Marni adalah seorang gadis yang sangat pendiam. Dia bersekutu dengan Nyai Asih agar mendapatkan teman dan kepercayaan diri. Namun, Nyai Asih menjadikan Marni sebagai sarana untuk membalas dendam. Apakah Marni akan selamat? Apakah dendam nyai Asih terbalaskan? Mari simak kisahnya.
View MoreBab 20 TAMAT________🖤_______"Aku akan melenyapkan Yudha, ingat itu! Ragamu yang akan aku gunakan. Jadi patuhlah!" Sukma itu perlahan pergi meninggalkan raga Marni yang tak berdaya."Mas lihat, Mbak Marni pingsan!""Masha Allah." Segera Angga melepas ikatan yang ada di tubuh Marni. "Ya Allah, Sayang ... Maafkan Mas, ya," ucap lirih Angga sambil membopong Marni ke dalam kamar. "Tidurkan dikamar ini Mas!" Vio membukakan pintu kamar yang telah dia siapkan untuk kedatangan Angga beserta keluarga."Ya Allah, nduk. Piye Iki, kowe kok urung mari mari,"**"Ya Allah, nak. Bagaimana ini, kenapa kamu belum sembuh juga," ucap lirih Ningsih dengan memijit-mijit lengan putrinya setelah dibaringkan."Sabar, Bu." Angga menjawab dengan nada lesu. Dia begitu lelah."Mbak Marni kenapa Mas? Aku mau tahu!""Dia kerasukan," jawab Angga melamun."Sudah kuduga kalau itu kerasukan. Tetapi kenapa? Mas Angga seperti sudah paham betul, apa Mbak Marni sering seperti ini?"Angga hanya mengangguk dan bertatap se
Bab 19___________🖤________Vio melihat Bi Sumi sedang berjalan ke arahnya dengan tergopoh-gopoh. Sepertinya tamu yang di tunggu sudah datang."Ada apa, Bi? Mas Angga sudah datang?"Bi Sumi berhenti tepat di hadapan Vio dengan mengerem kasar langkangnya. Napasnya dia atur sebelum berbicara, membuat Vio menggeleng dengan tingkah Bi Sumi yang sedikit konyol dan gerusa-gerusu."Makanya Bi, jalan tuh, pelan dong!" Vio berdiri dan beranjak pergi meninggalkan Bi Sumi sebelum dia berbicara apapun, karena dia tengah berusaha mengumpulkan kata untuk bicara. Akan tetapi Vio terburu pergi meninggalkannya dan memilih melihat sendiri siapa yang datang.Belum sampai ke pintu utama, perempuan berbaju sexy itu bangkit dari duduknya diruang tv."Hay lady!" Bola mata Vio memutar, jengah melihat tamu yang dia kira istimewa itu.Perlahan Reysa melangkah mendekati Vio."Jangan begitu dong, Sayang. Judes banget sih!" Bibir tipis milik Reysa tersenyum licik pada Vio, kemudian jari lentiknya menjawil dagu V
Bab 18________🖤_______"Yudha, tolong aku!"'Degh, suara itu ... 'Yudha sangat mengenali suara itu. Seketika dia langsung menoleh ke sumber suara."Ratih?!" ucapnya sedikit tercekat, bertahun-tahun tak bertemu rasanya ini mustahil. 'Kenapa Ratih bisa berada di tempat seperti ini?'"Ratih?!" Yudha mendekat, tapi Ratih seolah menjauh, padahal tubuh Ratih terikat di sebuah pohon besar dengan luka-luka lebam."Yudha, tolong!" pekiknya lagi, namun semakin berlari, Ratih semakin sulit di raih."Jangan hampiri siapapun, jika kau mau selamat!" Suara nenek itu terdengar di telinga Yudha, tapi wujudnya tak ada. Aneh. Itu aneh. Hanya remang sekelebat bayangan tubuh bungkuk sang nenek yang menjauh. Begitu membuat bulu kuduk Yudha meremang.Akan tetapi, ia kembali melihat ke arah sana, jika tak menolongnya, bagaimana dengan Ratih? Dia sangat butuh bantuannya. Siapa yang tahu, mungkin setelah dia berhasil menyelamatkan Ratih, tentunya Ratih bisa memaafkan kesalahannya di masa lalu. Dia akan kemb
Bab 17... ____________ ..."Baiklah sayang aku pulang dulu, nanti Vio marah jika aku pulang terlambat!" Lelaki itu memakai pakaiannya kembali setelah mandi, jika tak mandi bisa-bisa Vio curiga, bahwa dia baru saja melakukan p e r g u l a t a n panasnya bersama Reysa. "Hah ... Putrimu lagi. Aku bosan mendengarnya. Padahal kita bisa lakukan lagi beberapa kali," rengek wanita itu sambil menyibakkan selimut dan mulai menutupi tubuh p o l o s n y a."Maaf ya, kita lakukan lain kali, malam ini, cukup." Dia mencium kening wanita itu lalu ke bibir, perlahan pergi dan menutup pintu."Hihhh ... kesal aku pada bocah, s i a l a n itu," ucapnya marah dan melempar selimut yang menutupi tubuhnya. Dia beranjak ke kamar mandi."Lihat saja, nanti setelah aku resmi jadi istri Yudha, perempuan itu harus bisa tersingkir," gerutu Reysa kesal.___________Deru mesin mobil berhenti, Vio melihat dari atas balkon kamarnya, bahwa Papanya telah pulang. Dia melihat jam di ponselnya, pukul 21.00 WIB. Ternyata Pa
Bab 16__________🖤_________Sampai di rumah Marni turun dari mobil dengan menutupi seluruh wajahnya dengan kerudung. Banyak orang menatap Marni dengan sinis, dia menyadari itu tanpa harus melihat mereka. Namun tak sepatah katapun dari mereka yang berani berbicara, mungkin takut. Semua itu membuat Marni tak nyaman, dia merasa enggan untuk tinggal di rumah itu lagi. Dengan alasan trauma, Marni meminta pindah rumah. Apalagi tatapan sinis dari warga membuat Angga dan Ningsih tak tega atas kesembuhan mental Marni. Untuk itu mereka tetaplah pulang untuk membereskan barang, dan Angga berniat membawa Marni pergi ke luar daerah."Dek, bagaimana jika kita pergi ke kota, kita tinggal sementara di rumah om-nya Mas." Angga mendekati Marni yang sedang duduk di tepi ranjang. Marni menunduk, melihat baju gamis pemberian suaminya kemarin. Dia melihat pantulan cermin di hadapannya, dia begitu tertutup dengan baju yang dia kenakan."Mas, masih punya keluarga?" tanyanya sambil menoleh pada suaminya."M
Bab 15____________🖤__________***"Mas, aku nggak terima! Kenapa tubuhku penuh dengan luka bakar?! Apa yang terjadi Mas?" amuk Marni pada Angga.Dipegangnya wajah, kepala, hingga tangan dan kakinya yang penuh perban. Rasanya pun perih juga panas, terasa gerah ingin membuka semuanya. Perlahan, dengan isak tangis dia mencoba membuka selotip yang merekatkan diperban tersebut."Aaa ... !!! Sakit Mas!!!" pekik Marni saat membuka perban di kakinya."Sabar Dek, ini ujian buat kita. Aku janji, akan temani kamu sampai sembuh." Angga berusaha memegang tangan istrinya yang terus memberontak."Aku, akan balas dendam, Mas." Wussh!!!Angin kencang seperti menerpa keseluruh ruangan. Seolah pertanda buruk kian menanti, mendengar penuturan Marni yang sangat buruk didengar."Istighfar, kamu Dek!!!" Telunjuk itu, berhasil membuat Marni tercegang. Angga bahkan hampir saja kelepasan menampar Marni."Jaga ucapanmu, Dek. Jika masih mau, aku lindungi!!!" tegas Angga. "Lagian siapa yang menyuruhmu seperti
Bab 14AKIBAT MENGHAMILI KEMBANG DESA"Ayo b a k a r saja!!! Dia juga yang menyebabkan Pak Radhi kehilangan nyawa," ucap seseorang yang mengompori keadaan menjadi lebih parah. Dia, ternyata dukun di wilayah ini. Dia juga yang mengobati Aji ketika sakit, setelah di ganggu arwah Nyai Asih. Dia Mbah Manto, di sebut orang tetua, semenjak dirinya tenar menjadi ahli pengusir roh tak kasat mata, bertahun-tahun lalu. Mungkin usianya saat ini sama dengan buyut Marni yang sudah meninggal, hanya saja dia lebih beruntung, masih di beri kekuatan di usianya yang sekarang.Mendengar penuturan itu, Angga begitu terkejut. Bagaimana tidak, rumor itu yang hanya sekedar gosip malah terdengar lagi ditelinganya. Jika benar, lalu siapa saksinya? Dia begitu sangat ingin tahu, jangan hanya sembarangan menuduh. Dan jika benar lagi, maka dia yakin, Marni tengah dirasuki arwah penasaran itu."Ayo, tunggu apa lagi!!! Sebelum dia berubah menjadi s e t a n dan memangsa korban lainnya." Mbah Manto menyungging senyu
Bab 13___________🖤__________"Innalilahi wa innailaihi rojiun, Wandi tenggelam?" ucap Angga ikut prihatin, tak menyangka dengan usia seseorang yang tiba-tiba di jemput, tak pandang usia dan waktu. Padahal belum lama ini, almarhum sempat menyapa dirinya, yang akan berangkat kerja. Kadang juga bertemu, saat sholat subuh di masjid."Betul, Mas. Dia tenggelam, tapi ... " Pak RT tengah tak enak hati meneruskan perkataannya, beberapa kali membenarkan posisi duduknya karena merasa tak nyaman."Tapi, kenapa Pak?" Dilihatnya Pak RT, dengan gelagatnya menghawatirkan. Sedari tadi terlihat tak nyaman, sepertinya dia merasa tidak enak untuk berkata jujur. "Lantas masalah apa, sampai membuat dia gelisah?" batin Angga."Kenapa, Pak?" tanya Angga lagi."Dia ... Dia ditenggelamkan oleh Marni," ucap Pak RT, ragu-ragu."Apa?!!" Angga begitu terkejut. Ya, setelah melihat reaksi di sekelilingnya, hanya dirinya yang terkejut. Yang lain mungkin sudah tahu masalahnya apa, termasuk Ningsih. Angga menoleh
Bab 13 ___________🖤__________ "Innalilahi wa innailaihi rojiun, Wandi tenggelam?" ucap Angga ikut prihatin, tak menyangka dengan usia seseorang yang tiba-tiba di jemput, tak pandang usia dan waktu. Padahal belum lama ini, almarhum sempat menyapa dirinya, yang akan berangkat kerja. Kadang juga bertemu, saat sholat subuh di masjid. "Betul, Mas. Dia tenggelam, tapi ... " Pak RT tengah tak enak hati meneruskan perkataannya, beberapa kali membenarkan posisi duduknya karena merasa tak nyaman. "Tapi, kenapa Pak?" Dilihatnya Pak RT, dengan gelagatnya menghawatirkan. Sedari tadi terlihat tak nyaman, sepertinya dia merasa tidak enak untuk berkata jujur. "Lantas masalah apa, sampai membuat dia gelisah?" batin Angga. "Kenapa, Pak?" tanya Angga lagi. "Dia ... Dia ditenggelamkan oleh Marni," ucap Pak RT, ragu-ragu. "Apa?!!" Angga begitu terkejut. Ya, setelah melihat reaksi di sekelilingnya, hanya dirinya yang terkejut. Yang lain mungkin sudah tahu masalahnya apa, termasuk Ningsih. Angga
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments