Lydia adalah seorang gadis yang memiliki kelebihan mata ketiga. Dia memiliki mata batin yang bisa melihat dan berkomunikasi dengan makhluk astral. Dengan kelebihan mata ketiganya, Lydia dan teman-teman satu kelompoknya berpetualang dalam berbagai misi menghadapi makhluk astral jahat. Dan musuh terbesarnya adalah Mbah Parjo yang sudah bersekutu dengan setan sebagai sembahannya.
View MorePagi itu di rumah Mbah Parjo suasana masih hening. Hanya terdengar kicauan burung perkutut dan kokokan ayam jantan bersahutan. Lampu di teras rumah Mbah Parjo masih menyala yang berarti para penghuninya masih terlelap tidur atau ada aktifitas lainnya.“ Aaahh ... aaahh .... ayo pak lebih cepet .... ak dah mau keluar ..... ssttttt... ssttttt” bisik Cyntia sambil terus berdesis seperti ular.Wanita itu sedang menikmati saat-saat bercinta dengan suaminya tercinta. Pak Bachtiar masih terus bergerak dan semakin cepat. Tanpa suara sedikit pun dan terus menuntaskan tugasnya hingga memuncak.“Uuuhhh ... paaakk ....” kata Cyntia lirih.Keduanya tidur berdampingan dengan sisa-sisa keringat dan keletihan yang masih dirasakan. Lalu, Pak Bachtiar beranjak dari ranjang untuk membersihkan diri. Dia meninggalkan istrinya yang masih sedikit tersengal-sengal selepas aktifitas pagi hari itu.“Kemarin sama Mbah Parjo kemana pak?” tanya Cyntia.Pak Bachtiar yang ditanya tetap ber
“Janjimu dulu harus kau tepati Bachtiar ...” ucap Mbah Parjo sambil menghisap rokok kreteknya.“I ..iya mbah, saya dah berjanji ...” jawab Pak Bachtiar.“Nah ... sekarang, aku menagih janjimu itu ...” lanjut Mbah Parjo melirik Pak Bachtiar yang ada di sampingnya.Terlihat Pak Bachtiar menghela napas panjang. Matanya menatap ke kaca mobil di depannya. Pikirannya kembali ke lima tahun yang lalu. Dimana dia dan istrinya baru saja sampai di kota Solo untuk mengadu nasib. Bertemulah sepasang suami istri itu dengan Mbah Parjo yang sempat menolongnya.Mbah Parjo mengajak Pak Bachtiar dan istrinya ke rumahnya di daerah Pasar Kliwon, Solo. Sebuah gerbang besar dilewati mobil yang ditumpangi ketiga orang itu, lalu berhenti di depan rumah Joglo besar, rumah adat Jawa kuno. Pak Bachtiar turun dari mobil dan melihat sekelilingnya. Dia melihat sebuah rumah yang dikelilingi tembok besar dan tinggi, seperti benteng. Halaman cukup luas di depan
Pak Bachtiar dan istrinya bekerja sebagai pedagang baju batik di Pasar Klewer, Solo. Tiap hari mereka berdua berangkat pagi sekitar jam 8, dan sampai rumah sore hari sekitar jam 5. Tak ada hari liburnya. Mereka bekerja tiap hari dengan giat mencari penghasilan hidup. Dari hasil berdagangnya, Pak Bachtiar sudah memiliki sebuah rumah, satu mobil, serta beragam fasilitas cukup mewah di rumahnya. Mungkin bisa dikatakan salah satu orang terpandang di kampungnya. Namun sayangnya, mereka berdua belum dikaruniai anak hingga sekarang, di usia perkawinan ke-10 tahun.“Ojo nganti Lydia ngerti bu .... (Red-Jangan sampai Lydia tahu bu ...) ....” terdengar bisikan di kamar sebelah yang sempar didengar Lydia.Gadis berkacamata minus itu sempat berhenti sejenak. Lalu, terdengar orang membuka pintu kamar. Lydia bergegas pergi ke dapur.Hingga detik ini, Lydia masih penasaran dengan sumur tua di belakang rumah pamannya tersebut. Rasa penasaran ini dibumbui dengan perasaan t
Kota ini begitu ramai. Banyak kendaaan berseliweran dengan tujuannya masing-masing. Semenjak tiba di Bandara Adisumarmo Solo, mata Lydia masih terlihat tajam menatap sekitarnya. Padahal matanya belum menutup untuk tidur semalam memikirkan kejadian-kejadian aneh yang dilihatnya beberapa hari teakhir saaat masih di Kalimantan. Sekarang, Lydia sudah ada di tanah Jawa dan sangat berharap semoga hal-hal mengerikan yang dilihatnya dahulu tak mengganggunya lagi. Namun demikian, gadis itu masih merasa ada sosok makhluk astral yang mengikutinya sejak hengkang dari Kalimantan. Entah kenapa, makhluk ini tidak menunjukkan wujudnya yang menyeramkan, seperti halnya setan atau jin-jin pada umumnya.Saat itu, Lydia berada di parkiran bandara. Kepalanya celingak-celinguk mencari sesuatu di sekitarnya.“Lydia ....!!!” terdengar teriakan seorang pria dari samping kanannya.Lydia menoleh ke arah sumber suara tersebut. Dia melihat seorang pria bertubuh tambun berlari-lari keci
Namanya Lydia, dan sekarang sudah berumur 15 tahun. Dia hidup di sebuah desa di provinsi Kalimantan Utara yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Setiap hari dihabiskan waktunya untuk sekolah, bermain bersama teman, dan berkumpul bersama keluarga kecilnya. Hingga datanglah pada malam itu ........Selepas Maghrib, Lydia memang dibiasakan mengaji bersama adik semata wayangnya bernama Firman. Selesai melakukannya, dia kembali ke kamarnya untuk mempersiapkan keperluan sekolahnya esok hari sekaligus belajar. Saat duduk di meja belajarnya, dia merasa ada sesosok makhluk yang mengawasinya dari balik jendela kamar. Sosok wanita berambut panjang dengan sorot mata merah menyala.Saat melihat pertama kali, sudah pasti Lydia sangat takut. Namun, rasa penasarannya berhasil mengalahkan ketakutannya. Langkah demi langkah dia berjalan mendekati jendela kamarnya. Hingga di dekat gordyn jendelanya, Lydia mengintip dari celah yang sangat sempit hanya berharap bisa memenuhi rasa penas
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments