"Aku akan menikah dengan Indri." Kalimat William langsung menghancurkan pertahanan yang selama ini mati-matian Dara bangun, ia memergoki sang suami tengah berbagai kehangatan dengan temannya. Dihadapkan dengan pengkhianatan tak terduga, haruskah Dara bertahan dengan kebahagiaan yang entah terwujud kapan? Atau, meninggalkan segenap dendam yang terpendam.
View MoreWanita yang baru saja ditampar mertuanya itu terkekeh sinis sembari memegangi pipinya yang terasa kebas.“Ulangi perkataanmu!” perintah Rahmi begitu sang menantu mengangkat kepala yang sebelumnya sempat tertoleh ke samping akibat tamparannya.“Kenapa? Ibu tidak terima akan keputusanku? Ibu merasa kalau rumah ini milik ibu? Sudah lupa daratan ternyata, sampai mengklaim kepemilikan rumah yang dibangun si mandul itu. Sekarang Ibu mau mengakui ini semua milik Ibu?” tanya Indri semakin membuat khodam Rahmi meraung-raung untuk keluar dan mencakar-cakar wajah menantunya itu.“Kurang ajar!” hardik Rahmi sambil mengangkat tangannya tinggi-tinggi.Plak!Sekali lagi, wajah Indri tertoleh ke samping setelah tamparan keras itu. Namun, wajahnya tak menunjukkan kesakitan apa pun.Rahmi menunjuk wajah menantunya dengan penuh penghinaan. “Kamu pikir kamu siapa, hah?! Status kamu di sini hanyalah menantu yang gagal memberikan keturunan, kamu tidak malu berkata seperti itu padaku selaku yang lebih
Dara memandang wajahnya di pantulan cermin dengan raut bengong. Saat matanya tertuju pada satu titik, Dara dara langsung memaki dalam hati mengingat kejadian kemarin. Di sana, di pipinya yang halus itu Sagara mengecupnya. Catat baik-baik! Mengecupnya! Dara bahkan masih ingat akan sensasi lembut dan kenya—“Arggh!” Perempuan itu mengerang sambil menarik kasar rambutnya sendiri.Misunderstanding atau kesalahpahaman. Itulah yang menjadi penyebab terjadinya tragedi memalukan sepanjang hidup Dara. Perempuan itu berniat baik dengan memberitahu kacau yang perlu diperbaiki di wajah Sagara. Sayang berjuta sayang, pria 36 tahun itu malah menangkapnya dengan maksud lain. Akibatnya, terjadilah adegan itu yang membuat Dara bengong sepanjang hari itu, berbeda dengan Sagara yang malah tampak ceria sebelum pamit undur diri. Menyesal, Dara menyesal tak menggunakan bibir jahanamnya untuk memberi tahu. Kenapa giliran tak diminta bibirnya ini selalu saja mencerocos sana-sini?Lama Dara berpikir, tib
Begitu mendengar pemberitahuan Dara, Delion langsung berdiri dari duduknya dan menuju ke dapur dimana sang istri sedang disibukkan dengan berbagai jenis kue yang memanjakan lidah. “Mama! Ayo kita pulang!” ajak Delion sambil menarik tangan istrinya menjauh dari godaan duniawi itu. “T-tapi ini belum selesai,” tolak sang istri dengan mulut penuh kue. Tangannya menunjuk beberapa kue yang siap dilahap. “Aku akan membuatkan untukmu dengan sepenuh cinta kalau perlu!” jawab Delion sembari menggendong istrinya ala bridal style untuk meninggalkan kediaman Wijayakusuma hingga melupakan sang anak. “Papa,” cicit anak enam tahun itu membuat dua orang yang seperti dimabuk asmara itu langsung teringat. Dara langsung bernapas lega setelah satu keluarga itu meninggalkan kediaman Wijayakusuma. Bersamaan dengan itu muncullah wujud baru yang tengah duduk di ruang tamu ditemani ART yang sedang membersihkan kekacauan tamu sebelumnya. “Saya mengganggu istirahat kamu, Dara?” tanya Sagara sem
Apakah Dara senang mendapati hubungan dirinya dengan sang ibu membaik? Jawabnya tentu! Tapi di sisi lain, Dara masih juga merasa bersalah akan luka yang ia ciptakan. Benar-benar semudah itu Sukma memaafkannya? Tiga tahun ia menghilang tanpa memedulikan keluarga Wijayakusuma dan memulai hidup baru. Selama itu pula sukan pasti terluka, tapi akhirnya hanya membutuhkan beberapa bulan saja untuk membuat sang ibu luluh. Mungkin karma yang tuhan berikan bukan dalam bentuk sebuah peristiwa buruk atau nasib sial. Namun, sebuah perasaan sampai kapan pun akan melekat kuat di ingatan Dara. “Non Dara?” panggil suara feminin setelah mengetuk pintu. Dara segera berdiri dengan bantuan kruknya sebelum membuka pintu kamarnya. “Ada tamu yang sedang menunggu Nona,” ucap seorang pembantu muda yang kapan hari ia peralat di rumah sakit. Dara mengernyit heran saat mendengar kata tamu. Apakah Sagara? Tapi kata sang empunya, Sagara sedang memiliki perjalanan bisnis ke luar negeri, tapi akan lebih ane
Dara menatap tulisan yang menghiasi kertas di tangannya itu dengan tangan bergetar hebat, wajahnya yang semula antusias langsung berubah pucat pasi ditambah gemeletuk gigi yang ikut menambah harmonisasi dengan suasana sepi di sekitarnya.Perempuan itu pikir ... ia baru saja menemukan informasi akan keluarga Adikara yang sekiranya bisa membantu sang informan, dia pikir ... ia baru saja mendapatkan harta karun begitu melihat amplop yang diberi cap oleh salah satu dari banyaknya klinik milik keluarga Adikara. Namun, ini jelas di luar ekspektasinya. Ia mendapati nama Sukma Wijayakusuma di sana. Sebagai ... seorang pasien.Sedang di sisi lain, seorang wanita paruh baya mematung di tempatnya begitu mendapati sang anak yang tetiba saja ada di ruang kerjanya. Sukma Wijayakusuma mengamati perubahan ekspresi Dara yang tampak syok.Wanita paruh baya itu mendekati sang putri semata wayang. “Dara ... kenapa kamu di sini?” tanyanya dengan nada lembut.Sedang si empunya nama yang di tanya, mal
Dara berbalik begitu mendengar suara sang nenek. Benar saja, ia langsung dihadapkan dengan wujud Laksmi Wardana yang tengah membaca buku di living room. Janda kembang itu berjalan mendekatinya.“Yah,” desahnya begitu duduk setelah berusaha keras. “Jujur itu memang relate. Tapi, bukan berarti aku menyetujui cara ekstrem Oma sampai berjalan sendiri tanpa didampingi orang,” sambung perempuan 29 tahun itu sembari merenggangkan kakinya. “Kamu tampak sangat bersemangat untuk sembuh, ya?” tanya Laksmi sambil memandangi sang cucu yang bahkan sampai berkeringat karena berusaha berjalan, padahal, rumah ini sejuk ber-AC . “Mau bagaimana lagi? Ada banyak tanggung jawab yang sekarang menungguku, jabatanku tidak boleh kosong terlalu lama, apalagi saat perusahaan sedang sibuk-sibuknya seperti ini. Meskipun memang bisa, tapi bagiku, bekerja dari rumah itu jelas memiliki kesan berbeda,” jawab Dara dengan tangan mengambil camilan dari meja di depannya. Itu adalah ubi bakar kesukaan Laksmi, entah
Dara menatap pantulan tubuhnya di cermin. Kaki jenjang yang dulunya menjadi kebanggaannya itu sedang berusaha tegap berdiri dibantu dua kruk di kedua sisi tubuhnya. Untuk pertama kalinya, akhirnya Dara bisa terbebas dari nyeri lutut yang disebabkan karena terlalu lama beraktivitas menggunakan kursi roda. Meskipun sekarang ia harus berusaha lebih keras karena jalannya yang tertatih-tatih, tapi Dara tetap menikmatinya sebagai progres menuju kesembuhan.Bunyi notifikasi ponselnya membuat kegiatan menganalisis penampilan itu buyar seketika, mengambil ponselnya yang tergeletak mengenaskan, Dara akhirnya mendapati nama sang gebetan yang tertera di layar elektronik itu.Apakah bisa dianggap demikian? Pasalnya mereka berdua berinteraksi sama halnya seperti dua klien yang sedang dalam hubungan kerja.‘Minggu depan, saya akan mengusahakan ke rumahmu, maaf karena kedepannya saya akan sibuk,’Hanya itu, tak ada ucapan manis seperti selamat pagi, malam, atau siang sekalian apalagi 'kamu suda
Dara meneliti latar belakang Sagara yang kapan hari Delion berikan padanya. Sayangnya ia belum sempat membaca keseluruhannya, hingga sekarang, ia beranikan diri kembali membukanya untuk melihat hal yang mungkin saja pernah ia lewatkan atau informasi apa pun yang bersifat membantu dirinya dari keadaan ini. Benar saja kata Delion, Sagara bisa saja mendapatkan predikat pengusaha yang terkenal ramah, tapi itu jelas tak menghilangkan jati dirinya sebagai pengusaha sukses yang penuh siasat. Di dalam rekap latar belakang Sagara, tak ia temukan satu pun informasi yang menunjukkan jika Sagara pernah jatuh karena menaiki motor saat sedang balapan liar seperti yang sang empunya ceritakan kapan hari di rumah sakit. Dua kemungkinannya yaitu, Sagara memang benar-benar pernah jatuh seperti katanya, adapun alasan Delion tak menemukan rahasia itu karena Sagara sangat pandai melebihi private investigator terkenal seperti Delion. Yang kedua, jika data dari Delion ini memang benar akurat, maka Sag
Dara ternganga lebar saat melihat penampilan Delion Sunarija yang terlihat bak siang dan malam jika dibandingkan penampilan kesehariannya. Jaket leather hitam yang biasa membungkus tubuh maskulinnya hilang, digantikan dengan sebuah scraf yang membuat pria di depannya itu tampak alim dan jauh dari dunia-dunia gelap.Cambang halus yang membuat kesan galak itu bahkan juga hilang dari pandangan, membuat wajah Delion Sunarija terlihat seperti malaikat penolong. Orang-orang tak akan tahu jika perawakan malaikat ini tak lain dan tak bukan hanyalah seorang iblis yang menyamar.Delion mendekati Dara dengan langkah natural dan berhenti di samping Dara, pria itu berjongkok untuk mengikat sepatunya. “Jatuhkan satu barangmu sampai enam meter lurus ke depan dan jalankan kursi rodamu begitu aku mengambilnya. Lalu berhenti di tempat aku berdiri,” perintahnya membuat Dara mengernyitkan alisnya samar. Namun, Dara tahu jika Delion jelas memiliki pengalaman yang lebih mumpuni dibandingkan dirinya dal
Chapter 1. Suamiku Berselingkuh“Suami, mertua, dan ipar-ipar Mbak Dara tidak jemput?” tanya seorang gadis sembari mengemasi beberapa pakaian.Wanita yang dipanggil Mbak Dara menatap ke arah gadis itu. “Mereka sibuk ... mungkin?” jawab Dara tak yakin. Netranya menatap nanar bangsalnya yang siap ditinggal dengan perasaan hampa.Lalu lalang manusia berpakaian khas pegawai rumah sakit yang tengah merawat pasien itu, tampak tak terusik dengan keberadaan keduanya.“Namanya keluarga, mau sesibuk apa pun, minimal usahakan, lah! Suami Mbak juga, memangnya pernah jenguk sekali saja? Bahkan Mbak saja ke sini naik taksi sendirian! Suami seperti itu baiknya dibuang jauh-jauh, Mbak!” Sang gadis yang sudah hampir dua tahun bekerja di butik Dara sebagai asisten tahu betul betapa tidak pedulinya suami dan keluarga dari bosnya tersebut. Sang suami sering bertindak kasar dan marah-marah semenjak di PHK dari perusahaan tempatnya bekerja. Belum lagi omelan dan ocehan para ipar. Hanya butik satu-sat...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments