Crystal Snowden. Wanita 24 tahun yang kembali melajang setelah pernikahannya bersama Adam Herson—sang mantan suami yang hanya berumur enam bulan kandas setelah mendapat kabar bahwa Adam meninggal dunia akibat tugas negara sebagai tentara untuk membela negara. Dilanda depresi berat yang berkepanjangan, Crystal memutuskan untuk pindah dari Los Angeles ke Miami yakni kota kelahirannya. Hubungan Crystal dan Adam yang terjalin sejak kecil hingga mereka bisa menikah setelah dewasa adalah impian Crystal sejak lama. Namun, takdir seakan tak mau berbaik hati padanya dan dengan tega mengambil Adam darinya. Sebagai wanita biasa yang lahir dan besar dengan pendidikan yang juga biasa saja membuat Crystal pun hanya bisa menggantungkan seluruh hidupnya pada Adam. Namun, kali ini dirinya harus mulai melanjutkan hidup tanpa pria itu. Menjadi gila. Benar. Crystal yang dikenal orang lain adalah wanita yang biasa-biasa saja itu mulai berani keluar masuk club malam untuk melepaskan kelelahan mental yang dialaminya. Percobaan ke-sepuluh. Bagai menerjang batas antara bukit dan jurang, Crystal terus mencoba masuk ke dalam gedung yang berisi puluhan pria hidung belang dengan alasan depresi. Namun, entah setan apa yang akhirnya membuatnya takluk, untuk pertama kalinya ia menerima tawaran salah satu pria beruntung yang ingin membawanya pergi dari tempat terkutuk itu. Dan, itulah awal dari semua kemalangannya terjadi.
View MoreSeorang wanita duduk di kursi empuk menghadap jendela dengan gaun tidur super ketat dan kain tipis bertali yang hanya menutupi sebagian kecil dada wanita itu. Udara malam yang mulai dingin membuatnya menarik kain selimut tebal menutupi tubuhnya.Langit malam gelap dihiasi bintang bertaburan lalu ditambah bulan purnama yang bulat sempurna biasanya adalah pemandangan yang siapa pun pasti akan mengatakan indah. Namun, sepertinya tidak bagi wanita itu."Ini adalah pertama kalinya ... aku membenci malam bulan purnama." Wanita itu meneguk bir langsung dari botol lalu membantingnya setelah dirasa tidak ada isinya lagi. "Ahh~ ... mereka benar-benar menikah."Tiba-tiba, datang panggilan dari seseorang. Sebuah nomor tak dikenal memenuhi layar ponsel wanita itu lalu mati dan tak lama pesan baru, masuk.[Christine, kau dimana? Aku ingin bertemu. - Adam.]Kemudian, muncul lagi satu pesan dari nomor yang sama. Melihat itu, Crystal mendengus lalu tertawa kecil. 'Benar, ku gunak
Pernikahan berakhir dengan manis dan lancar tanpa halangan. Para tamu yang kebanyakan dari pihak keluarga pun tidak terlalu banyak drama dan hanya fokus menyalami mempelai pengantin.Christine pun demikian. Sebagai pihak yang paling tidak ingin keduanya bahagia itu ternyata tidak hadir ke acara pernikahan mereka entah apa alasannya. Namun, Crystal tidak mempedulikan itu dan memilih fokus pada apa yang ada di depannya saat ini.Pesta berlangsung hingga malam. Edward tiba-tiba mendapat telepon dari seseorang. Ia pun pergi dari panggung meninggalkan Crystal yang hanya bisa menghela nafasnya, pelan.'Huh! Bukankah ini curang namanya. Dia memintaku harus profesional menjalankan peran, tapi dia sendiri tidak bisa bersikap baik padaku yang merupakan istri bisnisnya.' Batin Crystal sebal.Sampai acara makan-makan dengan keluarga selesai, Edward tidak kunjung kembali. Crystal pun terpaksa harus menyusul Edward ke tempat yang mungkin dikunjungi pria itu karna pihak keluarga Ch
Pendeta, Crystal, dan Ditrian menatap Edward dengan wajah tegang dan kaku. Tak percaya dengan apa yang mereka lihat saat ini. Tanpa diperintah, Ditrian segera mundur ke belakang dan pergi dari altar. Sebelum pergi, ia berkata pada Edward. "A-akhirnya anda datang, Tuan Muda ...." Suara Ditrian bergetar.Edward melepaskan topi yang menutupi kepalanya dan membuangnya asal. Lalu naik ke altar dan berkata pada pendeta. "Ulangi!""Apa!?" Pendeta itu terpaku."Kubilang, ulangi upacaranya. Aku adalah suami asli wanita ini. Cepat!" Edward menatap sengit pendeta itu. Edward segera menarik cincin yang terpasang di jari manis Crystal lalu membantingnya dengan keras ke depan para hadirin.Lagi-lagi semua orang terperanjat. Crystal sendiri sudah tak tahu lagi bagaimana ekspresi wajahnya sekarang. Edward benar-benar sangat berani dan tindakannya sudah di luar batas nalar."B-baiklah! Tuan Charleston!" Pendeta pun hanya bisa menghela nafasnya.Upacara berlangsung dengan suas
Di sebuah ruangan penuh dengan bercak darah dan barang-barang rusak yang berserakan di sana sini. Buku, berkas-berkas yang sepertinya penting, lalu yang paling menonjol adalah dua orang yang tengah bergulat dengan permainan pertahanan fisik yang pada akhirnya di menangkan oleh salah satu dari mereka yang menundukkan pihak musuh dengan pistol.Suasana mencekam terasa lebih menggila saat pria itu menyeringai tajam."Kau tak mau mengaku?" Edward berdiri di atas tubuh seseorang dan menodongkan pistol tepat di dahi orang itu."K-kau! A-anak buah ... Snake-B! Bagaimana kau bisa ada di sini?!" jerit seorang pria yang terlentang di tanah dengan tubuh bersimbah darah."Ayolah! Aku sudah enam hari di sini. Aku harus pulang dan menikah!" desis Edward mengeluh lelah.Terdengar suara tawa dari belakang. Edward pun menoleh dan seketika menatap sinis seorang pria yang duduk dengan santai menikmati rokok di tangannya."Pulanglah! Aku akan mengurus sisanya," ucap pria itu ber
Di atas pesawat, dengan tangan kanan memegang kukis dan tangan kiri memegang bungkus plastik, Edward tak berhenti tersenyum menatap ke depan. "Lihat, kan? Berbisnis dengan wanita ini sangat memuaskan. Dan kalian masih bertanya kenapa aku segila itu mengejarnya?" gumamnya dalam.Kukis habis. Edward melipat bungkus plastik itu se-rapi mungkin dan memasukkannya ke kantong jaketnya. 'Sial, semakin dipikir semakin aku ingin membawanya.'Sementara itu, di kediaman utama Charleston."Saya sedikit mendapat informasi tentang Nona Crystal. Dari yang saya dengar dari kesaksian para pelayan dan pegawai di kediaman tuan muda, Nona memiliki kepribadian yang sangat baik dan ramah. Pagi ini pun ada insiden di mana nona memaafkan sikap tuan yang meninggalkan beliau tanpa pamit. Bahkan Nona memberi kukis buatannya untuk tuan muda."Mendengar itu, Sandrina kembali memijit kepala dan menghela napas berat. "Sudah kuduga, akan sulit bila lawannya adalah Crystal. Putri Delon yang satu ini memang terancang s
"Lapor, Tuan! Penjagaan ketat Nona sudah dimulai. Lalu, saya baru saja mendapat kabar dari rekan saya. Dia bertemu pria asing yang memperhatikan Nona dari atas pohon saat Nona jalan-jalan pagi di taman. Kami sedang dalam proses pengejaran." Ditrian melapor pada Edward yang sedang sibuk memakai dasi.'Sudah dimulai ternyata. Sial, aku sedikit lengah.' Batin Edward kesal."Di mana wanita itu sekarang?" Edward menoleh menatap tajam Ditrian.Ditrian cukup terkejut dengan tatapan itu. Ia pun menjawab dengan cepat, "Nona sedang sibuk dengan laptopnya di ruang tengah."'Dia sedang sibuk dengan acara pernikahan. Bagus, tetaplah tenang seperti itu, Crystal.' Edward sedikit lega mendengarnya."Ah, saya lupa bilang. Tadi pagi, saya mendapat pesan dari Nyonya Marry."Edward mengeryit. "Ada apa?""Nona Crystal ingin makan siang bersama anda." Ditrian agak ragu mengatakannya. Pasalnya, apakah waktunya cukup karna Edward harus segera meninggalkan Miami dan terbang ke California beberapa saat lagi.E
Terbangun dari tidur nyenyak memang impian setiap orang. Apalagi untuk para penggila uang dan kekuasan seperti Edward. Namun, paginya lagi-lagi diganggu dengan suara teriakan melengking seseorang."Edward ... kenapa kau ada di sini? Hey! Bangunlah!" Crystal sendiri merasa dejavu menyadari mereka lagi-lagi tidur seranjang. Namun, yang cukup aneh adalah dirinya tidak merasakan sakit pada bagian bawahnya. Crystal bukannya cabul, tetapi dia cukup cepat memahami situasi.Merasa Crystal terlalu berisik, Edward menarik paksa tubuh Crsytal masuk ke dalam selimut lalu memeluk pinggang wanita itu dari belakang. "Aku ada kerjaan nanti siang, sekarang aku mau tidur. Jangan berisik atau kau ku buat tidak bisa berjalan seharian nanti."Suara parau Edward membuat Crystal bergidik ngeri. Inikah suara pria yang baru bangun tidur. Terdengar seperti suara harimau mengerikan yang sedang mengeram."B-baiklah! Tidurlah! Aku harus bangun dan makan pagi. Aku cukup lapar, Edward!" Crystal beralasan agar bisa
"Akhirnya selesai! Besok tinggal eksekusi. Malam ini, aku harus bersenang-senang sebelum berangkat besok ...," gumam Edward seraya melakukan peregangan otot. Kemudian, ia kembali mencium blazer yang melilit lehernya dengan penuh semangat. "Tapi, rasanya males banget harus ketemu pria itu."Edward melempar blazer Crystal ke ranjang. Kemudian, membuka kemejanya membiarkan tubuh bagian atasnya terekspos. Ia melirik ke bawah. 'Kau pasti sudah sangat tersiksa, ya. Bersabarlah.'Edward masuk ke kamar mandi membersihkan tubuhnya yang terkena keringat. Sambil mandi, tak lupa dirinya bersemedi mengeluarkan beban yang selama ini dirasakan selama memikirkan Crystal."Ahh~ ogh! Yeah, I'll fuck you, Crystal. More and more. You're body so ... ugh! I want you so bad, Babe!"Selepas mandi, Edward kembali mendapati Marry yang berdiri dengan wajah tertunduk seperti menahan emosi. "Kenapa kau datang lagi?" tanya Edward sembari mengambil baju tidur yang terlipat rapi di atas ranjang."Anda benar-benar ke
Sementara itu, beberapa jam yang lalu di kamar Edward ..."Anu, Marry ... apa kau melihat blazer berwarna cream nude yang kuletakkan di sini?" Crystal berjalan kesana-kemari sibuk mencari sesuatu. Ia sangat yakin telah meletakkan blazernya di sofa bersama aksesorisnya. Namun, entah bagaimana tiba-tiba blazernya menghilang setelah ia mandi. "Padahal aksesorisnya masih ada, tapi ...."Marry tertunduk diam. Ia bingung ingin menjelaskan dari mana. Ia juga kesal dengan kebiasaan tuannya yang suka mengambil barang Crystal tanpa izin. Beberapa waktu lalu, Edward juga mengambil sapu tangan yang pinggiran kainnya terdapat ukiran renda bertuliskan nama Crystal yang entah tuannya dapat dari mana."Tuan Muda tadi mengambilnya, Nona."Dia tidak mungkin mengatakan itu."Saya tidak tahu, Nona. Saat saya datang ke sini, sudah tidak ada blazer yang Nona sebutkan tadi. Mungkin, Nona melupakannya di suatu tempat." Marry hanya bisa mengatakan itu. Ia tidak mau terlibat masalah dua manusia itu. Terlalu me
Termenung sendiri di salah satu meja kafe bernuansa romansa dengan segenggam roti canin di tangan kanan dan sebotol kopi instan di tangan kiri, Crystal kembali menitikkan air mata mengingat kebersamaan dirinya bersama sang suami yang telah tiada.Ini sudah yang ke 30 kalinya.Si pelayan kafe pun sampai hafal. Malam hari, pukul 7 lewat 30 menit di meja nomor 7. Crystal akan duduk selama berjam-jam dan menangis di sana setiap hari. Karna kafe itu adalah tempat yang sering ia kunjungi bersama sang suami."Nyonya Crystal ... ini, hadiah dari kami. Paket minuman bertema cinta sejati khusus untuk anda karna telah menjadi pelanggan setia kami selama tiga puluh hari."Suara riang itu membuyarkan lamunan Crystal. Ia pun mendongak dan menerima bingkisan manis itu tanpa berkata-kata. Sang pelayan kafe pun hanya tersenyum getir melihat Crystal yang lagi-lagi memasang raut 'ngenes'nya.'Benar-benar nona yang setia.' Batin Si pelayan.***Berjalan dengan langkah berat,...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments