Demi biaya pengobatan suaminya, Clara Rein rela menyetujui perjanjian panas Sebastian Abraham–bosnya. Dia menjadi teman tidur sekaligus merelakan rahimnya untuk melahirkan anak sang Presdir. Nyatanya, Sebastian memiliki kebiasaan yang menyimpang saat melakukan permainan panas. Namun Clara tidak memiliki jalan keluar.
View MoreSebastian berlari kecil menaiki anak tangga. Tujuannya sudah pasti kamarnya, yang dia tempati bersama Clara. Ketika dia mendengar bahwa Clara tidak mau makan, Sebastian khawatir. Ini bisa berdampak buruk bagi bayinya. Sebastian harus mencari tahu. Apa ini efek dari kandungannya? Atau justru karena hal lain?Untuk memastikannya, Sebastian harus menemui Clara secara langsung. Tiba di depan pintu kamar, Sebastian memegang handle, kemudian menekannya dengan sedikit mendorong. Akan tetapi, pintu tidak dapat terbuka.Andrew yang diam-diam mengikuti jelas tahu apa yang harus dia lakukan.Kunci cadangan.Andrew bergegas mengambilnya, dan memberikannya pada Sebastian."Ini, Tuan.""Ya, sebaiknya kau siapkan makanan!" titah Sebastian."Baik, Tuan."Sementara Andrew kembali ke dapur, Sebastian berhasil membuka pintu.Ketika dia memasuki ruangan, dia melihat tubuh tertutup selimut di atas kasurnya yang besar. Sebastian segera menghampirinya. Pertama-tama, dia memeriksa kondisi Clara dengan cara m
Sebastian dan Ramon datang ke perusahaan saat malam hari, ketika kegiatan di kantor sudah selesai dan hanya beberapa orang yang masih berada di dalam gedung. Mereka berjalan dengan hati-hati, menghindari deteksi oleh kamera pengawas dan penjaga keamanan. Untuk membangun perusahaan sendiri, dia harus menyalin beberapa data penting yang dapat membantunya dalam mengembangkan bisnisnya.Setelah beberapa menit berjalan, mereka akhirnya tiba di ruang server perusahaan, tempat di mana semua data dan sistem operasional perusahaan disimpan. Sebastian mengeluarkan peralatan yang telah dia bawa, dan mulai bekerja untuk mengakses sistem server. Ramon berdiri di sampingnya, mengawasi sekitar untuk memastikan bahwa tidak ada orang lain yang mendekati.“Tak akan kubiarkan orang lain menikmati kerja kerasku,” gumam Sebastian.Sebastian bekerja dengan cepat dan efisien, menggunakan kemampuan hackingnya untuk mengakses sistem server. Dia mulai menyalin data penting, seperti rahasia perusahaan, strategi
Dareen yang mendapati bahwa orang suruhannya gagal. Dia terlihat marah. Namun, itu hanya sesaat. Dareen yang telah kembali ke rumah hanya menyuruh mereka pergi setelah memberikan bayaran yang sesuai dengan yang dia janjikan kepada mereka.Akan tetapi, Lucia, sang ibu justru mencegahnya. Dia melangkah mendekati mereka. Meraih amplop yang diberikan oleh Dareen kepada kepala preman itu dengan kasar, kemudian menatap puteranya."Kamu ini bodoh atau bagaimana, Dareen? Mereka ini sudah gagal. Jadi mereka tidak pantas menerima bayaran ini!" cetus Lucia menatap tajam puteranya."Tapi, Mom. aku sudah menjanjikan uang pada mereka," bantah Dareen."Benar itu, Nyonya," sahut para preman itu."Diam kalian!" bentak Lucia. "Kalian ini sudah gagal, untuk apa kalian mengharapkan bayaran?” maki Lucia. “Sebaiknya kalian pergi!" usir Lucia dengan mata yang melotot tajam.Hal itu jelas membuat para preman pasar itu ciut. Mereka pikir, Lucia adalah menantu dari orang kaya yang berpengaruh. Wanita itu bisa
"Ramon?" ucap Sebastian dengan suara yang terengah-engah.Mendengar namanya disebut, Ramon menoleh ke samping. Namun, ekor matanya menangkap raut wajah Sebastian yang nampak terkejut dengan kedatangannya.“Maaf, saya terlambat datang,” ucapnya.Sebastian menghela. Ini adalah sebuah kebetulan yang menguntungkan. Ramon datang di waktu yang tepat.Ramon melompat ke dalam pertarungan, menghadapi lawan-lawan Sebastian dengan kemampuan bela diri yang sangat baik. Dia menyerang dengan cepat dan tepat, menangkis serta membalas dan membuat lawan-lawan Sebastian terkejut dan tidak siap.“Sialan!” umpat salah satu musuh yang serangannya berhasil ditepis oleh Ramon. Dia merasa aura Ramon lebih menakutkan dari lawan sebelumnya.Ramon berdiri tegap. Tatapannya terihat tajam dan waspada. Seperti serigala yang mengunci mangsanya. Setelan hitamnya, membuat Ramon seperti malaikat pencabut nyawa. Senyumnya mengembang sempurna ketika melihat lawannya ciut karenanya.“Rupanya mereka hanya preman pasar,”
"Nona, apa yang terjadi?" Seruan suara pelayan menembus gendang telinga Clara. Dia pun seketika tersadar dari lamunannya tentang foto itu. Dia juga menyadari apa yang dirinya perbuat. Dia segera meraih benda pipih yang tergeletak di tanah.Layarnya telah menghitam, namun foto itu terekam jelas di benak Clara. Bagaimana Sebastian begitu mesra memeluk wanita itu. Clara tahu siapa wanita itu. Bianca Weadow adalah seorang perancang perhiasan sekaligus mantan kekasih Sebastian."Nona, Anda tidak apa-apa?" tanya pelayan yang tampak khawatir dengan perubahan ekspresi wajah Clara.Clara pun terkesiap."Ya, aku tidak apa-apa. Aku ingin kembali ke mansion saja. Mendadak aku merasa pusing." Clara segera membalik diri. Kemudian melangkah menuju ke mansion. Clara segera menuju ke kamarnya tanpa menoleh. Dan ketika dia sampai, Clara seketika menitihkan air matanya.Sebastian memang telah pergi, namun Bianca masih berada di Abraham Group. Itu karena dia memiliki sebuah urusan yang sangat penting.
“Apa yang kamu lakukan, Bianca?” Sebastian refleks menahan kedua lengan Bianca. Berusaha membuat wanita itu menjauh darinya. Akan tetapi, jeratan tangan wanita itu pada pinggangnya begitu kuat. Sehingga Sebastian hanya menahan rasa kesalnya dan bertahan dengan pelukan yang terasa menjijikkan.“Bastian, aku dengar kamu kehilangan posisi sebagai presdir. Kamu pasti sangat sedih ‘kan?” ucap Bianca dengan nada bicara yang terdengar rendah. Seolah menggambarkan kesedihan yang turut dia rasakan.Sebastian mengernyit. “Bianca, berita ini begitu cepat sampai ke telingamu? Ah, pasti anak manja itu yang memberitahumu?” ucap Sebastian sebelum akhirnya dia benar-benar mendorong Bianca menjauh darinya. “Bianca, kamu datang kemari hanya ingin mengasihi aku?” Sebastian mendecak."Bukan begitu, sebenarnya Kakek memintaku untuk kembali padamu. Bastian kamu sungguh menyukai wanita bersuami itu?" tanya Bianca yang seketika membuat sorot mata Bastian mencorong tajam."Itu bukan urusan kamu!" Sebastian he
"Dareen?" Sebastian menaikkan sebelah alisnya. Dia terlihat tenang di tengah-tengah keterkejutan yang menerpanya.Rasa keterkejutan serta pertanyaan-pertanyaan muncul di benaknya. Mengapa Dareen bisa ada di sini? Apa tujuannnya/ Meski rasa penasaran itu terus menderanya, Sebastian memilih untuk tidak untuk mengungkapkannya."Kakak pasti kaget, ya? Melihat aku ada di sini pagi-pagi?" tanya Dareen.Sebastian mendengkus kasar. Tatapannya yang semula tenang menjadi sangat tajam ketika melihat Dareen dengan berani menduduki kursi singgasananya."Beraninya kamu duduk di sana!" cerca Sebastian."Memangnya kenapa, Kakak? Sebentar lagi kursi ini akan menjadi milikku," tukas Dareen penuh percaya diri.Tatapan Sebastian semakin tajam saja. Bagai bilah pedang yang siap menusuk siapa saja yang ada di sekitar."Apa kamu bilang?""Dareen benar," sahut seseorang.Sebastian refleks menoleh ke arah sumber suara. Belum hilang keterkejutannya atas keberadaan Dareen di ruangannya, kini Sebastian dikejutk
Bianca seketika berdiri dari duduknya, dengan gerakan yang tiba-tiba dan kasar. Amarah menguasai dirinya, membuat wajahnya merah padam. Dia tidak bisa mempercayai apa yang dia dengar dari anak buahnya, Clara dan Sebastian kembali bersama?"Bagaimana mungkin?" Bainca bertanya dengan suara yang keras dan marah.Anak buahnya terlihat ketakutan dan tidak berani menjawab. Dia hanya berdiri di sana, dengan kepala yang tertunduk dan mata yang terlihat seperti sedang memohon ampun.“Tuan Bastian menjemput Nona Clara dan membawanya kembali pulang,” jawab utusan itu takut-takut.Clara mengepalkan kedua tangan. Bianca merasa seperti sedang meledak dengan amarah. Dia tidak bisa mempercayai bahwa usahanya selama ini hanya sia-sia.“Sialan! Apa bagusnya wanita itu dari pada aku?”Bianca tidak habis pikir, mengapa Sebastian begitu menyukai Clara. Dia tidak bisa memahami apa yang membuat Sebastian begitu terobsesi dengan wanita itu. Clara tidak memiliki kecantikan yang luar biasa, tidak memiliki keka
Clara seketika menutup mulutnya karena kaget. Dia tidak percaya apa yang dia lihat. Berita macam apa ini ini? Cara menggeleng. Clara merasa seperti sedang berada di dalam sebuah mimpi buruk. Semua hal terasa seperti sedang berada di luar kendali, dan Clara merasa seperti sedang berada di tengah-tengah badai yang tidak terduga.Dengan mulut yang masih tertutup, Clara berusaha untuk memahami apa yang sedang terjadi. Dia mencoba untuk mengingat apa yang telah terjadi sebelumnya, namun semuanya terasa seperti sedang kabur dan tidak jelas."Bagaimana bisa?" Clara terus saja menggelengkan kepalanya. Berita ini sungguh mengejutkan dirinya. Jemarinya terus menggulir layar sembari bibirnya bergerak cepat membaca artikel yang tertera di sana. Lengkap dengan gambar dirinya dan juga Sebastian yang tengah bersama di beberapa tempat umum.Tertulis jelas bahwa Sebastian memiliki hubungan dengan asisten pribadinya yang tak dirinya yang telah bersuami. Artikel ini disebar dengan tujuan memojokkan diri
"Apa, Suster? Rp 5 miliar?"Clara Rein, 28 tahun. Dia nyaris pingsan saat berdiri di antrian kasir Rumah Sakit Internasional St. Mary’s Kota Arbour. Wajah cantiknya memucat saat mendengar nominal tunggakan biaya rumah sakit suaminya yang sedang koma.Clara dan William telah menikah selama satu tahun. Pada malam saat resepsi pernikahan, kecelakaan menyebabkan William koma. Saat itu hujan deras mengguyur kota Arbour. Clara tiba lebih dulu di tempat resepsi. Sedangkan mobil William tergelincir dan menabrak pembatas jalan dan masuk jurang."Ini nota tagihannya, Nyonya," ujar suster, memberikan secarik kertas tagihan.Tangan Clara gemetar. Selama hidupnya, dia tidak pernah memiliki uang sebanyak itu.Suster berkata, "Semua biaya harus segera dilunasi dalam 2 hari. Atau, pihak rumah sakit akan melepas semua peralatan medis Suami Anda!"Clara menerima nota tagihan itu dengan kedua mata yang berkaca-kaca. "Baik. Terima kasih, Suster."Clara berjalan dengan pikiran kosong. Dia kembali ke ruang...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments