Obsession In Love

Obsession In Love

last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-21
Oleh:   Nuvola  Baru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
4 Peringkat. 4 Ulasan-ulasan
94Bab
15.2KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Arinika gadis yang masih bergelut dengan skripsinya itu terus menerus terlibat masalah dengan dosen pembimbing𝗻ya. Samuel Xalvandor seorang dosen yang dijuluki killer tiba-tiba memaksa Arin untuk menikah dengannya. Penolakan? Pasti itu yang dilakukan Arin, tapi melawan sang dosen tentu saja Arin tak bisa hingga pernikahan pun terjadi. Follow ig @nuvola334 untuk melihat visualnya

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

Bab 1 Terjebak

"Aku tidak mau jadi pelacur!" teriak Arin dengan suara bergetar. Dia terus menangis ketakutan saat dirinya diikat di sebuah kursi. Wanita yang tengah mendandani Arin tidak mengatakan apapun selain terus melakukan pekerjaannya. Mami Iren yang muak dengan Arin pun datang menghampirinya. Plak! Satu tamparan mendarat di wajah Arin. "Jika kamu tidak berhenti menangis aku buat para bodyguardku memperkosamu dan tentu saja video itu akan tersebar luas!" ancam Mami Iren membuat Arin semakin bergetar. Arin masih ingat pertama kali dia kemari dan Mami Iren meragukan kegadisannya itu. Mami Iren tanpa berkata panjang lebar saat itu langsung menyuruh anak buahnya memegangi Arin. Mami Iren membuka kaki Arin dan melucuti celana Arin untuk memeriksanya langsung. Sungguh saat itu Arin merasa sangat hina, meskipun yang di dalam ruangan itu hanya perempuan tetap saja itu adalah pelecehan. "Cepat selesaikan make up nya!" titah Mami Iren setelah menghapus air mata Arin. Ancaman Mami Iren membuat A...

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Syarif Hidayat
mantab bosque
2024-12-11 20:16:40
1
user avatar
nor Ain
apa cerita ini sudah tamat?
2024-12-10 22:08:56
1
user avatar
Syarif Hidayat
Selalu nungguin up nya
2024-10-26 02:17:11
1
user avatar
Nuvola
Ceritanya bagus
2024-10-19 03:11:55
0
94 Bab
Bab 1 Terjebak
"Aku tidak mau jadi pelacur!" teriak Arin dengan suara bergetar. Dia terus menangis ketakutan saat dirinya diikat di sebuah kursi. Wanita yang tengah mendandani Arin tidak mengatakan apapun selain terus melakukan pekerjaannya. Mami Iren yang muak dengan Arin pun datang menghampirinya. Plak! Satu tamparan mendarat di wajah Arin. "Jika kamu tidak berhenti menangis aku buat para bodyguardku memperkosamu dan tentu saja video itu akan tersebar luas!" ancam Mami Iren membuat Arin semakin bergetar. Arin masih ingat pertama kali dia kemari dan Mami Iren meragukan kegadisannya itu. Mami Iren tanpa berkata panjang lebar saat itu langsung menyuruh anak buahnya memegangi Arin. Mami Iren membuka kaki Arin dan melucuti celana Arin untuk memeriksanya langsung. Sungguh saat itu Arin merasa sangat hina, meskipun yang di dalam ruangan itu hanya perempuan tetap saja itu adalah pelecehan. "Cepat selesaikan make up nya!" titah Mami Iren setelah menghapus air mata Arin. Ancaman Mami Iren membuat A
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-24
Baca selengkapnya
Bab 2 Penuh Masalah
Semua orang yang ada di sana nampak tidak berani menatap Samuel. Arin tertegun dengan itu, Samuel melangkah mendekat membuat Arin gelisah. Dia kembali berusaha menutup belahan dadanya yang menonjol. "Maaf, Tuan Samuel. Anak ini masih baru, jadi tidak dijual," ucap Mami Iren dengan hati-hati. "Kamu berani melarang saya!" ucap Samuel dengan suara beratnya berkata dingin. "Tidak Tuan," jawab Mami Iren yang menunduk. "Tulis harga yang kamu inginkan!" Setelah mengatakan itu Samuel langsung menarik Arin untuk pergi dari tempat itu. Arin merasakan aura kemarahan dari Samuel hingga keringat dingin membasahi dahinya. Arin mengumpati dirinya karena terjebak dalam situasi yang rumit ini. Samuel yang tinggi membuat langkahnya panjang dan Arin pun harus berlari untuk mengimbangi langkau Samuel. Setelah membuka mobil Samuel mendorong Arin hingga terlentang di jok belakang. Samuel berdiri di hadapan Arin dengan kaki yang naik ke atas jok. Berusaha mendekati Arin. "Sebegitunya menolak pe
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-24
Baca selengkapnya
Bab 3 Tawaran
"Kita akan menikah hari ini juga!" tegas Samuel yang melangkah menuju pintu. "Saya bilang saya bisa membayarnya," balas Arin membuat Samuel kembali berbalik. "Dengan apa? Menjual diri?" Perkataan Samuel sungguh menggoreskan luka di hati Arin. Samuel berjalan mendekat ke arah Arin, "Kalau iya jual tubuhmu itu ke saya, kamu mau berapa? Satu milyar? Dua miliar? Atau tiga milyar? Saya bisa membayarnya," ujar Samuel. Tangan kanan Arin melayang untuk memberikan tamparan di pipi Samuel. Namun Samuel segera menahanya, tatapan keduanya begitu tajam. "Kenapa marah? Bukankah itu yang kamu lakukan semalam?" Cengkraman tangan Samuel di pergelangan tangan Arin semakin kencang membuat Arin meringis. "Apa saya semurah itu di mata Anda?" tanya Arin dengan kedua mata yang telah berair. "Kamu sendiri yang membuat dirimu murah, bukan?" ujar Samuel yang melepaskan cengkraman tangannya. "Aku lebih baik mati daripada harus menikah dengan iblis sepertimu!" seru Arin. Samuel tersulut emosi dia
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-24
Baca selengkapnya
Bab 4 Bergetar
Tok tok tok Suara ketukan pintu terdengar dan tak lama Alfred masuk ke dalam kamar Arin. "Nona saya kemari ingin memberikan ini dari Tuan Samuel," turut Alfred. Arin menerima skripsinya itu tetapi tidak di tanda tangani Samuel, Arin pun berdecak kesal. Lagi-lagi ada yang perlu dia revisi, Arin merasa jika Samuel mempersulit dirinya. "Apa Pak Samuel ada di rumah?" tanya Arin. "Tuan tadi pergi sebelum makan siang biasanya beliau akan pulang malam," jawab Alfred membuat Arin menghela nafasnya. "Boleh minta tolong Pak?" tanya Arin. "Iya Nona ada yang bisa saya bantu?" "Nanti ketika Pak Samuel pulang katakan padanya jika aku ingin bertemu dengannya, aku tidak bisa menghubunginya karena ponselku hilang," tutur Arin. "Baik Nona, nanti saya akan sampaikan pesan dari Nona," ucap Alfred. "Makan siang Anda sudah dingin apa mau saya ganti, Nona?" tanya Alfred kemudian. "Tidak perlu, saya bisa memakannya." Alfred pun lalu berpamitan untuk keluar dari kamar itu, Sekarang sudah pukul
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-24
Baca selengkapnya
Bab 5
Arin terbangun pukul dua siang dengan masih memakai pakaian tadi. Kepalanya sedikit pusing Arin mungkin karena dia menangis hingga ketiduran dan belum makan siang. Biasanya Alfred akan membawakannya makanan tetapi Arin tidak melihat makanan apapun di dalam kamar. Arin menghela nafasnya lalu dia pun berjalan masuk ke kamar mandi. Arin berdiri di depan wastafel terlihat lehernya yang terdapat tanda merah akibat ulah Samuel. Ketika mengingat itu rasanya Arin ingin kembali menangis. Arin berdiri di bawah shower membiarkan air dingin membasahi kulitnya. Tidak peduli dengan kepalanya yang sakit Arin tetap mandi dengan air dingin. Setelah selesai Arin berjalan ke arah lemari pakaian, disana sudah ada beberapa pakaian untuk dia kenakan. Arin mengambil dress putih dengan motif bunga yang panjangnya selutut. Dia yang melihat tasnya masih tergeletak di lantai pun mengambilnya. Arin melihat roti yang tadi padi diberikan Pak Ujang dia pun langsung memakan roti itu untuk mengganjal perutnya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-24
Baca selengkapnya
Bab 6 Permintaan
"Apa cucuku memperlakukanmu dengan baik?" tanya kakek menatap Arin. "Katakan saja pada kakek, jangan takut wajahnya memang tercipta seperti itu," sambung kakek dengan lembut karena melihat Arin yang masih terdiam. "Ba-baik kok Kek," jawab Arin dengan canggung. "Kamu nampak masih muda, bagaimana kamu bisa mau dengan pria tua ini?" tanya kakek membuat Arin mengulum senyumnya. "Tapi tenang saja kakek yakin dia memperlakukanmu dengan baik, bisa terlihat jika dia begitu mencintaimu," sambungnya membuat Arin menelan ludahnya. Dia menatap Samuel sekilas yang terlihat wajah datar Samuel. Kakek Indra berbicara banyak hal, dia terlihat lembut dan penuh perhatian membuat Arin merasa nyaman. Sesekali Kakek Indra membuat gurauan yang membuat Arin tertawa. Samuel masih disana dia hanya memperhatikan Arin dan Kakek. "Apa kesibukanmu sekarang?" "Arin masih mengurus skirpsi Kek, kebetulan Pak Samuel itu dospem Arin Kek," jawab Arin yang muali terbuka dengan Kakek Indra. "Dan Arin satu-satunya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-01
Baca selengkapnya
Bab 7 Mencoba Bernegosiasi
Bab 7 Saat membuka mata sudah ada beberapa paper bag di atas sofa. Arin pun bangkit dari tempat tidur menuju ke sofa untuk melihat isi paper bag itu. Di dalam paper bag itu berisi beberapa pakaian dan sepatu. Arin segera mandi lalu mengenakan dress berwarna coklat yang panjangnya diatas lutut. Rambutnya ia kepang dan Arin mengenakan kacamata karena dia malas jika harus memakai soflen. Terkadang matanya merasa tidak nyaman jika terus memakainya. Mungkin karena Arin terbiasa memakai kacamata jadi dia lebih nyaman dengan kacamata. Setelah melihat penampilannya dari pantulan cermin, Arin pun keluar dari kamar. Dia turun ke lantai satu Arin melihat Kakek Indra dan langsung menghampirinya. "Pagi Kek," sapa Arin. "Pagi Sayang, ayo kita sarapan," ajak Kakek Indra. "Oh ya Samuel dimana?" "Arin belum melihatnya Kek, mungkin masih di kamar. Apa perlu Arin panggilkan?" "Boleh, kamu panggilkan dia ya. Kakek tunggu di ruang makan," ucap Kakek Indra. "Baik Kek," jawab Arin yang kemudian be
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-03
Baca selengkapnya
Bab 8 Persiapan
Samuel dan Arin sudah berada di dalam mobil mereka akan kembali ke ibu kota karena Kakek sudah membuat janji agar Arin bertemu desainer. Dalam perjalanan Samuel fokus dengan layar macbook yang ada di tangannya. "Bukankah dia minggu terlalu cepat," ucap Arin tiba-tiba tetapi tidak membuat Samuel beralih dari macbooknya. "Pak." "Jangan lupa dengan perjanjian kita." "Tapi dalam perjanjian itu tidak menyebutkan kita akan segera menikah," timpal Arin. "Kamu lupa point perjanjian itu?" balas Samuel yang kini menatap Arin. Seolah-olah mengingatkan jika Arin harus mengikuti semua perkataan Samuel. Arin mendengus kesal karena bagaimanapun dia telah menandatangani surat perjanjian itu. "Bukankah perjanjian itu berlaku ketika kita sudah menikah?" ucap Arin yang masih mencari cara agar Samuel mengundurkan pernikahan mereka. "Jadi menurutku sebaiknya kita menikah setelah aku lulus," sambung Arin. "Ternyata benar ya kata orang," ucap Samuel menatap Arin membuat Arin pun menatap Samuel seol
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-04
Baca selengkapnya
Bab 9 Wedding
Jam sudah menunjukkan pukul satu dini hari tetapi Arin masih belum bisa memejamkan matanya. Dia tidak bisa tidur dadanya terasa sesak membayangkan pernikahannya bersama Samuel yang akan berlangsung besok pagi. Sebagai wanita tentu saja Arin bermimpi menikah dengan pria yang dia cintai. Tetapi besok Arin harus menikah dengan pria yang dia benci. Arin mengingat kedua orang tuanya, dia takut jika keputusannya sekarang membuat orang tuanya kecewa. Arin mengusap wajahnya dia terlihat gusar, helaan nafas terdengar beberapa kali. Rasa haus kini datang membuat Arin mengerucutkan bibirnya karena air minum di dalam kamarnya ternyata sudah habis. Arin pun segera keluar dari kamarnya. Saat Arin keluar kedua bodyguard itu terlihat waspada, "Saya hanya mau ke dapur," ucap Arin yang melewati mereka. Arin berjalan menuju ke dapur yang ada di pantai satu, dia membuka kulkas untuk mengambil air dingin. Arin mengisinya ke dalam gelas, setelah gelas itu penuh Arin pun menutup kulkasnya kembali.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-06
Baca selengkapnya
Bab 10 After Marriage
Tak nampak kebahagiaan di wajah Arin, dia kini hanya fokus untuk sidang. Entah harus bahagia atau tidak Arin juga tidak mengerti padahal dulu dia sangat menggebu-gebu untuk wisuda. Tetapi sekarang ia tak nampak semangat, ia berjalan lesu menuju taman yang ada di kampusnya itu. Tadi setelah mandi Arin langsung pergi ke kampus, dia tahu jika Samuel tidak berada di rumah jadi karena tidak ada yang bisa dia lakukan di rumah membuat Arin berjalan menuju ke kampus. Arin tidak berniat untuk segera pulang, padahal jam telah menunjukkan pukul dua siang. Siang itu matahari sangat panas terasa membakar kulitnya, Arin pun memutuskan untuk mencari tempat yang lebih nyaman. Arin menuju ke perpustakaan, saat tengah berjalan ia berpapasan dengan Samuel. Layaknya mahasiswa lain kepada dosennya iya pun menyapanya. Walau sebenarnya dia enggan tetapi banyak mahasiswa lain disana. Arin memakai kacamata dengan rambut yang ia cepol, iya duduk di salah satu kursi yang ada di perpustakaan itu. Tak bern
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-07
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status