Melahirkan Anak Ceo

Melahirkan Anak Ceo

last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-10
Oleh:  Kariani Sukadi  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
22 Peringkat. 22 Ulasan-ulasan
34Bab
9.0KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Sinopsis

Lugu

Kisah seorang pembantu yang dinikahi majikkan ya dan hanya boleh melahirkan anak laki-laki. Sehabis itu akan diceraikan. Pernikahan poligami yang tidak seimbang telah membuat hati seorang istri cemburu dan patah hati. Seorang pembantu hanya disentuh dalam satu sampai dua malam hingga membuatnya hamil dan setelah hamil sang wanita tidak pernah digauli lagi. Melahirkan pun akan menjadi anak istri pertamanya. Salma harus menderita karena hidup dipoligami dan tidak mendapat keadilan karena statusnya seorang pembantu rumah tangga yang ditolong oleh keluarga besar suaminya. Suami Salma seorang CEO tampan yang menikah tapi tidak punya anak. Ibunya berencana ingin menikahkannya dengan pembantunya dan hanya menjadi mesin pencetak anak.

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

Bab 1 Dipaksa Menikah

"Aku akan menikahkanmu dengan putraku Abimanyu. Kamu harus melahirkan keturunan keluarga Cokro Widodo," ucap Nyonya Besar Kinanti. Ia duduk santai sembari menikmati kopi di ruang keluarga. Wanita yang selalu berpenampilan elegan itu menatapku dengan pandangan lekat. Setiap inci tubuhku ia perhatikan tak lepas dari pandangannya. Di ruangan yang luas tiga kali lipat dari lapangan bola ini aku dan Ibu duduk menghadapnya. Bahkan hiasan lampu kristal yang tergantung di atas terlihat sangat mewah. Harganya bahkan mencapai puluhan juta. Pemilik perusahaan ternama di kota ini selalu menjaga penampilannya. Kami duduk dengan beralas permadani indah berwarna merah bata sembari kaki dilipat. Sementara Nyonya Besar Kinanti duduk dengan santai di atas sofa menikmati secangkir kopi dan cemilan. Nyonya Besar Kinanti paling berkuasa di rumah ini, semuanya harus berjalan sesuai dengan perintahnya. Ia kemudian me

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Asnafa
Semangat kak!
2021-09-28 20:15:08
0
user avatar
Kikyo de Kira
Lanjuuuttt, kak... Penasaran...
2021-09-28 18:02:48
0
user avatar
Nadila nana
Hy kak, semangat ya, aku sudah mampir :)
2021-09-27 07:45:00
0
user avatar
Triwahyuni Triwahyuni
Ceritanya bagus kak, lanjutt...
2021-09-26 15:10:08
0
user avatar
Radharmy RD
Ceritanya aku suka. kerennn. lanjutin kak....
2021-09-25 22:51:58
0
user avatar
Naya Lim
good job kak!
2021-09-25 18:52:36
0
user avatar
Sarifah31
Semangat kakak
2021-09-25 10:35:26
0
user avatar
kheisa aurelia
Semangat thor
2021-09-25 08:54:11
0
user avatar
Roesaline
Ceritanya keren banget Kak semangat Up ya semoga sukses
2021-09-25 00:05:51
0
user avatar
Ade Esriani
Keren ceritanya ...
2021-09-24 21:44:30
0
user avatar
Ade Esriani
Keren ceritanya ...
2021-09-24 21:43:30
0
user avatar
macayp
Semangat kakak nulis novelnya
2021-09-23 20:44:18
0
user avatar
Pratiwi
Ceritanya menarik. Semangat up ya
2021-09-23 19:38:05
0
user avatar
Amanda Syiefa
Aku juga pengin anak laki2 ...... bagus ceritanya lanjuut
2021-09-23 14:56:06
0
user avatar
Biru Langit
Paling keren deh
2021-09-23 14:27:45
0
  • 1
  • 2
34 Bab

Bab 1 Dipaksa Menikah

    "Aku akan menikahkanmu dengan putraku Abimanyu. Kamu harus melahirkan keturunan keluarga Cokro Widodo," ucap Nyonya Besar Kinanti. Ia duduk santai sembari menikmati kopi di ruang keluarga. Wanita yang selalu berpenampilan elegan itu menatapku dengan pandangan lekat. Setiap inci tubuhku ia perhatikan tak lepas dari pandangannya. Di ruangan yang luas tiga kali lipat dari lapangan bola ini aku dan Ibu duduk menghadapnya. Bahkan hiasan lampu kristal yang tergantung di atas terlihat sangat mewah. Harganya bahkan mencapai puluhan juta. Pemilik perusahaan ternama di kota ini selalu menjaga penampilannya.  Kami duduk dengan beralas permadani indah berwarna merah bata sembari kaki dilipat. Sementara Nyonya Besar Kinanti duduk dengan santai di atas sofa menikmati secangkir kopi dan cemilan. Nyonya  Besar Kinanti paling berkuasa di rumah ini, semuanya harus berjalan sesuai dengan perintahnya. Ia kemudian me
Baca selengkapnya

Bab 2 Tidak Punya Pilihan

    Menikah dengan Abimanyu? Melahirkan putra? Setelah itu aku akan dibuang begitu saja. Apakah aku ini pelacur? Atau mereka hanya menganggapku mesin pencetak anak. "Seminggu lagi kalian akan menikah. Pernikahan ini akan dilangsungkan secara diam-diam dan hanya dihadiri oleh keluarga dekat saja. Selanjutnya kalian harus segera melakukan hubungan suami istri!" Lepas menyampaikan kalimatnya, Nyonya Besar Kinanti bangkit dari sofa. Wanita cantik itu berjalan dengan dada yang dibusungkan ke depan. Layaknya nyonya besar yang punya pengaruh kedudukkan tinggi. Mataku terus mengikuti gerakkannya hingga ia menghilang dari pandangan. Aku tahu kalau ia sudah mengangkat kami dari jalanan dan memberi pekerjaan serta tempat tinggal. Namun, bukan berati harus mengatur hidupku bukan? Bukankah menolong sesama manusia adalah kewajiban? Kami hanya orang miskin yang tidak boleh bersuara atau pun menuntut hak. Kemudian Ibu menuntunku
Baca selengkapnya

Bab 3 Nikah Tanpa Cinta

  Seminggu menjelang pernikahan, rumah Tuan Cokro Widodo diramaikan pertengkaran Nyonya Nadia dan Nyonya besar. Den Abimanyu yang selalu melerai pertengkaran mereka. Lelaki muda itu selalu memeluk sang istri dan membujuknya jika sudah menangis.   Den Abimanyu dan Nyonya Nadia saling berpelukkan di belakang bangunan utama. Letaknya yang tersembunyi menjadi tempat untuk mereka berdua saling mencurahkan isi hati. Sering kali aku memergoki mereka berdua berada di sana jika kebetulan aku sedang bertugas membersihkan taman. Di hadapan mereka terhampar kebun bunga yang luas ditanami bunga mawar dan melati. Bunga kesukaan Nyonya Besar Kinanti.    Sayup-sayup aku mendengar Den Abimanyu merayu istrinya dengan seribu kata-kata manis agar membuatnya tenang. Lalu, wanita berambut pirang itu akan luluh hatinya dan merebahkan kepalanya di dada sang suami.   Sungguh nyata cinta yang mereka miliki, berbeda denganku
Baca selengkapnya

Bab 4. Lelaki Dingin

    Pak penghulu menjabat tangan Den Abimanyu. Seraya meminta Den Abimanyu untuk mengikuti kata-katanya. Menjabat tangan Pak Penghulu, lalu mengucap ijab kabul. Tidak ada yang berani mengeluarkan suara kecuali hanya fokus memandang ke arah kedua mempelai. "Saudara Abimanyu bin Cokro Widodo aku nikahkan dan kawinkan engkau dengan Salma Wulandari binti Sastro dengan mas kawin emas sebesar lima puluh gram dan seperangkat alat salat dibayar tunai." "Aku terima nikah dan kawinnya Salma binti Sastro dengan mas kawin tersebut dibayar tunai." Dengan satu tarikkan napas Den Abimanyu mengucapkan ikrar ijab kabul.  "Bagaimana para saksi sah?" tanya  Bapak Penghulu. "Sah."   Para saksi yang menyaksikan pernikahanku dengan Den Abimanyu mengucapkan Alhamdulillah. Tak jauh dariku Ibu ikut menyaksikan proses ijab kabul dengan memandangku dengan tatapan sayu. Jarak kami hanya satu hasta saja
Baca selengkapnya

Bab 5 Darah Keperawanan

  "Salma, nanti jika Mami bertanya kepadamu katakan saja kalau aku sudah menyentuhmu," ucap Den Abimanyu. Suara beratnya menyapaku. Tanpa memandang ke arahku Den Abimanyu berkata. Dadaku serasa sesak mendengar kalimatnya barusan. Aku terduduk lemas di tepi ranjang dengan rongga yang serak. Aku tidak tahu harus bersedih atau kah bahagia karena sampai detik ini Den Abimanyu tak menyentuhku sama sekali. Pemilik alis tebal itu hanya duduk di tepi ranjang dengan jarak satu hasta. Haruskah aku perotes padanya? Ataukah memang aku yang baper karena sudah menikah dengan seorang putra konlongmerat pemilik kekayaan nomer tiga di negeri ini.   Bahkan hartanya tidak akan pernah habis dalam kurun waktu tujuh turunan. Den Abimanyu sama sekali  tidak menginkanku menjadi istri pengganti Nyonya Nadia, di sisinya  sudah ada wanita yang selalu setia menemaninya, meski tidak bisa melahirkan garis  keturunannya. 
Baca selengkapnya

Bab 6 Aku Menyerah

        Sudah  lebih tujuh hari  pernikahanku berjalan dengan Den Abimanyu. Sedikit pun tidak ada tanda kalau Den Abimanyu akan meleleh hatinya. Padahal Nyonya Besar Kinanti sudah menyarankan aku untuk berdandan cetar agar terlihat cantik dan tampil seksi di hadapan Den Abimanyu. Saat akan tidur pun Nyonya Besar  Kinanti memberiku hadiah gaun malam yang super tipis dan transparan. Sehingga menonjolkan bagian-bagian lekuk tubuhku.  Penampilanku sudah dirubah oleh nyonya besar agar menarik perhatian Den Abimanyu. Namun, lelaki dingin itu sama sekali tak memandangku sebelah mata. Reaksinya juga masih tetap sama acuh. Terbuat dari apakah hati Den Abimanyu? Seorang laki-laki normal tak  mungkin tidak tertarik pada seorang wanita bila di hadapannya menggoda dengan tarian erotis. Nyonya besar memintaku berpakaian seksi bila di dalam kamar dan lebih agresif lagi menggoda Den Abimanyu. Aku seperti wa
Baca selengkapnya

Bab 7 Sentuhan Malam Pertama

                                  "Jangan lakukan hal bodoh ini hanya karena aku …." Pemilik alis tebal itu tak meneruskan kalimatnya. Ucapannya membuatku jadi berpikir penuh tanda tanya. Aku apa?  Lalu, tangannya menghapus lembut jejak air mataku yang sedari tadi tak mau berhenti mengalir. Hanya saja, percuma ia hapus, kenyataannya tak mau berhenti. "Maaf," bisik Den Abimanyu lirih. Mata lelakiku kini sudah basah sama halnya denganku. Sementara, bibirnya menempel di pipiku. Jantungku ini seakan berhenti terpompa. Bahkan saluran pernapasanku pun seolah tersumbat. Aku bisa mati kalau begini, dengan cara Den Abimanyu mendekatiku. "Setelah makan, kamu minum obat dan beristirahatlah," titahnya. Kepalanya d
Baca selengkapnya

Bab 8 Panggil Aku Sayang

                              "Selamat pagi, Sayang. Kamu lagi masak apa?"  Sapaan kata sayang dari Den Abimanyu, membuatku hampir saja menjatuhkan alat penggorengan. Jantungku seakan bertengakar di dalamnya kala tangan kekarnya melingkar di pinggangku. Mimpikah aku? Kucubit lenganku sendiri untuk memastikan ini bukan sekedar mimpi. Jika benar aku pun tak ingin cepat-cepat bangun dari tidur yang panjang.   Keromantisan Den Abimanyu tidak berakhir dalam waktu semalaman saja. Lelakiku kini terlihat menyugar rambutnya yang masih basah. Berlanjut dengan kecupan lembut yang mendarat di tengkuk leherku. Kini aku menjadi wanita yang paling bahagia karena digilai seorang pria tampan, kaya raya, serta pewaris tunggal keluarga Cokro Widodo. "Den, maaf
Baca selengkapnya

Bab 9 Bukan Pelacur

        Aku dan Den Abimanyu kembali saat matahari hampir tenggelam di arah barat. Sampai detik ini aku gak bisa berbohong lagi kalau jiwaku sudah menyatu dengan raga lelakiku.    Kakiku sudah terasa ditusuk-tusuk duri. Pegal dan nyeri rasanya saat harus mengelilingi perkebunan yang luasnya tak dapat aku ukur. Aku dan Den Abimanyu berkeliling di area perkebunan sembari bergandengan tangan. Sepanjang jalan hanya ada senyum dan tawa kecil mengiringi langkah.   Den Abimanyu merangkul bahuku saat berjalan menyusuri bukit setapak yang hanya pas untuk ukuran satu pejalan kaki. Lelakiku khawatir kalau aku terjatuh karena harus menyusuri jalanan kecil yang berlubang. Biasa jalan ini hanya dilalui para pekerja kebun jika ingin mengangkat hasil panen mereka akan memilih lebih bagus untuk dilewati dan lebar dari pada jalan setapak ini. Seiring langkah kaki ternyata pria beralis tebal itu
Baca selengkapnya

Bab 10 Mimpi Manis

    "Nduk, bangun!" suara panggilan Ibu membangunkanku dari alam mimpi. Mataku perlahan terbuka, namun kepalaku rasanya berat dan pusing. Bahkan untuk bangun saja aku malas beranjak dari tempat tidur. "Salma, buka pintunya! Nyonya Besar Kinanti sudah menunggumu di meja makan." Ibu berkata kembali sembari mengetuk pintu. Suara wanita pemilik bibir tipis itu terdengar pelan. Aku tidak bersemangat untuk bangun menemui Nyonya Besar Kinanti, Den Abimanyu dan juga Nyonya Nadia. Sedikit pun tidak ada seleraku untuk makan. Berdiam diri di dalam kamar dan tarik selimut adalah pilihan yang tepat. Sekarang aku baru menyadari kalau Nyonya Besar Kinanti, menampung kami hanya untuk mengadaikan hargai diri padanya. 
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status