Rantai Hasrat (Oliver&Nicole)

Rantai Hasrat (Oliver&Nicole)

last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-11
Oleh:  Abigail Kusuma  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
2 Peringkat. 2 Ulasan-ulasan
206Bab
57.5KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Follow me on IG: abigail_kusuma95 *** “Loving you, just leaving the scars.” Berjuang membuang bayang-bayang gelap di masa lalu, tidak mudah bagi Nicole Tristan. Gadis cantik itu telah jatuh cinta sedalam-dalamnya, pada pria yang telah mempermainkannya. Pria yang menjadi cinta pertamanya, hanya menjadikannya sebuah permainan. Layaknya boneka yang sudah tak layak lagi digunakan. Rasa putus asa menyerang. Nicole berjuang berdiri dengan kedua kakinya, melupakan bayang-bayang gelap yang menghancurkannya. Namun, siapa sangka takdir mengajaknya bercanda. Beberapa tahun kemudian, Nicole harus bertemu dengan Oliver Maxton—cinta pertamanya yang menorehkan luka padanya. Semua belum berakhir, Nicole harus mendapatkan fakta di mana Oliver akan menikah dengan adik tirinya. Semesta seakan ingin kembali menyiksa hidupnya. Rasa benci dan cinta melebur menjadi satu. Pemisah benci dan cinta seperti dinding kokoh, tapi kenyataannya itu adalah dinding tipis. Lantas bagaimana kelanjutan kisah Oliver dan Nicole? Permainan ini harusnya telah berakhir, tapi semesta seolah ingin permainan tetap berlanjut. Cinta dan benci yang telah menyatu bertahun-tahun kembali harus menghadapi badai.

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

Bab 1. Mendapatkanmu

“Nicole, kau sendirian?”Dua orang pemuda asing menghampiri seorang gadis cantik bernama Nicole. Mereka berdiri di sisi kanan dan kiri Nicole—seakan memblokir jalan gadis itu. Terlihat jelas tatapan mata Nicole menatap dingin dua pemuda asing yang mendekatinya.“Siapa kalian? Kenapa kalian bisa tahu namaku?” tanya Nicole sedikit bingung. Dia merasa dua laki-laki asing ini bukanlah teman sekelasnya, juga bukan kakak kelasnya. Gadis cantik itu berada di tengah-tengah pesta ulang tahun teman sekolahnya, namun tak menyangka ada banyak orang yang hadir.“Well, kami jelas saja tahu namamu, Nicole. Para laki-laki di sini banyak yang membicarakanmu. Mereka mengagumi kecantikanmu,” bisik salah satu pemuda itu. Nicole menatap tajam dua pemuda itu. “Tolong jangan ganggu aku. Aku tidak ingin diganggu.” Lalu, gadis itu memilih beranjak dan hendak pergi meninggalkan pesta, namun tangan Nicole dicengkram kuat oleh salah satu laki-laki di sisi kanannya.“Come on, Nicole. Kau bisa habiskan pesta bers

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

default avatar
Ruby Woo
So far baca karya2 author yg ini bgs2 semua..!!
2024-01-16 13:35:34
2
user avatar
Rini Widiastuti
amazing luar biasaaaa... penulis hebat. jalan cerita dan alur serta percakapan yang sangat bagus.
2023-12-28 14:51:41
3
206 Bab

Bab 1. Mendapatkanmu

“Nicole, kau sendirian?”Dua orang pemuda asing menghampiri seorang gadis cantik bernama Nicole. Mereka berdiri di sisi kanan dan kiri Nicole—seakan memblokir jalan gadis itu. Terlihat jelas tatapan mata Nicole menatap dingin dua pemuda asing yang mendekatinya.“Siapa kalian? Kenapa kalian bisa tahu namaku?” tanya Nicole sedikit bingung. Dia merasa dua laki-laki asing ini bukanlah teman sekelasnya, juga bukan kakak kelasnya. Gadis cantik itu berada di tengah-tengah pesta ulang tahun teman sekolahnya, namun tak menyangka ada banyak orang yang hadir.“Well, kami jelas saja tahu namamu, Nicole. Para laki-laki di sini banyak yang membicarakanmu. Mereka mengagumi kecantikanmu,” bisik salah satu pemuda itu. Nicole menatap tajam dua pemuda itu. “Tolong jangan ganggu aku. Aku tidak ingin diganggu.” Lalu, gadis itu memilih beranjak dan hendak pergi meninggalkan pesta, namun tangan Nicole dicengkram kuat oleh salah satu laki-laki di sisi kanannya.“Come on, Nicole. Kau bisa habiskan pesta bers
Baca selengkapnya

Bab 2. Sebuah Permainan  

Nicole merasakan pusing luar biasa kala membuka mata. Tubuh gadis itu terasa remuk seperti tengah melakukan aktivitas berat. Sesekali, Nicole meringis merasakan titik sensitive-nya begitu perih dan sangat sakit. Gadis itu seakan mendapatkan pukulan keras hingga menimbulkan rasa sakit luar biasa.Perlahan ketika mata Nicole mulai terbuka, tatapan gadis itu terkejut melihat dirinya berada di sebuah kamar asing yang tak pernah dikenalinya. Raut wajah Nicole menegang penuh ketakutan. Detik selanjutnya, Nicole memberanikan diri melihat tubuhnya sendiri.Bagai tersambar petir, betapa terkejutnya Nicole mendapati tubuhnya polos tanpa sehelai benang pun. Nicole melihat ke samping—menatap di sampingnya sudah kosong. Tak ada siapa pun di sana. Napasnya memberat. Debar jantungnya semakin berpacu kencang.Raut wajah Nicole pucat pasi. Ingatan gadis itu tergali mengingat dirinya mendatangi pesta, dan Oliver menghampirinya. Nicole meremas-remas rambutnya. Ingatan lainnya muncul di mana dirinya memi
Baca selengkapnya

Bab 3. Kepingan Luka Hati  

“Nona Nicole, adik Anda meminta pesta pernikahan diadakan di outdoor. Beliau tidak mau di gedung,” ujar Sadie—asisten Nicole—memberi tahu.Nicole mengembuskan napas kasar. “Menyusahkan saja. Cuaca mendung seperti ini, aku harus melihat lokasi di outdoor. Apa tidak ada pilihan wedding venue lain?” Raut wajah Nicole menunjukkan kekesalan. Jika adik tirinya memilih wedding venue di outdoor dalam kondisi cuaca yang tak bagus, maka itu sama saja menyusahkan dirinya.Sudah sembilan tahun Nicole meninggalkan kota London. Sebuah kota yang memang Nicole tak ingin lagi untuk ditinggali. Nicole mendatangi kota London, demi permintaan Shania—adik tirinya—yang memintanya menjadi wedding organizer di pernikahan adik tirinya itu. Dia sudah menolak, tapi ayahnya terus mendesaknya.Selama ini, Nicole tak pernah memiliki hubungan baik dengan adik tirinya. Sejak kepergian ibunya, Nicole cenderung lebih tertutup. Luka di masa lalu meninggalkan kesesakan baginya hingga membuatnya meninggalkan kota London.
Baca selengkapnya

Bab 4. Kebencian yang Mendalam

Nicole tersenyum samar seolah tak mengenali Oliver. Wanita cantik itu memilih membuang pandangannya, tak mau sama sekali melihat ke arah Oliver. Yang dia rasakan seakan telah ditikam belati tajam dari belakang. Menyakitkan, namun dia akan bertahan menahan sesak ini.“Oh, astaga, Nicole. Kau temani Oliver lihat-lihat dulu wedding venue di sini, ya? Aku lupa tadi belum menghubungi sekretarisku.” Shania mengalihkan pandangannya, menatap Sadie. “Sadie tolong kau ambilkan brosur di marketing. Brosurku ketinggalan di kamarku. Aku lupa membawanya.” Lanjutnya lagi memberikan perintah.“Baik, Nona Shania.” Sadie segera pergi dari tempat itu, bersama dengan Shania yang meninggalkan tempat itu.Ya, kini hanya ada Nicole dan Oliver. Mereka sekarang saling melemparkan tatapan satu sama lain. Jika Oliver menatap Nicole dengan tatapan penuh arti, lain halnya dengan Nicole yang menatap Oliver dengan tatapan penuh kebencian dan amarah.“Maaf, aku harus pergi.” Nicole hendak meninggalkan tempat itu, na
Baca selengkapnya

Bab 5. Ciuman Tak Disengaja

Tubuh Nicole terperosot jatuh menyentuh lantai dengan derai air mata yang berlinang deras. Hatinya sesak luar biasa mengingat dirinya kembali bertemu dengan Oliver. Sembilan tahun Nicole pergi menjauh dari London, tapi kenapa dirinya harus kembali di pertemukan dengan pria itu? Luka di masa lalunya belum sembuh, dan sekarang sudah menambah luka baru.Hal yang tak pernah Nicole sangka adalah Oliver menjadi calon suami adik tirinya. Selama ini, Nicole memang sudah benar-benar meninggalkan kehidupannya di London. Termasuk tentang kehidupan keluarganya atau pun perusahaan keluarganya.Nicole menyeka air mata yang menetes jatuh di pipinya. Nicole memiliki harapan keinginan agar dirinya tak lagi bertemu dengan Oliver, tapi apa mungkin? Posisi Oliver saat ini adalah calon suami Shania. Dia ingin sekali kembali ke Swiss, dan membatalkan menjadi wedding organizer adik tirinya itu, tetapi semua itu tak mungkin. Ayahnya pasti akan marah padanya.Tak ada yang mengerti akan posisi Nicole. Pun kisa
Baca selengkapnya

Bab 6. Beraninya Kau!

Bibir Oliver menjelajah di atas bibir Nicole begitu lembut. Manisnya bibir Nicole membuat otak pria itu tak berfungsi dengan baik. Lidah bergerak erotis membelai mulut dalam Nicole. Suasana yang gelap gulita membuat pikiran mereka begitu pendek. Bagaikan hanyut dan tenggelam di lautan lepas. Mereka masih belum sadar. Namun, beberapa detik kemudian, kewarasan muncul di otak Nicole. Refleks, wanita itu mendorong tubuh Oliver bersaman dengan lampu gedung yang menyala.PlakkkkSebuah tamparan Nicole layangkan di pipi Oliver. Mata Nicole memerah hendak mengeluarkan air mata, tapi mati-matian dia menahan diri agar tak menangis. Bahu Nicole bergetar akibat rasa takut yang bercampur dengan amarah.“Berengsek! Beraninya kau mengambil kesempatan!” bentak Nicole keras dan kuat.Oliver menyentuh pipinya, dan menatap dingin Nicole. “Kalau kau tidak aku bungkam, kau akan terus berteriak-teriak seperti orang gila. Ini hanya mati lampu! Kau saja yang bertindak berlebihan!”Nicole menatap Oliver penu
Baca selengkapnya

Bab 7. Baik dan Lemah Lembut

Dua hari setelah kejadian di mana Oliver mencium Nicole—wanita itu memilih untuk menyendiri di kamar hotel. Dia sama sekali tidak keluar demi menenangkan segala hati dan pikirannya. Nicole ingin sekali melupakan kejadian itu, tapi yang ada malah dirinya terasa perih, seperti luka menganga terkena alkohol.Selama dua hari ini, Nicole menghindar dari Shania. Dia mengatakan sedang sibuk dengan project yang sekarang dijalaninya. Namun, tentu Nicole tak bisa terus menerus menghindar. Dia tetap memiliki tanggung jawabnya, yaitu project pernikahan adik tirinya. Andai saja dia bisa mengalihkan pekerjaannya pada asistennya, maka pasti dia akan melakukan itu. Sayangnya, hal tersebut hanya ada di dalam angannya.Nicole memejamkan mata singkat dan mengatur napasnya. Dua hari menyendiri, membuat perasaannya merasa jauh lebih baik. Menjauh dari orang-orang membuat ketenangan dalam hati dan pikirannya. Walau tak dipungkiri luka perih tetap masih terasa begitu sangat menyakitkan.Suara dering ponsel
Baca selengkapnya

Bab 8. Penuh Paksaan

Oliver duduk di kursi kebesarannya seraya mengetuk-ngetuk pelan meja kerjanya, dengan jemari kokoh pria itu. Beberapa detik, Oliver memejamkan mata singkat. Pria itu sedikit merasa lelah akibat pekerjaannya. Beberapa kasus yang harus Oliver tangani belakangan ini, membuatnya cukup menyita waktu dan perhatiannya.Sebagai seorang pengacara, Oliver memang kerap menangani kasus berat yang membuat kepalanya sedikit pusing. Selain itu, dia telah posisi penting di Maxton & Maxton Company—sebuah perusahaan firma ternama milik ayahnya.Oliver pernah memiliki niat untuk membuka perusahaan firma hukum sendiri, namun ayahnya melarang karena hanya Oliver yang memiliki pekerjaan sebagai pengacara menurun ayahnya. Sedangkan adik-adiknya, enggan berkecimpung dalam dunia hukum.“Tuan Oliver.” Vincent melangkah masuk ke dalam ruang kerja Oliver, setelah dia mengetuk pintu dua kali, namun tak digubris oleh Tuannya itu.Oliver mengalihkan pandangannya, menatap Vincent yang kini ada di hadapannya. “Ada ap
Baca selengkapnya

Bab 9. Mabuk

“Sadie, hanya ini yang bisa kau berikan padaku?”Sadie menggaruk tengkuk lehernya. “Nona, Anda memberi tahu saya mendadak tadi malam. Jadi, saya belum menemukan banyak pilihan. Tadi ada beberapa foto yang saya berikan pada Anda, tapi malah Anda menolak.”Sadie dibuat pusing dengan tugasnya mencari kekasih bayaran satu malam. Bayangkan saja, dirinya baru mendapatkan tugas tadi malam, dan hari ini sudah harus dapat kekasih untuk bosnya. Pun Sadie belum banyak mendapatkan banyak pilihan. Ada sepuluh foto pria tampan, yang sudah dia berikan pada Nicole, namun sayangnya tak ada satu pun tang Nicole sukai.“Kau memilihkanku pria-pria yang badannya seperti Popeye. Bagaimana aku bisa menerima?” seru Nicole kesal sambil memijat kepalanya.Sadie meringis bingung. “Nona, badan mereka semua bagus. Mereka sering gym, Nona.”“Ini aneh, dan tidak gagah. Cobalah kau cari badannya yang seperti Oliver,” jawab Nicole asal bicara.“Hm? Maksud Anda Tuan Oliver Maxton?” Sadie sedikit terkejut mendengar apa
Baca selengkapnya

Bab 10. Pembuat Masalah

Ruangan gelap gulita, Oliver segera menyalakan lampu, dan membaringkan tubuh Nicole di atas ranjang secara perlahan. Detik selanjutnya, di kala baru saja Oliver ingin pergi—Nicole menarik tangan Oliver.“Kau mirip sekali dengan pria berengsek yang aku benci seumur hidupku,” racau Nicole dengan mata sayu. Alkohol telah benar-benar menguasainya, sampai wanita itu tak sadar telah berada di hotel oleh Oliver. Pun Nicole sama sekali tak menyadari akan apa yang dia katakan pada.Oliver tidak memiliki pilihan lain. Pria itu terpaksa membawa Nicole ke hotel. Dia tak mungkin membiarkan keluarga Tristan tahu, tentang Nicole yang mabuk berat. Jalan satu-satunya dia membawa wanita it uke hotel, menjauh dari banyak orang.Mendengar perkataan Nicole, membuat Oliver menolehkan kepalanya menatap dalam dan lekat Nicole. Pipi wanita itu merona merah, lalu berkata lagi, “Kau tahu? Hanya alkohol yang menjadi temanku di dunia ini, semua orang lainnya hanya bisa melukaiku.”Oliver terdiam mendengar ucapan
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status