harus rela melewati drama penjemputan yang panjang.

“Mama!” teriak Chloe mendekati mamanya yang sama terluka parah dengannya. “Mama, bangun. Ini Chloe,” ujar Chloe berusaha membangunkan mamanya meskipun dirinya tahu bahwa apa yang dilakukannya tidak akan membuahkan hasil.

Si Lelaki Serba Hitam sudah berdiri di dekat Chloe. Memberi waktu sejenak pada Chloe untuk menangis dan mungkin sedikit memberi waktu pula pada Chloe untuk bertemu dengan mamanya terakhir kali.

“Nyonya Alessa—Mamamu—sedang diambang kematian, tapi saya rasa masih akan selamat, karena saya ngga lihat ada penjemputnya di sekitar sini. Dan coba lihat ini,” ujarnya memperlihatkan sebuah ponsel yang menayangkan daftar nama manusia yang meninggal di hari ini, “nama Mamamu ngga ada di dalam daftar.”

Chloe masih menangis sesenggukan. Wajahnya dipenuhi dengan bulir-bulir air matanya sendiri. Tidak apa baginya jika mamanya masih selamat sementara dirinya tidak. Hanya saja Chloe tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan kedua orang tuanya ketika tahu anak satu-satunya yang mereka punya pergi untuk selamanya dalam umur yang masih terbilang muda. Chloe paling tidak bisa melihat kedua orang tuanya sedih.

“Ok, ambulans udah datang,” ucap si Lelaki Serba Hitam.

Chloe melihat dari kejauhan sebuah mobil ambulans datang ke arah dirinya berada. Chloe pun bersiap bangkit dari posisinya untuk membiarkan mamanya mendapat penanganan terlebih dahulu. Namun, tanpa diduga pergerakannya dicegat oleh sesuatu yang mencengkeram pergelangan tangannya.

Chloe terkejut saat menemukan mamanya membuka mata. Si Lelaki Serba Hitam pun juga dibuat sama terkejutnya.

“Mama? Mama bisa lihat aku? Ya ampun, Ma …,” ujar Chloe kembali menangis sembari memeluk mamanya dengan begitu erat. “Mama tenang ya. Mama pasti selamat, okay? Chloe sayang Mama, juga Papa.”

Nyonya Alessa menggelengkan kepalanya begitu pelan. Seakan-akan hanya itu tenaga yang tesisa. Bibirnya yang pucat berusaha menyunggingkan senyuman.

“Bukan, Chloe. Bukan Mama, tapi kamu. Harus kamu,” tutur Nyonya Alessa lirih.

“Ngga! Mama ngomong apa sih?”

“Anak muda,” panggil Nyonya Alessa ke arah si Lelaki Serba Hitam. “Biar saya saja. Chloe masih muda. Masih banyak hal yang harus Chloe capai—”

“Ngga! Mama, apa sih! Papa di dunia masih butuh Mama!” bentak Chloe menolak.

Si Lelaki Serba Hitam masih terdiam di tempat. Butuh waktu beberapa detik sampai akhirnya dia berkata, “Anda hanya tinggal bilang dengan sungguh-sungguh kalau anda mau bertukar tempat.”

“Ngga!” seru Chloe lagi, lalu menggebu-gebu mendekati si Lelaki Serba Hitam. “Heh! Dari awal udah saya yang kamu jemput! Saya udah terima kok! Saya udah ikhlas!” protesnya marah.

“Saya ingin bertukar tempat dengan Chloepatra,” ucap Nyonya Alessa dalam satu tarikan napas, tanpa meminta persetujuan Chloe terlebih dulu.

“Mama!”

“Permintaan diterima.”

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

10
100%(52)
9
0%(0)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
10 / 10.0
52 ratings · 52 reviews
Write a review
user avatar
majub792
seru ceritanya kayak g berasa cerita hantu
2022-02-04 01:21:16
0
user avatar
Arizki Febrian
......... mantap
2022-01-23 23:30:27
0
user avatar
Pena Air
Bagus pake banget, suka banget ceritanya kak.
2021-09-30 16:57:51
0
user avatar
I'm okay
Menarik sekali! Semangat!
2021-09-27 21:25:53
0
user avatar
Cadburry♥
Bagus, next ya. smngt!
2021-09-25 22:09:20
0
user avatar
Ryuzy_hdr
grim :3 bayangin grim rapper, fav saya dia aaaa ><
2021-09-23 15:51:32
0
user avatar
Mia Ariani
Grim reaper klo ganteng sih bisa dibicarakan baik2 ya
2021-09-23 13:00:44
0
user avatar
V I L
temanya unik
2021-09-21 11:35:40
0
user avatar
Andi Sasa
Amazing... Good luck ya brother
2021-09-21 07:28:07
0
user avatar
Nicholas Underwood
Hmm.. A very interesting reading.
2021-09-20 11:27:37
0
user avatar
Senja99
Seru dan suka sama alurnya
2021-09-20 08:39:15
0
user avatar
Penulis Lepas
Keren kak lanjutkan lagi ya
2021-09-20 04:47:46
0
user avatar
Biru Tosca
Bagus... semangat ya ...
2021-09-19 22:01:22
0
user avatar
Anisya Dhanoewinoto
aku tunggu up nya ya kak
2021-09-11 17:21:16
0
user avatar
Ra_ca
Cleopatra ......
2021-09-10 23:27:03
0
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
164 Chapters
Batal ke Akhirat
“Nona Chloepatra, terima kasih atas kerja kerasnya selama berada di dunia yang semakin rumit ini. Sekarang waktunya kamu beristirahat.”Chloepatra—atau yang biasa dipanggil dengan Chloe—perlahan membuka matanya. Belum sempat benar-benar terbuka, cahaya menyilaukan langsung menyambut dan mau tak mau Chloe harus menutup matanya lagi. Bertanya-tanya dalam hati siapa yang tadi mengajaknya bicara? Sayup-sayup terdengar seperti suara lelaki.“Amalanmu selama di dunia akan ditimbang terlebih dulu untuk menentukan di mana kamu akan ditempati selama di akhirat.”Akhirat katanya?!Mendengar kata semenyeramkan itu, sontak mata Chloe terbuka lebar. Bahkan bola matanya yang besar nyaris melompat keluar.Chloe berusaha bangun dari posisinya. Posisi yang aneh karena dia baru saja berbaring—atau lebih tepatnya tergeletak—di aspal jalanan. Cahaya terang yang sebelumnya menusuk matanya, tidak lagi mengganggu,
last updateLast Updated : 2021-06-17
Read more
Jadi Penghuni Asrama
Chloe menghabiskan waktunya hanya untuk menatap gundukan tanah yang telah diselumuti begitu rapi oleh rerumputan hijau. Membayangkan jika saja mamanya—Nyonya Alessa—tidak meminta untuk bertukar tempat, pasti nama Chloepatra lah yang terukir pada batu nisan di depannya.Usai mamanya mengucap kalimat permintaan yang sakral itu, Chloe langsung tersadar dan menemukan dirinya sudah berada di sebuah ruang kamar di rumah sakit. Berharap apa yang dialami olehnya hanyalah mimpi. Namun, di saat dirinya memperoleh kabar bahwa mamanya telah meninggal, Chloe rasa apa yang terjadi padanya memanglah nyata.Dokter juga mengatakan kesembuhan Chloe adalah bentuk dari keajaiban, karena tanpa diduga Chloe mampu melalui kondisinya yang begitu kritis. Ditambah dengan proses pemulihan yang terbilang cepat, dokter menyebut Chloe adalah orang yang sangat beruntung.Beruntung. Satu kata itu terus saja berulang di dalam pikiran Chloe. Menghantuinya dengan perasaan bersalah ata
last updateLast Updated : 2021-06-18
Read more
Malapetaka Orientasi
Kamar nomor 27. Di mana kamar nomor 27. Batin Chloe bertanya-tanya.“Tuh, di depan!” seru Grace yang ada di belakang Chloe. Dia terlihat sibuk menggeret dua buah koper—yang sebenarnya bukan miliknya—di kanan dan kirinya.Huft. Lelah. Menaiki tangga hingga ke lantai empat memang bukanlah hal yang disukai Chloe. Terlebih masih harus berjalan beberapa langkah lagi hingga akhirnya sampai tepat di depan sebuah kamar dengan papan nomor 27 terpasang pada pintu.Dan kini saatnya mengetes fungsi dari kunci yang sebelumnya diberikan oleh penjaga loket. Tak sampai lima detik, pintu kamar pun berhasil terbuka.Tampaklah ruangan kecil bercat putih polos yang berisikan dua tempat tidur, dua lemari dan dua meja belajar. Semuanya masih tampak kosong. Perlahan Chloe melangkah masuk, diikuti dengan Grace. Mengamati satu per satu ruangan yang selama empat tahun ke depan akan menjadi tempat tinggalnya sementara. Mulai memikirkan haru
last updateLast Updated : 2021-06-19
Read more
Surprise!
Kedua kaki Chloe bergetar hebat selama acara perkenalan jurusan berlangsung. Lebih tepatnya setelah mc memperkenalkan seorang dosen bernama Juanito Alexander. Sampai-sampai perempuan yang duduk di sebelah Chloe meminta dirinya untuk segera izin pergi ke toilet saja, karena melihat kakinya yang terus-menerus bergetar layaknya sedang menahan ingin buang air kecil. Merasa kalau itu adalah ide yang bagus untuk menenangkan hati juga pikiran, jadi Chloe beranjak dari posisinya dan melangkah keluar dari aula secepat mungkin. Pasti cuma mirip, batin Chloe berkata. Iya betul. Pasti cuma mirip. Chloe menangkup kucuran air yang keluar dari dalam keran wastafel. Membasuh wajahnya beberapa kali, kemudian memosisikan kedua tangannya bertopang pada meja wastafel. Dadanya bergerak kembang kempis menghirup udara. Dan untuk yang terakhir kalinya, diambilnya udara begitu dalam, lalu dihembuskan perlahan melalui mulut. Barulah setelah itu napasnya mula
last updateLast Updated : 2021-06-20
Read more
Obrolan Malam
Grace, gue harusnya udah meninggal. Grace, lo harus percaya sama gue. Pak Juan itu mirip banget sama grim reaper yang ditugasin bawa gue ke akhirat! Dan gue merasa kalau itu emang dia!Grace, gue harus gimana?Segala bentuk kalimat pernyataan dan kalimat pertanyaan berkecamuk di dalam kepala Chloe. Membuat semacam rentetan daftar yang Chloe sendiri pun tahu bahwa dia tidak bisa mengatakan hal semacam itu pada Grace. Akan dibilang apa dia nantinya? Gila? Stres? Atau mungkin efek kelelahan? Memang Grace akan mendengarkan cerita Chloe hingga tuntas—karena pada dasarnya Grace adalah seorang pendengar yang baik—namun setelah itu Chloe yakin, kalau teman sekamarnya itu akan langsung memintanya untuk segera periksa ke rumah sakit.Suara jentikan jari seketika berhasil menarik perhatian Chloe dari semangkuk mie instan di atas meja. Lupa kalau dia sedang berada di kantin asrama untuk makan malam.“Wah, jadi dari
last updateLast Updated : 2021-06-23
Read more
Ruang Rahasia
Suara dentingan menyambut ketika tombol pada lift berpendar di angka tiga. Beberapa orang yang berdiri berdempetan di depan Chloe mulai melangkahkan kakinya ke luar lift, kemudian menyebar ke arah yang berbeda. Sementara Chloe bergerak ke arah kiri mengikuti seorang lelaki yang sempat menoleh ke arahnya. Chloe tebak, lelaki ini juga memiliki urusan yang sama dengannya.Ini adalah kali pertama Chloe datang ke lantai tiga gedung jurusannya, setelah saat orientasi kemarin hanya berada di lantai dua—tempat dimana aula sekaligus ruang para dosen berada. Sedangkan lantai tiga hingga lantai lima diperuntukkan untuk ruang kelas kuliah dan lantai enam difungsikan khusus untuk beberapa laboratorium jurusan.Usai beberapa langkah terlewati, Chloe berbelok masuk ke salah satu ruangan. Menemukan deretan bangku kuliah berwarna hijau yang tampak begitu kontras dengan ruangan yang bernuansa putih. Entah kenapa Chloe masih merasa mual setiap kali melihat deretan kursi. Bokongnya
last updateLast Updated : 2021-06-25
Read more
Peringatan Pertama
“Maaf Pak, itu betul toilet laki-laki kan, ya?” Pertanyaan itu bergaung di dalam rongga telinga Chloe. “Iya betul. Perempuan ini cuma ….” Kedua mata Chloe dan Juan bertemu. “… salah ruangan.” Di sela-sela suara debaran jantungnya yang makin menjadi-jadi, Chloe masih sempat mendengar suara pergerakan tangga lipat aluminium di belakangnya. Saking paniknya, Chloe berharap orang di belakangnya tidak benar-benar pergi dan meninggalkan dirinya hanya berdua dengan Juan dalam situasi yang teramat canggung. Juan meletakkan kedua tangannya ke dalam saku celana. Saking dekatnya, Chloe bisa melihat rambut-rambut halus tersebar rata di sekitar lengan Juan dikarenakan lengan kemejanya tergulung hingga siku. “Masih betah diam di situ?” tanya Juan menanggapi posisi Chloe yang masih membungkuk memandangi area pinggang ke bawah miliknya. Mendengar pertanyaan bernada sarkastis itu, perlahan Chloe menegakkan posisi tubuhnya yang tak seberapa tinggi jika d
last updateLast Updated : 2021-06-26
Read more
Penanggung Jawab Kelas
Semalam, setelah mengecek ulang jadwal kuliahnya di hari ini, Chloe justru tidak bisa tidur.Sepanjang malam yang dilakukannya hanyalah telentang memandangi langit-langit kamar—yang membuat Chloe ingin menempelkan hiasan bintang-bintang glow in the dark di atas sana—sambil mengetuk-ngetuk jari-jari yang saling berkaitan satu sama lain di atas dada.Entah apa tepatnya yang menjadikan Chloe tidak bisa tidur, sebab ada begitu banyak hal yang berseliweran di dalam kepalanya dan Chloe tidak bisa memilih satu saja yang bisa disalahkan sebagai penyebab insomnia-nya. Mulai dari memikirkan mamanya, papanya, beasiswanya, bagaimana dirinya menceritakan semuanya pada Grace, hingga memikirkan Juan.Bahkan seorang Juan yang notabene adalah seseorang yang baru saja dikenal Chloe beberapa hari belakangan pun, ikut berkontribusi dalam penghalang tidur malamnya. Dan pastinya, bukan memikirkan tentang wajahnya yang tampan, bola matanya yang jernih, tubuhnya ya
last updateLast Updated : 2021-06-27
Read more
Pertanyaan Pamungkas
“Kenapa? Apa ada yang salah sama ucapan gue?”Bermodalkan seringai yang menyeramkan serta tatapan mata yang kosong, Mike perlahan-lahan makin mendekati Chloe, sementara Chloe makin menempelkan punggungnya pada pintu darurat. Berharap dirinya memiliki kekuatan tersembunyi seperti mampu menyerap ke dalam pintu yang padat, kemudian muncul di sisi yang lain.Perasaan Chloe sungguh tidak enak. Agak mual. Seakan sekumpulan organ di dalam tubuhnya tahu bahwa akan ada hal buruk yang menimpanya saat itu juga apabila dirinya tak kunjung membuka pintu. Namun, jari-jarinya yang sudah menggenggam erat gagang pintu, mendadak kaku. Tidak bisa diajak bekerja sama. Terlebih seperti ada yang tidak beres dengan pita suaranya. Ingin rasanya berteriak, tapi suaranya justru teredam, bukannya keluar dengan lantang.“Chloe … hei, Chloe,” panggil Mike berkali-kali. “Chloe, lo ngga apa-apa?” tanyanya lagi dengan raut wajah panik. Aura menakutkan
last updateLast Updated : 2021-06-28
Read more
Obrolan dengan Rekan Kerja
Sepasang sepatu boots hitam berderap pelan di atas aspal. Berjalan menembus keramaian tanpa seorang pun menyadari keberadaannya. Diperhatikannya orang-orang di sekitar yang hanya berdiam diri, saling berbisik, memotret, merekam, tanpa ada niatan membantu—ada, lima orang, setidaknya. Satunya tampak sedang menelepon. Mungkin menelepon rumah sakit terdekat untuk meminta agar segera mengirimkan ambulans.“Hei, Juan,” sapa seorang lelaki yang tiba-tiba muncul dari seberang jalan. Lelaki yang berpenampilan sama dengannya.“Bareng lo ternyata.”“Aduh, sibuk banget kayaknya sampai ngga sempat liat di aplikasi siapa yang ikutan jemput.”Juan menyeringai tipis sambil melihat ponselnya yang menampilkan deretan informasi perihal orang yang akan dijemputnya kali ini. Seorang remaja perempuan berumur tujuh belas tahun yang masih mengenakan seragam sekolah. Juan menggelengkan kepala melihatnya.“Uhh, sw
last updateLast Updated : 2021-06-29
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status