Home / Romansa / GADIS TERNODA / KESUCIAN DIRENGGUT PAKSA

Share

KESUCIAN DIRENGGUT PAKSA

Author: YATI CAHAYA HATI
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Pria itu menatap Ardi penuh kebencian. Dengan kasar dia melepas penutup mata dan mulut kekasihku. Dan tanpa ampun pria itu langsung melayangkan tinju pada wajah Ardi. Lantas menarik kerah kemejanya. Aku menjerit dan tidak tega saat melihat kekasihku di hajar dengan membabi buta oleh pria tak dikenal itu.

“Hentikan! Kau tak punya hak untuk memukuli kekasihku! Apa salahnya padamu?!” teriakku dengan di iringi airmata yang terus mengalir. Hati seperti teriris saat melihat Ardi merintih kesakitan.

“Diam kamu pe***ur!” hardik pria itu kepadaku dan membuatku naik pitam. Belum sempat aku menumpahkan kekesalan, kekasihku sudah terlebih dulu menghardik pria itu.

“Jangan pernah mengatakan hal itu kepada kekasihku! Dia wanita baik-baik!”

‘Wanita baik tak mungkin merebut kekasih adikku!”

“Siapa  adikmu? Aku bahkan tak mengenal dirimu! dan apa salah kami sehingga kau menculikku dan kekasihku?!”

“Kesalahanmu adalah sudah berani mengusik ketenangan keluarga Syailendra! Beraninya kau berurusan dengan keluarga Sultan bima syailendra! Itu artinya kau harus berani menanggung akibatnya! Darah di bayar dengan darah. Nyawa juga harus di bayar nyawa. Dan kesucian yang kau renggut, harus kau bayar dengan kesucian kekasihmu! Aku akan membalas dendam padanya!” telunjuknya mengarah kepadaku. Kalimat yang terlontar dipenuhi oleh amarah yang memuncak.

Degg. Jantungku terasa berhenti berdetak. Tubuh bergetar hebat. Tulang belulang terasa lepas dari raga yang lunglai.

Ucapan pria itu laksana petir yang siap menyambar tubuhku. Jiwa terasa mati. Benarkah dia akan membalaskan dendamnya padaku? Kesucian di balas kesucian. Apa pria mengerikan itu akan menodaiku. Tapi bagaimana mungkin sebuah kesalahan yang dilakukan oleh orang lain harus aku yang menanggungnya.

“Jangan lancang!  Aku takkan membiarkan itu terjadi. Kau tak berhak melakukannya! Aku sudah bilang tak mengenal adikmu! Kau mungkin salah orang.”

Aku terus memperhatikan Ardi yang terus membelaku. Semoga saja Alloh memberi jalan untuk bisa melepaskan dari belenggu. Lingkaran api balas dendam bisa teredam oleh kuasa sang pencipta. Hanya Tuhanlah yang bisa membebaskanku saat ini.

Tubuhku menggigil. Tak bisa membayangkan kalau tubuh ini akan menjadi kotor karena terjamah oleh pria asing yang tak pernah kukenal sebelumnya.

“Sultan bima syailendra tak pernah salah target. Sudah cukup lama aku mengincar kalian!”

“Sebaiknya katakan dulu siapa nama adikmu? Kau mungkin salah orang. Demi Tuhan, aku tak pernah menodai wanita manapun!”

“Jangan bawa-bawa nama Tuhan! Manusia pendosa sepertimu, tak pantas menyebut nama Tuhan! Kau dan wanitamu akan menangis darah setelah kejadian ini! Aku tak sabar untuk melihat kehancuran kalian berdua!” pria itu menyeringai. Sangat mengerikan.

Pria itu mendorong tubuh Ardi hingga terjatuh. Tangannya menekan rahang Ardi dengan kuat hingga kekasihku merintih kesakitan. Sorot matanya kini menatap tajam ke arahku. Membuat diriku benar-benar ketakutan.

“Kau akan saksikan sendiri saat aku menodai wanita yang sudah merebutmu dari adikku! Bagaimana dia akan mengiba dan memohon padaku. Aku akan menikmati setiap rintihan dan jerit ketakutannya! ” pria gila itu melepas rahang Ardi dengan kasar.

“Aku tidak pernah merebut Ardi dari siapapun! Ini cinta pertama kami berdua! Percayalah!” teriakku mencoba untuk mencari peruntungan. Semoga saja pria itu mempercayaiku. Aku tak sudi menyerahkan diriku begitu saja.

“Tolong, jangan lakukan itu. Kau boleh menyiksaku sampai mati. Tapi jangan sentuh Aira kekasihku. Balaskan saja dendammu kepadaku. Aku mohon.”

Ardi berlutut di hadapan pria sinting itu. Aku sangat paham diai bukan orang yang mudah menyerah. Apalagi untuk sebuah kesalahan yang tidak di lakukannya. Jangankan berlutut, meminta maaf saja dia takkan mau. Egonya cukup tinggi. Namun kali ini, dia rela merendahkan harga dirinya demi menolongku. Aku benar-benar salut dan tak meragukan cintanya kepadaku. Ikatan cinta yang ada pada diri kami sangat kuat dan tak mudah terpatahkan.

Bukannya memenuhi keinginan kekasihku, pria itu malah menendang tubuh Ardi. Tak pantang menyerah, Ardi kembali berusaha meraih kakinya. Dan pria itu kembali melakukan hal yang sama. Tubuh Ardi kembali terpental karena tendangan yang begitu kuat.

“Apapun yang kau lakukan, takkan bisa membatalkan niatku yang sudah bulat. Aku baru bisa hidup tenang kalau balas dendamku sudah terbalaskan!”

Setelah itu dia bergegas melangkah ke arahku. Sorot matanya yang berapi-api sangat mengerikan seolah siap membakar tubuhku.

‘Ardi. Tolong aku.” Nada suaraku bergetar. Tenggorokan terasa ada yang mengganjal. Bahkan untuk menelan ludah saja terasa sakit. Airmata yang mengalir tak mampu membuat pria itu mengurungkan niatnya. Dia semakin dekat. Lelaki itu bahkan tak peduli dengan teriakan dan makian kekasihku.

“Pergi kamu! jangan menyentuhku!” menggelengkan kepala dan mencoba mengusirnya saat pria itu mulai naik ke atas ranjang. Mencoba menggeser tubuh yang masih terikat. Pria itu tak peduli dengan perlawananku. Bahkan tak menghiaraukan saat aku memohon pengampunan. Sekuat tenaga mencoba bertahan, tetap saja tenagaku kalah oleh kekuatan pria berperawakan tinggi besar..

Dalam hitungan menit kehormatanku telah di renggut paksa oleh pria bej*t itu. Aku menangis histeris di iringi dengan suara teriakan Ardi yang memaki pria yang menodaiku.

Hatiku hancur berkeping-keping. Seolah gulungan ombak di samudera luas menghantam dan memecah dadaku. Rasanya tak ingin hidup lebih lama lagi. Denyutan jantungku terasa begitu nyeri. Namun lebih kalah nyeri oleh harga diriku yang tercabik-cabik.

Langit seperti runtuh. Bumi seolah berhenti berputar. Kilat menyambar di iringi oleh suara petir yang menggelegar. Langitpun ikut menangis dan mengabarkan kepada dunia bahwa ada ketidak adilan sedang terjadi di muka bumi. Derasnya air hujan yang mengguyur takkan bisa mengembalikan kehormatanku yang sudah direnggut paksa.. Alam tak terima dan turut merasakan sedih atas kejadian yang aku alami.

Sebegitu rendahkah arti kesucian bagi seorang lelaki kaya seperti dia. Tak adakah belas kasih dalam hati saat melihatku yang ketakutan oleh keberingasannya. Kalau dia merasa marah karena adiknya yang harus kehilangan kehormatan, kenapa juga dia harus merenggut kesucianku. Akan kukemanakan pertanyaan ini ya Tuhan. Aku hanya wanita tak berdaya dan butuh perlindungan. Namun justru diperlakukan secara tidak adil oleh mahluk yang bernama lelaki. Lebih tepatnya lelaki jahanam yang tak punya belas kasih.

Aku menarik selimut untuk menutupi tubuhku yang tanpa sehelai benangpun. Diriku kini kotor dan menjijikkan. Kesucian yang selama ini aku pertahankan telah terkoyak oleh lelaki jahanam dan tak berperasaan. Dan lebih menyedihkan lagi, kejadian itu terekam jelas oleh mata kekasihku. Ya Tuhan, apa salahku padaMu. Dosa apa yang telah kuperbuat hingga mendapat cobaan sebesar ini.

Apa yang akan terjadi dengan nasibku setelah ini. Akankah impian kami untuk menautkan tali kasih dalam mahligai pernikahan menjadi kandas. Ini bukan salahku. Bukan pula keinginanku. Namun takdir yang harus kujalani kenapa harus sepahit ini.

Ya Alloh. Seandainya kau ambil nyawaku saat ini, aku ikhlas. Daripada harus menanggung beban malu sepanjang hidup. Garis keturunan ayah akan ternoda sepanjang hidup oleh nasibku. Aku tak mau itu terjadi.

“Ya Tuhan. Tolonglah hambaMu. Dengarlah rintihan perih dari hambamu yang meragukan keagunganMu. Kenapa hal seburuk ini menimpaku. Kenapa harus aku yang kau pilihuntuk menanggung beban seberat ini.

Related chapters

  • GADIS TERNODA   PERLAKUAN ARDI YANG MENYAKITKAN

    PERLAKUAN ARDI YANG MENYAKITKAN“Cepat rapikan pakaian kekasihmu dan pergilah dari sini!” lelaki biadab itu dengan santai mengenakan kembali pakaiannnya dan menyeringai kepada Ardi. Dia sama sekali tak menatapku. Yang dia inginkan adalah melihat kesedihan di mata Ardi bukan di mataku. Padahal di sini aku lah yang menjadi korbannya. Korban kebiadaban lelaki dengan alasan membalas dendam. Tak berpikirkah sedikitpun tentang aku yang akan menanggung penderitaan seumur hidupku. Trauma mungkin akan membayangi sepanjang usia.“Lepaskan aku! Aku bunuh kau!” teriak Ardi dengan tubuh tersungkur di lantai. Tubuhnya bergetar hebat akibat menahan amarah dalam dada.“Oke. Lakukan kalau kau berani!”Pria itu melepas ikatan pada tubuh Ardi. Tanpa ampun, Ardi segera menghajar sang penoda hingga babak belur. Tak ada perlawanan dari pria yang sudah mengotori tubuhku. Kini pria itu tak terlihat segarang tadi. P

  • GADIS TERNODA   PENYESALAN SULTAN

    ARDI“Aira! Menyingkirlah! Jangan membahayakan dirimu?!”Aku berusaha menyeberang jalan. Namun kendaraan begitu padat. Tak ada celah sedikitpun untuk bisa menembus padatnya kendaraan. Teriakkanku tak membuatnya menjauh dari badan jalan. Aira tetap bergeming dan menghadang truk yang sudah semakin dekat.Ini salahku. Kalau saja aku tadi tak menyakiti perasaannya, mungkin kejadiannya takkan seperti ini. Bagaimana kalau terjadi apa-apa dengan Aira. Aku takkan bisa memaafkan diriku sendiri. Nekat menyeberang jalanpun tak mungkin kulakukan. Sama saja dengan bunuh diri.“Aira! Menyingkirlah! Truknya sudah semaikn dekat. Maafkan aku. Dengarlah, Aku masih mencintaimu dan berjanji akan selalu bersamamu. Kemarilah, sayang!” aku terus mencoba membujuknya. Semoga saja berhasil.Aira bergeming. Akan tetapi dia menoleh kearahku. Entah apa arti tatapannya kepadaku. Mudah-mudahan saja, dia mendengar ucapanku dan mengurungkan niatnya.

  • GADIS TERNODA   RAGU UNTUK BERTERUS TERANG

    RAGU TUK BERTERUS TERANGSultan bima SyailendraTerpaku di depan pintu kamar. Keraguan menyelimuti hati untuk menemui istri yang sangat kucintai. Walau tak ada celoteh anak dalam pernikahan kami, kehidupan kami diliputi oleh kebahagiaan.Tigabelas tahun usia pernikahan, tak ada sedikitpun keinginan dalam hati untuk menikah lagi hanya demi mendapatkan momongan. Walau Marina berkali-kali menyuruhku, tak pernah aku memenuhi permintaan gilanya itu.Dalam kondisinya yang sakit karena beberapa jari di kakinya harus di amputasi, aku tetap setia kepadanya. Penyebabnya adalah penyakit diabetes yang di idapnya. Meskipun usianya sepuluh tahun di atasku, bagiku dia tetap terlihat sempurna.Sudah dua tahun dia harus beraktifitas dengan kursi roda. Diusianya yang ke empatpuluh delapan tahun, harus menjalani ujian hidup seberat ini. Walau kini bobot tubuhnya mengecil dan tidak proporsional bagiku dia tetap terlihat menarik. Begitu besarnya

  • GADIS TERNODA   BERBOHONG DEMI KEBAIKAN

    BERBOHONG DEMI KEBAIKAN“Katakan sultan. Dosa apa yang telah kau lakukan? Aku takkan pernah memaafkanmu kalau kau sudah menyentuh wanita lain. Aku tidak rela!” Istriku berteriak histeris. Dengan sigap kupeluk tubuhnya dan berusaha menenangkan. Namun tak kusangka dia menolak dan mendorong tubuhku.“Lepaskan aku! Kau ....” Marina memegangi dada sebelah kiri. Nafasnya naik turun tak beraturan.“Marina, kau tak kenapa? Ayo kita ke rumah sakit.” Berusaha meraih tubuh istriku ke dalam pelukan. Namun dia kembali menepis tanganku. Otakku berusaha untuk berpikir keras untuk menolongnya. Tak mungkin membiarkannya menderita seperti ini.Obat. Ya, kenapa bisa sampai lupa Segera mencari di laci nakas dimana istriku terbiasa menyimpan obat yang rutin di minum di sana. Aku harus segera mengambil obat untuk mengurangi rasa sakit.Mengambil segelas air putih yang terletak di atas nakas, lalu memberika

  • GADIS TERNODA   KESEDIHAN MENDALAM

    7. KESEDIHAN MENDALAMAIRA“Turunlah.’ Perintah Ardi saat taxi yang kami tumpangi tiba di depan rumah. Pria yang sangat kucintai tak menatap sedikitpun ke arahku. Wajahnya terlihat datar dan dingin.“Bisakah kau mengantarku sampai depan pintu. Aku masih ....”“Tidak bisa! cepat turunlah!” Ardi membuang pandangan jauh.“Tapi Ardi, aku butuh bantuanmu. Kau tahu’kan aku baru saja mengalami ....”“Cukup Aira! Jangan mencoba mengingatkanku dengan kejadian buruk itu! Cepat turun dan pergilah!”“Ardi. Aku ....”Belum selesai berbicara, dia sudah turun dari mobil dan menutup pintu dengan kasar. Tanpa kusadari, ardi sudah membukakan pintu mobil untukku. Aku pikir dia akan berbaik hati dengan mengantar hingga depan rumah. Namun apa yang dilakukannya sangat membuat hatiku tersayat. Lelaki yang sangat kucintai menarik lengan dan memaksaku unrtuk keluar. Setelah b

  • GADIS TERNODA   KEHILANGAN AYAH

    8. KEHILANGAN AYAHBraak. Pintu rumah terbuka dengan paksa. Pasti Ryan yang menendang pintu dengan kasar.Bugg. Kembali terdengar suara di iringi oleh jeritan ibu.“Astaghfirulloh hal’adzim. Ryan, apa yang kamu lakukan, nak?”Penasaran dengan apa yang terjadi. Walau masih merasakan sakit di sekujur tubuh, aku berusaha untuk melihat apa yang terjadi. Berusaha bangkit dan melangkah dengan tertatih.Rumah yang kecil membuat jarak antara kamar dan ruang tamu hanya beberapa jengkal saja. Tanpa menunggu lama, aku sangat terkejut melihat apa yang terjadi. Ardi tersungkur di lantai dengan wajah babak belur. Terlihat ibu sedang membantu untuk bangkit.“Astaghfirulloh hal’adzim. Ryan! Apa yang kamu lakukan?!” aku berlari ke arah Ardi dan meraih tangannya. Namun dia menepis tanganku dengan kasar.“Kau ingin tahu apa yang dilakukan adikmu?! Tak ada angin tak ada hujan, Dia datang kerumah dan menghaj

  • GADIS TERNODA   PENYESALAN MENDALAM

    9. PENYESALAN MENDALAMSultan Bima syailendraHampir semalaman mata ini tak mampu terpejam. Rasa bersalah membuat hidup tak tenang.Membayangkan gadis itu pasti sedang menangis. Aku seperti merasakan kepedihan itu. Ya, ada denyutan nyeri jauh dari dalam dada. Memegang dada yang terasa agak nyeri.“Sayang, ayo di makan.” Suara istriku membuyarkan lamunan. Tanpa kusadari aku hanya mengacak-acak nasi tanpa memakannya. Hidangan yang tersedia di meja, sama sekali tak mengundang selera makanku.“Ayo di makan. Sudah siang, nanti kamu telat ke kantor. Sini, aku suapin ya.” Marina mengambil piring yang ada di hadapan. Itulah kenapa aku sangat mencintainya. Dia selalu mengerti apa yang ada dalam pikiran. Saat ada masalah, dia berhasil menenangkan. Seperti saat ini, aku sedang sangat gelisah dan tak ingin makan. Dengan sigap dia menyuapiku. Kalau sudah begini, aku tak bisa menolak. Bagai anak kecil yang menurut apa kata orangtua.&ldquo

  • GADIS TERNODA   RYAN MENGHAJAR SULTAN

    1O. RYAN MENGHAJAR SULTANMata Leo menatap nyalang ke arahku. Api kemarahan terlihat dari bolamatanya yang bersinar. Apa sebenarnya yang terjadi. Perasaan, aku tidak mengeluarkan kata-kata yang menyakitinya. Lebiha baik aku bertanya saja kepadanya.“Leo kau ....”“Dengar Sultan! Mudah sekali kau berbicara tentang takdir! Apa kau tak berfikir kalau semua penyebabnya adalah kau!” Leo mendorong dadaku dengan telunjuknya. Aku tak mengerti kenapa dia bisa semarah ini.“Oke, aku memang salah. Tapi....”“Sudah diam! Ingat, aku melakukannya bukan untukmu! Melainkan rasa kemanusiaan! Aku kasihan kepada gadis itu dan keluarganya!”“Iya tapi ....”“Ssst. Diamlah!”Leo kembali memacu kendaraan dengan cepat. Aku tahu hatinya sedang tidak baik. Biarlah, aku hanya bisa berdo’a untuk keselamatan kami.***Aku hanya duduk di mobil dan

Latest chapter

  • GADIS TERNODA   17. MEMINTA BANTUAN LEO

    “Bu, pria ini adalah ....”‘Rani! Apa saja pekerjaanmu di dalam! Kau tidak tahu apa yang dilakukan wanita ini? dia sudah berani menamparku karena tak sengaja menyentuh dadanya. Aku sudah minta maaf, tapi gadis itu terus memakiku!” aku sedikit berbohong untuk melindungi reputasiku.“Enak saja kau bicara! Kau itu ....”“Rani! Aku tunggu di ruanganku sekarang juga!” mencoba terus memutus pembicaraan Aira supaya dia tak kelepasan bicara.“Baik, pak!”‘Bu, kenapa ibu hormat kepada pria bejat itu?!”“Yang sopan kalau berbicara padanya Aira! Kalau kau tak bisa menjaga lisanmu, kau akan kupecat sebelum Pak Sultan yang memecatku! Kau mengerti?!”Aku mencoba mengamati riak gelombang pada wajah Aira. Wajahnya memucat. Sepertinya dia sangat terkejut dengan apa yang baru saja di dengarnya. Kepalanya menggeleng cepat.‘Tidak! tidak m

  • GADIS TERNODA   16. TERNYATA AIRA SALAH SATU KARYAWANKU

    TERNYATA AIRA SALAH SATU KARYAWANKUSULTANYa. Wanita itu adalah gadis yang membuatku tak nyenyak tidur karena terus memikirkannya. Dan dia kini berada di hadapanku. Apa yang harus kulakukan. Bahkan Aira terlihat sangat ketakutan. Dia menoleh ke arah kanan dan kiri mencoba mencari pertolongan. Apa dia pikir aku akan menyakitinya lagi. Dia salah sangka, aku harus menghilangkan rasa ketakutannya.“Tenang, Aira! Saya tak akan menyakitimu.”“Pergi kamu! kenapa sih kau selalu saja mengganguku?”“Saya tidak mengganggumu, saya hanya ....”“Aku berjanji tak akan menuntutmu! Tapi aku mohon, berjanjilah untuk tidak menemuiku lagi. Aku mohon, pergilah dari kehidupanku selamanya! Biarkan aku dan keluargaku hidup tenang! Aku mohon!” Gadis itu terus memohon. Bahkan dia beringsut ketakutan saat aku sedikit demi sedikit terus mendekatinya. Mungkin rasa trauma itu masih membekas da

  • GADIS TERNODA   15. SUMPAH AIRA

    SUMPAH AIRASULTAN“Marina! Kenpa kau mendorongku?!” tanyaku sambil berusaha kembali menyerangnya lagi. Namun Marina malah menendangku dengan kuat hingga aku terjungkal. Rasa kesal kembali membuatku naik darah.“Marina! Apa-apa an kamu!” hardikku kepadanya.“Mulai sekarang, jangan pernah menyentuhhku!”“Apa maksudmu?”“Aku jijik dengan milikmu yang sudah pernah di pakai untuk wanita lain! Cuih! Menjijikkan!” Marina bergidik jijik melihatku.‘Tapi kau tadi juga menikmatinya! Jangan munafik!”“Iya. Tapi begitu mengingat hal itu, membuatku jijik dan mual!”“Tolonglah, aku sudah tidak bisa menahannya. Untuk kali ini saja,” pintaku kepadanya. Sebagai lelaki sangat tersiksa dengan keadaan seperti ini.“Aku bilang tidak, ya tidak! jangan memaksaku! mengingat saat kau menggerayangi tubuh wanita itu

  • GADIS TERNODA   14. GAIRAH YANG TERTUNDA

    GAIRAH YANG TERTUNDA SULTAN “Sultan! Lepaskan tanganku!” seru istriku sambil berusaha melepaskan tangannya dariku. Aku tak peduli dan terus menarik lengannya dengan kesal. Sesampainya di kamar, aku mendorong istriku hingga terjatuh di atas ranjang. “Beraninya kau melakukan ini padaku, Sultan!” “Kau yang beraninya melakukan tindakan tanpa persetujuanku! Apa kau tak punya perasaan iba sedikit saja kepada mereka. Bagiamana perasaan Aira!” “kenapa kau menyalahkanku?! Apa yang kulakukan salah? Aku hanya ingin membelamu! Kau tahu’kan perbuatan yang kau lakukan itu bisa membuat harga dirimu hancur! Bukan hanya penjara, tapi karier dan nama baikmu juga hancur! Tak berpikirkah kau sejauh itu! Aku melakukannya karena ingin menyelamatkanmu dari kehancuran! Itu karena aku sangat mencintaimu!” “Aku tahu itu dan juga konsekuensinya! Tapi tidak dengan membuat keluarga aira menderita! Kasihan mereka! Kita bisa bicara

  • GADIS TERNODA   13. BANTUAN SULTAN

    13. BANTUAN SULTAN“Berhati-hatilah. Orang seperti mereka bisa melakukan segalanya. Yang benar bisa menjadi salah. Begitu pula sebaliknya.” Nasihat bu amir kepadaku. Beliau mulai menjalankan kendaraannya.“Lalu apa yang harus saya lakukan, bu?” tanyaku kepada bu amir.“Yang terpenting kita buat laporan dulu tentang kejadian keji yang kau alami. Gunakan hal ini untuk menekan mereka. Jangan mau kalah. Walau mereka mengandalkan harta yang mereka miliki, tetap saja tidak ada orang yang kebal hukum. Minimal orang tersebut akan memikirkan reputasinya. Sedikit saja kasus ini diketahui publik, bisa hancur karirnya.”Aku menghela nafas panjang lalu menghembuskan perlahan. Apa yang aku alami benar-benar membuat kepala hampir pecah. Di satu sisi aku tak ingin terjadi apa-apa dengan adikku.Yang dikatakan bu Amir itu benar. Posisiku bisa saja terjepit. Mereka bisa memutarbalikkan fakta. Tapi jika hukum sudah berbicara, tidak

  • GADIS TERNODA   12. PENANGKAPAN RYAN

    12. PENANGKAPAN RYAN“Ada apa ini pak?” tanya ibu ketika membuka pintu dan melihat beberapa orang berseragam warna coklat berdiri di depan pintu. Satu mobil polisi juga terparkir tak jauh dari rumah.Aku yang penasaran juga ikut menemui para petugas.Entah apalagi yang akan menimpa keluargaku. Kami masih dalam suasana duka. Entah siapa yang tidak suka dan pasti memberikan laporan yang tidak sesuai.“Benar ini rumah saudara Ryan Effendi?” tanya salah satu petugas kepolisian.“Benar. Saya ibunya. Ada apa ya pak. Apa anak saya bersalah?” tanya ibu dengan gemetar. Aku mengusap kedua bahunya untuk menenangkannya.“Kami akan membawa anak ibu untuk dimintai keterangan. Ada laporan tentang penganiayaan kepada bapak Sultan bima syailendra. Dugaan sementara dilakukan oleh putra anda.”“Ini salah paham, Pak. Adik saya memang bersalah telah memukulnya. Tapi semua dilakukan karena memang

  • GADIS TERNODA   11. RAHASIA TERBONGKAR

    RAHASIA TERBONGKAR“Beraninya kau memukuli suamiku! Apa kau tidak tahu sedang berhadapan dengan siapa?!” seru Marina dengan wajah merah padam. Amarah tergambar jelas pada wajahnya.“Gue gak peduli siapapun kalian! gue gak takut! Laki-laki ini sudah melakukan kesalahan besar. Gara-gara perbuatan suami lo, ayah gue meninggal. Jadi sudah sepantasnya gue hajar sampai mampus!” jawab anak muda itu dengan tegas.“Diam kamu bocah! Sudah jelas kau yang salah! Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri kau memukulinya! Aku akan melaporkanmu kepada polisi. Kau pasti akan menyesal!”“Jangan Marina. Tolong, jangan lakukan itu.” Aku mencoba mencegah istriku. Dengan susah payah aku berusaha untuk bangkit. Sekujur tubuh seperti tersayat ribuan pisau. Sangat sakit.“Kenapa? Anak ingusan itu sudah berani memukulimu. Jadi tak ada ampun baginya karena sudah menyakiti dirimu, Sultan! Aku akan m

  • GADIS TERNODA   RYAN MENGHAJAR SULTAN

    1O. RYAN MENGHAJAR SULTANMata Leo menatap nyalang ke arahku. Api kemarahan terlihat dari bolamatanya yang bersinar. Apa sebenarnya yang terjadi. Perasaan, aku tidak mengeluarkan kata-kata yang menyakitinya. Lebiha baik aku bertanya saja kepadanya.“Leo kau ....”“Dengar Sultan! Mudah sekali kau berbicara tentang takdir! Apa kau tak berfikir kalau semua penyebabnya adalah kau!” Leo mendorong dadaku dengan telunjuknya. Aku tak mengerti kenapa dia bisa semarah ini.“Oke, aku memang salah. Tapi....”“Sudah diam! Ingat, aku melakukannya bukan untukmu! Melainkan rasa kemanusiaan! Aku kasihan kepada gadis itu dan keluarganya!”“Iya tapi ....”“Ssst. Diamlah!”Leo kembali memacu kendaraan dengan cepat. Aku tahu hatinya sedang tidak baik. Biarlah, aku hanya bisa berdo’a untuk keselamatan kami.***Aku hanya duduk di mobil dan

  • GADIS TERNODA   PENYESALAN MENDALAM

    9. PENYESALAN MENDALAMSultan Bima syailendraHampir semalaman mata ini tak mampu terpejam. Rasa bersalah membuat hidup tak tenang.Membayangkan gadis itu pasti sedang menangis. Aku seperti merasakan kepedihan itu. Ya, ada denyutan nyeri jauh dari dalam dada. Memegang dada yang terasa agak nyeri.“Sayang, ayo di makan.” Suara istriku membuyarkan lamunan. Tanpa kusadari aku hanya mengacak-acak nasi tanpa memakannya. Hidangan yang tersedia di meja, sama sekali tak mengundang selera makanku.“Ayo di makan. Sudah siang, nanti kamu telat ke kantor. Sini, aku suapin ya.” Marina mengambil piring yang ada di hadapan. Itulah kenapa aku sangat mencintainya. Dia selalu mengerti apa yang ada dalam pikiran. Saat ada masalah, dia berhasil menenangkan. Seperti saat ini, aku sedang sangat gelisah dan tak ingin makan. Dengan sigap dia menyuapiku. Kalau sudah begini, aku tak bisa menolak. Bagai anak kecil yang menurut apa kata orangtua.&ldquo

DMCA.com Protection Status