Si Brengsek dari Masa Lalu

Si Brengsek dari Masa Lalu

By:  SageGreen_  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 rating
21Chapters
537views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Setelah menggugurkan janinnya yang tak berdosa, Sandra berusaha bangkit dari keterpurukannya. Wanita cantik itu masih terus tidak bisa melupakan lelaki yang selalu bersemayam di hatinya, Tyo Bagaskara. Namun, ketika hubungannya hancur berantakan, ia malah dipindah tugaskan ke kota yang sama dengan sang mantan, Tyo. Lebih parahnya lagi, Sandra harus menelan pil pahit karena Tyo harus segera menikah dengan wanita pilihan orang tuanya. Disaat Tyo menikah dengan wanita pilihan ibunya, dia masih gencar menemui Sandra. Sanggupkah Sandra menghadapi semua masalahnya tersebut? Haruskah dia menyerah atau lanjut dengan segala konsekuensinya?

View More

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
SageGreen_
Cerita bagus ...
2023-11-01 06:08:19
0
21 Chapters

Tiba-Tiba Pindah

Sandra menangis sesenggukan di sebuah kamar mandi berukuran 2x2 meter. Wanita itu menahan sakit yang amat dalam di dalam dada, dan juga perut bagian bawahnya yang mengalami kontraksi hebat. Cairan berwarna merah menyala itu mengalir sangat deras keluar dari bagian bawah tubuhnya. Beberapa saat kemudian, bongkahan berukuran agak besar dan kecil keluar bersamaan di bawah lantai kamar mandi.“M-maaf, maafkan mama, Nak." Sandra terisak sambil terduduk di bawah lantai kamar mandi. Tak peduli lagi dengan air shower yang dingin mengucur deras di atas kepala dan tubuhnya yang tak berbusana.Sandra melirik bongkahan-bongkahan itu, lalu dengan sisa tenaga yang ada pada tubuhnya, dia berjongkok memungutinya dengan menggunakan sarung tangan yang sudah ia pakai sejak sebelum dia melakukan aksinya. Bongkahan berwarna merah merekah itu ia masukkan ke dalam kantong berwarna hitam dan ia masukkan ke dalam kotak plastik bening. Setelah berhasil ia masukkan, dia melepas sarung tangannya lalu meraih pons
Read more

Bertemu Si Brengsek

"Kenapa sangat mendadak, Pak?" tanya Sandra lemas.Pria itu mengangguk pelan. "Bukankah lebih baik jika bekerja di kota itu? Jenjang karier yang lebih baik, gaji pun sangat lebih baik jika ditempatkan di kantor utama."Sandra menelan ludahnya kasar. Otaknya perlu waktu lebih lama untuk mencerna keputusan bosnya yang mendadak ini. Apalagi dia harus kelabakan sendiri dengan memulai segalanya dari nol lagi. "Saya harap kamu menyetujuinya," pinta si manager. Sandra melipat kembali dan memasukkan secarik kertas itu ke amplop dan pamit keluar dari ruangan bosnya. Tiba di meja kerjanya, Sandra menumpu lengan di atas kubikelnya. Keningnya berkerut, berpikir amat keras dan tertekan. Akhirnya ia meloloskan napas panjang dan memutuskan untuk duduk. "Shit!" umpat Sandra kesal. Bagaimana bisa dia harus kembali ke kota Surabaya, kota yang selama ini dia hindari. Selama bertahun-tahun pun dia tak pernah menjadikan kota Surabaya menjadi kota pijakannya kembali. Setelah berpikir cukup lama selama
Read more

Atasan Baru

Dug! "Awhs!" Tyo merintih kesakitan akibat aset berharganya ditendang dengan lutut Sandra. Mereka berdua sudah sampai di lantai tiga, di mana unit Sandra berada. Saat Tyo merintih kesakitan karena ulah Sandra, wanita itu buru-buru melangkahkan kaki seribu meninggalkan Tyo. "Sandra!" teriak Tyo. "Tunggu! Ah ... Sialan!" rintih Tyo sembari memegangi perutnya yang sedikit ngilu. Sandra buru-buru memencet tombol password unitnya, namun, lagi-lagi gerakannya tidak cukup cepat dan Tyo-pun mendapatkan Sandra kembali. Dengan cekatan, Tyo meraih pergelangan tangan Sandra dengan sedikit menekannya. "Aku akan memberimu hukuman, lihat saja nanti."Sandra tersenyum remeh. "Memang kamu siapa berani berkata seperti itu!""Kenapa kamu tidak bilang jika pindah ke Surabaya?" tanya Tyo terus terang. Sandra menghela napas berat. Kemudian memicingkan matanya. "Memang apa pedulimu jika aku pindah ke sini. Apa itu bisa merubah segalanya?"Tyo terdiam menatap ke arah Sandra lekat. Senyumnya tipis namu
Read more

Pihak Ke Tiga

David mengernyitkan dahinya. "Kamu sudah kenal Pak Tyo?" tanya David.Sandra pun hanya menggeleng cepat. Mampus! Jika bosnya tahu, Sandra telah mengenal Tyo sebelumnya pasti akan jadi masalah. Sandrapun langsung beralasan seadanya, dari pada terkena akibat buruk gara-gara si brengsek ini. "Oh, saya tidak kenal, Pak," jawab Sandra singkat sembari menggelengkan kepala. Sandra tersenyum tipis sembari mengulurkan tangannya ke arah Tyo yang sudah siap menyambut dengan tatapan berbinar. Benar saja tatapannya siap menerkam Sandra kapanpun dia mau. "Tyo Bagaskara."Sandra tersenyum sekilas. "Sandra."Tyo nampak menyengir karena Sandra hanya berkenalan secara singkat saja. Untungnya, bosnya terlihat tidak peduli dengan interaksi mereka yang sedikit menimbulkan tanda tanya. Beberapa waktu kemudian, saat di dalam ruangan Tyo, Sandra terasa sangat canggung. Namun, dia berusaha mengubur perasaan kacaunya itu dengan sikap profesional. Sesekali dia tersenyum dan melihat ekspresi Tyo yang seolah-o
Read more

Ketahuan Bos

David tiba-tiba tertawa. "Situasi macam apa ini. Zivana, hentikan omong kosongmu!" "Tapi, Kak wajahnya nggak asing. Aku emang pernah lihat dia di ponsel Mas Tyo," tukasnya kepada David. Hati Sandra terasa berdenyut nyeri saat mendengar wanita yang bernama Zivana itu memanggil Tyo dengan sebutan "mas". Sandra bertanya-tanya sebenarnya apa hubungan Tyo dengan wanita itu. "Kami pulang dulu, Tuan, dan Nona freak!" ejek Kiara ditujukan untuk Zivana. Zivana mengerutkan dahinya bersiap menyerang Kiara dengan sejuta umpatannya. "Heh! Kamu ngatain saya freak?!"Kiara menggulung lengan kemejanya sampai ke atas dan berkecak pinggang menantang Zivana. "Kalau iya emangnya kenapa. Datang-datang menuduh yang tidak-tidak, sok kenal lagi."Zivana maju satu langkah, namun, ditahan oleh David dan Tyo. "Sudahlah Zivana, ayo kita pergi. Maaf ya Sandra, dan Mbak Kiara." Bukan Tyo yang meminta maaf, tapi, David. Tyo hanya membisu di depan Sandra dan Kiara. Seperti kehilangan nyali untuk meredam amarah
Read more

Rencana Pernikahan

"Maksud kalian apa?" cecar lelaki itu penuh tanda tanya. Sandra dan Tyo reflek menoleh ke sumber suara. Di sana sudah berdiri David dengan wajah garang. Sandra nyaris tak mengenali wajah asli atasannya tersebut. "Jelaskan sama saya, kalian punya hubungan apa. Dan kenapa kamu harus membenci dia?!" David menunjuk-nunjuk ke arah wajah Tyo dengan emosi. Tyo pucat pasi. Dia terlalu kagok untuk menjelaskan yang sejujurnya kepada David. Entah alasan apa yang harus dia pakai untuk menutupi hubungannya dengan Sandra. Namun, bak mendapat angin segar, Sandra maju satu langkah menghadapi David. "Saya dan Pak Tyo memang sudah mengenal satu sama lain, dia ... Dia kakak senior saya," jelas Sandra secara lugas. David menatap Tyo penuh kebencian. "Berarti benar apa yang dikatakan Zivana, aku mau tanya sama si brengsek ini, bukan kamu, Sandra."Sandra terperangah. Kepalanya menoleh ke kanan ke arah Tyo. Sungguh pertanyaan yang besar, David tidak marah padanya sama sekali? Di situlah Sandra melihat
Read more

Bertemu Mama

Kaki Sandra melangkah keluar dari gerbong kereta, ia menyeret koper berwarna hijau tua dan membawa satu tas selempang kesayangannya. Langkah kakinya terhenti tatkala ia melihat sekelebat bayangan seseorang. Orang itu tidak asing, Sandra mengenal orang itu dengan baik. Namun, saat Sandra hendak mengejar, ia dikagetkan dengan teriakan Kiara. "San, bengong terus!" seru Kiara sambil menepuk lengan sahabatnya supaya tersadar. Sandra menoleh dengan senyuman lebar. "Sorry, Ki. Tadi tuh kayak ada Pak David di situ."Kiara melongo. "Siapa Pak David?" Tangan Sandra langsung menggandeng Kiara menuju pintu keluar tanpa harus menjawab pertanyaan Kiara. "Laper nih, makan dulu di situ, Ki."Sandra menunjuk beberapa kedai yang menyediakan berbagai masakan mulai dari fast food, tradisional yang berjejer di sekitar stasiun. Kiara mengangguk mengiyakan, kemudian mereka bergegas mengisi perutnya yang kosong. "Ntar deh, Pak David tuh bos kamu?" celetuk Kiara masih penasaran dengan nama Pak David yang
Read more

Perpecahan

"Aku nggak ngajak dia, Ma!" sanggah Sandra berteriak, memekik memandangi mamanya. Mama Sandra hanya tersenyum tipis. "Iya, iya, masuk dulu, nak Tyo juga. Mari masuk."Ah sepertinya Sandra melupakan sesuatu. Sebelum dia menginjakkan kaki ke dalam halaman rumahnya, ia lalu berbalik arah menuju mobil Tyo yang masih terparkir di depan gerbang. "Ma, Mama beneran mau ngajakin dia masuk ke rumah?" Sandra bertanya kepada mamanya yang sudah berjalan duluan ke arah rumah. Dari kejauhan, Sandra bisa melihat raut wajah wanita paruh baya itu dengan jelas. Mamanya terlihat bahagia, sedangkan Tyo sudah jelas menang di waktu ini. Sejak berhubungan dengan Tyo selama hampir lima tahun, Sandra tak pernah mengajak Tyo ke rumahnya. Tyopun juga tak pernah menyinggung tentang keluarga Sandra. Padahal, Sandra memang sengaja melakukan hal itu supaya melihat kegigihan dari Tyo. Tapi, setelah sekian lama Tyo tak pernah berniat menemui kedua orang tuanya. Beberapa tahun yang lalu, ketika papa Tyo meninggal,
Read more

Musuh dari Masa Lalu

Sandra mendelik saat pagutannya dilepas begitu saja oleh Tyo. Dagu Tyo diangkat agar supaya Sandra tahu ada seseorang yang sedari tadi mengetuk-ketuk jendela mobilnya. Sandra lalu menoleh. "Mike? Kenapa nggak bilang dari tadi!" protesnya. "Dia pasti salah paham." Sebelum Sandra membuka pintu untuk keluar, Tyo lebih dulu menarik tangan wanitu itu. "Dia nggak akan salah paham. Jelasin ke dia lah."Sandra tersenyum getir. "Maksud kamu aku harus jelasin hubungan kita ini ke dia?" Tak peduli dengan bujuk rayu Tyo, Sandra lalu beranjak keluar dari kursi penumpang. Di luar, Mike sudah memasang tampang tidak ramah kepada Sandra. Selang beberapa detik, Tyo juga ikut keluar untuk menampakkan batang hidungya kepada Mike. "Kamu udah dari tadi?" tanya Sandra basa-basi sambil memaksakan senyum. Dia benar-benar seperti tepergok berbuat mesum dan merasa dihakimi oleh Mike. Mike melengos. "Aku mau pulang sendiri, tanpa dia!"Jari telunjuk Mike dengan mudahnya menunjuk ke arah pria yang sedari tad
Read more

Kembali Bersamamu?

"Mi ... Ke?" Mike berdiri di belakang seorang lelaki dengan paras tampan, badan tinggi, dan wajah lelaki itu banyak ditumbuhi kumis tipis. Lelaki itu menatap Sandra dengan wajah tidak ramah. Ia lalu berjalan menuju Sandra, disusul dengan Mike berjalan di belakang lelaki itu. Lelaki itu tersenyum miring. "Mike bilang, kamu jemput sama bajingan itu. Apa itu bener?""Mike, Mama mau cari kamu tadi di pantai. Sini Mama kangen banget." Sandra tak menanggapi pertanyaan lelaki itu. Ia malah menghampiri Mike, sebelum ia dicegah oleh lelaki itu. "Mas! Aku punya hak, dan ... Kamu nggak ada hak berbuat seperti ini."Lelaki itu menarik tangan Sandra hingga tubuh Sandra menghimpit tubuhnya. Ia mendesis memperingati Sandra. "Kamu tuh ibu yang nggak becus didik anak sendiri. Disuruh jemput, malah enak-enakan pacaran sama seorang bajingan.""Kamu nggak ada hak buat ngatur-ngatur aku lagi."Sandra melotot, urat-urat di lehernya terlihat jelas karena sangat marah ketika privasinya dicampuri oleh mant
Read more
DMCA.com Protection Status