Share

Bab 4 Pekerjaan Baru

Sudah dia hari Arin memutuskan mencari pekerjaan yang bisa menghasilkan uang cukup banyak. Meskipun nantinya Arin belum bisa melunasi setidaknya dalam satu minggu dia harus berusaha mencicilnya. Ia akan meminta kelonggaran waktu lagi setelah satu minggu untuk membuktikan jika ia akan membayarnya.

Dia bertanya kesana kemari untuk lowongan pekerjaan, ia tahu hal mustahil mendapatkan pekerjaan dengan gaji besar dalam waktu satu minggu, Namun dirinya tidak mau menyerah begitu saja.

“Hy,” panggil seseorang membuat Arin menoleh.

“Kamu sepertinya sedang mencari pekerjaan,” ucap wanita dengan kulit putih itu.

“Iya Kak, saya membutuhkan uang untuk melunasi hutang,” tutur Arin terus terang berharap wanita di depannya itu bisa membantunya.

“Mau gaji besar?” tanya wanita itu yang langsung dijawab anggukan kepala oleh Arin. “Ya sudah ikut saya yuk, bekerja bersama saya nanti saya kenalkan bos saya,” ajak wanita itu membuat mata Arin langsung berbinar.

“Benar kak?” tanyanya yang diyakini oleh wanita itu. “Kalau boleh tahu gajinya berapa Kak?”

“Tidak mesti, tergantung kamu bisa menarik pelanggan, saya sih minimal sepuluh juta sehari,” jawab sang wanita. “Bagaimana mau?” tanya wanita itu lagi yang dijawab anggukan oleh Arin.

Arin berpikir jika pekerjaan yang wanita itu berikan adalah sales, “Barang apa yang kita tawarkan ke pelanggan Kak?” tanya Arin.

“Nanti kamu juga akan tahu sendiri, bagaimana mau ikut?” tanyanya lagi. Arin pun mengangguk ia lalu mengikuti wanita itu menuju ke apartemennya. Wanita yang ternyata bernama Jessica itu terlihat ramah dan baik. Dia langsung menawarkan makanan untuk Arin.

“Kamu makan lalu mandi nanti pakai bajuku dulu tidak apa-apa,” ujar Jessica.

“Makasih Kak Jes, kapan kita akan menemui bos Kak Jes?”

“Nanti malam, aku mau mandi dulu kamu makan saja sendiri tidak apa kan? Aku udah makan soalnya tadi,” jelas Jessica yang dijawab anggukan kepala.

Arin yang lapar pun mulai memakan makanan yang Jessica sajikan. Seharian dia belum makan sehingga ia terlihat sangat menikmatinya apalagi makanan itu sangat enak. Setelah Jessica selesai mandi ia langsung menyuruh Arin untuk mandi dan memberikan sebuah pakaian kepada Arin.

“Kak ini...”

“Semua pakaianku seperti itu nanti kamu pakai outer jika malu daripada memakai pakaian itu,” tutur Jessica menunjuk pakaian yang Arin kenakan, ia tahu jika Arin pasti keberatan memakai gaun yang ia berikan.

Pasalnya gaun itu sangat terlihat seksi hingga Arin sendiri merasa malu jika memakainya. Setelah mendengar penjelasan Jessica maka Arin pun mengerti dan langsung masuk ke dalam kamar mandi. Selesai mandi ia menatap dirinya di dalam cermin, ia sendiri merasa malu memandang dirinya yang berpakaian seperti itu.

Ia keluar dari kamar mandi dengan berusaha menutup belahan dadanya dengan tangan. “Sudah selesai Arin?” tanya Jessica saat mendengar pintu kamar mandi dibuka. “Kenapa seperti itu? Kamu malu?” tanya Jessica dengan tertawa.

Arin tidak menjawab dan hanya tersenyum canggung. “Hanya ada kita berdua disini tidak perlu malu, sini aku make up sebentar ya biar lebih fresh,” panggil Jessica yang menarik tangan Arin agar mengikutinya.

Jessica membawa Arin ke dalam kamarnya, dia menata rambut Arin dan merias sedikit wajahnya. Awalnya Arin akan protes tetapi Jessica menjelaskan dia harus sedikit berdandan karena akan menemui bos Jessica agar Arin diterima bekerja. Karena Arin yang sangat membutuhkan uang maka ia pun mendengarkan begitu saja perkataan Jessica tanpa curiga sedikit pun.

Jessica lalu memberikan outer untuk menutupi tubuh Arin karena pakaiannya yang sangat seksi. “Bagaimana?”

“Ini lebih baik Kak,” jawab Arin dengan tersenyum.

“Ya sudah ayo kita berangkat,” ajak Jessica yang berjalan keluar dari apartemen itu diikuti oleh Arin.

Wajah Arin nampak senang karena bisa mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang besar. Mereka menaiki mobil Jessica menuju ke tempat mereka menemui bos Jessica. Dalam perjalanan Arin nampak antusias dia tak sabar untuk bertemu dengan bos Jessica.

Setelah kurang lebih dua puluh menit kemudian mobil itu berhenti di sebuah parkiran. “Ini tempat apa Kak?” tanya Arin yang nampak bingung dengan bangunan di depannya itu.

“Sudah ayo ikut saja, aku yakin kamu langsung diterima bekerja,” ujar Jessica dengan tersenyum.

Arin mengikuti Jessica masuk ke dalam bangunan itu, mereka masuk melalui pintu belakang. Saat mereka masuk di sambut oleh seorang wanita yang umurnya sekitar empat puluh tahunan. Wanita itu menyambut baik Jessica dengan memeluknya.

“Ya ampun anak cantikku sudah datang, memang tidak salah dulu aku merekrutmu. Kamu selalu memberikan keuntungan besar,” puji wanita itu.

“Iya dong Mami, oh ya kenalkan Mi ini Arin dia mau bekerja disini,” tutur Jessica yang memperkenalkan Arin kepada wanita yang ia panggil dengan sebutan Mami.

“Hey cantik, tampaknya polos sekali,” ujar sang Mami.

Jessica membisikan sesuatu kepada sang Mami membuatnya langsung tersenyum senang. “Kamu langsung bekerja saja hari ini, sayang sudah cantik seperti ini kalau langsung pulang,” tutur Mami membuat mata Arin berbinar.

Namun, beberapa detik kemudian dia menyadari kejanggalan yang ada disana. “Sekarang? Bukankah ini sudah malam?” tanya Arin yang bingung.

“Memang pekerjaan kita malam Arin.”

“Produk apa yang akan kita tawarkan?”

Pertanyaan Arin membuat Jessica dan Mami terkekeh, keduanya merasa lucu dengan kepolosan Arin. Mami pun melangkah mendekati Arin. “Kamu disini akan menawarkan, ini!” Ucap Mami membuat Arin terkejut pasalnya sang Mami membuka outer Arin begitu saja.

Arin memekik karena terkejut dia segera menutupi belahan dadanya dengan menggunakan tangan. “Sudahlah Sayang jangan malu-malu, kamu pasti akan mendapat banyak uang malam ini apalagi kamu masih Virgin pasti banyak laki-laki yang menginginkan kamu,” jelas sang Mami membuat Arin semakin ketakutan.

“Maaf Mami maaf Kak, sepertinya saya salah paham soal pekerjaan yang Kak Jessica tawarkan. Saya tidak bisa melakukannya,” ujar Arin segera dan dia langsung melangkah untuk pergi.

Tetapi para penjaga disana menahan dirinya, tubuh mereka yang besar membuat Arin tidak mampu melawan mereka. “Kak Jes tolong, aku tidak mau melakukannya,” ujar Arin memohon.

“Kamu yakin tidak mau bekerja disini? Bukankah kamu membutuhkan uang?” tanya Jessica dengan lembut.

“Tidak Kak, aku tidak bisa bekerja seperti ini,” jawab Arin segera. Ia berharap Jessica membantunya keluar dari sana.

“Baiklah kamu boleh pergi tapi lihat dulu apa yang akan aku tunjukan,” ujar Jessica yang melangkah mendekat ke arah Arin.

Ia membuka ponselnya lalu menunjukkan rekaman dimana Arin sedang mandi. Arin terkejut melihat itu hingga ia tidak bisa berkata-kata. “Bagaimana masih tetap mau pergi lalu video ini akan tersebar?”

“Kak, aku mohon jangan lakukan itu,” pinta Arin yang telah berlutut di depan Jessica.

Jessica menatap sang Mami agar Mami yang membuat keputusan. “Baiklah karena kamu memohon maka akan saya lepaskan setelah satu minggu dan harus mendapatkan pelanggan,” ujar sang Mami membuat Arin semakin pucat. Arin ingin menolaknya tetapi Mami itu sudah membuka mulut terlebih dahulu.

“Turuti perkataanku atau video kamu tersebar!” ancaman itu membuat Arin menangis.

Dia benar-benar tidak menyangka akan berada dalam situasi seperti ini.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status