Dating with Celebrity

Dating with Celebrity

last updateTerakhir Diperbarui : 2021-07-25
Oleh:  Indah Hanaco  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.9
18 Peringkat. 18 Ulasan-ulasan
175Bab
32.7KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Kendra yang bekerja di sebuah biro jodoh eksklusif, The Matchmaker, mendapat tugas yang seharusnya mudah. Menemui calon klien yang akan mengikuti salah satu acara kencan bertajuk Dating with Celebrity. Masalahnya, calon klien itu adalah pria arogan yang baru saja mendapat gelar sebagai Bujangan Paling Diidamkan versi sebuah majalah gaya hidup top, Maxim. Pertemuan itu tidak berjalan lancar karena Kendra terlambat selama tujuh menit. Apalagi, Maxim malah memilih mundur dari acara kencan itu. Alhasil, Kendra yang tersudutkan. Bos gadis itu memaksanya untuk membuat Maxim berubah pikiran atau jabatannya diturunkan menjadi petugas cleaning service. Tak punya pilihan lain, segala cara diupayakan Kendra untuk mengubah keputusan Maxim. Meski dia berkali-kali harus berhadapan dengan pria perengut yang sombong itu. Usaha Kendra tak sia-sia karena akhirnya Maxim bersedia mengalah. Acara Dating with Celebrity boleh saja berakhir. Namun, hubungan aneh Kendra dan Maxim malah terus berlanjut. Perlahan, mereka mulai saling memahami, nyaman satu sama lain. Namun keduanya tetap bersikukuh bahwa menjadi teman adalah yang terbaik. Hingga takdir ikut campur dan menuliskan predestinasi yang tak bisa dibantah. Mungkinkah mereka memilih untuk bersama, menghabiskan sisa kefanaan berdua? Kendati jalan yang terbentang menuju masa depan bukanlah jalan mulus nan bebas hambatan? Kover : Pinterest & Adobe Spark Post

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

Prolog

Kejutan besar menunggu Kendra saat gadis itu tiba di kantornya. Dia tidak pernah menduga jika akan kedatangan seorang tamu yang sengaja mencarinya sepagi itu. Terutama jika sang tamu bernama Maxim Fordel Arsjad yang sombong itu!“Kamu yakin, berada di kantor yang tepat?” sindir Kendra saat mendapati Maxim sendirian di ruang duduk yang biasa digunakan untuk menerima tamu. Pria itu tampak rapi, mengenakan kemeja biru lengan panjang dengan dasi berwarna senada. Tanpa jas.“Duduklah!” Maxim memberi perintah sambil menunjuk ke arah sofa. “Aku sengaja datang ke sini karena mau minta maaf.”Bibir Kendra terbuka. “Apa?”“Kamu sudah mendengar kata-kataku tadi. Silakan merasa puas,” cetus Maxim tajam.“Lho, kenapa aku harus merasa puas?” Kendra buru-buru duduk di depan tamunya.“Nih, ponselmu!” Maxim menyerahkan alat komunikasi milik Kendra. “Lain kali, aku tidak

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Skavivi
slalu suka dengan karya kak indah.
2021-09-21 11:01:56
1
user avatar
arsilmy
Mbak Indah, aku padamu!
2021-09-04 12:28:52
0
user avatar
Ulfah N
ini beneran Mba Indah Hanaco?
2021-08-01 15:05:48
1
user avatar
eirmansah_
Selalu suka karyanya Mbak Indah.... The best!
2021-07-25 11:45:17
2
user avatar
Rumah Sablon
kak indah hannaco penulis asmaradana? wow, akhirnya bisa baca karya kakak yg lain. Semangat kak.
2021-07-20 22:06:38
1
user avatar
kareninamaxim
Plotnya tetap terjaga. Gemesh sama Maxim.
2021-07-05 19:25:50
1
user avatar
leala.kwok
Makin seru!
2021-07-04 07:09:08
1
user avatar
Suzana Ida Ayu
Thor. kpn update Chapter brunya??
2021-06-29 16:31:39
1
user avatar
Theresia Rini S
kenapa setiap baca cerita Kak Indah, tiba2 berasa jadi romantis sih? klasik dan as always, attractive!
2021-06-29 13:25:03
1
default avatar
Sutirah
Ketagih baca cerita ini… hari hari buka sudah update ke belum… Hampa aku hampa… huhu
2021-06-27 14:50:17
2
user avatar
Danil Harun
sedihnya ceritanya
2021-06-27 11:40:07
1
user avatar
Suzana Ida Ayu
ayoo Thor SemanGatt.. update lg💪💪💪
2021-06-27 08:11:03
1
user avatar
leala.kwok
Cerita ini kayak candu, bikin ketagihan.
2021-06-22 11:52:16
3
user avatar
kareninamaxim
Cerita yang bagus dan bikin gemas. Plot rapi dan nyaris tak ada typo.
2021-06-21 15:32:52
2
default avatar
phantasia
I LOVE THIS STORY!!
2021-06-16 18:39:00
3
  • 1
  • 2
175 Bab

Prolog

Kejutan besar menunggu Kendra saat gadis itu tiba di kantornya. Dia tidak pernah menduga jika akan kedatangan seorang tamu yang sengaja mencarinya sepagi itu. Terutama jika sang tamu bernama Maxim Fordel Arsjad yang sombong itu!“Kamu yakin, berada di kantor yang tepat?” sindir Kendra saat mendapati Maxim sendirian di ruang duduk yang biasa digunakan untuk menerima tamu. Pria itu tampak rapi, mengenakan kemeja biru lengan panjang dengan dasi berwarna senada. Tanpa jas.“Duduklah!” Maxim memberi perintah sambil menunjuk ke arah sofa. “Aku sengaja datang ke sini karena mau minta maaf.”Bibir Kendra terbuka. “Apa?”“Kamu sudah mendengar kata-kataku tadi. Silakan merasa puas,” cetus Maxim tajam.“Lho, kenapa aku harus merasa puas?” Kendra buru-buru duduk di depan tamunya.“Nih, ponselmu!” Maxim menyerahkan alat komunikasi milik Kendra. “Lain kali, aku tidak
Baca selengkapnya

Bujangan Paling Diidamkan [1]

Maxim Fordel Arsjad mengernyit saat melihat sampul majalah gaya hidup beroplah tinggi yang masih bisa mempertahankan eksistensinya, The Bachelor. Wajahnya terpampang di sana, bersama dua orang pria lainnya. Ada judul mencolok yang juga tertera, setidaknya menurut opini Maxim. Bujangan Paling Diidamkan. Bah!“Kenapa aku sama sekali tidak tahu kalau wawancara kemarin untuk gelar aneh ini?” komentar Maxim pada diri sendiri. Kepalanya mendadak pusing. Dia sama sekali tak membutuhkan pengakuan semacam ini. Apa hebatnya menjadi Bujangan Paling Diidamkan? Lagi pula, apa kaitannya dengan pekerjaan lelaki itu? Namun, dia tahu, marah pun percuma. Toh, semua sudah telanjur.Dua pria yang wajahnya juga terpajang di The Bachelor adalah Malcolm Manoppo dan Jimmy Prasad. Tidak ada satu pun yang dikenal Maxim secara pribadi. Malcolm seorang atlet basket yang konon mendapat tawaran menggiurkan dari sebuah klub dan siap memecahkan rekor bursa transfer lokal. Sementara Jimmy adalah model t
Baca selengkapnya

Bujangan Paling Diidamkan [2]

Hingga sore Maxim menyibukkan diri dengan setumpuk pekerjaan. Mengabaikan rasa tidak nyaman yang merabung dan membuatnya ingin sekali menyematkan topeng di wajah, supaya tidak dikenali karyawan lain. Semakin dipikir, tampil di sampul The Bachelor malah terasa kian memalukan. Sama sekali bukan komplimen baginya. Pria berusia dua puluh sembilan tahun itu memimpin departemen penjualan. Maxim adalah lelaki jangkung dengan tinggi seratus delapan puluh satu sentimeter. Berkulit putih, rambut legam nan lebat, hidung bangir, serta mata bundar dengan pupil cokelat. Lelaki itu memiliki bibir yang bentuknya menjiplak busur panah, wajah agak tirus, serta alis tebal.Maxim memiliki kemampuan merancang sepatu yang cukup jempolan. Dia menjadi bawahan langsung kakak sulungnya, yang menjabat sebagai direktur pemasaran. Hampir setahun lalu desain pertama yang dibuat Maxim dilempar ke pasaran. Seperti yang sudah diduga banyak pihak, hasil karyanya langsung mendapat perhatia
Baca selengkapnya

Bujangan Paling Diidamkan [3]

“Rossa itu teman kuliahku. Dia membuka semacam biro jodoh dengan klien orang-orang terkenal. Nah, sudah dua tahun ini dia ditunjuk untuk menangani acara Dating with Celebrity. Pernah dengar?”Maxim menggeleng dengan cepat. “Apa memang orang-orang terkenal merasa perlu bantuan seseorang untuk mencari jodoh?” tanyanya tak percaya. “Koreksi aku kalau salah. Seingatku, kita masih punya satu saudara laki-laki yang kebetulan juga aktor terkenal. Darien Tito Arsjad lebih tepat untuk dicarikan jodoh. Dan Mbak tahu sendiri kalau dia sudah bertahun-tahun tidak pernah mengenalkan kekasihnya pada kita. Apa tidak cemas?”Maureen tidak mempedulikan komentar adiknya. “Intinya, acara itu mempertemukan orang-orang terkenal dengan teman kencan yang sudah diseleksi ketat. Pokoknya, keinginan si selebriti, akan penuhi. Maksudku, yang berkaitan dengan kriteria pasangan kencan yang diidamkan. Setiap minggu, satu episode ditayangkan. Tidak s
Baca selengkapnya

Kesan Pertama yang Tak Menggoda [1]

Kendra Elanith memaksakan diri membuka mata. Tangannya merayap di dinding, bergerak ke luar dari kamar dan menuju kamar mandi. Gadis itu berdoa semoga rasa kantuk yang menggelayuti kelopak matanya segera menjauh dengan siraman air dingin. Kendra baru pulang menjelang tengah malam. Dan pagi ini harus tiba di kantor tepat waktu kalau tidak ingin mendapat teguran.Beberapa bulan lagi, usia Kendra akan mencapai angka dua puluh lima tahun. Gadis itu memiliki rambut bergelombang melewati bahu, hidung sedang, mata agak sipit dengan ujung-ujung terluar agak mencuat ke atas, bibir bawah agak tebal, serta kulit kecokelatan. Tinggi badan Kendra  adalah seratus enam puluh tiga sentimeter.“Ya Tuhan, tolong berikan aku tenaga ekstra agar bisa mengusir rasa kantuk yang luar biasa ini,” doa Kendra dalam hati.Kendra bekerja di sebuah biro jodoh eksklusif bernama Tha Matchmaker sejak setahun terakhir. Pendirinya adalah Rossa Mohini, memanfaatkan lingkup pergaul
Baca selengkapnya

Kesan Pertama yang Tak Menggoda [2]

“Selamat pagi, Ken. Apa kamu sudah sarapan? Mukamu pucat dan lingkaran hitam di bawah matamu itu cukup mencolok,” komentar Neala begitu melihatnya. Gadis itu mendekat ke arah Kendra sebelum kembali bicara dengan suara rendah. “Aku yakin, kamu pasti cuma tidur beberapa jam dan nyaris bangun kesiangan.”Kendra mengangguk. “Kamu sih enak. Kemarin pulang tepat waktu. Sementara aku, baru tengah malam sampai di rumah. Dan ya, aku memang belum sempat sarapan. Aku bahkan lupa kalau manusia normal harus mengisi perutnya pagi-pagi sebelum berangkat ke kantor,” canda Kendra.Neala buru-buru mendorong punggung gadis itu ke arah mejanya. “Kalau begitu, biar kuambilkan sarapan. Kamu duduk dulu dan menarik napas dengan santai. Jangan mirip ibu-ibu beranak tujuh yang tergopoh-gopo menyelesaikan semua pekerjaannya.”“Terima kasih, La,” gumam Kendra tulus. Gadis itu menuruti saran Neala untuk segera duduk di kursinya.
Baca selengkapnya

Kesan Pertama yang Tak Menggoda [3]

“Oke, saya berangkat sekarang, Mbak. Oh ya, saya bisa minta nomor ponsel Maxim?”Rossa mengangguk cepat sambil menuliskan sederet angka di atas secarik kertas. “Semoga makan siangnya berjalan lancar. Kemarin Maxim bilang ada restoran yang enak di sekitar kantornya. Mudah-mudahan dia tidak bohong,” cetus Rossa, setengah berkelakar.Senyum Kendra langsung lenyap begitu dia membalikkan tubuh untuk meninggalkan ruangan Rossa. Sebenarnya dia ingin sekali berteriak di depan perempuan itu agar tidak memintanya menggantikan siapa pun untuk makan siang. Apalagi dengan kondisi seperti saat ini, terlambat. Karena itu artinya, Kendra akan menghadapi kesulitan. Meski dia tak tahu seberapa besarnya.Kendra tahu bahwa Rossa sedang sibuk, tapi dia tidak bisa membayangkan ada yang melupakan janji makan siang dengan cara seperti itu. Rossa bahkan tidak menunjukkan isyarat penyesalan karena harus menunda pertemuan. Bahkan boleh dibilang jika Rossa tidak amb
Baca selengkapnya

Episode Balas Dendam Salah Kaprah [1]

Maxim bisa menangkap kekagetan di mata gadis itu. Kendra, begitu nama yang tadi didengarnya, nyaris tidak bernapas selama beberapa detik. Matanya terbelalak memandang ke arah lelaki itu. Tentu saja ucapan Maxim tadi sudah mengejutkan gadis ini.“Bapak ... yang tadi berada di dalam mobil keren itu? Eh ... maksud saya di Chevrolet Colorado?” Meski agak tersendat, gadis itu berhasil juga menuntaskan kalimatnya.Maxim mengangguk. “Ya, itu saya.”  Lalu dia menambahkan, “Jangan panggil saya ‘Bapak’! Cukup nama saja.”“Baik,” kata Kendra sembari mengangguk.Lelaki itu tidak berniat menjelaskan bahwa dia baru saja hendak membuka pintu dan keluar dari kendaraannya ketika mendadak ada seorang gadis yang memilih untuk berkaca di jendela mobilnya. Maxim tadi meninggalkan Buana Bayi untuk bertemu sebentar dengan ibunya yang sedang berada di rumah sakit, tidak jauh dari kantornya. Tentunya setelah Rossa m
Baca selengkapnya

Episode Balas Dendam Salah Kaprah [2]

Kendra yang malang itu pun mengerjap. “Tapi....”Maxim menggeleng tanpa ragu. “Dua hari yang lalu, kakak saya memang berhasil membujuk sehingga saya bersedia mengikuti acara ini. Setelahnya, saya bicara dengan Rossa di telepon. Bosmu itu sudah memastikan kalau hari ini kami akan bertemu untuk membahas soal itu sekaligus makan siang. Tapi apa yang terjadi kemudian?” tanya Maxim dengan gaya dramatis. “Kita sama-sama tahu, kan?”Kendra tidak terlihat benar-benar terintimidasi. Setidaknya, gadis itu masih mampu memberi balasan. “Saya tadi sudah menjelaskan situasinya. Di kantor...”“Itu bukan alasan!” suara Maxim agak meninggi. “Saya adalah orang yang sangat menghargai janji dan waktu. Tapi sepertinya Rossa tidak melakukan hal yang sama. Dia seenaknya memundurkan janji hanya beberapa menit sebelum pukul dua belas siang. Selain itu, dia malah mengutus orang lain. Nah, kalau dia saja tidak menganggap pe
Baca selengkapnya

Episode Balas Dendam Salah Kaprah [3]

Ibunya memang tergolong orang yang sangat menjaga kesehatan. Secara rutin, Cecil Arsjad mengunjungi dokter langganannya yang berpraktik di sebuah rumah sakit top, tidak terlalu jauh dari gedung perkantoran tempat Buana Bayi berada. Dan biasanya, Maxim berusaha menemani ibunya meski mendapat protes dari berbagai pihak. Termasuk dari Cecil sendiri. Akan tetapi, tidak ada yang mampu membuat Maxim berhenti melakukan itu.“Max, Mama bisa ke dokter sendiri. Toh ada Rita yang menemani ke mana-mana. Mending kamu fokus bekerja,” ucap Cecil berulang kali.“Tidak apa-apa, Ma. Aku tetap bisa fokus bekerja, kok! Aku kan cuma mengantar Mama ke dokter sesekali, bukan setiap hari,” Maxim beralasan. “Tolong, jangan larang aku.”Maxim memasuki ruangan yang menjadi tempatnya bekerja selama beberapa tahun terakhir ini. Dia sama sekali tidak pernah menduga jika bisa begitu menyukai pekerjaannya saat ini.Sebenarnya, keluarga besar ayahnya s
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status