Rahasia Tunangan sang CEO Amnesia

Rahasia Tunangan sang CEO Amnesia

last updateLast Updated : 2025-03-14
By:  RDPOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel12goodnovel
Not enough ratings
14Chapters
88views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Marilyn melarikan diri setelah dijual oleh saudarinya sendiri. Namun siapa sangka, takdir membawanya bertemu Elon--pria misterius yang kehilangan semua ingatannya setelah kecelakaan tragis! Marlyn yang terdesak akhirnya mengambil keputusan nekat: mengaku sebagai Giana, kekasih rahasia Elon yang tak pernah diketahui siapapun! Lantas, bagaimana nasib Marlyn selanjutnya? Terlebih, saat perasaan tulus mulai tumbuh pada Elon yang mungkin ingatannya kembali?

View More

Latest chapter

Free Preview

Chapter 1

"Kenapa dia melakukan ini?" desis Marilyn, suaranya bergetar menahan emosi kala menatap tajam ke arah pria paruh baya di hadapannya. Baru seminggu berlalu sejak pemakaman kedua orangtuanya - korban perampokan yang berakhir tragis. Kini dia terjebak di sebuah hotel mewah, hasil dari pengkhianatan yang tak pernah dia bayangkan akan dilakukan oleh Aileen, saudari tirinya sendiri. Mengingat nama itu membuat darah Marilyn mendidih. Bagaimana mungkin seseorang yang tumbuh bersamanya, berbagi kenangan masa kecil yang sama, tega menjebaknya dalam situasi mengerikan ini? "Kau pikir kau bisa membeli seseorang seenaknya?!" Marilyn meraih vas bunga kecil dari meja dan melemparkannya ke arah pria itu. Vas itu menghantam dinding dan pecah berkeping-keping. Pria itu hanya terkekeh. "Kau masih belum tahu ya? Saudarimu itu sudah lama terlibat dalam bisnis gelap ini." Dia melangkah maju, membuat Marilyn semakin terpojok. Marilyn menggeleng keras, menolak mempercayai kenyataan yang ada di hadapan...

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
14 Chapters
Chapter 1
"Kenapa dia melakukan ini?" desis Marilyn, suaranya bergetar menahan emosi kala menatap tajam ke arah pria paruh baya di hadapannya. Baru seminggu berlalu sejak pemakaman kedua orangtuanya - korban perampokan yang berakhir tragis. Kini dia terjebak di sebuah hotel mewah, hasil dari pengkhianatan yang tak pernah dia bayangkan akan dilakukan oleh Aileen, saudari tirinya sendiri. Mengingat nama itu membuat darah Marilyn mendidih. Bagaimana mungkin seseorang yang tumbuh bersamanya, berbagi kenangan masa kecil yang sama, tega menjebaknya dalam situasi mengerikan ini? "Kau pikir kau bisa membeli seseorang seenaknya?!" Marilyn meraih vas bunga kecil dari meja dan melemparkannya ke arah pria itu. Vas itu menghantam dinding dan pecah berkeping-keping. Pria itu hanya terkekeh. "Kau masih belum tahu ya? Saudarimu itu sudah lama terlibat dalam bisnis gelap ini." Dia melangkah maju, membuat Marilyn semakin terpojok. Marilyn menggeleng keras, menolak mempercayai kenyataan yang ada di hadapan
last updateLast Updated : 2025-02-23
Read more
Chapter 2
Dalam keheningan yang mencekam, Marilyn melepaskan genggamannya pada pecahan vas yang kini bernoda merah. Matanya yang nanar beralih dari sosok tak bergerak di hadapannya, sementara realitas akan apa yang baru saja terjadi mulai merasuki kesadarannya yang rapuh.Rasa ngeri menggerogoti setiap sendi tubuhnya, mengalahkan perih yang menusuk dari telapak tangannya yang terluka. Tubuhnya yang gemetar hebat seperti dedaunan di tengah badai berkali-kali mengkhianatinya saat ia berusaha bangkit. Dinding dingin menjadi satu-satunya pegangan, tempat ia menyandarkan tubuhnya yang seakan kehilangan seluruh kekuatan.Detak jantungnya menggila, berdentum-dentum liar seolah berusaha membobol sangkar tulang rusuknya. Setiap debarannya menggetarkan seluruh rongga dadanya, menambah kekacauan dalam dirinya yang sudah porak-poranda.Setelah waktu yang terasa seperti keabadian, sebersit tenaga akhirnya kembali ke tubuhnya yang lemah. Dengan langkah yang masih terhuyung seperti orang mabuk, Marilyn menyer
last updateLast Updated : 2025-02-23
Read more
Chapter 3
Dunia seakan berhenti berputar dalam sekejap mata.Dentuman dahsyat menggetarkan udara, menembus pertahanan jemari Marilyn yang terkepal erat di telinganya. Ledakan itu—hasil dari percobaan naifnya yang tak terkendali—menghantam seluruh ruangan dengan kekuatan yang membuatnya tersungkur. Tubuhnya yang ramping terhuyung, lutut membentur lantai sementara punggungnya mencari sandaran pada dinding dingin di belakangnya.Tirai putih yang menggantung menjadi penyelamatnya, menghalangi pandangan ketiga pria bertubuh kekar yang menerobos masuk dengan napas memburu. Kepulan asap tebal menari-nari di udara, berpadu dengan lengking nyaring alarm kebakaran yang memecah keheningan. Perhatian ketiga pria itu sepenuhnya tertuju pada sosok Rama Dimatrio—sang atasan yang kini terbaring tak bergerak.Mereka seolah lupa, atau mungkin tak peduli, bahwa ada nyawa lain yang terancam di ruangan itu. Pemandangan mencekam di hadapan mereka telah menyita seluruh kesadaran."Tuan Rama!!!" Suara Alex menggelegar
last updateLast Updated : 2025-02-23
Read more
Chapter 4
Kantong plastik berisi pakaian tergenggam di tangan sopir taksi itu saat ia kembali ke mobilnya. Diketuknya kaca jendela pelan, berusaha menarik perhatian penumpang wanitanya yang tenggelam dalam lamunan. Tatapan kosong sang penumpang menerawang jauh, seolah pikirannya berada di tempat lain.Begitu kunci mobil terbuka, Marilyn menurunkan kaca jendelanya dengan gerakan lambat. Tangannya yang gemetar menerima tas plastik yang disodorkan."Ini pesanan Anda - baju dan celana," ujar sang sopir dengan nada ramah. "Saya juga sekalian belikan topi.""Terima kasih," bisik Marilyn, suaranya nyaris tak terdengar.Kaca depan mobil yang buram menjadi tameng sempurna, menghalangi pandangan orang-orang yang berlalu lalang. Meski demikian, sang sopir tetap berjaga-jaga. Ia memosisikan diri tepat di samping jendela, punggungnya menutupi sosok Marilyn yang tengah berganti pakaian dengan tergesa di dalam mobil.Seusai mengenakan pakaian barunya, Marilyn memasukkan jam tangan mewah pemberian Rama beserta
last updateLast Updated : 2025-02-23
Read more
Chapter 5
Langkah Ian bergema di koridor beton yang dingin saat ia melesat menuju pintu keluar arena. Kutukan-kutukan tertahan di antara desah napasnya yang memburu. Marilyn—gadis itu berani-beraninya menginjakkan kaki di sarang iblis ini sendirian. Berapa kali ia harus memperingatkannya? Tempat ini bukan untuk makhluk selembut dia.Demian, penjaga keamanan bertubuh kekar dengan bekas luka di wajah, mengekor di belakangnya. "Si algojo tampaknya tergesa-gesa," bisiknya pada rekannya dengan seringai tipis.Udara luar terasa menggigit kulit. Di sana, di bawah lampu jalan yang berkedip lemah, berdiri sosok mungil Marilyn. Rambutnya yang panjang terurai liar dipermainkan angin malam, sementara ujung sepatunya menendang-nendang kerikil dengan gelisah."Marilyn," suara Ian menggelegar, mengoyak keheningan malam. "Sudah kubilang berkali-kali bahwa..."Kalimatnya terputus oleh hantaman tubuh Marilyn yang menghambur ke arahnya. Aroma manis parfumnya bercampur dengan bau asin air mata yang kini membasahi
last updateLast Updated : 2025-02-25
Read more
Chapter 6
Malam itu, kabut keraguan menyelimuti pikiran Marilyn. Arena menunggu kedatangan Ian, dan Marilyn enggan menyendiri di kediaman pria itu. Pilihan terakhirnya hanyalah menanti sang petarung menyelesaikan pertarungannya—sebuah rutinitas yang selalu berakhir dengan kemenangan mutlak.Tak pernah sekalipun Marilyn meragukan kemahiran Ian di atas ring. Namun, satu pertanyaan terus menggelayut dalam benaknya: mengapa masih ada yang nekat menantang Ian di Arena? Tidakkah mereka melihat jejak tubuh-tubuh yang tumbang sebelumnya? Tidakkah mereka paham betapa sia-sia perlawanan mereka?"Tunggulah di sini. Satu jam lagi aku kembali," ujar Ian sambil menanggalkan pakaiannya. Tanpa sungkan, ia menampakkan tubuh atletisnya di hadapan Marilyn. Namun pikiran gadis itu terlalu kusut untuk mengagumi pahatan sempurna otot perut Ian yang terekspos sejenak, sebelum akhirnya tertutup kemeja putih yang akan menemaninya dalam pertarungan nanti. Toh, pemandangan Ian bertelanjang dada bukanlah hal baru baginya
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more
Chapter 7
Ketukan di pintu bergema seperti tembakan pistol di keheningan malam, menyentak Marilyn dari lamunan yang ternyata hanyalah mimpi—mimpi tentang serentetan kejadian mengerikan beberapa jam lalu.Marilyn mengusap wajahnya yang kusut, mengerjapkan mata yang terasa berpasir. Ia tak sadar telah terlelap di sofa tua yang keras ini."Marilyn? Buka pintunya."Suara Ian menembus kayu pintu—berat dan menuntut."Ya... sebentar," jawabnya dengan suara serak. Pandangannya melayang ke arah jam dinding yang jarumnya telah melewati tengah malam. Rupanya ia jatuh tertidur menunggu kepulangan Ian.Dengan tubuh yang terasa ditarik gravitasi dan kepala berdenyut akibat kurang tidur serta tekanan yang mencekik sepanjang hari, Marilyn menyeret langkahnya ke arah pintu dan membukanya.Ian berdiri menjulang di ambang pintu. Bayang-bayang lampu lorong menciptakan dimensi gelap pada seringai khasnya. Marilyn menatap luka-luka perang di wajahnya—memar keunguan di pipi, sayatan tipis di dahi, dan sudut bibir yan
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more
Chapter 8
Genggaman tangan Marilyn mengerat, nyaris terangkat untuk melayangkan pukulan pada Ian akibat lelucon menyebalkannya. Namun, amarahnya luruh begitu saja, berganti dengan helaan napas panjang yang sarat frustrasi."Oke, oke... Aku tidak dalam posisi untuk memilih," ucapnya mengalah.Tawa Ian membahana, matanya berkilat geli menyaksikan kekesalan Marilyn. "Setidaknya, kau akan mengingatku." Dengan lembut, jemarinya mengusap puncak kepala Marilyn sebelum kembali ke posisinya dan melanjutkan santapan."Besok kau harus berangkat pagi-pagi untuk mengejar bus pukul tujuh," Ian menjelaskan dengan nada serius. "Kau harus tiba di Kota A sebelum penerbanganmu meninggalkan negeri ini."Tak ada kepastian kapan Marilyn bisa kembali. Terlebih lagi, ia bahkan tak akan bisa mengunjungi makam kedua orangtuanya selama masa pelariannya ini.Setetes air mata jatuh tanpa suara ke atas piringnya. Pandangan Ian langsung menangkap isyarat kesedihan itu. Tanpa ragu, ia meletakkan sendok dan garpu, beranjak men
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more
Chapter 9
"Bagaimana mereka bisa menemukanku di sini?" Napas Marilyn tercekat. Jantungnya seolah berhenti berdetak saat tatapannya bertemu dengan mata Alex—kilatan pengenalan langsung menyala di wajah pria itu.Dua kota memisahkan mereka. Seharusnya, dengan kematian Rama Dimatrio, pencarian terhadap dirinya terhenti. Bukankah begitu?Tapi logika dingin menyeruak dalam benaknya. Tentu saja. Tentu saja dia menjadi target pertama yang dicari para Pengawal setelah kematian tidak wajar bos mereka. Marilyn—tersangka utama dalam drama berdarah ini.Pupil matanya melebar. Adrenalin membanjiri pembuluh darahnya saat ia mundur perlahan, kemudian berputar dan mencoba menerobos kerumunan di belakangnya. Dari ekor matanya, ia melihat Alex dan dua anjing pemburu setianya mulai bergerak—berlari dengan tatapan yang tak perlu diterjemahkan lagi: jika tertangkap, Marilyn tak akan pernah melihat dunia luar lagi.Visualisasi tentang sel penjara yang pengap, empat dinding beton yang akan menjadi saksi bisu sisa hi
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more
Chapter 10
Marilyn sungguh tak mengenal pria yang baru saja ia akui sebagai tunangannya. Namun, berkat ketelitian salah seorang petugas medis yang menemukan identitas dalam saku jaket korban, setidaknya kini ia mengetahui nama pria itu.Di bangku tunggu, tak jauh dari ruang operasi, Marilyn duduk dengan tatapan kosong, jemarinya menggenggam erat jaket bernoda darah milik Elon Tudor—pria yang kini tengah berjuang antara hidup dan mati di meja operasi.Diliriknya arloji yang melingkar di pergelangan tangan. Kenyataan pahit harus ia telan bulat-bulat; ia takkan pernah tiba di bandara tepat waktu, apalagi menaiki pesawat sesuai jadwal. Yang lebih mengkhawatirkan, Marilyn tak yakin apakah ketiga pria yang memburu jejaknya akan berhenti mencari.‘Mereka pasti dengan mudah memperoleh informasi tentang rumah sakit ini,’ batinnya resah. ‘Aku harus segera pergi dari sini.’Setelah memastikan tak ada lagi perawat yang akan mendekati dan menanyakan hal-hal yang sama sekali tak ia ketahui tentang pria bernam
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status