SUSUK TERATAI PUTIH

SUSUK TERATAI PUTIH

last updateLast Updated : 2025-04-02
By:  UMMA LAILAOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
14 ratings. 14 reviews
94Chapters
47.0Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

SUMIRAH perempuan cantik pribumi yang lahir di era penjajahan Belanda mengalami pelecehan seksual oleh pria-pria di desa tempat dia tinggal. Ironisnya hal itu terjadi setelah mendapati suaminya yang suka main tangan berselingkuh dengan seorang penari. Dendam membawanya pada ritual mengerikan yang menjanjikan kecantikan abadi. SUMIRAH..... Dendam membuatnya bersekutu dengan iblis yang menelan kehidupannya, menjadikannya Perempuan tercantik di massanya... Akankah cinta sejati menyelamatkan kembali kehidupannya. Atau sama sekali tak ada cinta sejati untuknya... Ikuti kisah Sumirah dalam cerita " SUSUK TERATAI PUTIH"

View More

Chapter 1

Bab-1 RAWA IRENG

Tahun 1821...

Terlihat tiga pria dewasa menerobos hutan dengan hanya menggunakan penerangan dari obor. Langkah mereka tampak terburu-buru seolah sedang mengejar binatang buruan.

“Cepetan, Jo! Nanti dia kabur!”

Pria yang dipanggil Paijo bergegas melebarkan langkah kakinya. Mengikuti instruksiu yang diberikan oleh Juragannya. Suara ranting kayu yang terinjak menghiasi malam itu.

“Kampret! Di mana cah ayu itu. Hampir tak sikep awak e malah ngilang. Cari terus, Man!” (Hampir saya peluk tubuhnya tapi menghilang.)

“Wokey, Juragan!” Pria  berbaju lurik yang bernama Maman itu menanggapi lelaki yang dia panggil dengan sebutan juragan.

Lelaki dengan perawakan tinggi besar dengan luka goresan di wajah sehingga menampakkan kesan sangar pada dirinya. Lelaki itu dikenal sebagai Juragan Jarwo, antek Menir Belanda di daerahnya.

“Waduh! Apa-apaan kamu, Man! Berhenti kok dadakan.” Juragan Jarwo menabrak tubuh Maman yang tiba-tiba menghentikan langkahnya.

“Jura—gan, ki—ta pu—lang saja yuk, Juragan. It—u...” Maman berkata terbata-bata dengan telunjuk mengarah ke suatu tempat.

“Heh kampret, ngomong apa kamu? Nggak jelas. Ngomong opo koe, Man!” ( Bicara apa kamu, Man!”)

“Ra—wa Ire—ng, Juragan. Saya nggak berani masuk ke sana, Juragan.”

“Dasar penakut kamu, Man!”

Juragan Jarwo melotot ke arah Maman yang kakinya sedang bergetar hebat, perlahan celana panjangnya basah dan tercium bau khas orang buang air kecil. Hidung Juragan Jarwo kembang kempis.

“Ngompol kamu,Man! Lah kampret kamu, Man!” Bos Jarwo mengumpat Maman, anak buahnya yang sudah ketakutan tersebut.

“Maaf, Juragan. Saya nggak berani!” Maman mengambil langkah seribu, memutar kembali langkahnya agar dapat segera meninggalkan tempat tersebut.

Orang-orang menyebutnya Rawa Ireng alias Rawa Hitam. Orang pribumi percaya jika rawa ireng adalah tempat paling sakral seantero pulau jawa.

Dinamakan Rawa Ireng karena tempat tersebut memanglah hanya hamparan rawa-rawa yang jika ada orang yang kaki terjebak di Rawa maka akan terhisap dan tak akan bisa keluar lagi.

Selain karena daerah yang berupa rawa, disebut Rawa Ireng karena air rawa yang hitam seperti oli bekas serta aromanya yang busuk, begitu busuknya lalat pun sampai mati jika berada di tempat tersebut.

Warga percaya tempat itu adalah istana para lelembut, tempat para orang pintar cari wangsit dan tidak sembarangan orang bisa melangkahkan kakinya ke Rawa Ireng.

Jika hatinya buruk maka orang itu akan terseret masuk kedalam gelapnya Rawa Ireng dan takkan bisa kembali. Orang dengan hati busuk akan terhisap, bangkainya akan masuk ke dalam rawa dan tak dapat ditemukan lagi, yang tersisa hanya bau busuknya saja.

Konon, begitu banyaknya jasad yang tertelan Rawa Ireng hingga aromanya sangat busuk menyengat hingga berkilo-kilo jauhnya.

“Woy, Man! Malah minggat koe!” ( Malah kabur kamu!”)

Bos Jarwo berteriak memanggil anak buahnya tersebut, tapi sia-sia, Maman tak terlihat lagi punggungnya.

“Ya sudah, Jo. Sekarang tinggal kamu sama aku. Sekarang ayo kita kejar si Sumirah, keburu kabur dia. Kamu siap-siap, Paijo!”

Paijo tersenyum ke arah Juragannya, kemudian menempelkan kedua telapak tangannya di depan dadanya sambil menunduk.

Ngapunten, Juragan saya juga takut!” (Maaf, Juragan.) Paijo menyusul rekannya dan kabur meninggalkan Juragan Jarwo karena takut dengan Rawa Ireng.

“Dasar kurang ajar, tak ambil istri kalian semua nanti!” Bos Jarwo mengumpat karena ditinggal pergi oleh anak buahnya.

Sebenarnya dirinya juga takut dengan Rawa Ireng. Tapi hasrat dirinya terhadap Sumirah, wanita yang baru saja diusir suaminya itu membuat akal sehat Juragan Jarwo hilang. Kecantikan Sumirah membuatnya ingin segera menikmati molek tubuhnya.

“Sial!” Bos Jarwo mengumpat kesal.

Langkah kakinya seakan ragu untuk terus melangkah.

Tapi tiba-tiba sekelebat bayangan perempuan tertangkap  oleh pengelihatannya.

Juragan Jarwo menyipitkan matanya berusaha memperjelas lagi siapa sosok yang baru saja dia lihat.

“Sumirah!” Juragan Jarwo tersenyum lebar.

Kakinya tanpa sadar mengikuti sosok tersebut. Tubuhnya semakin dalam masuk ke Rawa Ireng.

Terus dan terus Juragan Jarwo mengejar sosok yang dia panggil Sumirah.

Nafas Juragan Jarwo terputus-putus, Sumirah telah menghilang dari pandangannya.

Dia putus asa dan hendak memutar kakinya untuk pulang saja ke rumah. Hasratnya terhadap Sumirah hilang bersamaan dengan tenaganya yang habis.

“Hah! Opo kie!” (apa ini?)

Kaki Juragan Jarwo tak bisa diangkat seolah ada tangan yang mencekal kakinya. Juragan Jarwo dengan sisa-sisa tenaganya berusaha menarik kakinya.

Akhirnya kaki bisa terlepas dari cengkraman lumpur rawa, tapi tiba-tiba aroma menjadi berbau busuk. Juragan Jarwo langsung kabur, dia terkencing-kencing saat lari dari tempat mengerikan tersebut.

Sepasang mata menatapnya tajam dan terdengar suara mendesis.

Mangan!” (Makan).

Lagi-lagi kaki Juragan Jarwo tersangkut dan kini dengan cepat menyeretnya ke dalam rawa.

“Paijo! Maman! Tolong!” Juragan Jarwo berusaha memanggil anak buahnya agar menolongnya tapi sia-sia. Tubuhnya semakin tenggelam dan kini sampai ke lehernya.

“Aaa!” Jeritan terakhir Juragan Jarwo menghiasi malam di Rawa Ireng.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Sri Celik Haryani
bagus banget ceritanya
2025-03-07 22:24:51
0
user avatar
Sri Celik Haryani
kok macet kelanjutannya thor,, ayok diperbaharui dong thor kelanjutannya, nunggu banget iniiiii
2024-06-01 11:31:10
0
user avatar
Adhelina damayanti
bagus novel nya
2024-05-16 12:28:17
0
user avatar
Shalsabella Firdaus
bagus banget novelnya, suka
2024-01-19 15:12:24
1
user avatar
Tifa Nurfa
lanjut kak,
2024-01-14 23:49:27
0
user avatar
Diah Saraswati
udah lama gk up ,apa sudah selesai(tamat)di bab 79 ?
2024-01-09 08:19:21
0
user avatar
Bie Febbie
Cerita sangat bagus
2024-01-08 14:41:23
0
user avatar
avari17
Seru ceritanya, selama ini nyari cerita semacam ini dan baru nemu dari rekomendasi
2023-12-28 06:37:52
2
user avatar
Abdur Rohman
benar2 seru dan menegangkan
2023-12-20 18:50:43
1
user avatar
Sulistiani
keren, suka banget. Lanjut ya Thor
2023-12-02 20:15:03
1
user avatar
Amih Lilis
Lanjut pokoknya nggak mau tahu.
2023-10-27 08:29:31
1
user avatar
Evie Yuzuma
Tetap semangat akak ...
2023-10-27 03:36:21
1
user avatar
pramudining
lanjut .... lanjut
2023-10-26 11:30:12
1
user avatar
Bai_Nara
Sudah dibikin tegas, lanjut kak
2023-10-26 10:07:03
1
94 Chapters
Bab-1 RAWA IRENG
Tahun 1821...Terlihat tiga pria dewasa menerobos hutan dengan hanya menggunakan penerangan dari obor. Langkah mereka tampak terburu-buru seolah sedang mengejar binatang buruan.“Cepetan, Jo! Nanti dia kabur!”Pria yang dipanggil Paijo bergegas melebarkan langkah kakinya. Mengikuti instruksiu yang diberikan oleh Juragannya. Suara ranting kayu yang terinjak menghiasi malam itu.“Kampret! Di mana cah ayu itu. Hampir tak sikep awak e malah ngilang. Cari terus, Man!” (Hampir saya peluk tubuhnya tapi menghilang.)“Wokey, Juragan!” Pria berbaju lurik yang bernama Maman itu menanggapi lelaki yang dia panggil dengan sebutan juragan.Lelaki dengan perawakan tinggi besar dengan luka goresan di wajah sehingga menampakkan kesan sangar pada dirinya. Lelaki itu dikenal sebagai Juragan Jarwo, antek Menir Belanda di daerahnya.“Waduh! Apa-apaan kamu, Man! Berhenti kok dadakan.” Juragan Jarwo menabrak tubuh Maman yang tiba-tiba menghentikan langkahnya.“Jura—gan, ki—ta pu—lang saja yuk, Juragan. It—u
last updateLast Updated : 2023-10-11
Read more
BAB.2 CAH AYU
“Aku harus lari, jangan sampai Juragan Jarwo yang mata keranjang itu menangkapku lagi! Aku harus selamat.”Seorang perempuan berlari menembus rimbunnya hutan yang gelap. Hanya cahaya rembulan yang menjadi penerang langkahnya.Kain jariknya sobek hingga terlihat paha mulusnya, baju kebayanya sobek di bagian dada. Telapak kakinya terluka karena menginjak ranting-ranting kering yang tajam.Nafasnya terputus-putus, tapi sekuat tenaga tetap dia pacu dengan menarik nafas sekuat-kuatnya berharap tenaganya takkan hilang.Wanita itu adalah Sumirah, perempuan tercantik di kampungnya, kampung Kalimas.“Sumirah! Sumirah! Jangan kabur kamu, Sumirah!” Juragan Jarwo berteriak kencang.“Itu suara Juragan Jarwo. Oh tidak! Suaranya semakin dekat. Aku harus terus berlari, tidak sudi aku menjadi gundiknya!” Sumirah bermonolog dengan dirinya sendiri.Perempuan yang baru saja ditalak oleh suaminya itu terus berlari tanpa menoleh lagi ke belakang. Hingga akhirnya dirinya terjatuh karena kakinya tersangkut
last updateLast Updated : 2023-10-11
Read more
BAB.3 NYAI MUTIK
“Cah Ayu....”Sumirah mendengar suara halus perempuan memanggil dirinya, tengkuknya meremang, matanya semakin dia tutup rapat. Suaranya masih tetap menangis sesenggukkan. Sumirah sudah pasrah dengan apa yang terjadi pada dirinya.“Cah Ayu, ojo nangis. Menengo.” ( Anak cantik, jangan menangis. Diamlah...”Suara lembut perempuan terdengar kembali. Sumirah perlahan menghentikan tangisnya.“Cah Ayu, bukak o mripatmu.” ( Anak cantik, bukalah matamu.)Sumirah membuka pelan matanya, detik kemudian matanya terbuka lebar, matanya melotot melihat apa yang ada di depannya.Seekor ular kobra sebesar pohon jati yang berusia ratusan tahun tengah menatap wajahnya, sisiknya yang berwarna putih susu berkilau memantulkan cahaya rembulan. Matanya merah bagaikan batu delima, gigi taringnya tajam bagai sebilah pedang. Ular itu tapi tak beraroma amis khas hewan melata, melainkan ber-aromakan wangi bunga kantil.Perlahan kepala ular semakin mendekati wajah Sumirah.Dekat dan semakin dekat hingga sang ular
last updateLast Updated : 2023-10-11
Read more
BAB-4 UWAN SETUNGGAL
Nyai Mutik tersenyum miris, sambil menggelengkan kepalanya perlahan setelah mendengar permintaan perempuan ayu yang semalam ditolongnya. Sementara itu Sumirah menunduk takut bila Nyai Mutik marah kepadanya."Apa tujuanmu sebenarnya, Cah Ayu. Sehingga kamu ingin menjadi sepertiku? Sekarang, coba kamu lihat ke arahku, Cah Ayu." Nyai Mutik berkata lirih.Sumirah mengangkat wajahnya, bola matanya beradu dengan bola mata milik Nyai Mutik.Sumirah kaget karena tiba-tiba bola mata Nyai Mutik berubah seperti mata seekor ular, bukan bola mata manusia normal.Tubuh Sumirah kaku, matanya seolah terkunci dan dipaksa menatap bola mata milik Nyai Mutik."Jika menatap mataku saja kau ketakutan, apa mungkin kau bisa menjadi sepertiku, Sumirah?"Perlahan bola mata Nyai Mutik kembali seperti semula, sedangkan tubuh Sumirah terjatuh ke lantai. Tubuhnya penuh keringat dan bergetar hebat, nafasnya cepat. Dadanya terasa sesak, bahkan dia sampai harus bernafas menggunakan mulutnya.Perlahan Nyai Mutik mende
last updateLast Updated : 2023-10-11
Read more
BAB-5 ALASAN
“Kebakaran!”“Tolong! Ada kebakaran!”“Kebakaran!”Suara kentongan dari bambu terus berbunyi di tengah malam buta, suara riuh warga berlari pontang panting mengambil air dengan ember untuk memadamkan api, tapi sia-sia kobaran api masih berdiri dengan gagahnya, panasnya siap memanggang manusia-manusia yang berani mendekati dirinya.“Sumirah dan Nyai Aminah masih di dalam, bagaimana ini.”Bapak kepala desa bingung, warga panik.Permana tertawa-tawa melihat pemandangan di hadapannya. Setelah puas, lelaki itu pulang karena Gendis telah menunggunya di rumah.“Pie Kang Mas? Wis mbok bakar si Sumirah? Ben kae mati terus aku paling ayu sak ndeso Kang Mas.” ( Bagaimana Mas? Sudah kamu bakar si Sumirah, biar dia mati lalu aku jadi wanita tercantik di desa Mas.)Permana mengelus rambut ikal panjang milik Gendis yang selalu beraroma melati itu. Lalu mencubit pipi wanitanya itu dengan gemas.“Uwis, tenang wae, Sumirah mesti mati nyusul ramane ning neroko” ( Sudah, tenang saja, Sumirah pasti mati,
last updateLast Updated : 2023-10-11
Read more
BAB-6 TOLONG
Sumirah kini tinggal di gudang padi milik Nyai Aminah karena bangunan utama rusak parah. Beruntung si jago merah tak sampai melahap gudang padi yang terletak di belakang rumah uwaknya tersebut.Sumirah bertahan hidup dari hasil mengais sisa-sisa harta benda milik uwaknya.Perut milik Sumirah berbunyi, pertanda minta diisi. Sumirah melahap nasi jagung yang tadi dia beli di pasar, uang dari hasil menjual perhiasan milik Nyai Aminah yang tak sengaja dia temukan di reruntuhan rumah sudah hampir habis untuk menyambung hidupnya selama sebulan ini.Bukan niat Sumirah hanya ingin menghabiskan harta uwaknya, dirinya berusaha mencari rezeki dengan cara menawarkan tenaganya kepada penduduk, tapi entah kenapa semua menolak dirinya.Ada yang merasa ketakutan jika bertemu dengannya, tapi kebanyakan dari mereka menatap jijik mukanya yang rusak karena luka bakar waktu itu.Hidung mancungnya kini sedikit pesek karena banyak dagingnya yang berkoreng dan terkelupas. Mata kanannya sedikit kabur. Serta ha
last updateLast Updated : 2023-10-26
Read more
BAB-7 SYARAT dan SUMPAH
Suara guntur saling bersahutan. Hujan deras menari bersama sang angin. Tangan Sumirah berusaha menggapai sesuatu, seluruh badannya mati rasa. Pandangan matanya semakin memudar. Ditambah dengan guyuran hujan yang bagai ribuan jarum jatuh dari langit tepat di atas kulitnya yang terluka dan penuh memar itu menyempurnakan rasa sakit yang diderita oleh sang wanita yang dikhianati oleh lelaki yang selama ini menjadi lintah menyedot habis harta dan juga kebahagiaannya.Sumirah terus menggaungkan nama sosok yang diharap dapat mengangkatnya dari penderitaannya saat ini.Tak lama sesosok pria melangkah ke arahnya, itu adalah hal terakhir yang dia lihat sebelum kesadarannya menghilang.Sang pria menutupi tubuh polos Sumirah dengan selembar kain jarik bermotif emas lalu membopongnya menembus derasnya hujan, membawanya ke tempat di mana Sumirah memanggil nama ratunya, penguasa Rawa Ireng.Sang ratu yang berwujud seekor ular mengelilingi tubuh Sumirah yang tergeletak di sebuah meja batu. Sang ratu
last updateLast Updated : 2023-10-26
Read more
BAB-8 RATU LINTANG PETHAK ( RATU BINTANG PUTIH)
Pendar cahaya yang terpancar dari tubuh Kanjeng Ratu penguasa Rawa Ireng perlahan menghilang.Mata Sumirah yang terpejam terbuka perlahan. Dirinya terbengong mendapati perubahan besar yang tersaji di hadapannya.Sesosok perempuan sangat anggun berdiri di hadapannya, dengan pakaian ratu khas kerajaan Jawa kuno, rambut ter sanggul dengan indahnya berhias ronce bunga melati dan mahkota yang berkilau, aroma kembang kantil menyeruak darinya. Kecantikan yang dia punya ribuan kali lebih menawan daripada kecantikan Nyai Mutik yang Sumirah pikir wanita tercantik yang pernah dia temui.Namun kini dia sadar, penguasa Rawa Ireng yang baru saja menjadi tempat dirinya meminta pertolongan adalah sosok teramat sangat cantik menawan.“Kemarilah, Cah Ayu!”Sumirah sungguh terpesona oleh kecantikan Ratunya. Bahkan suaranya begitu merdu, halus, lemah lembut, tatapan matanya tajam penuh misteri tapi dia tetap tidak kehilangan pesonanya.Perlahan Sumirah turun dari meja batu tempat dirinya pingsan, ragu ka
last updateLast Updated : 2023-10-26
Read more
BAB-9 KEMBANG TERATAI PUCUK SUKMA
Nyai Mutik semakin pias, tanda-tanda keberadaan Sumirah sudah tidak ada.Matikah dia? Atau masih hidupkah? Nyai Mutik benar-benar tidak bisa merasakan keberadaan anak manusia yang putus asa hingga menyambangi junjungannya dan nekat melakukan ritual yang teramat berbahaya itu.Nyai Mutik melirik ratunya yang tengah tersenyum penuh misteri. Senyuman yang mengerikan namun mempesona secara bersamaan.Nyai Mutik tahu betul betapa sulitnya menyeberangi danau jelmaan Rawa Ireng di hadapannya itu.Sesungguhnya danau yang kelihatan jernih tersebut tetaplah sebuah rawa yang hitam pekat dan berbau busuk, hanya rupanya saja yang berubah, namun tidak mengubah kenyataan bahwa Sumirah kini tengah masuk ke dalam Rawa yang berbau busuk.Dirinya pernah melewati proses seperti yang dilakukan Sumirah saat ini, menyeberang danau yang jernih demi mendapatkan sesuatu yang bersinar di tengah danau tersebut. Awalnya dia mampu menyeberang dengan mudah, namun saat hatinya meragu tiba-tiba danau yang dikelilingi
last updateLast Updated : 2023-10-26
Read more
BAB-10 GUA PITUTUR
“Kau tahu kenapa disebut pucuk sukma, Sumirah?” Nyai Mutik menatap ke arah Sumirah dengan tatapan sendu seolah menyesalkan keputusan Sumirah yang menempuh jalan ini, jalan yang juga diambilnya yaitu menyembah Kanjeng Ratu penguasa Rawa Ireng. Nyai Mutik sejatinya sangat berharap tidak ada lagi seseorang yang akan mengalami hal tragis saat ingin meraih keabadian. Namun, Sumirah yang rupanya telah dipenuhi oleh amarah dan dendam itu bersikeras untuk menginjak dan menempuh jalanan yang kesemuanya bertebaran tulang belulang dari manusia yang gagal melakukan ritual.Sumirah menggelengkan kepalanya, pertanda tidak tahu. Kanjeng Ratu penguasa Rawa Ireng tersenyum penuh misteri.“Disebut pucuk sukma karena dia adalah jelmaan dari sukma seseorang yang menjadi tuannya. Sukmamu perlahan akan bercampur dengan bangsa kami melalui bunga teratai itu, Sumirah. Saat kelopak pertama masuk ke tubuhmu, maka sukmamu tak lagi milikmu, tapi milikku sang penguasa Rawa Ireng. Namun kamu jangan khawatir, Sumir
last updateLast Updated : 2023-10-27
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status