Home / Romansa / GADIS TERNODA / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of GADIS TERNODA: Chapter 1 - Chapter 10

17 Chapters

PENCULIKAN

1 PENCULIKAN“Alhamdulillah ya, kita bisa di terima kerja di sini. Aku sangat bahagia sekali, Ardi. Ibuku pasti senang kalau tahu anaknya bekerja di kantor yang berdiri dengan sangat megah.”“Iya Aira. Kita jadi bisa tiap hari bertemu. Semoga saja aku bisa mengumpulkan uang untuk menikahimu.”“Amin.” Aku tersenyum bahagia. Semoga saja rencana indah kami berdua untuk segera menuju pelaminan, akan terwujud.“Ya, lumayan lah walau hanya jadi CS.” Jawabku sambil senyum-senyum.“CS?! Customer service maksudmu?” tanya Ardi sembari mengerutkan keningnya.“Bukan. Cleaning Service.”“Iih becandanya garing amat.” Jawab Ardi sambil mengacak rambutku.“Ayo, kita pulang. Besok pagi kita sudah mulai bekerja. Kita harus disiplin waktu. Jangan sampai terlambat.”“Oke.”Kami berdua berjalan dengan bergandengan tangan menuju
Read more

KESUCIAN DIRENGGUT PAKSA

Pria itu menatap Ardi penuh kebencian. Dengan kasar dia melepas penutup mata dan mulut kekasihku. Dan tanpa ampun pria itu langsung melayangkan tinju pada wajah Ardi. Lantas menarik kerah kemejanya. Aku menjerit dan tidak tega saat melihat kekasihku di hajar dengan membabi buta oleh pria tak dikenal itu.“Hentikan! Kau tak punya hak untuk memukuli kekasihku! Apa salahnya padamu?!” teriakku dengan di iringi airmata yang terus mengalir. Hati seperti teriris saat melihat Ardi merintih kesakitan.“Diam kamu pe***ur!” hardik pria itu kepadaku dan membuatku naik pitam. Belum sempat aku menumpahkan kekesalan, kekasihku sudah terlebih dulu menghardik pria itu.“Jangan pernah mengatakan hal itu kepada kekasihku! Dia wanita baik-baik!”‘Wanita baik tak mungkin merebut kekasih adikku!”“Siapa  adikmu? Aku bahkan tak mengenal dirimu! dan apa salah kami sehingga kau menculikku dan kekasihku?!”
Read more

PERLAKUAN ARDI YANG MENYAKITKAN

PERLAKUAN ARDI YANG MENYAKITKAN“Cepat rapikan pakaian kekasihmu dan pergilah dari sini!” lelaki biadab itu dengan santai mengenakan kembali pakaiannnya dan menyeringai kepada Ardi. Dia sama sekali tak menatapku. Yang dia inginkan adalah melihat kesedihan di mata Ardi bukan di mataku. Padahal di sini aku lah yang menjadi korbannya. Korban kebiadaban lelaki dengan alasan membalas dendam. Tak berpikirkah sedikitpun tentang aku yang akan menanggung penderitaan seumur hidupku. Trauma mungkin akan membayangi sepanjang usia.“Lepaskan aku!  Aku bunuh kau!” teriak Ardi dengan tubuh tersungkur di lantai. Tubuhnya bergetar hebat akibat menahan amarah dalam dada.“Oke. Lakukan kalau kau berani!”Pria itu melepas ikatan pada tubuh Ardi. Tanpa ampun, Ardi segera menghajar sang penoda hingga babak belur. Tak ada perlawanan dari pria yang sudah mengotori tubuhku. Kini pria itu tak terlihat segarang tadi. P
Read more

PENYESALAN SULTAN

ARDI“Aira! Menyingkirlah! Jangan membahayakan dirimu?!”Aku berusaha menyeberang jalan. Namun kendaraan begitu padat. Tak ada celah sedikitpun untuk bisa menembus padatnya kendaraan. Teriakkanku tak membuatnya menjauh dari badan jalan. Aira tetap bergeming dan menghadang truk yang sudah semakin dekat.Ini salahku. Kalau saja aku tadi tak menyakiti perasaannya, mungkin kejadiannya takkan seperti ini. Bagaimana kalau terjadi apa-apa dengan Aira. Aku takkan bisa memaafkan diriku sendiri. Nekat menyeberang jalanpun tak mungkin kulakukan. Sama saja dengan bunuh diri.“Aira! Menyingkirlah! Truknya sudah semaikn dekat. Maafkan aku. Dengarlah, Aku masih mencintaimu dan berjanji akan selalu bersamamu. Kemarilah, sayang!” aku terus mencoba membujuknya. Semoga saja berhasil.Aira bergeming. Akan tetapi dia menoleh kearahku. Entah apa arti tatapannya kepadaku. Mudah-mudahan saja, dia mendengar ucapanku dan mengurungkan niatnya.
Read more

RAGU UNTUK BERTERUS TERANG

RAGU TUK BERTERUS TERANGSultan bima SyailendraTerpaku di depan pintu kamar. Keraguan menyelimuti hati untuk menemui istri yang sangat kucintai. Walau tak ada celoteh anak dalam pernikahan kami, kehidupan kami diliputi oleh kebahagiaan.Tigabelas tahun usia pernikahan, tak ada sedikitpun keinginan dalam hati untuk menikah lagi hanya demi mendapatkan momongan. Walau Marina berkali-kali menyuruhku, tak pernah aku memenuhi permintaan gilanya itu.Dalam kondisinya yang sakit karena beberapa jari di kakinya harus di amputasi, aku tetap setia kepadanya. Penyebabnya adalah penyakit diabetes yang di idapnya. Meskipun usianya sepuluh tahun di atasku, bagiku dia tetap terlihat sempurna.Sudah dua tahun dia harus beraktifitas dengan kursi roda. Diusianya yang ke empatpuluh delapan tahun, harus menjalani ujian hidup seberat ini. Walau kini bobot tubuhnya mengecil dan tidak proporsional bagiku dia tetap terlihat menarik. Begitu besarnya
Read more

BERBOHONG DEMI KEBAIKAN

BERBOHONG DEMI KEBAIKAN“Katakan sultan. Dosa apa yang telah kau lakukan? Aku takkan pernah memaafkanmu kalau kau sudah menyentuh wanita lain. Aku tidak rela!” Istriku berteriak histeris. Dengan sigap kupeluk tubuhnya dan berusaha menenangkan. Namun tak kusangka dia menolak dan mendorong tubuhku.“Lepaskan aku! Kau ....” Marina memegangi dada sebelah kiri. Nafasnya naik turun tak beraturan.“Marina, kau tak kenapa? Ayo kita ke rumah sakit.” Berusaha meraih tubuh istriku ke dalam pelukan. Namun dia kembali menepis tanganku. Otakku berusaha untuk berpikir keras untuk menolongnya. Tak mungkin membiarkannya menderita seperti ini.Obat. Ya, kenapa bisa sampai lupa  Segera mencari di laci nakas dimana istriku terbiasa menyimpan obat yang rutin di minum di sana. Aku harus segera mengambil obat untuk mengurangi rasa sakit.Mengambil segelas air putih yang terletak di atas nakas, lalu memberika
Read more

KESEDIHAN MENDALAM

7. KESEDIHAN MENDALAMAIRA“Turunlah.’ Perintah Ardi saat taxi yang kami tumpangi tiba di depan rumah. Pria yang sangat kucintai tak menatap sedikitpun ke arahku. Wajahnya terlihat datar dan dingin.“Bisakah kau mengantarku sampai depan pintu. Aku masih ....”“Tidak bisa! cepat turunlah!” Ardi membuang pandangan jauh.“Tapi Ardi, aku butuh bantuanmu. Kau tahu’kan aku baru saja mengalami ....”“Cukup Aira! Jangan mencoba mengingatkanku dengan kejadian buruk itu! Cepat turun dan pergilah!”“Ardi. Aku ....”Belum selesai berbicara, dia sudah turun dari mobil dan menutup pintu dengan kasar. Tanpa kusadari, ardi sudah membukakan pintu mobil untukku. Aku pikir dia akan berbaik hati dengan mengantar hingga depan rumah. Namun apa yang dilakukannya sangat membuat hatiku tersayat. Lelaki yang sangat kucintai menarik lengan dan memaksaku unrtuk keluar. Setelah b
Read more

KEHILANGAN AYAH

8. KEHILANGAN AYAHBraak. Pintu rumah terbuka dengan paksa. Pasti Ryan yang menendang pintu dengan kasar.Bugg. Kembali terdengar suara di iringi oleh jeritan ibu.“Astaghfirulloh hal’adzim. Ryan, apa yang kamu lakukan, nak?”Penasaran dengan apa yang terjadi. Walau masih merasakan sakit di sekujur tubuh, aku berusaha untuk melihat apa yang terjadi. Berusaha bangkit dan melangkah dengan tertatih.Rumah yang kecil membuat jarak antara kamar dan ruang tamu hanya beberapa jengkal saja. Tanpa menunggu lama, aku sangat terkejut melihat apa yang terjadi. Ardi tersungkur di lantai dengan wajah babak belur. Terlihat ibu sedang membantu untuk bangkit.“Astaghfirulloh hal’adzim. Ryan! Apa yang kamu lakukan?!” aku berlari ke arah Ardi dan meraih tangannya. Namun dia menepis tanganku dengan kasar.“Kau ingin tahu  apa yang dilakukan adikmu?! Tak ada angin tak ada hujan, Dia datang kerumah dan menghaj
Read more

PENYESALAN MENDALAM

9. PENYESALAN MENDALAMSultan Bima syailendraHampir semalaman mata ini tak mampu terpejam. Rasa bersalah membuat hidup tak tenang.Membayangkan gadis itu pasti sedang menangis. Aku seperti merasakan kepedihan itu. Ya, ada denyutan nyeri jauh dari dalam dada. Memegang dada yang terasa agak nyeri.“Sayang, ayo di makan.” Suara istriku membuyarkan lamunan. Tanpa kusadari aku hanya mengacak-acak nasi tanpa memakannya. Hidangan yang tersedia di meja, sama sekali tak mengundang selera makanku.“Ayo di makan. Sudah siang, nanti kamu telat ke kantor. Sini, aku suapin ya.” Marina mengambil piring yang ada di hadapan. Itulah kenapa aku sangat mencintainya. Dia selalu mengerti apa yang ada dalam pikiran. Saat ada masalah, dia berhasil menenangkan. Seperti saat ini, aku sedang sangat gelisah dan tak ingin makan. Dengan sigap dia menyuapiku. Kalau sudah begini, aku tak bisa menolak. Bagai anak kecil yang menurut apa kata orangtua.&ldquo
Read more

RYAN MENGHAJAR SULTAN

1O. RYAN MENGHAJAR SULTAN Mata Leo menatap nyalang ke arahku. Api kemarahan terlihat dari bolamatanya yang bersinar. Apa sebenarnya yang terjadi. Perasaan, aku tidak mengeluarkan kata-kata yang menyakitinya. Lebiha baik aku bertanya saja kepadanya.“Leo kau ....”“Dengar Sultan! Mudah sekali kau berbicara tentang takdir! Apa kau tak berfikir kalau semua penyebabnya adalah kau!” Leo mendorong dadaku dengan telunjuknya. Aku tak mengerti kenapa dia bisa semarah ini.“Oke, aku memang salah. Tapi....”“Sudah diam! Ingat, aku melakukannya bukan untukmu! Melainkan rasa kemanusiaan! Aku kasihan kepada gadis itu dan keluarganya!”“Iya tapi ....”“Ssst. Diamlah!”Leo kembali memacu kendaraan dengan cepat. Aku tahu hatinya sedang tidak baik. Biarlah, aku hanya bisa berdo’a untuk keselamatan kami.*** Aku hanya duduk di mobil dan
Read more
PREV
12
DMCA.com Protection Status