Share

Bab 9.

Penulis: Ellea Neor
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-20 11:03:46

Clara menatap Sebastian tidak berkedip sedikit pun. Dia terkejut ketika mendengar penuturan Sebastian. Apa yang baru saja pria itu katakan? Hari ini banyak jadwal penting. Akan tetapi pria itu justru ingin membatalkannya.

“Tuan, apa maksud Anda?” tanya Clara lagi. Dia seketika menundukkan pandangannya ketika tatapan tajam Sebastian menghujam ke arahnya.

“Sudah kukatakan berapa kali? Aku tidak suka mengulang ucapanku!” sergah Sebastian.

“Maafkan saya, Tuan.” Clara segera menyadari kesalahannya.

“Kemari, Clara!” Sebastian kembali mengulurkan tangan.

Clara menatap Sebastian, mencoba mencari tahu maksud dari uluran tangan itu. Sepertinya Sebastian ingin dirinya mendekat. Takut-takut, Clara melangkah maju. Dia menatap tangan Sebastian.

Clara menyambut uluran tangan itu, dia tersentak kala tubuhnya ditarik dan tanpa sengaja terjatuh di pangkuan Sebastian. Untuk sesaat, Clara merasa canggung. Apa boleh begini? Ini adalah kantor.

“Rambut ini.” Sebastian menyentuh surai panjang milik Clara. “A
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Berliana Lovely
Hah? ngapain ke dokter kandungan?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 10.

    Clara sedikit terperangah, meski begitu dia tidak protes kali ini, dia segera mengikuti ke mana langkah Sebastian. Tatapan iri dan tidak suka mengiringi langkah Clara yang kini berjalan di belakang Sebastian. Apa yang Clara pikirkan? Bukankah itu sudah biasa? Jadi Clara tidak perlu memusingkannya.Pasalnya, banyak yang mengincar posisi asisten pribadi. Siapa yang tidak ingin dekat dengan pria tampan seperti Sebastian? Dan asal mereka tahu saja, hal itu tidak akan mudah dilakukan. Tiga tahun Clara menahan diri untuk tidak mengumpati Sebastian. Terlebih beberapa hari terakhir, sikapnya sangat menyebalkan.Meski begitu, Clara harus berterima kasih kepada Sebastian karena telah membantunya. Tidak, dirinya juga sudah memberikan sesuatu yang berharga kepada pria itu yaitu kesuciannya.“Masuk!” Sebastian membukakan pintu mobil untuk Clara.Clara patuh, dan segera masuk.Sebastian menutup pintu mobil, kemudian berjalan memutari kendaraan, mendudukkan dirinya di kursi kemudi. Dia sengaja tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 11.

    Mendengar itu, Leonard dan Sania saling bertukar pandang. Rona kebahagiaan terpancar di wajah keduanya. Bukan hanya sesepuh saja yang menginginkan seorang bayi penerus, Leonard dan sania pun sama halnya. Mereka berdua ingin segera menimang cucu mengingat usia Sebastian yang sudah cukup matang.“Kalau begitu kau setuju untuk menikah?” tanya Sania. Dia tidak sabar untuk menantikan hal semacam itu.Kening Sebastian mengkerut. “Aku tidak bilang akan menikah.”“Lalu?” Leonard menaikkan sebelah alisnya.“Kakek hanya meminta seorang penerus ‘kan. Kalian tenang saja, dalam waktu dekat aku akan memberikannya.” Sebastian berdiri dari duduknya.Sania mendongak menatap putra semata wayangnya dengan tatapan bingung sekaligus khawatir. Dia masih tidak mengerti dengan ucapan Sebastian.“Nak, tolong jelaskan pada Mom. Apa maksudnya dengan memberikan bayi tapi tidak menikah?” tanya Sania.Sebastian menyunggingkan senyumnya. Dia menatap wanita bergelar ibu sejenak lalu melanjutkan langkah meninggalkan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-21
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 12.

    Clara menelan saliva, bayangan permainannya bersama Sebastian berkelebat di kepala Clara. Hal itu mungkin bukan yang pertama lagi bagi Clara. Namun, saat hendak melakukannya lagi, Clara merasa gugup. Tanpa sadar kedua tangan di atas pangkuannya bergetar. Jantung Clara berdegup dengan sangat kencang. Tatapannya yang mengarah pada luar jendela terlihat goyah.Sementara Sebastian terlihat sangat tenang. Raut wajahnya sangat dingin seolah tanpa emosi. Sesekali melirik ke arah samping di mana sang asisten berada. Sebelah sudut bibirnya ditarik ke samping."Ku peringatkan sekali lagi, Clara. Jangan pernah menggunakan hatimu dalam hubungan ini."Mendengar itu, Clara segera tersadar. Bahwa hubungan ini terbangun atas dasar simbiosis mutualisme. Di mana kedua belah pihak saling diuntungkan. Benar yang dikatakan oleh Sebastian, tidak seharusnya dirinya menggunakan perasaan saat berhubungan dengan pria itu.“Tentu saja, Tuan.” Hanya itu yang bisa Clara katakan saat ini.Kendaraan melaju dengan c

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-22
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 13.

    Clara refleks mengalungkan kedua tangan pada leher Sebastian ketika tubuhnya diangkat dan digendong. Selanjutnya, tubuhnya dibawa mendekati ranjang kemudian diletakkan dengan sangat hati-hati.Tatapan dalam Sebastian telak menghujam dirinya, Clara segera memejamkan mata, ketika wajah pria itu mendekat ke arahnya sebelum akhirnya mendarat ke area leher jenjang dan tenggelam di sana.Clara mendongak ketika sebuah benda basah menyapu area leher hingga turun ke tulang selangka. Sekuat tenaga Clara berusaha untuk tidak mengeluarkan suara. Bahkan ketika kain penutup busa miliknya dilepas, Clara tetap bungkam.Sebastian menarik diri, kemudian melihat Clara yang memejamkan mata. Kedua tangannya bergerak lincah memainkan ujung buah keranuman yang telah mencuat, sementara bibirnya mulai meraup kasar bibir Clara.“Mppppphhhhh!” Clara tersentak kaget. Dia merasakan indera perasa milik Sebastian mulai menerobos memasuki isi mulutnya.Clara membiarkan Sebastian melakukan apa yang diinginkan. Sement

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-22
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 14.

    Clara merasa Sebastian sengaja mengerjai dirinya. Laporan keuangan 10 tahun yang lalu? Sedangkan dirinya baru bekerja 3 tahun. Yang benar saja?Saat ini Clara sedang berdiri di ambang pintu gudang penyimpanan dokumen. Ditemani Ramon, Clara menatap rak yang berjajar rapi di hadapannya dengan tatapan malas.“Rak sebelah sana adalah rak penyimpanan berkas keuangan. Tuan Bastian ingin Anda mencari laporan bulan yang mengalami penurunan, jika sudah selesai, segera berikan pada saya,” ujar Ramon. Ramon merasa sudah berbaik hati karena telah menunjukkan tempat di mana Clara harus mencari berkas tersebut.“Tuan Ramon, bolehkan saya tanya sesuatu?” tanya Clara.“Silakan!” suara Ramon terdengar tidak senang.“Kalau boleh tahu, untuk apa berkas tersebut? Apakah sangat penting sehingga saya harus mencarinya sedangkan jam kerja berakhir sebentar lagi?” Clara bertanya sembari menatap arloji di pergelangan tangannya.“Kalau Tuan yang meminta, itu artinya sangat penting,” jawab Ramon.“Masih ada oran

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-22
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 15.

    "Ibu, tolong aku, di sini gelap! Tolong keluarkan aku!" Isak tangisan seorang anak berusia 5 tahun terdengar menyayat hati.Gelap dan sempit. Clara harus berdiam di tempat itu karena hukuman yang diterimanya akibat melakukan sebuah kesalahan. Tanpa sengaja, Clara menumpahkan kopi di atas meja kerja ayahnya dan mengenai berkas penting.Douglas Rein, Sang Ayah marah besar, kemudian memanggil Rosalia Rein, istrinya."Lihat kelakuan putrimu! Dia sudah mengacaukan pekerjaanku!" maki Douglas."Bu, maaf. Aku tidak sengaja," ucap Clara dengan kepala tertunduk dalam.Rosalia menatap putrinya kemudian tersenyum. "Kemari, ikut Ibu."Clara mengangguk, dia mengekor di belakang sang ibu yang ternyata menuju ke gudang. Clara tidak curiga untuk apa ibunya mengajaknya pergi ke tempat kotor seperti itu.Clara hanya memperhatikan ketika Rosalia sang ibu membuka lemari usang yang ada di sudut ruangan. Tiba-tiba, tangannya ditarik dan tubuhnya didorong hingga masuk ke dalam lemari tersebut.Ketika Clara m

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-23
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 16.

    Bugh!Tendangan diberikan Sebastian tepat di tulang kering Ramon.Pria itu sempat roboh, namun dia bangun dengan segera. Rasa sakit seolah tersamarkan dengan ekspresi dingin dan datar.“Apa aku menyuruhmu mengunci pintu, hah?!” Nada suara Sebastian meninggi. Wajahnya menggelap, sorot matanya tajam seolah menunjukkan emosi berlebih. Telapak tangannya mengepal kuat sampai buku-buku jarinya memutih.“Saya tidak mengunci pintunya, Tuan,” ucap Ramon. Pria ini tidak banyak mengucapkan kata pembelaan. Namun, hal itu cukup membuat Sebastian meredakan emosi dalam dirinya.“Kau yakin?” Sebastian memicingkan mata, mencoba mencari celah kebohongan melalui raut wajah Ramon.“Tentu saja, Tuan. Saya selalu melakukan seuai perintah Anda.”“Lalu siapa yang menguncinya?” Sebastian menuntut sebuah jawaban yang memuaskan.Dengan tenang, Ramon menjawab. “Pasti ada orang lain, izinkan saya menyelidikinya, Tuan.”Sebastian menghela napas berat, emosi dalam dirinya berkurang sejak Ramon mengatakan bahwa buka

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 17.

    Clara merasa merinding, dia mengkerut sembari menarik selimut. Jantung Clara berdegup kencang. Apa Sebastian ini sudah gila? Clara memang tidak lupa dengan kontrak perjanjian itu. Akan tetapi, haruskah melakukannya di rumah sakit?Clara jadi menyesal karena telah berkata bahwa dirinya baik-baik saja. Clara tidak ingin melakukannya di sini, dia harus segera mencegah Sebastian.“Ah, kepalaku sakit.” Clara memegang keningnya.Sebastian menghentikan gerakan tangannya lalu menyunggingkan senyumnya.“Dia takut rupanya,” gumamnya dalam hati.Sebastian mengancingkan kembali kancing kemejanya lalu berkata. “Beristirahatlah, aku akan kembali satu jam lagi.”Clara mengangguk kaku. Dia lantas merebahkan tubuhnya dan menaikkan selimut sebatas dada. Setelah Sebastian menghilang dari pandangannya, Clara seketika benapas lega. Semenjak menerima kontrak bersama Sebastian, hidup Clara jadi tidak tenang. Ada saja tingkah pria itu yang membuat Clara berada dalam masalah. Salah satunya saat ini.Bagaimana

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-25

Bab terbaru

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 174.

    Clara terpejam, kala sebuah sentuhan dia rasakan di bibirnya. Clara dapat merasakan hawa panas yang mengalir dari sentuhan bibir Sebastian. Deru napasnya yang begitu memburu kuat. Kemudian, pegangan di pinggangnya semakin mengencang. Membuat tubuh Clara seketika menegang. Clara refleks menekan kukunnya di pundak Sebastian, menekannya dengan kencang. Setiap pagutan terasa begitu liar, indera perasa Sebastian menjelajah memasuki rongga mulut istrinya. Clara merasakan mulutnya penuh. Dalam hatinya ingin sekali menolak, namun tubuhnya bereaksi berbeda. Bukan hanya sekedar menerima, melainkan mendorongnya untuk melakukan lebih. Sebelum Clara akhirnya benar-benar hanyut dalam permainan panas dan penuh gairah, Clara segera tersadar. Dia menarik diri, dan melepaskan pagutannya. "Sayang..." Dada bidang suaminya itu didorong pelan. Dan itu sempat membuat Sebastian kesal. "Kamu jangan coba menahanku, kamu tahu aku sudah lama berpuasa..." Clara tahu itu bohong. Buktinya saat hamil besar, s

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 173.

    Clara menoleh, matanya yang terang menyipit kala menangkap siluet seseorang yang baru saja menghilang di balik dinding ruangan. Sebelah sudut bibirnya ditarik sedikit. Dia berusaha untuk mengabaikan semua itu, meski dia belum benar-benar bisa melakukannya. Dia mencoba fokus pada puteranya yang kini berada dalam gendongan ibu mertua. Clara ingin sedikit tinggal lebih lama, menikmati momen yang mungkin saja tidak akan kembali terulang. Namun, semakin lama dia tinggal, ada perasaan yang mengusiknya. Dia tidak bisa mengabaikan Sebastian begitu saja. Selanjutnya, Clara beranjak dari kursinya. Kaisar masih terlelap, sementara kedua mertuanya masih ingin Kaisar bersama mereka. Jadi tidak masalah bila Clara meninggalkan mereka. Clara melangkah ke arah di mana siluet tubuh Sebastian menghilang. Tujuannya sudah jelas, Clara tahu ke mana perginya suaminya itu. Ketika sudah dekat, Clara melihat pintu Paviliun tertutup, sunyi. Tidak ada tanda-tanda kehidupan di sana. Meski begitu Clara yakin,

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 172.

    "Clara!" Clara menatap ke arah Sebastian sekilas. Kemudian melangkah mendekati Leonard dan Sania dan berhenti tepat di hadapan mereka. "Apa kalian ingin melihat bayi kami?" Clara memiringkan sedikit tubuhnya, supaya kedua mertuanya dapat melihat bayi yang tertidur lelap, sembari bersembunyi di ketiak ibunya. Sania menatap Leonard berkaca-kaca. Ketika Sang suami mengangguk, dia segera kembali fokus pada wanita di hadapannya. "Apa aku boleh menggendongnya?" Air mata telah menggenang di sudut mata Sania. "Tentu saja," kata Clara dengan senyum ramah. Air mata Sania menetes. Akhirnya dia mendapatkan keinginannya. Memeluk dan menggendong sang cucu. Kaisar menggeliat ketika dipindahkan dalam gendongan Sania, dan itu membuat Sania merasa gemas. Dengan berhati-hati dia mendekap bayi mungil itu supaya tidak terbangun. Dan sesuai dengan keinginannya, Kaisar kembali tertidur seperti semula. Seolah tidak terganggu dengan dunia sekitar. Tangis haru Sania berubah menjadi senyum kebahagiaan.

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 171.

    "Tuan, kedua orang tua Anda datang." Bisikan dari penjaga seketika mengusik ketenangan Sebastian. Mendadak wajahnya menggelap, dipenuhi emosi. Kedua tangannya mengepal erat tanpa sadar. Clara menoleh, mengamati raut wajah suaminya yang tak lagi setenang sebelumnya. Keresahan terlihat jelas di wajah tampannya, rahangnya mengeras. Kedua tangannya mengepal. Serta otot di sekitar leher mencuat, menahan sebuah emosi. "Ada apa?" tanya Clara yang seketika menarik perhatian Sebastian dari penjaga. Pria itu menatap sang istri. Tatapannya melembut seketika. Kemudian pria itu menjawab dengan nada setenang mungkin. "Hanya masalah kecil, Sayang kamu tunggu di sini." Sebastian melirik sekilas ke arah bayi yang masih terlelap. Kemudian beranjak dari kursinya. Sebastian lantas beralih pada penjaga lalu mengangguk. Sebelum akhirnya melangkah meninggalkan tempat acara. Clara menatap punggung suaminya yang mulai menjauh dan kemudian menghilang di balik pintu. Keresahan yang semula di rasakan Sebas

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 170.

    Clara menatap suaminya dengan penuh rasa syukur. Sebastian memang bukan tipe pria yang selalu mengungkapkan perasaannya dengan kata-kata, tetapi dari setiap tindakannya, Clara tahu betapa pria itu mencintai dirinya. Perjalanan menuju rumah terasa begitu cepat. Begitu mobil memasuki gerbang besar kediaman mereka, Clara melihat beberapa pelayan dan penjaga sudah berbaris, menunggu kedatangannya. Rumah megah bergaya klasik itu berdiri kokoh, dengan pilar-pilar besar yang menambah kesan elegan. Begitu mobil berhenti di halaman depan, seorang pelayan segera membuka pintu. Sebastian turun lebih dulu, lalu mengulurkan tangan kepada Clara. Dengan hati-hati, dia menggenggam tangan istrinya, membantunya keluar. Begitu kaki Clara menyentuh tanah, seorang pelayan perempuan bergegas mendekat dengan wajah penuh senyum. "Selamat datang kembali, Nyonya. Kami semua sangat senang melihat Anda kembali dengan selamat." Clara membalas senyum itu. "Terima kasih. Aku juga senang bisa kembali ke rumah

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 169.

    Tekad Sania sudah bulat. Keinginannya untuk melihat cucunya sangatlah kuat. Dia ingin tahu bagaimana wajah putera dari anak semata wayangnya itu. Dan ketika dia sampai di ruangan penyimpanan bayi, Sania dibuat tertegun. Sebelumnya, dia sudah mencari tahu tentang keberadaan cucunya secara diam-diam. Di bagian bawah box bayi tertera nama kedua orang tua dan tanggal kelahirannya. Dari situlah Sania dapat memastikan bahwa bayi dengan balutan kain biru yang kini tengah terlelap itu adalah putera dari Sebastian. 'Dia sungguh mirip dengan Bastian,' batin Sania. Ingatannya kembali pada hari di mana kelahiran Sebastian puluhan tahun yang lalu. Kehadirannya disambut suka cita bagi keluarga. Dan ketika dia melihat bayi itu, Sania merasa Dejavu. 'Bagaimana bisa semirip itu?' Dalam pikiran Sania berkecamuk. Pemandangan di hadapannya itu seolah mematahkan dugaannya bahwa bayi yang dikandung Clara bukanlah anak Sebastian. 'Jadi wanita itu benar.' Suara hati Sania terus berbicara tanpa henti.

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 168.

    Wajah Bianca begitu dingin. Tatapannya tajam, seolah menyimpan sebuah amarah dan dendam. Dan semuanya berhubungan dengan Sebastian dan Clara. Segala cara dia gunakan untuk mendapatkan kembali Sebastian. Akan tetapi, semua hanya berakhir sia-sia. Kedua tangan Bianca mengepal di bawah meja. Rahangnya mengeras tanpa sadar. Ingatannya terlempar pada kenangan masalalu bersama Sebastian. Sebastian memang bukan tipe pria yang romantis terhadapnya. Namun, apa yang selalu diinginkannya, Sebastian selalu memberikannya. Clara menjadi wanita yang sangat beruntung saat itu karena telah menjadi bagian dari hidup Sebastian. Bianca ingin sekali kembali pada masa itu, namun keberadaan Clara menjadi penghalang besar baginya. "Setelah kamu mendapatkan Clara kembali. Kamu harus membawa dia pergi." Bianca mengingatkan pria di hadapannya ini. William yang tengah mengesap kopinya, harus terganggu oleh ucapan Bianca. "Dia mengandung, bagaimana dengan bayinya?" William bertanya dengan nada skept

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 167.

    Senyum lebar tersungging di bibir Sebastian. Rona kebahagiaan kini terpancar jelas di wajahnya. Rasa takut dan khawatir yang tadi menyerangnya seketika terbayar ketika mendengar suara tangis anaknya, dan juga kabar dari Dokter yang menyatakan jenis kelamin si bayi. Dan sesuai dengan keinginannya. Bayinya berjenis kelamin laki-laki, keluar dengan selamat. Beberapa kali melakukan pemeriksaan USG, hasil mengatakan bahwa jenis kelamin bayi adalah laki-laki dan Sebastian sudah menduga ini. Namun, tetap saja dia tidak dapat menahan kebahagiaan yang kini muncul lantaran sang penerus yang dia agungkan telah lahir ke dunia. Secepatnya, Sebastian melesat masuk ke dalam ruang bersalin tanpa meminta persetujuan dari dokter. Begitu Sebastian memasuki ruangan, tatapannya tertuju pada sosok yang kini terbaring di ranjang pasien dengan mata tertutup. Sebastian segera melangkah, mengikis jarak yang membentang di hadapannya. "Sayang," panggilnya lirih. Di sudut ruangan tampak beberapa perawat sedan

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 166.

    Semua orang yang ada di dalam ruangan membeku mendengar ucapan Sebastian. Tatapan Sania tampak kosong, dengan raut wajah yang kaku penuh ketegangan. Setelah lama tidak bertemu puteranya, dia pikir, Sebastian telah banyak berubah. Entah apa yang ada dalam pikirannya benar atau salah. Sebastian tampak berbeda. Lebih ke arah yang positif. Namun, dia masih belum merasakan perubahan itu. Mungkin, dia berubah bila di depan orang yang dia cintai. "Bastian, kamu ingin wanita itu masuk dalam keluarga kita?" Maxime masih tidak percaya bahwa Sebastian menginginkan sesuatu yang lain, sebuah perubahan dalam aturan keluarga. Dan semua demi wanita itu. "Wanita yang kakek sebut itu istriku, dan dia tengah mengandung anakku. Dan aku tidak akan kembali ke keluarga ini tanpanya." Sebastian melirik arloji di pergelangan tangannya. Dia rasa sepertinya sudah cukup dan ingin mengakhiri pembicaraan ini. "Sepertinya waktuku sudah habis. Aku harus pergi." Sebastian beranjak dari kursinya. Bersiap untuk men

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status