Sultan Bima Syailendra melakukan kesalahan terbesar dalam hidupnya. Keinginannya membalas dendam akibat perbuatan kekasih adiknya yang berselingkuh dengan sahabatnya sendiri terbayar sudah. Namun sayangnya dia salah target. Wanita yang sudah dinodai olehnya ternyata bukan target sebenarnya. Padahal dia sudah sangat jahat dengan menodai di hadapan kekasihnya. Kini hanya penyesalan yang mendera. Gadis itu pasti sangat menderita karena perbuatannya. bagaimanakah hubungan dia dengan istrinya saat tahu kalau dia sudah menghianati sang istri tercinta.
Lihat lebih banyak“Bu, pria ini adalah ....”‘Rani! Apa saja pekerjaanmu di dalam! Kau tidak tahu apa yang dilakukan wanita ini? dia sudah berani menamparku karena tak sengaja menyentuh dadanya. Aku sudah minta maaf, tapi gadis itu terus memakiku!” aku sedikit berbohong untuk melindungi reputasiku.“Enak saja kau bicara! Kau itu ....”“Rani! Aku tunggu di ruanganku sekarang juga!” mencoba terus memutus pembicaraan Aira supaya dia tak kelepasan bicara.“Baik, pak!”‘Bu, kenapa ibu hormat kepada pria bejat itu?!”“Yang sopan kalau berbicara padanya Aira! Kalau kau tak bisa menjaga lisanmu, kau akan kupecat sebelum Pak Sultan yang memecatku! Kau mengerti?!”Aku mencoba mengamati riak gelombang pada wajah Aira. Wajahnya memucat. Sepertinya dia sangat terkejut dengan apa yang baru saja di dengarnya. Kepalanya menggeleng cepat.‘Tidak! tidak m
TERNYATA AIRA SALAH SATU KARYAWANKUSULTANYa. Wanita itu adalah gadis yang membuatku tak nyenyak tidur karena terus memikirkannya. Dan dia kini berada di hadapanku. Apa yang harus kulakukan. Bahkan Aira terlihat sangat ketakutan. Dia menoleh ke arah kanan dan kiri mencoba mencari pertolongan. Apa dia pikir aku akan menyakitinya lagi. Dia salah sangka, aku harus menghilangkan rasa ketakutannya.“Tenang, Aira! Saya tak akan menyakitimu.”“Pergi kamu! kenapa sih kau selalu saja mengganguku?”“Saya tidak mengganggumu, saya hanya ....”“Aku berjanji tak akan menuntutmu! Tapi aku mohon, berjanjilah untuk tidak menemuiku lagi. Aku mohon, pergilah dari kehidupanku selamanya! Biarkan aku dan keluargaku hidup tenang! Aku mohon!” Gadis itu terus memohon. Bahkan dia beringsut ketakutan saat aku sedikit demi sedikit terus mendekatinya. Mungkin rasa trauma itu masih membekas da
SUMPAH AIRASULTAN“Marina! Kenpa kau mendorongku?!” tanyaku sambil berusaha kembali menyerangnya lagi. Namun Marina malah menendangku dengan kuat hingga aku terjungkal. Rasa kesal kembali membuatku naik darah.“Marina! Apa-apa an kamu!” hardikku kepadanya.“Mulai sekarang, jangan pernah menyentuhhku!”“Apa maksudmu?”“Aku jijik dengan milikmu yang sudah pernah di pakai untuk wanita lain! Cuih! Menjijikkan!” Marina bergidik jijik melihatku.‘Tapi kau tadi juga menikmatinya! Jangan munafik!”“Iya. Tapi begitu mengingat hal itu, membuatku jijik dan mual!”“Tolonglah, aku sudah tidak bisa menahannya. Untuk kali ini saja,” pintaku kepadanya. Sebagai lelaki sangat tersiksa dengan keadaan seperti ini.“Aku bilang tidak, ya tidak! jangan memaksaku! mengingat saat kau menggerayangi tubuh wanita itu
GAIRAH YANG TERTUNDA SULTAN “Sultan! Lepaskan tanganku!” seru istriku sambil berusaha melepaskan tangannya dariku. Aku tak peduli dan terus menarik lengannya dengan kesal. Sesampainya di kamar, aku mendorong istriku hingga terjatuh di atas ranjang. “Beraninya kau melakukan ini padaku, Sultan!” “Kau yang beraninya melakukan tindakan tanpa persetujuanku! Apa kau tak punya perasaan iba sedikit saja kepada mereka. Bagiamana perasaan Aira!” “kenapa kau menyalahkanku?! Apa yang kulakukan salah? Aku hanya ingin membelamu! Kau tahu’kan perbuatan yang kau lakukan itu bisa membuat harga dirimu hancur! Bukan hanya penjara, tapi karier dan nama baikmu juga hancur! Tak berpikirkah kau sejauh itu! Aku melakukannya karena ingin menyelamatkanmu dari kehancuran! Itu karena aku sangat mencintaimu!” “Aku tahu itu dan juga konsekuensinya! Tapi tidak dengan membuat keluarga aira menderita! Kasihan mereka! Kita bisa bicara
13. BANTUAN SULTAN“Berhati-hatilah. Orang seperti mereka bisa melakukan segalanya. Yang benar bisa menjadi salah. Begitu pula sebaliknya.” Nasihat bu amir kepadaku. Beliau mulai menjalankan kendaraannya.“Lalu apa yang harus saya lakukan, bu?” tanyaku kepada bu amir.“Yang terpenting kita buat laporan dulu tentang kejadian keji yang kau alami. Gunakan hal ini untuk menekan mereka. Jangan mau kalah. Walau mereka mengandalkan harta yang mereka miliki, tetap saja tidak ada orang yang kebal hukum. Minimal orang tersebut akan memikirkan reputasinya. Sedikit saja kasus ini diketahui publik, bisa hancur karirnya.”Aku menghela nafas panjang lalu menghembuskan perlahan. Apa yang aku alami benar-benar membuat kepala hampir pecah. Di satu sisi aku tak ingin terjadi apa-apa dengan adikku.Yang dikatakan bu Amir itu benar. Posisiku bisa saja terjepit. Mereka bisa memutarbalikkan fakta. Tapi jika hukum sudah berbicara, tidak
12. PENANGKAPAN RYAN“Ada apa ini pak?” tanya ibu ketika membuka pintu dan melihat beberapa orang berseragam warna coklat berdiri di depan pintu. Satu mobil polisi juga terparkir tak jauh dari rumah.Aku yang penasaran juga ikut menemui para petugas.Entah apalagi yang akan menimpa keluargaku. Kami masih dalam suasana duka. Entah siapa yang tidak suka dan pasti memberikan laporan yang tidak sesuai.“Benar ini rumah saudara Ryan Effendi?” tanya salah satu petugas kepolisian.“Benar. Saya ibunya. Ada apa ya pak. Apa anak saya bersalah?” tanya ibu dengan gemetar. Aku mengusap kedua bahunya untuk menenangkannya.“Kami akan membawa anak ibu untuk dimintai keterangan. Ada laporan tentang penganiayaan kepada bapak Sultan bima syailendra. Dugaan sementara dilakukan oleh putra anda.”“Ini salah paham, Pak. Adik saya memang bersalah telah memukulnya. Tapi semua dilakukan karena memang
RAHASIA TERBONGKAR“Beraninya kau memukuli suamiku! Apa kau tidak tahu sedang berhadapan dengan siapa?!” seru Marina dengan wajah merah padam. Amarah tergambar jelas pada wajahnya.“Gue gak peduli siapapun kalian! gue gak takut! Laki-laki ini sudah melakukan kesalahan besar. Gara-gara perbuatan suami lo, ayah gue meninggal. Jadi sudah sepantasnya gue hajar sampai mampus!” jawab anak muda itu dengan tegas.“Diam kamu bocah! Sudah jelas kau yang salah! Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri kau memukulinya! Aku akan melaporkanmu kepada polisi. Kau pasti akan menyesal!”“Jangan Marina. Tolong, jangan lakukan itu.” Aku mencoba mencegah istriku. Dengan susah payah aku berusaha untuk bangkit. Sekujur tubuh seperti tersayat ribuan pisau. Sangat sakit.“Kenapa? Anak ingusan itu sudah berani memukulimu. Jadi tak ada ampun baginya karena sudah menyakiti dirimu, Sultan! Aku akan m
1O. RYAN MENGHAJAR SULTANMata Leo menatap nyalang ke arahku. Api kemarahan terlihat dari bolamatanya yang bersinar. Apa sebenarnya yang terjadi. Perasaan, aku tidak mengeluarkan kata-kata yang menyakitinya. Lebiha baik aku bertanya saja kepadanya.“Leo kau ....”“Dengar Sultan! Mudah sekali kau berbicara tentang takdir! Apa kau tak berfikir kalau semua penyebabnya adalah kau!” Leo mendorong dadaku dengan telunjuknya. Aku tak mengerti kenapa dia bisa semarah ini.“Oke, aku memang salah. Tapi....”“Sudah diam! Ingat, aku melakukannya bukan untukmu! Melainkan rasa kemanusiaan! Aku kasihan kepada gadis itu dan keluarganya!”“Iya tapi ....”“Ssst. Diamlah!”Leo kembali memacu kendaraan dengan cepat. Aku tahu hatinya sedang tidak baik. Biarlah, aku hanya bisa berdo’a untuk keselamatan kami.***Aku hanya duduk di mobil dan
9. PENYESALAN MENDALAMSultan Bima syailendraHampir semalaman mata ini tak mampu terpejam. Rasa bersalah membuat hidup tak tenang.Membayangkan gadis itu pasti sedang menangis. Aku seperti merasakan kepedihan itu. Ya, ada denyutan nyeri jauh dari dalam dada. Memegang dada yang terasa agak nyeri.“Sayang, ayo di makan.” Suara istriku membuyarkan lamunan. Tanpa kusadari aku hanya mengacak-acak nasi tanpa memakannya. Hidangan yang tersedia di meja, sama sekali tak mengundang selera makanku.“Ayo di makan. Sudah siang, nanti kamu telat ke kantor. Sini, aku suapin ya.” Marina mengambil piring yang ada di hadapan. Itulah kenapa aku sangat mencintainya. Dia selalu mengerti apa yang ada dalam pikiran. Saat ada masalah, dia berhasil menenangkan. Seperti saat ini, aku sedang sangat gelisah dan tak ingin makan. Dengan sigap dia menyuapiku. Kalau sudah begini, aku tak bisa menolak. Bagai anak kecil yang menurut apa kata orangtua.&ldquo
1 PENCULIKAN“Alhamdulillah ya, kita bisa di terima kerja di sini. Aku sangat bahagia sekali, Ardi. Ibuku pasti senang kalau tahu anaknya bekerja di kantor yang berdiri dengan sangat megah.”“Iya Aira. Kita jadi bisa tiap hari bertemu. Semoga saja aku bisa mengumpulkan uang untuk menikahimu.”“Amin.” Aku tersenyum bahagia. Semoga saja rencana indah kami berdua untuk segera menuju pelaminan, akan terwujud.“Ya, lumayan lah walau hanya jadi CS.” Jawabku sambil senyum-senyum.“CS?! Customer service maksudmu?” tanya Ardi sembari mengerutkan keningnya.“Bukan. Cleaning Service.”“Iih becandanya garing amat.” Jawab Ardi sambil mengacak rambutku.“Ayo, kita pulang. Besok pagi kita sudah mulai bekerja. Kita harus disiplin waktu. Jangan sampai terlambat.”“Oke.”Kami berdua berjalan dengan bergandengan tangan menuju
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen