Home / Romansa / Oh, My Grim / Obrolan Malam

Share

Obrolan Malam

Author: elhrln
last update Last Updated: 2021-06-23 14:19:31

Grace, gue harusnya udah meninggal.

Grace, lo harus percaya sama gue. Pak Juan itu mirip banget sama grim reaper yang ditugasin bawa gue ke akhirat! Dan gue merasa kalau itu emang dia!

Grace, gue harus gimana?

Segala bentuk kalimat pernyataan dan kalimat pertanyaan berkecamuk di dalam kepala Chloe. Membuat semacam rentetan daftar yang Chloe sendiri pun tahu bahwa dia tidak bisa mengatakan hal semacam itu pada Grace. Akan dibilang apa dia nantinya? Gila? Stres? Atau mungkin efek kelelahan? Memang Grace akan mendengarkan cerita Chloe hingga tuntas—karena pada dasarnya Grace adalah seorang pendengar yang baik—namun setelah itu Chloe yakin, kalau teman sekamarnya itu akan langsung memintanya untuk segera periksa ke rumah sakit.

Suara jentikan jari seketika berhasil menarik perhatian Chloe dari semangkuk mie instan di atas meja. Lupa kalau dia sedang berada di kantin asrama untuk makan malam.

“Wah, jadi dari tadi lo ngga denger gue ngomong?” tanya Grace berdecak. “Berasa makan sendirian ya gue.”

Chloe menyendok mie instan yang sudah tak lagi panas akibat diabaikan selama beberapa menit. Menyeruputnya dan mengunyahnya dengan tidak terlalu niat.

“Kenapa sih? Baru juga selesai tahap orientasi, udah bengong aja,” ujar Grace heran. “Udah makan malem cuma mie instan doang, makin kosong aja perut sama otak lo.”

“Tapi kenyataannya otak gue ngga kosong, kan?”

“Ya Tuhan, sombongnya anak kecil ini.” Grace menggelengkan kepala. “Pasti gara-gara ngga ada cowok yang ganteng, ya?”

“Astaga, yang ada di pikiran lo kayaknya cowok terus deh. Jangan-jangan lo ya yang mau cari pacar di Seirios?” balas Chloe iseng-iseng menebak.   

“Ya, lagian bengong sampai makan aja ngga fokus.”

“Gue cuma kepikiran Papa,” jawab Chloe mengelak. Beruntung dirinya dengan cepat menemukan alasan yang lebih logis. “Tapi ngga apa-apa. Nanti sebelum tidur gue telepon aja.”

Grace mengaduk segelas jeruk peras hangat yang sebelumnya dia pesan.

“Pokoknya history lo di sini mesti bagus biar bokap lo seneng,” tutur Grace mengingatkan.

Chloe tersenyum lemah. “Iya, gue tau kok.”

Menjadikan papanya sebagai jawaban pertanyaan Grace, justru membuat suasana sekitar berangsur muram. Padahal kantin asrama begitu ramai. Terlebih perempuan dan laki-laki saling berbaur—tidak dipisahkan layaknya gedung asrama. Chloe bisa melihat langsung bagaimana kehidupan kampus yang jauh berbeda dengan kehidupan di masa sekolah dulu.

“Jadi, lo udah ketemu dosen muda di jurusan kita yang gue bilang ganteng, tapi rada jutek?”

Chloe tersedak kuah mie instan yang tengah dihirupnya dari sendok. Melihat ada-ada saja bentuk dari kelakuan temannya itu, Grace sampai menepuk dahinya sendiri.

Setelah menepuk-nepuk dadanya yang terbatuk-batuk, Chloe menyeruput air mineral yang dibelinya. Meskipun makanan kesukaan Chloe adalah mie instan, namun hal baiknya adalah Chloe pecinta air mineral.

“K-kok lo tau kalau gue ketemu dia?” tanya Chloe panik.

Dahi Grace mengerut. “Ha? Ya, kan emang dikenalin waktu orientasi tadi. Gimana sih?”

Eh. Jadi itu maksudnya.

Chloe menggaruk belakang lehernya. “Oh, iya.”

“Emangnya lo ketemu Pak Juan di mana lagi?”

Bola mata Chloe hampir menyembul keluar dari rongga matanya, lalu bergulir ke sana-ke mari saat Grace menatapnya dengan tatapan ingin tahu.

“Ah, ngga.” Kepala Chloe bergeleng cepat. “Ngga ketemu di mana-mana lagi.”

“Gue kasih tau aja ya. Cukup lo ketemu sama dia di kampus, jangan sampai ketemu di luar kampus. Bakal ngga tenang hidup lo. Pasti bakal mimpi buruk terus. Percaya deh,” papar Grace begitu serius. Membuat Chloe bertanya-tanya, apa jangan-jangan Grace tahu kalau Juan adalah grim reaper?

Kepala Chloe menoleh ke kanan dan ke kiri. Memastikan apakah ada orang yang duduk di dekat dengannya. Kemudian mengubah posisi duduknya lebih mendekat ke arah Grace. Begitu dekat sampai pinggiran meja menekan tulang rusuknya.

“Emangnya kenapa? Apa lo tau sesuatu tentang dia?” tanya Chloe dengan volume pelan. Berharap dirinya memperoleh jawaban sesuai dengan yang diinginkan. Dengan begitu, tebakannya sedari awal bahwa Juan adalah grim reaper adalah benar.

“Lo udah liat sendiri kan tadi. Mukanya itu serem. Kalau lo ketemu dia di mana-mana, mukanya itu bakal nempel terus di kepala lo. Sampai mau tidur pun pasti kebayang-bayang,” jelas Grace bergidik tiba-tiba. Kedua tangannya terlipat di depan dada dan saling mengelus lengan satu sama lain.

“Terus apa lagi yang lo tau?”

Raut wajah Grace menegang. “Lo mau tau ngga, di kalangan mahasiswanya dia, dia terkenal sebagai apa?” tanya Grace dengan suara yang lebih pelan. Chloe mengangguk serius. “Malaikat maut!”

Chloe merasa dadanya seperti terhantam sesuatu yang teramat keras. Hanya saja tidak sakit, justru membuatnya lemas. Tidak bertenaga. Bahkan tubuhnya serasa melayang. Chloe tidak menyangka kalau ternyata sudah banyak orang yang tahu tentang siapa Juan sebenarnya. Sudah susah payah dirinya menentang hasil pemikirannya sendiri, tapi kenyataannya memang tidak perlu ada yang dipertentangkan.

Di sela-sela ketegangan yang Chloe rasakan, muncul suara cekikikan yang agak mengganggu.

“Heh! Serius banget sih. Muka sampai pucet begitu.” Grace berusaha menahan tawanya.

Mendengar ucapan Grace barusan, Chloe merasa ada yang tidak beres.

“Pak Juan itu terkenal sering buat down mental mahasiswa. Terutama yang udah tingkat akhir. Pokoknya yang mau bimbingan atau diuji sama dia, harus siap mental, kalau ngga … fix bakal dibawa ke akhirat sama dia. Alias ngga lulus! Makanya dia itu udah dikenal sebagai malaikat maut sama mahasiswanya sendiri.”

Grace menjelaskan dengan begitu santai sambil menghabiskan minuman jeruknya. Tanpa sedikit pun mempedulikan Chloe di depannya yang merasa pikiran dan perasaannya dipermainkan hanya dalam waktu kurang lebih satu menit. Chloe memang belum pernah merasakan bagaimana rasanya ketika perasaannya dipermainkan oleh laki-laki, namun ketika perasaannya dipermainkan oleh seorang Grace saja rasanya sudah begitu menyebalkan.

Kini Chloe hanya bisa memandang Grace dengan kesal. Kedua lengannya menyilang sembari menempelkan punggung pada sandaran kursi.

“Apa lagi yang lo mau tau tentang Pak Juan?”

“Ngga ada.”

“Setau gue sih dia belum nikah.”

“Ngga peduli.”

“Haha, jangan ngambek gitu dong. Lo ngga betulan percaya kalau dia malaikat maut, kan?”

Chloe diam sejenak. Memalingkan wajah. “Bodo.”

“Haduuh, dasar anak kecil.” Grace berdiri dari kursi dan mengacak-acak rambut Chloe, lalu pergi entah ingin membeli makanan apa lagi.

Bodoh. Pikir Chloe mengomentari dirinya sendiri.

Harusnya Chloe tahu bahwa tidak mungkin Grace bersungguh-sungguh mengartikan malaikat maut seperti grim reaper yang ada di pikirannya. Jikalau benar Juan adalah grim reaper, tidak mungkin juga dengan bangganya dia membeberkan identitasnya itu di depan orang banyak. Harusnya Chloe tahu. Dengan begitu dirinya tidak menjadi bahan celaan Grace lagi.

Akan tetapi, entah mengapa Chloe masih merasa yakin. Betul-betul yakin.

Dikeluarkannya brosur himpunan yang sudah penuh dengan bekas lipatan yang abstrak. Chloe sendiri juga tidak tahu kenapa dirinya membawa brosur itu sampai ke kantin. Dilihatnya lagi untuk memastikan seberapa mirip Juan bertudung dengan grim reaper yang menjemputnya hari itu. Mau seberapa besar usaha Chloe untuk mengelak atau mencari alasan untuk menyanggah keyakinannya, justru usahanya itu semakin membuat Chloe yakin bahwa Juan adalah seorang grim reaper.

Hingga akhirnya Chloe merasa bahwa dirinya harus segera menyudahi tanda tanya di dalam kepalanya. Chloe memutuskan mulai besok dia akan mencari tahu sendiri. Kalau perlu Chloe akan membuktikan bahwa Juan memanglah seorang grim reaper yang pernah dia temui.

               

               

               

               

               

Related chapters

  • Oh, My Grim   Ruang Rahasia

    Suara dentingan menyambut ketika tombol pada lift berpendar di angka tiga. Beberapa orang yang berdiri berdempetan di depan Chloe mulai melangkahkan kakinya ke luar lift, kemudian menyebar ke arah yang berbeda. Sementara Chloe bergerak ke arah kiri mengikuti seorang lelaki yang sempat menoleh ke arahnya. Chloe tebak, lelaki ini juga memiliki urusan yang sama dengannya.Ini adalah kali pertama Chloe datang ke lantai tiga gedung jurusannya, setelah saat orientasi kemarin hanya berada di lantai dua—tempat dimana aula sekaligus ruang para dosen berada. Sedangkan lantai tiga hingga lantai lima diperuntukkan untuk ruang kelas kuliah dan lantai enam difungsikan khusus untuk beberapa laboratorium jurusan.Usai beberapa langkah terlewati, Chloe berbelok masuk ke salah satu ruangan. Menemukan deretan bangku kuliah berwarna hijau yang tampak begitu kontras dengan ruangan yang bernuansa putih. Entah kenapa Chloe masih merasa mual setiap kali melihat deretan kursi. Bokongnya

    Last Updated : 2021-06-25
  • Oh, My Grim   Peringatan Pertama

    “Maaf Pak, itu betul toilet laki-laki kan, ya?” Pertanyaan itu bergaung di dalam rongga telinga Chloe. “Iya betul. Perempuan ini cuma ….” Kedua mata Chloe dan Juan bertemu. “… salah ruangan.” Di sela-sela suara debaran jantungnya yang makin menjadi-jadi, Chloe masih sempat mendengar suara pergerakan tangga lipat aluminium di belakangnya. Saking paniknya, Chloe berharap orang di belakangnya tidak benar-benar pergi dan meninggalkan dirinya hanya berdua dengan Juan dalam situasi yang teramat canggung. Juan meletakkan kedua tangannya ke dalam saku celana. Saking dekatnya, Chloe bisa melihat rambut-rambut halus tersebar rata di sekitar lengan Juan dikarenakan lengan kemejanya tergulung hingga siku. “Masih betah diam di situ?” tanya Juan menanggapi posisi Chloe yang masih membungkuk memandangi area pinggang ke bawah miliknya. Mendengar pertanyaan bernada sarkastis itu, perlahan Chloe menegakkan posisi tubuhnya yang tak seberapa tinggi jika d

    Last Updated : 2021-06-26
  • Oh, My Grim   Penanggung Jawab Kelas

    Semalam, setelah mengecek ulang jadwal kuliahnya di hari ini, Chloe justru tidak bisa tidur.Sepanjang malam yang dilakukannya hanyalah telentang memandangi langit-langit kamar—yang membuat Chloe ingin menempelkan hiasan bintang-bintang glow in the dark di atas sana—sambil mengetuk-ngetuk jari-jari yang saling berkaitan satu sama lain di atas dada.Entah apa tepatnya yang menjadikan Chloe tidak bisa tidur, sebab ada begitu banyak hal yang berseliweran di dalam kepalanya dan Chloe tidak bisa memilih satu saja yang bisa disalahkan sebagai penyebab insomnia-nya. Mulai dari memikirkan mamanya, papanya, beasiswanya, bagaimana dirinya menceritakan semuanya pada Grace, hingga memikirkan Juan.Bahkan seorang Juan yang notabene adalah seseorang yang baru saja dikenal Chloe beberapa hari belakangan pun, ikut berkontribusi dalam penghalang tidur malamnya. Dan pastinya, bukan memikirkan tentang wajahnya yang tampan, bola matanya yang jernih, tubuhnya ya

    Last Updated : 2021-06-27
  • Oh, My Grim   Pertanyaan Pamungkas

    “Kenapa? Apa ada yang salah sama ucapan gue?”Bermodalkan seringai yang menyeramkan serta tatapan mata yang kosong, Mike perlahan-lahan makin mendekati Chloe, sementara Chloe makin menempelkan punggungnya pada pintu darurat. Berharap dirinya memiliki kekuatan tersembunyi seperti mampu menyerap ke dalam pintu yang padat, kemudian muncul di sisi yang lain.Perasaan Chloe sungguh tidak enak. Agak mual. Seakan sekumpulan organ di dalam tubuhnya tahu bahwa akan ada hal buruk yang menimpanya saat itu juga apabila dirinya tak kunjung membuka pintu. Namun, jari-jarinya yang sudah menggenggam erat gagang pintu, mendadak kaku. Tidak bisa diajak bekerja sama. Terlebih seperti ada yang tidak beres dengan pita suaranya. Ingin rasanya berteriak, tapi suaranya justru teredam, bukannya keluar dengan lantang.“Chloe … hei, Chloe,” panggil Mike berkali-kali. “Chloe, lo ngga apa-apa?” tanyanya lagi dengan raut wajah panik. Aura menakutkan

    Last Updated : 2021-06-28
  • Oh, My Grim   Obrolan dengan Rekan Kerja

    Sepasang sepatu boots hitam berderap pelan di atas aspal. Berjalan menembus keramaian tanpa seorang pun menyadari keberadaannya. Diperhatikannya orang-orang di sekitar yang hanya berdiam diri, saling berbisik, memotret, merekam, tanpa ada niatan membantu—ada, lima orang, setidaknya. Satunya tampak sedang menelepon. Mungkin menelepon rumah sakit terdekat untuk meminta agar segera mengirimkan ambulans.“Hei, Juan,” sapa seorang lelaki yang tiba-tiba muncul dari seberang jalan. Lelaki yang berpenampilan sama dengannya.“Bareng lo ternyata.”“Aduh, sibuk banget kayaknya sampai ngga sempat liat di aplikasi siapa yang ikutan jemput.”Juan menyeringai tipis sambil melihat ponselnya yang menampilkan deretan informasi perihal orang yang akan dijemputnya kali ini. Seorang remaja perempuan berumur tujuh belas tahun yang masih mengenakan seragam sekolah. Juan menggelengkan kepala melihatnya.“Uhh, sw

    Last Updated : 2021-06-29
  • Oh, My Grim   Chat Perdana Dosen

    Jadi, Chloe harus mengabari Juan via apa? Telepon kah? SMS? Atau mungkin chat?Sebuah kartu nama milik Juanito Alexander masih dipuntir-puntir di jemarinya. Tak henti-hentinya dipandangi sambil merebahkan diri di atas tempat tidur selagi menunggu Grace membeli camilan larut malam di kantin asrama. Masih ingat betul bagaimana rupa muka Grace ketika Chloe meminta untuk dibelikan mie instan saja.Lagi pula, apakah Juan menunggu kabar darinya? Apakah Chloe akan dimarahi apabila tidak langsung mengabari Juan nomor ponselnya? Membayangkan seberapa penting nomornya bagi Juan, membuat bibir Chloe mengulas senyuman tipis. Sampai dirinya tidak sadar kalau Grace sudah mengamatinya yang tengah senyum-senyum sendiri sejak beberapa detik lalu.“Kesambet apaan lo?” tanya Grace agak takut.Diletakkannya kantong belanjaan di atas karpet, kemudian ikut duduk di sana. Disusul Chloe yang dengan cekatan bangkit dari posisinya.“Apaan nih?&rdq

    Last Updated : 2021-06-30
  • Oh, My Grim   Insiden Kantin

    “Pak, bakso merconnya satu ya. Ngga perlu pakai mie kuning, jadi mie bihun aja. Kalau boleh sawinya banyakin ya, Pak, tapi daun sawinya aja. Jangan pakai tangkainya. Oh, sama jangan lupa taburin bawang goreng.”Bapak penjual bakso mengangkat jempol kanannya ke arah Chloe. Terlalu sibuk menyendok beberapa bakso dari dalam panci besar, sampai tidak ada waktu untuk menoleh. Merasa pesanannya telah tersampaikan dengan baik, Chloe pun pergi. Pipinya berangsur memanas akibat terhempas sekumpulan uap panas dari dalam panci.Chloe melewati beberapa bangku dan meja makan yang bertebaran di kantin pusat, sampai akhirnya berhenti pada salah satu meja kosong yang tak jauh dari penjual aneka soto. Di situlah Chloe menemukan Grace yang tampak begitu tak sabaran menunggu pesanan sotonya. Entah soto jenis apa yang dia pesan, yang pasti yang porsinya banyak, sebab dia sudah mengeluh lapar sejak beberapa jam yang lalu.Di atas meja, Chloe meletakkan

    Last Updated : 2021-07-01
  • Oh, My Grim   Tentang Firasat Buruk

    Pernah merasakan meninggal dua kali?Jika pernah, Chloe ingin tahu bagaimanakah rasanya? Apakah terasa lebih baik atau justru lebih buruk? Dengan begitu Chloe bisa lebih bersiap untuk menghadapi setiap kejadian buruk yang menimpanya. Contohnya seperti saat ini.Aura ceria, semangat, riang, kesal, muram yang sebelumnya menghiasi hari demi hari mendadak lenyap seperti uap yang keluar dari tubuh. Lewat sedetik saja, sudah pasti untuk yang kedua kalinya, Chloe melihat tubuhnya sendiri tergeletak tak bernyawa di bawah bongkahan batang kayu besar. Lewat sedetik saja, sudah pasti malaikat maut kembali muncul di sampingnya dan siap mengantarnya ke akhirat yang tak jadi dia datangi sebelumnya.Dan nyatanya memang sudah ada grim reaper yang datang menemui Chloe. Namun anehnya, kali ini sang grim reaper justru datang untuk menyelamatkan nyawanya.“Chloe!” panggil seseorang yang lebih kepada membentak.Chloe terlonjak dalam

    Last Updated : 2021-07-02

Latest chapter

  • Oh, My Grim   Satu Permintaan Juan (End)

    Mau tak mau Chloe datang menghampiri Juan demi menuntaskan rasa penasarannya yang sudah telanjur terpancing. Juan pun sengaja membiarkan pintu kamarnya terbuka. Membiarkan Chloe masuk tanpa perlu repot-repot membuka pintu.Awalnya Chloe mengira Juan sudah langsung merebahkan diri di atas tempat tidurnya, tapi ternyata dia masih sibuk mengecek ponsel. Chloe hendak lanjut melangkah setelah sempat berhenti di ambang pintu, tapi pergerakan Juan setelahnya entah kenapa membuat Chloe mengurungkan niatnya itu. Juan dengan santai melempar ponselnya ke atas tempat tidur, kemudian melepas hoodie yang dipakai. Sempat membuat Chloe berdengap, dikarenakan berpikir Juan tidak sedang mengenakan apa pun lagi di balik hoodie-nya, tapi ternyata di

  • Oh, My Grim   Mungkinkah?

    Beberapa minggu kemudian.Alex dan Grace benar. Chloe harus bangkit dan harus berpikir positif. Terlebih semakin bertambahnya hari, semakin banyak pula kemajuan kabar yang diberikan oleh Alex. Chloe harus yakin bahwa Juan akan kembali. Meski terkadang rasa rindu benar-benar menguras air matanya, tapi Chloe bisa menghadapinya dan kembali beraktivitas seperti biasa. Tidak peduli celotehan dan celetukan yang tak enak didengar berseliweran di telinga kanan dan kirinya. Chloe berusaha mengabaikan itu semua.Namun, tetap tidak bisa dipungkiri bahwa hatinya berangsur waswas ketika tahu waktu satu bulan akan usai. Pertanyaan-pertanyaan yang dulu pernah menggerayangi pikirannya kini kembali bermunculan. Bagaimana jika bukti-bukti yang ada tidak cukup kuat untuk membuat Juan kembali? Bagaimana jika Juan sungguh-sungguh tidak kembali? Bagaimana jika Chloe di

  • Oh, My Grim   Juan Pasti Kembali

    "Chloe, ayo dong. Lo jangan terus-terusan nangis begini. Gue harus lakuin apa biar seenggaknya lo berhenti nangis, lo bangun dari tempat tidur, dan yang paling penting … lo mau makan."Grace sudah tidak tahu lagi harus bersikap seperti apa dalam menghadapi Chloe yang benar-benar kacau. Tidak mau makan. Tidak mau kuliah pula. Terlebih ketika dirinya tahu ada banyak orang yang menyalahkan dirinya atas kepergian Juan.Selang dua hari tanpa tanda-tanda kehadiran Juan di ruang kuliah, Alex mau tak mau mengirimkan surat permohonan pengunduran diri Juan sebagai dosen Seirios dikarenakan suatu hal yang mendesak, dimana Alex sengaja tidak menyebutkan detail alasannya. Mulai saat itu timbul banyak spekulasi yang semuanya menjurus pada satu sumber, yaitu Chloe. Orang-orang mulai menyangkutpautkan kepergian Juan yang tiba-tiba dengan Chloe. Lebih tepatnya dengan hub

  • Oh, My Grim   Memberi Tahu Chloe

    Aneh. Tidak biasanya Juan pergi begitu lama. Memang Chloe tidak sedang menunggu Juan di suatu tempat. Chloe hanya sedang menunggu kabar dari lelaki itu sejak siang tadi. Sejak dimana Juan memberikan Chloe kejutan yang sungguh-sungguh membuatnya terkejut, bahkan hingga sekarang masih terasa bagaimana rasanya. Memang baru berjalan beberapa jam, tapi tetap saja tidak biasanya Juan mengabaikan Chloe begitu lama hanya karena sedang pergi menemui Alex.Chloe bolak-balik mengecek ponselnya sambil berbaring di atas tempat tidur.Chloe : Apa obrolan kalian sangat penting?Akhirnya Chloe bertanya itu dan chat tersebut tampaknya tidak benar-benar terkirim, sebab masih tertanda ceklis satu. Benar-benar an

  • Oh, My Grim   Hukuman untuk Juan

    Juan melangkah santai melewati pintu Gedung Malaikat Maut usai mengantarkan satu arwah di siang hari yang terik. Berjalan melenggang tanpa tau apa yang terjadi. Bahkan beberapa pasang mata yang memperhatikannya di lobi gedung pun tidak cukup membuatnya terusik.Tak jauh di depannya, Alex berjalan menghampiri. Bola matanya bergulir memandangi Juan dari ujung kepala hingga ujung kaki."Kenapa?" tanya Juan tak paham. "Jangan ikut-ikutan yang lain. Lihat gue kayak lihat siapa aja," cetusnya.Alex menatap dengan tatapan kosong."Ju …," panggilnya. "Lo … ada yang cari lo."Juan mengernyit. "Siapa?"Tiba-tiba saja dua sosok berjubah dan bertudung hitam yan

  • Oh, My Grim   Kebahagiaan Chloe

    Pak Juan : Chloe, saya ada penjemputan. Sepertinya kamu harus makan siang sendiri hari ini.Tidak boleh mengeluh, pikir Chloe. Menjemput arwah adalah tugas utama Juan, Chloe tidak bisa melarangnya. Lagi pula, apa bisa Chloe yang merupakan seorang manusia ini melarang malaikat maut menjemput arwahnya? Sekilas sempat terpikirkan juga oleh Chloe bagaimana jika malaikat maut tidak datang untuk menjemput arwahnya? Apa malaikat maut tersebut akan dihukum? Hukuman macam apa yang bisa diterima malaikat maut?Chloe bersama dengan beberapa mahasiswa lainnya menyudahi agenda pertemuan dengan dosen pembimbing akademik sebelum memasuki semester baru. Menerima wejangan dari sang dosen untuk mengambil mata kuliah yang diajar oleh dosen selain Juan, seperti yang pernah Juan katakan. Namun, tidak ja

  • Oh, My Grim   Jalani Apa Adanya

    Sejak saat itu, Chloe merasa bahwa hidupnya telah benar-benar berubah. Memiliki Juan tentunya merupakan satu dari sekian banyak hal mustahil, yang justru membuat Chloe merasakan bahwa sebenarnya tidak ada hal yang mustahil. Tidak peduli orang-orang membicarakan hubungannya seperti apa, yang terpenting dirinya dan Juan menjalani atas dasar suka sama suka. Bahkan lebih dari itu. Tidak ada paksaan dan tidak ada setting-an.“Chloe, bagaimana kalau saya tiba-tiba menghilang?”Dari posisi kepala bersandar di kursi mobil, Chloe sontak menoleh. Kepalanya bergulir dari pemandangan laut—di kala malam hari yang ada di sampingnya—kemudian ke arah Juan.“Apa maksudnya Pak Juan tanya begitu?” tanya Chloe. &ld

  • Oh, My Grim   Terjadi Juga

    Berpikir bahwa semua ini telah selesai? Tentu saja belum.Di saat cerita-cerita dalam film yang penuh drama seperti ini kebanyakan berakhir dengan bahagia, cerita dalam hubungan Chloe dan Juan ini justru rasa-rasanya tidak ingin ada kebahagiaan. Sebab sekalinya kebahagiaan itu datang, kesedihan akan dengan cepat mengambil alih. Bagaimana tidak? Di saat Chloe bahagia, Juan justru menghilang darinya. Bahkan dengan terpaksa diam-diam Juan berharap jangan pernah Chloe mengungkapkan kebahagiaannya.Setelah mengetahui kenyataan bahwa sang iblis telah menerima hukuman akibat tindakannya, Chloe akhirnya kembali menjalani hari-harinya seperti biasa. Melihatnya kembali ceria sepanjang waktu—hingga lewat beberapa hari, beberapa minggu, beberapa bulan—memberikan kebahagiaan tersendiri untuk Juan."Paling nanti

  • Oh, My Grim   Perkara Aturan

    Setelah satu hari izin tidak menghadiri kuliah dikarenakan kondisi yang masih belum memungkinkan, akhirnya hari yang tidak ditunggu-tunggu Chloe pun tiba.Di sepanjang perjalanan dari lobi gedung jurusan hingga ke lantai ruang kuliah, tak henti-hentinya bisikan, gumaman, serta sorot mata tajam mengiringi langkah Chloe. Grace yang ikut berjalan di sebelahnya pun sampai menengok ke kanan juga ke kiri untuk paling tidak memberi isyarat pada para penggosip agar menghentikan kegiatan tidak penting mereka. Tampaknya, berita terkait hubungan sahabatnya dengan sang dosen benar-benar sudah tersebar dengan begitu cepat ke seantero Seirios.“Ya udah sih. Udah ngga bakal dilirik sama Pak Juan, terus bisa apa? Mereka mau apa?” gerutu Grace saat berada di dalam lift. Chloe yang dihadapi dengan situasi semacam itu, Grace-lah yang geram.

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status