author-banner
Nuvola
Nuvola
Author

Novel-novel oleh Nuvola

Obsession In Love

Obsession In Love

Arinika gadis yang masih bergelut dengan skripsinya itu terus menerus terlibat masalah dengan dosen pembimbing𝗻ya. Samuel Xalvandor seorang dosen yang dijuluki killer tiba-tiba memaksa Arin untuk menikah dengannya. Penolakan? Pasti itu yang dilakukan Arin, tapi melawan sang dosen tentu saja Arin tak bisa hingga pernikahan pun terjadi. Follow ig @nuvola334 untuk melihat visualnya
Baca
Chapter: Bab 119 End
Langit pagi itu mendung, seolah menyelimuti bumi dengan kesedihan yang tenang. Angin bertiup lembut, menyapu dedaunan yang jatuh di sepanjang jalan menuju pemakaman. Arin berdiri diam di depan dua nisan yang tertata rapi, dengan nama kedua orang tuanya terpahat di atas batu marmer putih. Matanya berkaca-kaca, tapi bibirnya menyunggingkan senyuman kecil yang penuh makna. Di sampingnya, Samuel berdiri memegang Noah yang tertidur dalam pelukannya. Bayi mungil itu tampak tenang, seolah memahami bahwa hari ini adalah momen penting bagi mamanya. Sementara itu, Fani berdiri beberapa langkah di belakang mereka, menjaga jarak, tapi tetap waspada seperti biasanya. Arin menghela napas panjang, mencoba menenangkan hatinya yang bergejolak. “Akhirnya, aku kembali ke sini, Ayah, Ibu,” katanya pelan, nyaris seperti bisikan. Suaranya bergetar, tapi ia mencoba untuk tetap tegar. “Aku tahu... sudah terlalu lama aku tidak datang. Tapi sekarang, aku punya banyak hal yang ingin aku ceritakan.” Samuel
Terakhir Diperbarui: 2025-01-16
Chapter: Bab 118
Mila masuk ke apartemen bersama dengan Rocky, Rocky langsung berlutut untuk melepaskan heels yang Mila kenakan. “Aku bisa sendiri, Mas.”“Tapi selama ada aku, kamu tidak boleh melakukannya sendiri,” ucap Rocky yang menarik hidung Mila. “Bagaimana apa kamu lelah? Atau mual?“Tidak Mas, aku baik-baik saja. Gerah sekali, aku mau mandi dulu ya.”“Jangan mandi malam-malam,” larang Rocky.Dari dulu Rocky memang perhatian tapi setelah mengetahui jika Mila hamil dia semakin perhatian.“Gerah Mas.”“Nanti sakit Sayang, sudah ayo ganti baju lalu tidur,” tutur Rocky yang langsung menggendong Mila. Mila dengan refleks mengalungkan tangannya di leher Rocky. Mila akhirnya patuh dengan perkataan Rocky yang melarangnya untuk mandi. Dia hanya mengganti pakaiannya dengan baju tidur. “Loh Mas kok mandi?” protes Mila. “Gerah.”“Curang!”Rocky mencium pipi Mila dengan gemas, “Aku khawatir kamu sakit, Sayang. Kita tidur ya.”Rocky menuntun Mila naik ke atas tempat tidur, dengan lengan Rocky sebagai bant
Terakhir Diperbarui: 2025-01-16
Chapter: Bab 117 Kelahiran dan Kematian
Malam itu begitu tenang. Samuel duduk di samping Arin yang terbaring di ranjang rumah sakit. Wajahnya pucat, tetapi senyum kecil tak pernah lepas dari bibirnya. Di pelukannya, seorang bayi mungil yang baru saja lahir beberapa jam lalu. "Noah," bisik Samuel, matanya menatap lembut ke wajah anak itu. "Aku ingin menamainya Noah. Untuk menghormati Ayahmu, Arin. Dia pasti bangga." Arin tersenyum meski lelah. Air mata hangat mengalir dari sudut matanya. "Noah... Nama yang indah.”Samuel membelai rambut Arin dengan penuh kasih. Di dalam hatinya, ia berjanji untuk menjaga dua orang yang paling ia cintai ini dengan segenap jiwa raganya. "Kamu tahu, aku tidak pernah seberharap ini sebelumnya," ujar Samuel, suaranya pelan tapi penuh emosi. "Melihat kamu dan Noah… rasanya seperti semua perjuangan selama ini terbayar." Arin mengangguk kecil. Tubuhnya masih lemah setelah proses persalinan yang cukup panjang. Tapi melihat bayi mereka yang sehat dan Samuel yang selalu ada di sisinya, ia meras
Terakhir Diperbarui: 2025-01-16
Chapter: Bab 116
Mentari pagi menyelinap dari celah-celah tirai jendela kamar tidur mewah milik Samuel dan Arin. Suara burung yang berkicau terdengar lembut, seolah menyambut hari baru yang penuh kebahagiaan. Arin membuka matanya perlahan. Dia menoleh, menemukan Samuel yang sudah duduk di tepi ranjang, mengenakan kemeja putih yang digulung di bagian lengannya. Tatapan pria itu hangat, penuh cinta. “Pagi, istriku,” sapa Samuel sambil tersenyum. Arin tersenyum kecil, matanya masih setengah mengantuk. “Pagi, suamiku. Kenapa bangun pagi-pagi sekali? Biasanya kamu kan malas-malasan dulu.” Samuel tertawa kecil, lalu membelai rambut Arin dengan lembut. “Aku cuma ingin memastikan kamu istirahat dengan cukup. Lagipula, ada sesuatu yang spesial hari ini.” Arin mengerutkan kening, bingung. “Spesial? Apa? Hari ini bukan ulang tahun kita, kan?” Samuel mengangguk pelan, wajahnya penuh rahasia. “Nanti juga kamu tahu. Yang penting sekarang, kamu siap-siap, ya. Aku mau kita habiskan hari ini dengan santai, cu
Terakhir Diperbarui: 2025-01-16
Chapter: Bab 115
Pagi itu, Arin berdiri di depan gedung utama Venus Corporation. Bangunan megah itu terlihat kokoh, tapi di matanya, gedung itu seperti menyimpan luka lama. Perusahaan yang dulu milik kedua orang tuanya telah mengalami begitu banyak perubahan buruk di tangan Irawan. Namun sekarang, semuanya ada di tangannya. Arin menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan hatinya. Ini adalah langkah besar, dan dia tidak boleh gagal.Di sampingnya, Samuel berdiri dengan tenang. Wajahnya seperti biasa, penuh ketegasan, tapi ada senyum kecil yang membuat Arin merasa lebih percaya diri.“Kamu yakin bisa handle semuanya?” tanya Samuel, memecah keheningan.Arin menoleh, tersenyum tipis. “Aku harus bis. Ini perusahaan orang tuaku, Mas. Aku tidak bisa biarin apa yang mereka bangun terbuang sia-sia.”Samuel mengangguk. “Kalau kamu butuh bantuan, Mas selalu ada. Mas tahu ini berat, tapi kamu tidak sendirian.”Mendengar itu, Arin merasa lebih lega. Ada kekuatan dalam kata-kata Samuel yang membuatnya yakin la
Terakhir Diperbarui: 2025-01-16
Chapter: Bab 114
Clara berdiri di depan cermin besar di kamar pribadinya. Gaun merah yang membalut tubuhnya terlihat sempurna, namun wajahnya menyimpan kelelahan yang sulit disembunyikan. Senyum tipis menghiasi bibirnya, meskipun hatinya penuh amarah. Samuel. Nama itu terus berputar di kepalanya. Dia ingat betul bagaimana pria itu menatapnya dingin beberapa hari yang lalu, menolak kehadirannya tanpa sedikit pun ragu.“Dia tidak bisa terus seperti ini,” gumam Clara pada dirinya sendiri, suaranya hampir seperti bisikan. Matanya menatap pantulan dirinya dengan tajam, seolah mencoba meyakinkan diri bahwa dia masih punya kendali. ---Di ruang tamu, Irawan berdiri dengan wajah merah padam. Di depannya, Bella berdiri dengan koper besar di tangannya. Wanita itu mengenakan pakaian sederhana, tidak seperti biasanya. Wajahnya yang biasanya penuh senyum kini terlihat dingin dan penuh kebencian. “Kamu mau ke mana?” suara Irawan terdengar keras, hampir seperti teriakan. Bella menatapnya dengan tenang, tapi sorot
Terakhir Diperbarui: 2025-01-14
Terjerat Hasrat dan Obsesi Tuan Kendrick

Terjerat Hasrat dan Obsesi Tuan Kendrick

“Pasti ada kesalahpahaman, Tuan. Suamiku tak mungkin menjualku!” “Tak mungkin menjualmu?” Kendrick berkata dengan dingin sebelum melempar sebuah surat ke atas meja. “Begitu percaya diri.” “Baca dan resapi peninggalan dari suami kesayanganmu.” Serena yang mengira selama ini pernikahan mereka baik-baik saja dan cenderung damai tiba-tiba sang suami menjual dirinya. Leonardo membuat dia terjerat dalam hasrat seorang pria yang berkuasa.
Baca
Chapter: Bab 39
Evan tiba-tiba masuk ke ruangan Kendrick, disana masih ada Serena dan juga Julian. Kendrick pun bertanya dengan nada yang sedikit kesal, "Kenapa setiap kali aku bertemu dengan Serena, kamu selalu muncul, Evan?"Kendrick kesal dengan ekspresi yang Evan tunjukan dia pun kembali bertanya, "Apa kamu menghafal semua jadwal Serena? Kamu selalu muncul di waktu yang tepat, seolah-olah kamu tahu persis kapan Serena akan bertemu dengan aku."“Apa itu masalah untuk Kakak?” tanya Evan dengan senyum yang penuh arti. Serena yang berada di antara Kendrick dan Evan pun tampak bingung. Dan akhirnya dia memilih berpamitan untuk pergi dari ruangan Kendrick. Serena keluar dari ruangan Kendrick setelah berpamitan kepada Kendrick dan Evan. Dia berjalan ke arah lift dengan langkah yang santai, berharap bisa menghilangkan kesan yang tidak enak setelah pertemuan dengan Evan di ruangan Kendrick.Tapi sebelum lift itu menutup, Evan lebih dulu masuk dan berdiri di samping Serena. Mereka berdua berada di dalam
Terakhir Diperbarui: 2025-02-23
Chapter: Bab 38
Serena terkejut ketika Evan berdiri tak jauh darinya, dengan mata yang penasaran. "Kenapa kamu ada di basement?" tanya Evan dengan nada yang santai.Serena tampak bingung harus menjawab apa, karena dia baru saja keluar dari mobil Kendrick dan berharap Evan tidak melihatnya. Dia tidak ingin Evan mengetahui tentang hubungannya dengan Kendrick, atau setidaknya tidak ingin Evan mengetahui tentang perjalanan mereka ke rumah sakit."Aku... aku hanya ingin mencari sesuatu," jawab Serena dengan nada yang tidak yakin.Evan mengangkat alisnya, penasaran dengan jawaban Serena. "Mencari sesuatu? Di basement?" tanya Evan dengan nada yang skeptis.Serena merasa semakin bingung dan tidak tahu apa yang harus dikatakan. Dia berharap Evan tidak akan terus bertanya, tapi Evan tampaknya tidak akan berhenti sampai dia mendapatkan jawaban yang memuaskan.“Aku mencari Pak Kendrick, aku dengar dia akan kembali dan pergi lagi dan aku harus ke basement memberikan dokumen,” jelas Serena yang menoleh ke kanan ki
Terakhir Diperbarui: 2025-02-22
Chapter: Bab 37
Serena yang baru datang mendekat ke arah ibunya, Lydia. Lydia terlihat senang dengan kedatangan Serena, dan wajahnya langsung bersinar dengan senyum."Serena, sayang! Ibu baru saja berbicara dengan Nak Kendrick," kata Lydia dengan nada yang bersemangat. "Dia bilang operasi akan dilakukan lusa!"Serena pun ikut senang mendengarnya, dan wajahnya langsung tersenyum. "Benar, Bu? Lusa sudah bisa dilakukan?" tanya Serena dengan nada yang penuh harapan.Lydia mengangguk, dan matahari yang masuk melalui jendela membuat wajahnya terlihat lebih cerah. "Benar, sayang. Nak Kendrick sudah mengatur semuanya. Ibu merasa lega sekali," kata Lydia dengan nada yang penuh rasa syukur.Serena pun merasa lega dan bahagia mendengar kabar tersebut. Dia memeluk ibunya dengan erat, dan keduanya saling menatap dengan mata yang penuh harapan dan kebahagiaan.Interaksi antara Serena dan ibunya, Lydia, tak luput dari perhatian Kendrick. Dia memperhatikan bagaimana keduanya saling memeluk dan menatap dengan mata ya
Terakhir Diperbarui: 2025-02-21
Chapter: Bab 36
Di ruangan meeting yang dipenuhi dengan desas-desus bisnis dan klik-klik laptop, Kendrick duduk dengan postur yang tegap, matanya tertuju pada Serena yang sedang berdiri di depan ruangan. Serena, dengan penuh percaya diri, menguraikan poin-poin penting dalam presentasinya, gerakan tangannya yang lincah menambah bobot pada setiap kata yang diucapkannya.Sementara itu, Evan, yang duduk di sisi lain meja, juga tampak terpaku pada Serena. Mata Evan bergerak mengikuti setiap gerakan Serena, seolah-olah tak ingin melewatkan satupun detail dari apa yang disampaikan. Kedua pria tersebut, meski berbeda posisi, memiliki intensitas perhatian yang sama terhadap sosok wanita yang berbicara di hadapan mereka.Kendrick memperhatikan pandangan Evan terhadap Serena, dan dia merasa sedikit tidak nyaman. Dia mencoba untuk fokus kembali pada presentasi Serena, tapi dia tidak bisa tidak memperhatikan pandangan Evan yang terus-menerus terarah pada SerenaKendrick sesekali mengernyitkan dahi, mencatat beber
Terakhir Diperbarui: 2025-02-20
Chapter: Bab 35
Serena sampai di kantor lima menit sebelum terlambat dan segera menuju ke ruangannya. Saat dia masuk, dia melihat Randy, atasan langsungnya, bersama dua orang wanita yang tidak dikenal. Serena meminta maaf karena baru datang, tapi Randy tidak mempermasalahkan itu."Tidak apa-apa, Serena. Saya ingin memperkenalkan dua rekan kerja baru kita," kata Randy sambil menunjuk ke dua wanita itu.Serena tersenyum dan mengucapkan selamat pagi kepada Randy dan dua wanita itu. Randy kemudian memperkenalkan mereka sebagai Melodi dan Sofia, dua rekan kerja baru yang akan menggantikan dua rekan yang dipecat sebelumnya.Serena merasa sedikit penasaran dengan kedatangan dua rekan kerja baru ini, tapi dia juga merasa senang karena bisa bekerja sama dengan orang-orang baru. Dia juga merasa sedikit lega karena Melodi adalah orang yang sudah dikenalnya sebelumnya, karena Melodi berasal dari devisi lain di perusahaan yang sama."Selamat datang, Melodi dan Sofia," kata Serena sambil tersenyum. "Saya senang bi
Terakhir Diperbarui: 2025-02-19
Chapter: Bab 34
Serena terlalu asik menonton drama Korea hingga dia lupa waktu. Jam telah menunjukkan pukul satu dini hari, tapi Serena masih tertawa dengan apa yang dia tonton. Dia tidak sadar dengan kedatangan Kendrick, yang membuka pintu kamar dan masuk ke dalam.Kendrick juga tampak terkejut melihat Serena yang masih menatap layar ponselnya dengan fokus. Wanita itu tidak menyadari kehadiran Kendrick, dan dia terus menonton drama Korea dengan tidak berkedip.Kendrick tidak bisa tidak tersenyum melihat Serena yang begitu terobsesi dengan drama Korea. Dia berjalan mendekati Serena dan berdiri di belakangnya, memandang layar ponselnya dengan penasaran. "Apa yang kamu tonton?" tanya Kendrick dengan suara yang pelan.“Astaga Tuan, Anda mengagetkan saya,” pekik Serena yang terkejut. “Sepertinya sangat bagus hingga kamu lupa waktu.”Mendengar ucapan Kendrick membuat Serena langsung melihat jam. Dia pun terkejut mengetahui jika sudah pukul satu dini hari. “Anda baru selesai bekerja, Tuan?” tanya Serena
Terakhir Diperbarui: 2025-02-18
Anda juga akan menyukai
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status