Share

Bab 11.

Author: Ellea Neor
last update Last Updated: 2024-12-21 17:52:28

Mendengar itu, Leonard dan Sania saling bertukar pandang. Rona kebahagiaan terpancar di wajah keduanya. Bukan hanya sesepuh saja yang menginginkan seorang bayi penerus, Leonard dan sania pun sama halnya. Mereka berdua ingin segera menimang cucu mengingat usia Sebastian yang sudah cukup matang.

“Kalau begitu kau setuju untuk menikah?” tanya Sania. Dia tidak sabar untuk menantikan hal semacam itu.

Kening Sebastian mengkerut. “Aku tidak bilang akan menikah.”

“Lalu?” Leonard menaikkan sebelah alisnya.

“Kakek hanya meminta seorang penerus ‘kan. Kalian tenang saja, dalam waktu dekat aku akan memberikannya.” Sebastian berdiri dari duduknya.

Sania mendongak menatap putra semata wayangnya dengan tatapan bingung sekaligus khawatir. Dia masih tidak mengerti dengan ucapan Sebastian.

“Nak, tolong jelaskan pada Mom. Apa maksudnya dengan memberikan bayi tapi tidak menikah?” tanya Sania.

Sebastian menyunggingkan senyumnya. Dia menatap wanita bergelar ibu sejenak lalu melanjutkan langkah meninggalkan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Berliana Lovely
Membuat anak katanya ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 12.

    Clara menelan saliva, bayangan permainannya bersama Sebastian berkelebat di kepala Clara. Hal itu mungkin bukan yang pertama lagi bagi Clara. Namun, saat hendak melakukannya lagi, Clara merasa gugup. Tanpa sadar kedua tangan di atas pangkuannya bergetar. Jantung Clara berdegup dengan sangat kencang. Tatapannya yang mengarah pada luar jendela terlihat goyah.Sementara Sebastian terlihat sangat tenang. Raut wajahnya sangat dingin seolah tanpa emosi. Sesekali melirik ke arah samping di mana sang asisten berada. Sebelah sudut bibirnya ditarik ke samping."Ku peringatkan sekali lagi, Clara. Jangan pernah menggunakan hatimu dalam hubungan ini."Mendengar itu, Clara segera tersadar. Bahwa hubungan ini terbangun atas dasar simbiosis mutualisme. Di mana kedua belah pihak saling diuntungkan. Benar yang dikatakan oleh Sebastian, tidak seharusnya dirinya menggunakan perasaan saat berhubungan dengan pria itu.“Tentu saja, Tuan.” Hanya itu yang bisa Clara katakan saat ini.Kendaraan melaju dengan c

    Last Updated : 2024-12-22
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 13.

    Clara refleks mengalungkan kedua tangan pada leher Sebastian ketika tubuhnya diangkat dan digendong. Selanjutnya, tubuhnya dibawa mendekati ranjang kemudian diletakkan dengan sangat hati-hati.Tatapan dalam Sebastian telak menghujam dirinya, Clara segera memejamkan mata, ketika wajah pria itu mendekat ke arahnya sebelum akhirnya mendarat ke area leher jenjang dan tenggelam di sana.Clara mendongak ketika sebuah benda basah menyapu area leher hingga turun ke tulang selangka. Sekuat tenaga Clara berusaha untuk tidak mengeluarkan suara. Bahkan ketika kain penutup busa miliknya dilepas, Clara tetap bungkam.Sebastian menarik diri, kemudian melihat Clara yang memejamkan mata. Kedua tangannya bergerak lincah memainkan ujung buah keranuman yang telah mencuat, sementara bibirnya mulai meraup kasar bibir Clara.“Mppppphhhhh!” Clara tersentak kaget. Dia merasakan indera perasa milik Sebastian mulai menerobos memasuki isi mulutnya.Clara membiarkan Sebastian melakukan apa yang diinginkan. Sement

    Last Updated : 2024-12-22
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 14.

    Clara merasa Sebastian sengaja mengerjai dirinya. Laporan keuangan 10 tahun yang lalu? Sedangkan dirinya baru bekerja 3 tahun. Yang benar saja?Saat ini Clara sedang berdiri di ambang pintu gudang penyimpanan dokumen. Ditemani Ramon, Clara menatap rak yang berjajar rapi di hadapannya dengan tatapan malas.“Rak sebelah sana adalah rak penyimpanan berkas keuangan. Tuan Bastian ingin Anda mencari laporan bulan yang mengalami penurunan, jika sudah selesai, segera berikan pada saya,” ujar Ramon. Ramon merasa sudah berbaik hati karena telah menunjukkan tempat di mana Clara harus mencari berkas tersebut.“Tuan Ramon, bolehkan saya tanya sesuatu?” tanya Clara.“Silakan!” suara Ramon terdengar tidak senang.“Kalau boleh tahu, untuk apa berkas tersebut? Apakah sangat penting sehingga saya harus mencarinya sedangkan jam kerja berakhir sebentar lagi?” Clara bertanya sembari menatap arloji di pergelangan tangannya.“Kalau Tuan yang meminta, itu artinya sangat penting,” jawab Ramon.“Masih ada oran

    Last Updated : 2024-12-22
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 15.

    "Ibu, tolong aku, di sini gelap! Tolong keluarkan aku!" Isak tangisan seorang anak berusia 5 tahun terdengar menyayat hati.Gelap dan sempit. Clara harus berdiam di tempat itu karena hukuman yang diterimanya akibat melakukan sebuah kesalahan. Tanpa sengaja, Clara menumpahkan kopi di atas meja kerja ayahnya dan mengenai berkas penting.Douglas Rein, Sang Ayah marah besar, kemudian memanggil Rosalia Rein, istrinya."Lihat kelakuan putrimu! Dia sudah mengacaukan pekerjaanku!" maki Douglas."Bu, maaf. Aku tidak sengaja," ucap Clara dengan kepala tertunduk dalam.Rosalia menatap putrinya kemudian tersenyum. "Kemari, ikut Ibu."Clara mengangguk, dia mengekor di belakang sang ibu yang ternyata menuju ke gudang. Clara tidak curiga untuk apa ibunya mengajaknya pergi ke tempat kotor seperti itu.Clara hanya memperhatikan ketika Rosalia sang ibu membuka lemari usang yang ada di sudut ruangan. Tiba-tiba, tangannya ditarik dan tubuhnya didorong hingga masuk ke dalam lemari tersebut.Ketika Clara m

    Last Updated : 2024-12-23
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 16.

    Bugh!Tendangan diberikan Sebastian tepat di tulang kering Ramon.Pria itu sempat roboh, namun dia bangun dengan segera. Rasa sakit seolah tersamarkan dengan ekspresi dingin dan datar.“Apa aku menyuruhmu mengunci pintu, hah?!” Nada suara Sebastian meninggi. Wajahnya menggelap, sorot matanya tajam seolah menunjukkan emosi berlebih. Telapak tangannya mengepal kuat sampai buku-buku jarinya memutih.“Saya tidak mengunci pintunya, Tuan,” ucap Ramon. Pria ini tidak banyak mengucapkan kata pembelaan. Namun, hal itu cukup membuat Sebastian meredakan emosi dalam dirinya.“Kau yakin?” Sebastian memicingkan mata, mencoba mencari celah kebohongan melalui raut wajah Ramon.“Tentu saja, Tuan. Saya selalu melakukan seuai perintah Anda.”“Lalu siapa yang menguncinya?” Sebastian menuntut sebuah jawaban yang memuaskan.Dengan tenang, Ramon menjawab. “Pasti ada orang lain, izinkan saya menyelidikinya, Tuan.”Sebastian menghela napas berat, emosi dalam dirinya berkurang sejak Ramon mengatakan bahwa buka

    Last Updated : 2024-12-24
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 17.

    Clara merasa merinding, dia mengkerut sembari menarik selimut. Jantung Clara berdegup kencang. Apa Sebastian ini sudah gila? Clara memang tidak lupa dengan kontrak perjanjian itu. Akan tetapi, haruskah melakukannya di rumah sakit? Clara jadi menyesal karena telah berkata bahwa dirinya baik-baik saja. Clara tidak ingin melakukannya di sini, dia harus segera mencegah Sebastian. “Ah, kepalaku sakit.” Clara memegang keningnya. Sebastian menghentikan gerakan tangannya lalu menyunggingkan senyumnya. “Dia takut rupanya,” gumamnya dalam hati. Sebastian mengancingkan kembali kancing kemejanya lalu berkata. “Beristirahatlah, aku akan kembali satu jam lagi.” Clara mengangguk kaku. Dia lantas merebahkan tubuhnya dan menaikkan selimut sebatas dada. Setelah Sebastian menghilang dari pandangannya, Clara seketika benapas lega. Semenjak menerima kontrak bersama Sebastian, hidup Clara jadi tidak tenang. Ada saja tingkah pria itu yang membuat Clara berada dalam masalah. Salah satunya saat ini. Bag

    Last Updated : 2024-12-25
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 18.

    Butuh waktu lama bagi Clara untuk mencerna ucapan Sebastian. Apa maksud pria itu? Apa Sebastian meminta dirinya untuk tinggal satu atap dengannya? Yang benar saja?"Kenapa?" tanya Sebastian karena melihat Clara diam saja.“Tuan, itu tidak mungkin. Dalam perjanjian tidak ada poin mengharuskan kita tinggal bersama,” ujar Clara setelah lama terdiam.“Ckkk…” Sebastian berdecak. “Clara, kamu melupakan satu hal, bahwa kamu tidak memiliki hak untuk mengambil keputusan,” balas Sebastian.“Tapi, Tuan…” Ucapan Clara terpotong oleh suara Sebastian.“Tidak ada pilihan lain, Clara. Kamu menolak, artinya kamu melanggar. Kamu tahu ‘kan hukumannya jika kamu melanggar perjanjian. Itu artinya kamu harus bersedia membayar hutang dua kali lipat dari jumlah yang kamu pinjam.”Mendengar itu, kedua manik indah Clara melebar sempurna. Clara merasa dirinya sudah terjebak oleh permainan Sebastian.“Tuan, bagaimana dengan kedua mertua saya jika saya tidak datang ke rumah sakit?” debat Clara.“Aku tidak bilang k

    Last Updated : 2024-12-26
  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 19.

    Kalau tidak ingat kontrak perjanjian itu, Clara pasti sudah menolak ajakan Sebastian. Pasalnya pria itu kembali ingin dilayani. Yang artinya Clara harus kembali menyerahkan dirinya kepada Sebastian.Pintu kamar dibuka, langkah kaki Clara sejajar dengan langkah pria di dekatnya. Begitu Clara masuk, dia tertegun untuk beberapa saat. Ini kamar yang berbeda dengan kamar sebelumnya. Lebih besar, lebih luas dan yang pasti lebih mewah.Bola mata Clara bergerak mengedar ke sekitar, dinding kamar bernuansa abu-abu ini sesuai dengan pribadi Sebastian yang dingin dan tertutup. Perlengkapan di dalam kamar Sebastian sangat menakjubkan.Tempat tidur yang besar dengan selimut bulu yang lembut dan yang pasti hangat. Ruang tamu dengan sofa besar. Meja rias dengan ukiran yang rumit dan juga indah. Bisa dibilang kamar ini lebih mewah dari kamar suite hotel bintang lima. Clara bahkan bisa memastikan bahwa kamar mandinya sangat besar meski tanpa melihat.Clara tersentak ketika sepasang tangan melingkar di

    Last Updated : 2024-12-27

Latest chapter

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 204.

    Tuan Besar, Nyonya Sania dan Nyonya Clara datang, beserta dengan Tuan Muda Kaisar!" Maxime segera melipat surat kabar yang sedari tadi dia baca ketika suara kepala pelayan menggema di ruang tengah, mengabarkan kedatangan cucu menantu beserta cicitnya. Pria itu mengangkat kepala, menatap kepala pelayan dengan tatapan terkejut. "Apa? Cicitku datang?" Seketika itu juga, pria lanjut usia tersebut bangkit dari kursi berlapis kain beludru, dengan gerakan yang mengejutkan semua orang di sekitarnya. Gangguan kesehatan yang selama ini membatasi aktivitasnya seakan tak lagi berarti.Langkahnya cepat dan penuh semangat, bertolak belakang dengan kesehariannya yang cenderung lamban dan berhati-hati. Sorot matanya tampak berbinar, raut wajahnya mencerminkan antusiasme yang tulus.Tak ada yang mampu menandingi kebahagiaan Maxime saat mendengar bahwa Kaisar—cicit yang baru beberapa kali sempat dia temui—akhirnya datang mengunjungi rumah besar yang telah lama terasa sunyi. Setiap hentakan langkahn

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 203.

    Belum sepenuhnya hilang keterkejutan Clara atas kondisi Lucia yang memprihatinkan, kini ia kembali dikejutkan oleh pernyataan mendadak yang meluncur dari bibir Louis, pamannya. Suasana yang semula hening dan dipenuhi rasa iba, mendadak berubah tegang.Clara terbelalak. Matanya membesar, wajahnya seketika pucat. Jantungnya berdegup lebih cepat, seolah tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. "Dareen… diculik?" ulangnya dengan suara nyaris berbisik, seperti mencoba meyakinkan diri sendiri bahwa ia tidak salah dengar.Ia melangkah satu langkah ke depan, menatap Louis dengan tatapan tak percaya. “Apa yang Paman maksud? Siapa yang menculiknya? Kapan itu terjadi?” Suaranya mulai gemetar, campuran antara kekhawatiran, ketakutan, dan kebingungan.Sania pun tak kalah terkejut. Dia mengerutkan dahi, mencoba mencerna informasi yang begitu tiba-tiba. Segalanya terasa kabur—seolah-olah waktu berhenti sejenak.Sementara itu, Louis hanya menghela napas panjang, seolah menyadari bahwa penga

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 202.

    Sania perlahan berdiri dari duduknya, gerakan tubuhnya tampak tegas dan penuh tekanan. Sorot matanya yang tajam serta ekspresi wajah yang mengeras mencerminkan amarah yang sulit dia sembunyikan. Wajah cantiknya yang biasanya memancarkan keteduhan, kini berubah dingin dan penuh ketegangan. Rahang kecil wanita itu mengeras. Terlebih ketika melihat, Louis turun dari kendaraan. Hubungannya dengan kedua adik iparnya, termasuk Louis, memang tidak pernah terjalin secara harmonis. Meski terikat oleh hubungan keluarga, ikatan batin di antara mereka nyaris tak ada. Banyak perbedaan prinsip dan konflik masa lalu yang belum sepenuhnya terselesaikan, membuat hubungan itu terasa kaku dan sarat ketegangan.Kehadiran Louis di rumah besar keluarga Abraham bukanlah sesuatu yang dia harapkan, bahkan cenderung mengusik ketenangannya. Bagi Sania, Louis adalah simbol dari keretakan yang selama ini dia hindari. Maka tak heran jika kemunculannya kembali memicu gejolak emosi yang telah lama dia tekan.Area

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 201.

    Setelah melalui serangkaian perawatan intensif dan observasi ketat dari tim medis, kondisi Dareen perlahan menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Wajahnya yang semula pucat kini mulai bersemu, dan napasnya pun terdengar lebih teratur. Beberapa hari berlalu dalam keheningan ruang perawatan, hingga akhirnya, pada suatu pagi yang tenang, kelopak matanya perlahan terbuka.Cahaya lampu yang menyusup dari langit-langit menyilaukan pandangannya, namun dalam hitungan detik, potongan-potongan ingatan yang sempat terpendam mulai bermunculan ke permukaan kesadarannya.Dia mengingat sensasi dinginnya air laut, tekanan yang menyesakkan di dadanya, serta keputusasaan yang menyeretnya nyaris tenggelam dalam kegelapan.Namun, dari kegelapan itulah muncul sesosok bayangan samar yang menarik tubuhnya ke permukaan. Sosok itu tampak kuat, sigap, dan penuh tekad. Ketika gambaran itu menjadi lebih jelas, Dareen tercekat. Sosok penyelamat itu bukanlah orang asing—melainkan Sebastian Abraham, pria yang selama

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 200.

    Tiba di tempat tujuan, Ramon memarkirkan kendaraannya sedikit jauh, dan tersembunyi di balik semak-semak. Setelah kendaraan benar-benar berhenti, Sebastian segera turun. Dia melihat kendaraan lain terparkir tak jauh dari kendaraan miliknya. "Sepertinya itu mobil Ziyon!" Sebastian menyipitkan matanya. "Anda benar, Tuan." Sebastian dan Ramon segera mengubah arah langkah mereka, memilih menyusuri jalur alternatif yang terletak di sisi lain kawasan pantai tersebut. Mereka bergerak dengan penuh kehati-hatian di atas karang-karang tajam dan terjal, menjaga keseimbangan di setiap pijakan agar tidak tergelincir. "Hati-hati, Tuan!" Ramon mengingatkan. Sebastian merespon ucapan asistennya dengan sebuah anggukan. Dalam situasi seperti ini, Sebastian tampak lebih tangguh dan percaya, satu hal yang membuat Ramon takjub pada atasannya itu. Keduanya melanjutkan langkah. Tujuan mereka adalah mencapai bagian tebing yang lebih rendah, tempat yang memungkinkan mereka mengamati situasi tanpa terde

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 199.

    Kedua tangan Sebastian mengepal kuat di atas pahanya, menandakan amarah yang bergejolak dalam dirinya. Rahangnya mengeras, dan sorot matanya semakin dingin serta tajam, seolah mampu menembus dinding di hadapannya. Dia mendengarkan penjelasan Ramon dengan saksama, namun setiap kata yang terdengar justru menambah bara dalam dadanya.Meskipun hubungan antara dirinya dan Dareen tidak bisa dikatakan dekat, kabar bahwa pria itu menerima ancaman pembunuhan membuat Sebastian tidak bisa tinggal diam. Bukan hanya karena rasa kemanusiaan, tetapi juga karena dirinya merasa tanggung jawab untuk memastikan tidak ada satu pun yang celaka meski itu adalah Dareen si pria menyabalkan. Dia menatap lurus ke depan, diam-diam menyusun langkah berikutnya. "Jadi Ziyon sekarang berubah menjadi seorang kriminal?" Sebastian menatap Ramon dengan sorot mata tajam. Meski amarah Sebastian bukan ditujukan pada dirinya. Tetap saja Ramon merasa bergidik. Namun, dia mencoba bersikap tenang. "Ziyon tidak sendirian,

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 198.

    Beberapa jam yang lalu. Sebastian menggeser kursinya mendekati Clara. Mencondongkan tubuhnya, ke arah istrinya, mengikis jarak yang tersisa, hingga menyisakan setengah jengkal saja. Wanita itu mengernyitkan dahi, dia dapat merasakan hangatnya deru napas Sebastian yang teratur. Aroma parfum maskulin yang begitu kuat, memikat. Beradu dengan aroma minyak rambut yang sedikit slowly. "Sudah sepi," katanya dengan nada dengan. Clara mengerutkan alis. Dia dapat melihat dua iris milik suaminya menjelajahi setiap jengkal tubuhnya. Hal yang mampu membungkam Clara dari kata-kata yang akan terucap, meski begitu dia tidak diam begitu saja. "Kamu sungguh ingin melakukannya di sini? Di tempat terbuka seperti ini?" tanya Clara tak kalah tenang. Mencoba menyamakan dengan sikap suaminya."Kita bahkan pernah melakukannya di sungai," pungkasnya seolah mematahkan ucapan Clara. Ingatan beberapa bulan yang lalu kembali mencuat. Di mana dirinya dan Sebastian berjalan-jalan di hutan area Mansion. Bermain

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 197.

    Sebastian seketika menarik napas panjang begitu berhasil muncul ke permukaan air. Udara segar segera memenuhi paru-parunya yang terasa seolah hampir meledak akibat kekurangan oksigen. Dengan tubuh yang basah kuyup dan napas terengah-engah, dia mengusap wajahnya yang dipenuhi air asin. Rasa perih segera menusuk kedua matanya, namun dia tidak memedulikannya. Pandangannya segera tertuju pada sosok yang tak sadarkan diri di dekatnya. Pegangannya sangat erat pada kerah pakaian Dareen. mencoba mempertahankan agar tak terlepas. "Menyusahkan saja!" gerutunya. Meski begitu, Sebastian melanjutkan usahanya menyelamatkan Dareen. Tanpa membuang waktu, Sebastian segera menarik tubuh Dareen yang terasa berat akibat pakaian basah dan beban tubuh yang lemas. Arus laut masih berusaha menarik keduanya kembali ke tengah, tetapi Sebastian bertahan, menolak menyerah. Dengan segenap tenaga, ia menyeret tubuh Dareen menuju tepian. Setiap langkah di dalam air yang dalam dan berarus kuat terasa seperti mel

  • Melahirkan Anak Presdir Posesif   Bab 196.

    Ziyon dan kedua rekannya tertawa puas, suara mereka menggema di antara dinding tebing yang curam. Tawa itu bukan sekadar luapan kegembiraan, melainkan ejekan yang menyayat—sebuah perayaan atas keberhasilan mereka menyingkirkan Dareen. Dari atas tebing, mereka menyaksikan tubuh pria malang itu terjatuh, kemudian lenyap ditelan deburan ombak yang ganas. Tidak ada rasa bersalah, tidak pula keraguan. Yang tersisa hanyalah kesombongan, seolah mereka baru saja menuntaskan misi penting tanpa cela. "Mampus kamu, Dareen." Senyum jahat terukir di bibir Ziyon ketika tatapannya mengarah pada riak air, titik di mana Dareen baru saja menghilang. Kepuasan, kemenangan tampak terlihat di wajah tampan pria itu. Meski bukan kemenangan sepenuhnya, sebab dirinya tidak mendapatkan apa-apa, hanya sebuah luapan kemarahan akibat apa yang terjadi pada dirinya. Hidupnya hancur dan itu semua karena Dareen. Selanjutnya, Ziyon memiliki rencana untuk membalas pada Sebastian, tetapi dia harus memikirkan rencana

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status