Home / Romansa / Istri Figuran Presdir Arogan / Bab 1 - Bukti Perselingkuhan

Share

Istri Figuran Presdir Arogan
Istri Figuran Presdir Arogan
Author: Ute Glider

Bab 1 - Bukti Perselingkuhan

Author: Ute Glider
last update Last Updated: 2024-12-03 15:01:38

“Panties? Punya siapa?”

Istri mana yang tidak terkejut melihat pakaian dalam wanita entah milik siapa, tergeletak begitu menjijikkan di lantai kamarnya.

“Damian?” Nama suaminya lah yang terlintas di kepala. Siapa lagi yang tidur di kamar ini selain mereka berdua.

Karissa Asterin adalah dokter muda yang sibuk dengan jadwal praktek di rumah sakit semalaman. Pagi ini dia pulang berharap bisa segera membersikan diri dan menyiapkan sarapan untuk Damian, sebelum suaminya itu berangkat bekerja. Namun, dia sudah dibuat syok begitu membuka pintu kamar.

Bukan hanya pakaian dalam wanita berenda warna merah. Karissa juga bisa melihat jelas keadaan ranjangnya yang berantakan, selimut tergulung sembarangan, bantal jatuh ke lantai, terlebih di atas bantal putih itu ada bekas lipstik yang menempel. Lipstik itu jelas bukan miliknya. Warnanya terlalu terang. Karissa tidak pernah memakai warna seperti ini, bahkan di acara-acara formal sekalipun.

“D-Dia tidur dengan wanita lain?”

Mata Karissa mengerjap cepat saat jejak basah di kelopaknya mulai menggenang. Mulutnya pun terbuka demi meraih oksigen sebaik mungkin sebab rasa sesak mulai menyerang dadanya.

Selama tiga tahun pernikahan, hubungan mereka memang tidak baik, tapi Karissa tidak pernah berpikir Damian tega mengkhianatinya begini.

Meski dengan kaki yang lemah dan gemetaran, Karissa memilih untuk buru-buru mandi kemudian menuju dapur. Di sana sudah ada dua pelayan yang memasak.

“Nyonya, kami baru mengolah menu penutup,” ucap Martha, kepala pelayan di mansion ini yang membungkuk hormat. Dia paham kalau Tuan-nya hanya mau menu utama dimasak oleh Karisaa.

Karissa hanya menarik nafasnya dalam tanpa menjawab. Rasanya pagi ini dia sedang tidak ada tenaga untuk basa-basi. Usai memasak menu utama, sambil membiarkan pelayan lain membereskan meja makan. Karissa memanggil Martha.

“Martha, semalam siapa yang menginap?” tanyanya sembari menyeduh teh ramuan. Karissa selalu bicara lembut, selembut wajah dan perilakunya.

Martha, pelayan setia itu sejenak menatap wajah cantik majikannya yang pucat, tak sesegar biasanya. Rona ceria yang selalu tampil saat Damian ada di rumah juga hilang entah kemana.

Tak ada jawaban, Karissa pun menaikkan pandangannya. “Martha?”

Wanita paruh baya itu tersentak dari lamunannya. “Ah, emh ... Emma semalam ikut begadang di ruang baca bersama Tuan Damian.”

Emma adalah asisten pribadi Damian yang sudah bekerja hampir 3 tahun, tak lama setelah Karissa menikah dengan pria itu.

“Dia sudah pulang?” tanya Karissa menyembunyikan segala pikiran buruk dengan mengaduk isi cangkir. Padahal tangannya sendiri sudah mulai gemetaran mendengar nama Emma yang disebut oleh Martha.

“Ya, Emma pulang pukul lima tadi, Nyonya.”

“Lalu Damian?”

“Tuan ada di ruang baca.”

Saat begitu, langkah berat terdengar dari kejauhan. Berdasarkan ketukannya Karissa sudah bisa menerka kalau yang datang adalah Damian. Benar saja, aroma parfum Sandalwood yang maskulin mulai mendominasi udara begitu pria yang sudah rapi memakai jas lengkap itu masuk.

Dua pelayan termasuk Martha langsung membungkuk hormat pada pria yang baru saja duduk penuh kuasa di kursi paling ujung.

“Pagi, Tuan. Masakan Nyonya Karissa sudah tersaji. Selamat makan. Kami permisi.”

Damian hanya menjawab dengan tatapan singkat, itu sudah cukup membuat mereka pergi. Sementara di dapur, Karissa menarik nafas panjang untuk menetralkan kekacauan di hati dan pikiran. Dibawanya secangkir teh ramuan ke meja makan.

Damian Morgan, dia adalah wujud karya seni Tuhan yang paling sempurna. Bertubuh tinggi, kekar dan tegap. Wajahnya pun simetris, kuat, dan penuh wibawa. Hanya saja, auranya terlalu dingin membuat siapapun yang berada disekitarnya merasa terintimidasi jika ditatapnya.

Seperti saat ini, Karissa merasakan ada tatapan dingin yang menusuknya ketika dia menyiapkan isi piring sang suami tanpa menyapa bahkan tanpa senyuman.

Ya, Damian memperhatikan perubahan itu dan merasa aneh.  

Setelah piring Damian terisi, giliran Karissa duduk lalu mengurus isi piringnya sembari bertanya, “Kamar kita kenapa berantakan?”

Damian lebih dulu menyesap teh ramuan khas buatan Karissa. “Karena untuk tidur,” jawabnya datar.

“Sendirian?” tanya Karissa lagi menatap cemas dengan jawaban jujur sang suami.

Namun, yang ada justru sorot tajam Damian sebagai jawabannya. Hal itu tentu membuat Karissa meneguk salivanya susah payah.

“Aku hanya bertanya, karena tidak biasanya kamar nampak begitu berantakan. Kecuali ....”

“Masih pagi, kamu ingin memainkan drama apa?”

Karissa ingin langsung menjawab, hanya saja tenggorokannya tercekat. Sungguh dia sebenarnya takut dengan reaksi Damian kalau pembahasan ini berlanjut. Pria itu bisa saja mencekik atau menarik dan mengurungnya di kamar kalau sampai mengusik ketenangannya. Sayangnya, Karissa tak bisa lagi menahan diri.

“A-Aku melihat kekacauan yang tak biasanya. Panties, lipstik dan aroma parfum wanita lain di kamar. Semalam kamu baru melakukan apa?”

Damian meletakkan gelas dengan kasar hingga terdengar bunyi dentingan yang membuat Karissa memejamkan matanya sejenak, ditarik nafas itu lalu kembali menatap wajah pria yang mulai nampak emosi. Namun, Karissa tak peduli kali ini.

“Damian, kamu melakukannya dengan siapa?"

"Katakan." Suara Damian makin dingin, penuh penekanan. "Apa sebenarnya yang ingin kamu tuduhkan, huh? Bukankah seharusnya aku yang bertanya, kenapa kamu tidak pulang semalam?”

Damian tau Karissa ada jadwal praktek. Namun, biasanya sang istri meluangkan waktu untuk menyambut kedatangannya. Jarang-jarang Damian ada di rumah, pria itu mengurus bisnisnya di dalam dan luar negeri. Karenanya, selama Damian pulang ke mansion, Karissa selalu melayani dengan maksimal. Dia akan selalu melakukan yang terbaik meski Damian hanya bisa bersikap dingin padanya.

Sedangkan semalam, dia tidak menemukan Karissa di mansion.

“Tapi bukan berarti kamu bebas bercinta dengan wanita lain di ranjang kita, Damian!” Karissa mulai menaikkan intonasi bicara bersamaan dengan rasa panas di dada yang makin menggeliat.

Terlebih melihat Damian sama sekali tidak menjawab dengan benar satu pun pertanyaannya.

“Damian? Kamu diam karena tak bisa menjawabnya, hm?”

“Kamu benar-benar menguji kesabaranku, Karissa?” ucap Damian menurunkan nada, tapi tidak dengan tatapannya. Sorot itu penuh rencana keji kalau saja pembahasan ini masih dilanjutkan.

“Jadi kamu menganggap aku yang mengujimu? Bukankah di sini aku yang sudah terlalu bersabar?” Mata Karissa makin memerah dan basah. Akibat rasa takut dan sakit di dada saat teringat semua sikap buruk Damian.

Mood Damian sedang buruk hari ini, tapi Karissa makin memperkeruh suasana hatinya. Hal itu sukses membuat rahang pria itu mengetat dan tangannya mengepal mendengar semua ocehan istrinya.

“Sekarang katakan, kamu dengan dia memang sering melakukan – hkkkk!” Suara Karissa tercekat ketika Damian berdiri dan langsung mencengkeram rahangnya.

Pria itu membungkuk tepat di atasnya membuat Karissa mulai ketakutan dan kesulitan bernapas.

“Aku tidak suka semua tuduhanmu, Karissa!” desisnya.

Mata Karissa makin memerah dan buram karena buliran kristal bening yang menetes makin deras. Tidak, itu bukan senjata ampuh untuk membuat Damian memberikan belas kasih. Pria itu masih mencengkeram rahang Karissa dengan tatapan tajamnya.

Sampai satu kalimat kembali terucap dari mulut Karissa. “D-Damian, aku hamil.”

Beberapa detik, jantung Karissa berdebar kencang saat iris mata hitam pekat sang suami tak bisa diartikan. Wajah Damian tetap dingin, tak menunjukkan sedikit pun kegembiraan atau keterkejutan yang Karissa harapkan.

Sampai pria itu melepas kasar cengkeramannya hingga wajah Karissa terlempar ke samping.

“Berapa lama?” tanyanya penuh intimidasi dengan posisi masih sedikit membungkuk dan tangan satunya mengepal di atas meja.

“H-Hampir dua bulan. Aku baru yakin setelah memeriksakan diri kemarin.” Karissa mendongak.

“Berapa lama kamu berhenti meminum pil penunda kehamilan?” Damian memperjelas pertanyaannya dengan tatapan seperti belati yang menusuk. Tentu dia menyalahkan Karissa karena bisa sampai hamil begini.

Mulut Karissa terbuka, tapi dia bingung untuk menjawab. Selama tiga tahun menikah, Damian memang terus memintanya rutin meminum pil itu dengan alasan mereka sama-sama sibuk dan tidak mau memiliki anak lebih dulu.

“O-Opa Hector terus menanyakan cucu, jadi –“

"Gugurkan," sela Damian tanpa ragu, seraya menegakkan posisi berdirinya.

“A-Apa?” tanya Karissa pelan, mungkin dia salah dengar.

Sorot dingin Damian kini bercampur dengan tatapan merendahkan. "Aku tidak menginginkan anak. Buang saja janin itu."

Hati Karissa mencelos. Selama ini, ia tahu suaminya tak pernah bersikap baik padanya, namun ia tak pernah membayangkan bahwa Damian bisa sekejam ini terhadap darah dagingnya sendiri.

“Apa kamu gila, Damian?” Gigi Karissa sampai menggertak penuh emosi dan rasa sakit.

Tak ada jawaban, pria itu justru mengangkat tangan kirinya guna melihat jam tangan high-tech quart yang melingkar begitu elegan di sana.

“Lima jam lagi kamu ada jadwal praktek.” Damian kembali menjatuhkan pandang pada Karissa.

“Jadi kamu bisa langsung ke ruang obsgyn dan meminta tindakan aborsi,” lanjutnya.

Mata Karissa membelalak sempurna. "Aku tidak akan menggugurkan bayiku. Ini anak kita, Damian!" teriaknya, tapi Damian masih nampak tak acuh. Pria itu justru mulai melangkah pergi.

“Damian mau ke mana? Kita belum selesai bicara!”

Langkah tegas itu terhenti sejenak. Dia hanya menoleh tipis.

“Aku akan pergi selama tujuh hari. Setelah aku kembali, aku harap sudah tidak ada lagi nyawa di perutmu,” ucap Damian datar lalu melanjutkan langkahnya pergi.

“Kamu meminta istrimu menggugurkan kandungan, sedangkan kamu akan pergi bersenang-senang dengan selingkuhanmu? Kamu tidak waras, Damian!” teriak Karissa berdiri cepat dengan tangan mengepal sayangnya Damian tidak lagi menghiraukan.

Dia tau apa yang terucap di mulut Damian adalah mutlak, tapi perintah ini terlalu menyakitkan.

Comments (4)
goodnovel comment avatar
Ainun Prg
yuhu ria disini...
goodnovel comment avatar
Siti nurjamilah Jamilah
ini damian gmna sih,,ko ga mau punya anak apakah dimasalalunya ada bkin trauma sampe sekarang??
goodnovel comment avatar
nisachoirun224
damian sungguh menyebalkan
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 2 - Hanya Figuran

    “Apa aku hanya figuran di mata dirinya?”Sekarang adalah musim salju ke-lima. Sama halnya dengan rasa cinta di hati Karissa untuk Damian yang mulai tumbuh sejak lima tahun yang lalu. Damian sudah dianggap seperti dewa oleh keluarga Karissa karena perannya sebagai penyelamat hidup mereka. Kehadirannya dalam kehidupan Karissa bermula ketika ia menyelamatkan Karissa dan ayahnya dari kebakaran hebat, meski harus menderita luka bakar di punggung. Tak berhenti di situ, Damian juga membantu melunasi hutang rumah sakit untuk biaya pengobatan jantung Vincent, ayah Karissa, serta membiayai kuliah kedokteran Karissa. Seiring waktu, rasa terima kasih Karissa berubah menjadi cinta yang tulus pada Damian, terutama karena sikapnya yang hangat. Namun, segalanya berubah setelah mereka resmi menjadi suami istri. Karissa dibawa ke kota dan tinggal di sebuah mansion mewah, tetapi sikap Damian seketika berubah.Tidak ada kehangatan sedikitpun di hubungan mereka. Sikap Damian teramat dingin dan lebih se

    Last Updated : 2024-12-03
  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 3 - Meminta Cerai

    Sudah hampir satu minggu menghilang dari hadapan Karissa. Mobil Rolls-Royce Phamtom berwarna Hitam Metalik dengan ukiran serigala hitam khusus di bagian depan, akhirnya memasuki gerbang yang berdiri tinggi dan kokoh itu.Damian menandatangani kertas dengan nama Luciano King Wilbert di sana. Lalu dia berikan pada Emma, asistennya yang duduk di samping.“Katakan pada Tuan Axton, meeting besok ditunda,” ucap Damian.Emma menoleh bingung. “Tapi, Tuan. Bukannya besok –““Aku ada urusan.” Damian langsung keluar begitu anak buah di luar membukakan pintu mobil.“Siapkan makan siang,” titah pria bertubuh tinggi kekar kepada Martha seraya melangkah masuk ke mansion yang jarang dia tempati itu. Bila dihitung, paling banyak 10 hari dalam satu bulan Damian tidur di bangunan megah ini. Selebihnya pria itu mengurus bisnis di berbagai tempat.Dua pelayan yang berdiri di depan pintu pun membungkuk patuh. “Baik, Tuan!”Bukan hanya pelayan, Emma pun ikut mengurus makan siang Damian. Dia ke dapur, mengha

    Last Updated : 2024-12-03
  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 4 - Pemuas Hasrat

    Karissa tak pernah bisa menolak Damian dari dulu maupun saat ini. Dia tahu bahwa pria itu adalah penyelamat hidupnya. Luka bakar selebar telapak tangan yang terlihat di punggung kekar Damian adalah saksi bisu dari pengorbanan itu, sebuah bukti nyata yang tak pernah Karissa sangkal. Karena itulah apapun perlakuan Damian, dia mencoba untuk menerimanya. Namun, penerimaan itu sering kali terbalas oleh rasa perih. "Kamu menikmatinya, kan, hm?" bisik Damian dengan suaranya rendah dan penuh ejekan usai keduanya bergelung di ranjang.Karissa hanya menatap sayu pria yang masih berada di atasnya, enggan menjawab. Pria itu pun tersenyum miring, seolah mengolok. Nyatanya meski di awal Karissa menolak, tapi akhirnya ia luluh pada hasrat pria itu. Desahan, keringat, dan panggilan-panggilan lirih Karissa saat memenuhi hasrat biologis mereka adalah hiburan bagi Damian. Selebihnya, dia tak peduli. Bahkan ketika Karissa terlihat mendesis kesakitan sambil memegang perut saat dia melepas penyatuan, Da

    Last Updated : 2024-12-03
  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 5 - Sebutan Daddy

    Ini adalah pertama kali Karissa bertemu dengan Aiden, pria kecil berumur tiga tahun yang ternyata sangat tampan. Terlihat sekali bukan anak dari kalangan biasa.Lamunan Karissa tersentak ketika Aiden berteriak memanggil Damian dengan sebutan ‘Daddy’ sambil berlari kemudian memeluk kaki panjang pria yang memiliki tinggi 190cm itu. Dia mendongak dengan matanya yang berkaca-kaca.“Mommy jahat, aku tidak mau dibawa ke rumah sakit. Daddy tolong aku.”“Daddy?” beo Karissa menatap nanar suaminya.Damian hanya menoleh sekilas, tak menjawab. Dia justru membungkuk untuk mengangkat Aiden ke dalam gendongannya. Meski tidak menunjukkan ekspresi hangat di wajah Damian untuk Aiden, tetap saja hati Karissa bergejolak. Seolah dia sedang ditampar oleh kenyataan di depan mata mengenai gosip yang beredar.Aiden anak biologis Damian.Karissa bahkan masih mematung, hanya netranya saja yang bergerak memperhatikan Damian membawa Aiden ke ruang makan kemudian duduk bersama Emma di sana. Ketika Emma menyadari

    Last Updated : 2024-12-03
  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 6 - Keputusan Karissa

    Damian terdiam beberapa saat, menatap Karissa dengan ekspresi yang sulit diartikan. "Kau pulang saja lebih dulu. Aku akan menyusul," ucapnya dengan nada dingin.Karissa belum bergerak. "Aku bilang aku mau pulang denganmu, Damian," tegasnya lagi sembari meremas kedua sisi gaunnya.Damian menghela napas panjang, seolah lelah dengan tuntutan Karissa. "Karissa, aku sudah bilang—""Apa yang kau sembunyikan dariku, Damian?" Karissa memotong. "Kenapa anak itu memanggilmu Daddy? Kenapa dia ada foto dirimu di kamarnya? Dan kenapa Emma—" Karissa menunjuk ke arah dalam rumah, "—berpenampilan seperti itu di hadapan suamiku? Jawab aku, Damian! Sejauh ini pengkhianatan yang kamu perbuat?"Damian menggeser pandangannya ke arah balkon, menghindari tatapan Karissa. "Bukan urusanmu," ucapnya dingin.Jawaban itu seperti pisau yang menusuk dada Karissa. Dia merasa diabaikan, tak dianggap. Membuat semua rasa sakit yang selama ini ditahan semakin mengembung dan siap meledak.Buru-buru Karissa mengusap air m

    Last Updated : 2024-12-28
  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 7 - Siasat Damian

    King’s Premier Hospital pagi ini nampak lebih sibuk dari biasanya. Ada rapat utama rumah sakit yang seharusnya diadakan minggu depan, tapi mendadak asisten Damian mengabarkan rapat dimajukan siang nanti.“Kepala Spesialis Bedah sedang pergi, jadi dia memerintahkan Karissa menggantikannya,” ucap Shienna begitu masuk ke ruang tim bedah.Karissa yang tengah membicarakan masalah pasien dengan dokter senior pun mendongak.“Aku?” beonya menunjuk ke diri sendiri. Mungkin dia salah dengar.“Iya, Karissa Asterin.”“Tapi –“ Karissa menatap ada dua dokter senior di ruangan dan bukan sedang masuk jadwal praktek mereka. “Aku kan hanya dokter residen bedah. Biasanya dokter senior yang menggantikannya.”Gadis dengan rambut keriting itu mendekati Karissa lalu menyerahkan berkas laporan bulanan departmen bedah. “Pak kepala sendiri yang beri perintah. Kita bisa apa?”“Kamu dokter residen senior juga, Karissa. Banyak hal yang kamu ketahui untuk dilaporkan di rapat nanti,” ujar salah satu dokter bedah se

    Last Updated : 2024-12-30
  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 8 - Jerat Presdir Arogan

    “Patriarki? Suami tak tau diri? Kampungan? Jelek?”Sederet kata yang terucap dari para staff di ruang rapat tadi langsung keluar dari mulut dingin Damian saat Karissa baru saja datang.Damian bersandar pada sisi meja kerja lalu tangannya dilipat di dada. Sorot itu tajam, menuntut Karissa untuk menjelaskan apa maksud cacian yang dilontarkan oleh mereka tadi.Wanita itu sejenak menatap heran suaminya. Dia kemudian cukup santai untuk mengangkat kedua bahunya. “Kalau merasa tersinggung. Bukankah status kita di sini bukan suami istri. Bahkan sebentar lagi pun kita bukan siapa-siapa.” Karissa menatap Damian tanpa rasa gentar. Baru kali ini dia seberani ini tanpa rasa ragu.Bahkan ketika rahang Damian makin mengeras akibat perkataannya, Karissa tak peduli. Hatinya seperti mati rasa dari hari ke hari oleh sikap Damian.“Aku tidak memulai gosip apapun. Mereka menilai sesuai dengan apa yang aku kerjakan di sini. Jadi mungkin kamu yang perlu introspeksi diri, kenapa mereka bisa menganggap aku m

    Last Updated : 2024-12-31
  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 9 - Kebingungan Karissa

    Terdengar helaan napas dari sambungan telefon. “Aku tidak tau, sejak kemarin ayahmu mengkhawatirkanmu. Datanglah, besok adalah akhir pekan. Kamu bisa ke sini bersama Damian. Tunjukkan kalau kamu baik-baik saja.”“T-Tapi ....” Karissa menggigit bibir bawahnya bingung. “Aku memang ada rencana pulang untuk mengatakan sesuatu pada daddy.”“Sesuatu yang menggembirakan?”“Engh ... aku ....”Tidak sampai berucap, ponsel yang sebelumnya ada di genggaman Karissa kini sudah beralih ke tangan Damian.“Bibi Darla,” sapa Damian. Tidak ramah, tapi datar. Namun itu cukup membuat Darla sumringah di sana.“Damian? Ah, bibi rindu dengan kalian. Datanglah ke rumah besok akhir pekan. Mertuamu sakit-sakitan karena terlalu khawatir memikirkan putri satu-satunya.”“Ya, aku dan Karissa akan datang.”Karissa mendengar itu hanya menarik napasnya dalam-dalam. Sejak kapan Damian semudah ini mengiyakan keinginan keluarganya untuk datang ke rumah? Pria itu selalu ada cara untuk menolak dengan alasan sibuk.“Kamu i

    Last Updated : 2025-01-01

Latest chapter

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 56 - Pesan Menakutkan

    “Damian sudah pulang?” tanya Karissa pada pengawal yang berjaga di depan kamarnya.“Belum, Nyonya,” jawab salah satu dari dua orang di sana.Karissa baru saja selesai mengurus Aiden. Sejak dia pulang ke mansion pagi tadi, Aiden sering rewel menanyakan Damian. Tidak biasanya. Sampai sekarang, pukul 10 malam akhirnya Aiden bisa tidur setelah minum obat. Itu pun sangat sulit membujuk.“Ada yang Anda butuhkan, Nyonya?” tanya penjaga karena Karissa masih diam berdiri di lorong antara kamar utama dan kamar Aiden.“Apa ada sesuatu yang terjadi dengan Damian? Kalian tidak mungkin tidak tau apa-apa.” Karissa memperhatikan gelagat dua pria itu. sayangnya mereka justru bingung.“Kami tidak mendengar apapun, Nyonya. Kami hanya tau Tuan Damian pergi bekerja seperti biasa.”Apa yang dikatakan penjaga ini tidak ada yang salah. Lagi pula sudah biasa kan Damian pulang malam, bahkan tak pulang berhari-hari. Hanya saja, kenapa Karissa merasa tak tenang. Ditambah Aiden yang seolah ikut merasakan ada sesu

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 55 - Gagal Menjaga

    Ben menatap Karissa dengan mata berkilat. Senyum liciknya juga melengkung samar ketika perempuan di depannya mulai meminum jeruk hangat yang dia buat.“Habiskan, Karissa. Jika kurang, aku bisa membuatkannya lagi,” ucap Ben, kemudian dia meminum minumannya sendiri dengan tenang.“Kak ....” Panggilan dari kamar menarik atensi mereka berdua.Karissa yang sudah menghabiskan setengah gelas berniat beranjak.“Biar aku saja. Kamu habiskan makanan dan minumannya,” cegah Ben.Baiklah, Karissa menurut. Dia kembali memakan sup sambil sesekali melihat ke arah pintu. Sangat berharap Shiena tidak kenapa-kenapa di sana.“Aku jadi rindu Daddy,” gumamnya.Dia ingat ibunya yang telah tiada, jadinya ingat sang ayah di sana. Apa kabar ayahnya? Sejak dia mengirim uang 2 milyar, Darla tak pernah lagi menghubunginya. Vincent pun hanya mengabarkan seperlunya.Lalu Damian.Entah mengapa sejak dia merasa kepala tiba-tiba pusing, hatinya terus merasa resah dan terus memikirkan suaminya itu.“Untuk apa aku mengkh

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 54 - Bubuk Berbahaya

    Kini Damian akan mengetahui siapa yang sudah menguntit Karissa akhir-akhir ini.Hampir saja Damian menarik masker pria itu, lebih dulu ada sebuah pukulan dari benda berat menghantam belakang kepalanya dengan hebat.“Aggh!”Dengan rasa sakit yang luar biasa itu Damian masih sempat berbalik ke belakang untuk melawan. Sialnya, musuh dengan wajah tertutup masker itu langsung melempar bubuk bius ke wajah Damian.Meski Damian langsung menutup hidung dengan tangan, tetap saja sudah ada bubuk dosis tinggi yang terhirup. Membuat tenaga pria itu perlahan meredup. Kaki yang biasa kuat, kini hanya bisa sempoyongan saat berusaha menggapai orang itu.Sampai pandangan matanya memudar. Tak lama, Damian pun ambruk tak sadarkan diri.***Sementara di rumah duka, entah kenapa Karissa tersentak karena belakang kepalanya mendadak berdenyut.“Kamu kenapa, Karissa?” tanya Ben yang ada di samping perempuan itu.Karissa m

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 53 - Berciuman di Tempat Umum

    Sekelebat bayangan hitam membuat sudut mata tajam Damian melirik ke kanan, hanya saja dia tidak menghentikan langkahnya menuju mobil.“Waspada ke arah jam tiga,” ucap Damian pada pengawal yang ada di belakangnya, tanpa menoleh.Meski banyak mobil di parkiran, tapi instingnya terlalu kuat untuk memastikan ada yang sedang mengintainya terlalu dekat.Pengawal itu pun segera memberi kabar pada anak buah lain di area sana melalui earpiece yang menempel di masing-masing anak buah.Tak lama, sebelum pintu mobil dibuka, anak buahnya sudah mendekat lalu menunjukkan foto yang dikirim oleh anak buah yang lain.“Siapa?” gumamnya sembari memperbesar gambar di layar.Dari postur tubuh tinggi besar, memastikan kalau yang sedang mengawasinya adalah seorang pria. Dia memakai topi dan masker. Lalu coat tebal dengan warna serba hitam.Damian jadi ingat, Tony pernah melaporkan ada seseorang yang memberikan Karissa ice cream tiba-tiba. Dia pun mengetuk sekali kaca mobil. Tony yang di dalam pun segera kelua

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 52 - Diajak Menginap

    Suara Karissa membuat Damian mengangkat pandangannya. Dilirik lagi layar ponsel di genggamannya, loading 98%, bersamaan dengan langkah kaki Karissa yang makin mendekat.“Kamu sangat mencurigakan,” ucap Karissa lagi dari belakang.Dalam satu gerakan, Damian melepas boxspy dan melempar ponsel Ben ke tong sampah tepat di samping kaki kanannya.Berbalik dengan tenang sembari memasukkan dua tangan ke dalam saku celana sekaligus benda kecil dalam genggamannya tadi, Damian menatap wajah cantik Karissa dengan alis tebalnya yang menukik samar."Kenapa? Kamu takut aku menghilang?"“Memangnya siapa yang berani menculik seorang Damian Morgan? Aku hanya khawatir kamu melakukan hal aneh.”Damian tiba-tiba maju satu langkah, lalu satu tangannya menarik pinggang sang istri. “Aneh seperti ini?” bisiknya.Karissa yang panik seketika mendorong dada bidang Damian. “Aku menyesal bertemu denganmu di sini.” Wanita cantik bergaun hitam tersebut memilih buru-buru masuk ke toilet wanita yang ada di sebelah kiri

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 51 - Aplikasi Pengintai

    “Jadi Anda salah satu korban diledakan kapal saat itu? Saya hanya mendengar sedikit ada kecelakaan di pelabuhan. Tak menyangka kalau keluarga dari staff di rumah sakit saya turut menjadi korban,” ucap Damian datar.Melihat kakaknya tak merespon, hanya menatap Damian. Shiena pun langsung memecah ketegangan. “Kak, ini Tuan Damian. Kepala rumah sakit tempatku bekerja.” Sebuah kehormatan atas datangnya orang tertinggi di tempatnya bekerja.Sebab, selama ini Damian tak pernah hadir di acara duka maupun acara pesta keluarga staff medis. Jadi Shiena tidak mau meninggalkan kesan buruk untuk Damian.“Terimakasih atas kedatangan Anda, Tuan.”Ben mengulurkan tangan, tapi tidak Damian sambut. Pria yang berdiri menjulang tinggi itu hanya menurunkan kepalanya sedikit. “Saya turut berduka cita.”“Tidak, sopan!” gumam Ben lirih sambil menundukkan kepalanya.Shiena lantas menyentuh lengan kanan Karissa dan menunjukkan pada Ben."Aku belum pernah cerita ke kakak. Dia ini Karissa, sahabat sekaligus reka

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 50 - Waspada

    “Aku masuk lebih dulu, ya?” Karissa ingin kali ini saja Damian menurut.Wanita itu melihat ke area sana. Funeral Home di pinggir dataran benua Eropa itu begitu ramai oleh staff medis dan pelayat lain yang datang mengulurkan tangan sebagai tanda belasungkawa pada keluarga Shiena.“Ada dokter senior juga.”“Turunlah lebih dulu.”Bibir Karissa pun tersenyum tipis karena Damian tak memaksa. “Terimakasih.”Hadir mengenakan dress tertutup serba hitam, Karissa yang turun dari Rolls-Royce hitam dikawal oleh empat bodyguard bertubuh kekar menuju pintu masuk. Dia melanjutkan langkahnya sendiri mendekati altar duka, tempat monumen kecil jenazah ibunda Shiena berada.Di ujung sana, manik mata Karissa dapat melihat begitu jelas bagaimana lemasnya Shiena yang terduduk di kursi paling depan, berhadapan langsung dengan peti mati ibunya.Hati Karissa teriris pilu tatkala Shiena menengok ke arahnya dengan tatapan kosong juga kantung matanya yang menghitam juga sembab."Karissa, ibuku ..." lirih Shiena

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 49 - Ada yang Mencurigakan

    “Akh ....” Karissa terkesiap ketika Damian tiba-tiba meremas kedua sisi panggulnya dengan tangan lebar itu.“Kau sedang cari ayah pengganti bayiku?” tanyanya tajam.Damian tentu ingat gerutuan Karissa malam itu yang sedang mengumpatnya di depan pengawal, mengenai ayah baru untuk anak mereka. Meski Luciano adalah dirinya sendiri, tetap saja Damian tak rela istrinya mengagumi lelaki lain.“I-Ini tangan kamu lepas dulu.” Karissa melepas tangan Damian yang sedang menyentuhnya. Kemudian dia menggeser posisi supaya mereka tidak terlalu dekat.“Aku mana ada selingkuh. A-Aku butuh kontak Luciano karena ada kebutuhan,” cetus Karissa sambil merapikan dress akibat tangan kekar yang baru menyentuhnya.Damian memiringkan kepalanya. Menyorot lekat netra Karissa yang memancarkan keraguan. "Untuk?"Netra Karissa jadi sendu melihat ke arah lain, membayangkan posisi Shiena saat ini. “Ibu Shiena baru saja meninggal.”“Apa hubungannya dengan Luciano?”Pertanyaan Damian merubah tatapan sendu Karissa jadi t

  • Istri Figuran Presdir Arogan   Bab 48 - Memburu Luciano

    Karissa membaca tes DNA terbaru. Hasilnya sesuai dengan apa yang suaminya katakan waktu itu, Aiden bukan anak biologis Damian.“Hidupku sebercanda ini kah? Entah mana yang harus aku percaya.”“Hati Anda lebih percaya yang mana, Nyonya?” tanya Martha yang sejak tadi berdiri di samping Karissa.Wanita dengan dress selutut itu hanya menghela napas sembari meletakkan kertas dan amplop berlogo resmi di kursi kosong sampingnya. Pandangannya kini lurus ke depan, melihat Aiden yang mulai memiliki banyak tenaga untuk berlarian mengejar kelinci di atas rerumputan.Sudah satu minggu Karissa di mansion. Kerjaannya hanya merawat Aiden, merawat diri, juga merawat kelinci-kelinci. Bosan, tentu.Dia sudah mengatakan pada kepala departemen untuk mencabut cutinya. Namun, bukan mendapatkan jadwal praktek lagi, Karissa justru diberi tambahan jadwal merawat Aiden setiap harinya. Yang artinya, Karissa sekarang murni sebagai dokter pribadi yang bekerja langsung di rumah pasien bukan di rumah sakit.“Dia sang

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status