Share

3. Memohon ampunan

Penulis: Areum_bee
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-27 17:18:23

Dara membersihkan mulutnya yang masih menyisakan cairan asam yang tertolak oleh lambungnya. Terhitung sudah tiga kali ia memuntahkan cairan asam itu. Tubuhnya ambruk di lantai berlapis karpet tanpa bisa dicegah.

“Mbak? Mau ke rumah sakit lagi?” tanya perempuan yang tengah memberesi sarapan atasannya yang tinggal seperdua.

Dara menggeleng pelan. “Tidak perlu, keadaan butik sekarang sangat sibuk. Saya harus turun tangan langsung mengingat peran saya sangat dibutuhkan,” tolak Dara sembari merapikan rambutnya yang entah sudah berapa hari tak tersentuh sisir.

Sang asisten diam-diam menyetujui ucapan Dara. Mau bagaimana lagi? Butik yang tidak seberapa besar ini kekurangan sumber daya manusia, dan sayangnya hanya memiliki satu desainer yang tak lain dan tak bukan adalah sang pemiliknya sendiri.

Apa lagi, pendapatan butik selama beberapa hari terakhir, khususnya saat Dara menjalani rawat inap, mengalami penurunan yang signifikan.

“Tolong ambilkan desain-desain saya sekalian bawakan catatan penjualan bulan ini, saya mau bekerja di sini sekaligus evaluasi,” pintanya yang diangguki sang asisten sebelum hilang ditelan jarak.

Dara mematut diri di cermin setelah selesai dengan rambut lepeknya. Ia menghela napas melihat penampilannya yang jauh dari kata baik.

Wanita itu mengernyit saat tak mendapati asistennya yang sudah hirap lima menit silam. Mengambil desain dan buku catatan tak selama itu, kan? Pasalnya butik ini pun, juga tak sebesar stadion hingga memakan waktu untuk sekedar turun dan mengambil barang.

Lama ia bersabar, akhirnya Dara memutuskan untuk menghubungi sang asisten.

Belum sempat jarinya yang setengah gemetar itu melakukan aksi, asistennya sudah datang dengan raut panik. “Mbak! Ada suaminya Mbak di bawah, mereka datang bawa satu keluarga dan minta Mbak untuk bertemu,” pekik asistennya sembari menyerahkan beberapa lembaran pada atasannya.

Dara tanpa sadar tersentak, kepalanya berdenyut nyeri membayangkan segala kemungkinan terburuk. “Tolong bantu saya turun,” mintanya dengan raut putus asa.

Dengan sigap sang asisten memapahnya hingga terdengar ringisan ngilu dari mulut Dara ketika perih diperutnya kembali mendominasi. Perjalanan yang normalnya dilakukan beberapa detik itu menjadi beberapa menit diiringi dengan ringisan ngilu.

“Hai! Mbak Dara?” sapa adik iparnya dengan senyum manis.

Bukannya terkesan, Dara malah semakin merasakan firasat buruk. Dipandanginya satu persatu tamu tak diundangnya. Tampak seluruh anggota keluarga datang kemari, mereka bahkan membawa keponakan serta ketiga iparnya.

Mata Dara berhenti pada satu wanita dengan perhiasan mencolok yang menurutnya tak memiliki hubungan kekerabatan dengan William.

“Mau apa kalian kemari?” tanyanya dengan suara lirih, hampir-hampir tak terdengar. Ia menggigit bibirnya agar ringisan itu tak lolos dan berakhir membuat para penghianat ini meremehkannya.

“Sudah datang jauh-jauh kemari, bukannya menyambut hangat, kamu malah bersikap kurang ajar?” sindir ibu mertuanya membuat Dara menggeram marah.

“Jika dilihat-lihat, kalian tidak berniat membeli atau berkonsultasi di butik saya. Atau kalian datang kemari berniat meminta maaf?” tanya Dara membuat ibu mertuanya menutupi mulut sembari mencoba tertawa anggun.

“Dari mana kamu mendapatkan kepercayaan diri yang memalukan ini? Kami datang kemari bukan untuk meminta maaf atas sesuatu yang bahkan tidak kami dilakukan,” ledek sang mertua membuat Dara semakin ingin menampar mereka dengan tangan bergetarnya ini.

“Kalau begitu, kenapa kalian menyempatkan datang kemari jika tak memiliki urusan dengan saya, juga tidak berminat menjadi pembeli di butik saya?” ucap Dara mengandung pengusiran halus.

“Butikmu? Yakin ini butikmu?” tanya sang mertua sembari tersenyum licik.

Dara berusaha menepis jauh-jauh firasat buruknya atas senyum licik wanita itu. Entahlah, yang pasti hatinya semakin gusar melihat sikap santai paruh baya itu, seakan-akan ibu mertuanya memiliki rencana matang sebelum kemari.

Sang mertua tampak mengangkat dagu. “Wanita ini adalah teman arisan saya,” beritahunya pada sang menantu.

Dara memijit pelipis untuk meredakan nyeri pada kepalanya. “Saya tidak peduli siapa pun itu. Jika memang tak berniat jadi pembeli, jangan membuat pembeli tak nyaman dan keluar dari butik ini!” sentaknya membuat wajah satu keluarga itu merah menahan malu saat semua pengunjung menatap mereka.

“Oh! kamu mau mengusir saya sebagaimana kamu mengusir anak saya?! Dasar wanita pelit dan tak beretika!” hina sang mertua membuat Dara semakin dilanda amarah.

Dara yang dihina jelas tak terima dan menjawab, “Sudah kewajiban saya untuk mengusir peminta-minta–”

“Dara! Kamu berani mengatai anak saya pengemis?! Hanya karena beberapa baju murahan ini yang saya pun mampu untuk membelinya?!” hardik ibu mertuanya sembari merusak beberapa baju di sekitarnya.

“Berhenti! Atau saya akan laporkan pada polisi!” jerit Dara sembari memegangi perutnya yang perih setengah mati.

“Silakan laporkan! Saya tidak takut karena butik ini adalah hak keluarga saya yang nantinya akan dijual!” tantang sang mertua sambil terus menimbulkan kerusakan di sekitarnya.

“Jangan gila! Saya tidak pernah berniat menjual butik ini sampai kapan pun, siapa Ibu berani membuat keputusan sepihak atas sesuatu yang bahkan tidak Anda miliki?!” Seandainya ia adalah gunung, maka Dara tengah menyemburkan lahar panas setelah sekian lama mengendap.

“Kamu yang gila, Dara! Butik ini dan seisinya adalah miliki anak saya, Wiliam!” tegas mertuanya membuat Dara melemparkan tatapan tak terima atas ucapan tersebut, bagaimana biasa butik yang ia bangun sampai bermandi peluh itu jadi milik William?

“Kamu tidak percaya? Saya bisa berikan bukti valid yang menunjukkan bahwa Williamlah pemiliknya secara sah di mata hukum! Indri! Bawa kemari!” perintahnya pada sang menantu yang tengah hamil muda untuk menyerahkan berkas yang sedari tadi dibawanya.

Plak!

Kepada Dara menoleh ke samping karena lemparan berkas yang mengenai wajah cekungnya. Dara merunduk guna mengambilnya, mengabaikan pusing yang mendera serta pipinya yang terasa kebas luar biasa.

Ia menatap nanar pada berkas di tangannya yang bergetar itu, mentalnya turut terguncang, seakan-akan baru mendapat risalah kematian.

“Jangan bilang ini palsu! Kamu tahu, kan? Berkas itu semua juga dibuat atas persetujuanmu,” cetus ibu mertuanya semakin mendorong Dara menuju kegilaan.

Dara menatap surat tanah sampai surat izin usaha yang tertulis nama William di sana, membuatnya seketika teringat akan kebodohannya.

Mulanya dulu Dara akan mendaftarkan butik ini atas namanya. Hanya, seakan-akan ada yang menghalanginya, semua syarat permohonan itu tertolak. Dara cukup tahu ini merupakan ulah ibunya kandungnya atas pembangkangan yang ia lakukan. Sampai akhirnya, ia memilih cara alternatif dengan menggunakan nama suaminya.

Sekarang ... hal tersebut tampak seperti peti mati yang ia siapkan sendiri untuknya.

“Keluarkan semua barang–”

“J-jangan! Tolong jangan jual butik ini, Saya akan lakukan apa pun mau kalian,” mohon Dara mengesampingkan egonya. Kali ini, ia benar-benar tak mau kehilangan satu-satunya penopang hidupnya.

“Kamu tidak mau butik ini dijual, kan, Dara?” tanya paruh baya itu dengan nada lembut. Dara buru-buru mengangguk kuat sembari memegangi tangan mertuanya meminta belas kasih. “Kalau begitu ... cium kaki saya!”

Bab terkait

  • Istri yang Kau Campakkan Ternyata Jutawan    4. Salah siapa?

    Atmosfer butik benar-benar kacau, beberapa baju yang sudah rusak berceceran itu semakin menyemarakkan suasana genting di sana. Dara memegangi perutnya yang terasa mulas dihadapkan dengan situasi ini.“Cium kaki saya, maka saya akan pertimbangkan untuk menjualnya atau tidak!” ulang sang mertua yang berhasil menyadarkan Dara bahwa kejadian ini bukan mimpi buruk semata.Para pelanggan sudah pulang karena butik ditutup mendadak agar informasi ini tak menyebar ke pihak luar dan mencemarkan nama baik butik. Kini, hanya tersisa Dara beserta karyawannya dan satu keluarga yang saat ini terus merongrongnya.Mertuanya mencebik, “Kamu tidak mau, Dara? Kalau begitu silakan angkat kaki dari sini–”“Saya mau! Saya akan lakukan apa pun!” sela Dara yang direspons dengan senyum puas satu keluarga itu.Dara melepaskan tangan asistennya yang mencoba menahannya. Matanya menyorot seluruh karyawannya dengan pilu. Hatinya dengan teguh meyakinkan bahwa inilah satu-satunya cara agar butik ini tak lepas dari g

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • Istri yang Kau Campakkan Ternyata Jutawan    5. Jalan menuju dendam

    “Terima kasih, Pak,” ujar Dara sebelum taksi yang ditumpanginya menjauh.Dara menatap jalanan kompleks yang sepi sebab waktu yang sudah hampir menunjukkan tengah malam. Ia jalan pintas dengan penuh kehati-hatian, sebab kluster mewah ini dijaga dengan keamanan ketat. “Berhenti di sana!” seru sebuah suara membuat tangan ringkih yang semula berniat membunyikan bel itu mengambang di udara.“Sudah saya bilang berkali-kali, kan?! Pengemis, penjual dan pemulung dilarang memasuki kawasan ini, tidak bisa baca aturan di depan?! Berani-beraninya mengotori kompleks ini dengan aura melaratmu!” sentak lelaki bertubuh tambun yang terasa asing bagi Dara. Ditodongkannya tongkat kebanggaan itu sembari menatap remeh penampilan Dara.Perempuan itu tersinggung saat menyadari penampilannya yang memang layak disebut pengemis daripada pewaris. “Saya bukan pengemis,” jelasnya sembari memencet bel dan membuat satpam itu cepat-cepat menariknya kasar.“Dasar orang miskin! Jangan berani mengganggu ketenangan pe

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • Istri yang Kau Campakkan Ternyata Jutawan    6. Rencana bercerai.

    Laksmi Wardana terlihat menikmati sup dengan dahi berkerut, tampak sedang menyusun berbagai tanya untuk cucunya. Sedang Hendra dan istrinya tampak terdiam canggung sederajat dengan atmosfer sekitar. Jangan tanya pada manusia satu yang sedang duduk tak jauh di seberang sana, Dara tak yakin ibunya juga sedang menyusun pertanyaan untuknya. Pasalnya, sekedar saling sapa saja seperti sebuah kemustahilan. Setelah usai, Sukma Wijayakusuma tampak langsung berdiri dan berniat pergi. “Mau ke mana, Sukma? Tidak ingin berbincang hangat dengan kami dulu?” tanya Laksmi pada putri semata wayangnya. “Tidak, Ma. Aku mau istirahat saja, banyak sekali musibah yang terjadi hari ini, membuat kepalaku pusing, aku tidak ingin berbicara dengan siapa pun,” kelitnya tanpa melihat anaknya yang mungkin saja tersinggung. Dara tak tahu musibah apa saja yang menimpa ibunya hari ini, hanya ... ia terlampau yakin jika namanya masuk pada daftar musibah itu. “Bahkan dengan Dara?” tanya Laksmi sengaja menyebut na

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • Istri yang Kau Campakkan Ternyata Jutawan    7. Kamu Simpanan?!

    Dara menghembuskan napasnya perlahan, matanya memandang tautan tangannya yang berkeringat dingin dengan berkaca-kaca. Meski tangisan sering dianalogikan sebagai ungkapan perasaan sedih, namun hatinya jelas tak membual, bongkahan batu yang semula mengimpit dadanya seakan dipukul godam, semua kekhawatirannya hirap bersama pecahan-pecahan batu itu, lega, setidaknya itulah yang ia rasakan setelah mendengar palu diketuk oleh sang hakim. Meskipun pada akhirnya akan ada tulisan “cerai hidup” yang akan menodai kartu kenegaraannya, Dara tetap bersyukur atas status barunya yang secara tidak langsung lepas dari belenggu siksa. Untung dari segala buntung, selama prosesi perceraian ini, tidak ada drama yang turut membumbui. Awalnya, Dara khawatir jika William akan mempersulitnya, syukurnya ada Sri Rahmi, mantan ibu mertuanya, yang terus menempeli putra pertamanya layaknya permen karet, wanita itu seakan-akan siap mencakarnya jika berani dekat-dekat dengan putra kesayangannya. “Om Hendra? Kok se

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • Istri yang Kau Campakkan Ternyata Jutawan    8. Maaf yang tak terbalas.

    Dara tersentak. Diputarnya pear body shape itu sampai 180° hingga wajah Anjani Hanggasa yang tengah bersedekap langsung menembus retinanya. “Tante!” serunya sambil menghampiri si empunya.“Kamu tahu kejadian tadi?” tanya Hendra membuat Anjani mau tak mau menghentikan lakonnya sebagai istri tersakiti.“Hm, aku kan cuma ke toilet sebentar, balik-balik malah disuguhi drama, aku pikir sedang ada syuting sinetron azab,” celetuknya membuat sepasang paman dan keponakan itu menghela napas bosan.“Kalau begitu, kira-kira judul apa yang cocok untuk sinetron azab itu?” tanya Hendra yang mau-mau saja meladeni sang istri.“Azab sering menebar senyuman, ketika mati mulutnya peot!” seru Anjani yang direspons tawa geli sang suami. Seorang Anjani Hanggasa, dokter pediatri terkenal, sedang cemburu melihat suaminya tersenyum di depan para wanita!Dara bukannya tak tahu bagaimana mesranya dua orang itu, tapi tiap kali melihatnya, perempuan itu selalu memiliki seberkas iri yang menjamur. Cih! William mana

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Istri yang Kau Campakkan Ternyata Jutawan    9. Saya muak melihatmu!

    ‘Berangkat ke kantor. cepat pulang, ya, Ayah. Adik tunggu,’Dara mendengus saat melihat unggahan Indri yang menampilkan William yang tengah mencium perut rata Indri dengan kemeja slim fit biru serta celana bahan hitamnya. Jadi William sudah mendapat pekerjaan? Dan itu sesudah mereka bercerai? Dara jadi memikirkan omongan Rahmi tentang dirinya yang membawa sial. Apa benar dirinya memang pembawa sial? Kenapa William tampak sukses setelah mereka berpisah?“Bagaimana, Ra?” tanya Laksmi Wardana membuat Dara cepat-cepat menyimpan ponselnya dan mengalihkan atensi ke laptop yang sejak tadi menyala.Dara terkejut. “Aku ... diterima?” tanya Dara tak yakin setelah membaca email dari PT. Juita betari, yang merupakan perusahaan besar milik keluarga Wijayakusuma. Entah harus senang atau sedih, yang jelas perasaan Dara masih niskala.“Bagus! Oma sudah menduga kamu akan diterima!” seru Laksmi dengan nada puas.“Karena perusahaan itu milik Wijayakusuma?” tanya Dara skeptis akan kemampuannya sendiri. S

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Istri yang Kau Campakkan Ternyata Jutawan    10. kerusuhan Indri

    Dara mengamati dokumen kenegaraan di tangannya. Gelisah, setelah kejadian kemarin, Dara semakin merasa bersalah saat melihat namanya yang tertulis jelas di bawah nama Sukma Wijayakusuma.Anjani menyeruput tehnya sembari memperhatikan ekspresi keponakannya. “Kamu tidak siap-siap? Kita akan pergi ke mall sekarang, kebetulan tante sedang tidak memiliki jadwal praktik, tapi pamanmu itu agaknya tidak bisa mengantar, dia sedang ada urusan bisnis,” beritahunya sembari mengamati penampilan keponakan yang masih ala-ala rumahan dengan mata panda yang menarik atensi.“Kalau menunggu pamanmu, tante tidak yakin kita jadi shopping, biar sopir yang mengantar, kamu siap-siap sekarang!” tegas Anjani membuat Dara mau tak mau bersiap-siap dan kembali saat Anjani menghabiskan secangkir tehnya.Sebuah wrap dress berwarna merah dengan motif flora melekat indah di tubuh 171 senti itu, ditambah sepasang boots hitam yang berhasil membuat Anjani berdecak kagum akan keindahan sang keponakan yang sudah disia-sia

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-21
  • Istri yang Kau Campakkan Ternyata Jutawan    11. Tamparan Indri

    Seluruh kegiatan kafe langsung terhenti seketika. Semua mata langsung tertuju pada dua wanita yang tampak memiliki prahara, beberapa orang bahkan kesulitan untuk sekedar menyerap udara, dalam hati khawatir jika napasnya terdengar dan bisa menarik atensi dua wanita di sana, takut terlibat pertengkaran fisik penuh siksa.“Perempuan jalang!” seru Indri sambil menunjuk wajah Dara yang menoleh ke samping akibat tamparannya. Semua pelanggan yang mendengarnya pun mulai berspekulasi sesuai keyakinan masing-masing.“Apa kamu bilang?” desis Dara dengan gigi bergemeletuk.“Memang benar, kan? Sebutan apa yang lebih pantas untuk wanita yang berusaha menghancurkan rumah tangga orang?!” sentak Indri semakin membuat audiens tertarik memperhatikan drama dadakan itu.Dara mengusap pipinya yang terasa panas dan kebas. Matanya menatap nyalang pada perempuan berpenampilan kacau di depannya. “Indri ...,” tekannya yang masih rasional dengan tidak menampar balik perempuan itu sebab masih memikirkan nasib san

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-21

Bab terbaru

  • Istri yang Kau Campakkan Ternyata Jutawan    61. Kembali ke habitat awal

    Dara menghembuskan napasnya saat melihat penampilannya saat ini. Tak ada lagi tubuh semampai tegap, karena sekarang ia mengandalkan tongkat untuk berdiri. Lekuk tubuhnya jangan tanya lagi, pear body shape kebanggaannya itu semakin terlihat lekuknya karena makanan yang Dara konsumsi dipastikan gizinya langsung oleh sang nenek sekaligus ibunya.Jadilah sekarang, ia hanya bisa mendesah pasrah saat koleksi dress miliknya terasa sempit, karena pinggul dan area dadanya bertambah besar volumenya. Dara akhirnya memilih kemeja serta celana bahan untuk outfitnya ke kantor.‘Hari ini kamu mulai bekerja? Pak Hendra yang memberi tahu saya.’Dara membaca pesan yang Sagara kirimkan sembari menuju ruang makan.‘Iya, Pak. Kursi manager sekarang pasti sudah berdebu karena ditinggal terlalu lama.’Jawabnya setengah mengawur, karena entah bagaimana cara pandang Sagara terhadapnya, tapi yang jelas, sekarang Dara tak bisa lagi memandang Sagara layaknya orang biasa. Pria yang kapan hari telah lancang m

  • Istri yang Kau Campakkan Ternyata Jutawan    60. Tamparan untuk menantu.

    Wanita yang baru saja ditampar mertuanya itu terkekeh sinis sembari memegangi pipinya yang terasa kebas.“Ulangi perkataanmu!” perintah Rahmi begitu sang menantu mengangkat kepala yang sebelumnya sempat tertoleh ke samping akibat tamparannya.“Kenapa? Ibu tidak terima akan keputusanku? Ibu merasa kalau rumah ini milik ibu? Sudah lupa daratan ternyata, sampai mengklaim kepemilikan rumah yang dibangun si mandul itu. Sekarang Ibu mau mengakui ini semua milik Ibu?” tanya Indri semakin membuat khodam Rahmi meraung-raung untuk keluar dan mencakar-cakar wajah menantunya itu.“Kurang ajar!” hardik Rahmi sambil mengangkat tangannya tinggi-tinggi.Plak!Sekali lagi, wajah Indri tertoleh ke samping setelah tamparan keras itu. Namun, wajahnya tak menunjukkan kesakitan apa pun.Rahmi menunjuk wajah menantunya dengan penuh penghinaan. “Kamu pikir kamu siapa, hah?! Status kamu di sini hanyalah menantu yang gagal memberikan keturunan, kamu tidak malu berkata seperti itu padaku selaku yang lebih

  • Istri yang Kau Campakkan Ternyata Jutawan    59. Menghapus jejak.

    Dara memandang wajahnya di pantulan cermin dengan raut bengong. Saat matanya tertuju pada satu titik, Dara dara langsung memaki dalam hati mengingat kejadian kemarin. Di sana, di pipinya yang halus itu Sagara mengecupnya. Catat baik-baik! Mengecupnya! Dara bahkan masih ingat akan sensasi lembut dan kenya—“Arggh!” Perempuan itu mengerang sambil menarik kasar rambutnya sendiri.Misunderstanding atau kesalahpahaman. Itulah yang menjadi penyebab terjadinya tragedi memalukan sepanjang hidup Dara. Perempuan itu berniat baik dengan memberitahu kacau yang perlu diperbaiki di wajah Sagara. Sayang berjuta sayang, pria 36 tahun itu malah menangkapnya dengan maksud lain. Akibatnya, terjadilah adegan itu yang membuat Dara bengong sepanjang hari itu, berbeda dengan Sagara yang malah tampak ceria sebelum pamit undur diri. Menyesal, Dara menyesal tak menggunakan bibir jahanamnya untuk memberi tahu. Kenapa giliran tak diminta bibirnya ini selalu saja mencerocos sana-sini?Lama Dara berpikir, tib

  • Istri yang Kau Campakkan Ternyata Jutawan    58. Perhatian manis.

    Begitu mendengar pemberitahuan Dara, Delion langsung berdiri dari duduknya dan menuju ke dapur dimana sang istri sedang disibukkan dengan berbagai jenis kue yang memanjakan lidah. “Mama! Ayo kita pulang!” ajak Delion sambil menarik tangan istrinya menjauh dari godaan duniawi itu. “T-tapi ini belum selesai,” tolak sang istri dengan mulut penuh kue. Tangannya menunjuk beberapa kue yang siap dilahap. “Aku akan membuatkan untukmu dengan sepenuh cinta kalau perlu!” jawab Delion sembari menggendong istrinya ala bridal style untuk meninggalkan kediaman Wijayakusuma hingga melupakan sang anak. “Papa,” cicit anak enam tahun itu membuat dua orang yang seperti dimabuk asmara itu langsung teringat. Dara langsung bernapas lega setelah satu keluarga itu meninggalkan kediaman Wijayakusuma. Bersamaan dengan itu muncullah wujud baru yang tengah duduk di ruang tamu ditemani ART yang sedang membersihkan kekacauan tamu sebelumnya. “Saya mengganggu istirahat kamu, Dara?” tanya Sagara sem

  • Istri yang Kau Campakkan Ternyata Jutawan    57. Mengusir tamu.

    Apakah Dara senang mendapati hubungan dirinya dengan sang ibu membaik? Jawabnya tentu! Tapi di sisi lain, Dara masih juga merasa bersalah akan luka yang ia ciptakan. Benar-benar semudah itu Sukma memaafkannya? Tiga tahun ia menghilang tanpa memedulikan keluarga Wijayakusuma dan memulai hidup baru. Selama itu pula sukan pasti terluka, tapi akhirnya hanya membutuhkan beberapa bulan saja untuk membuat sang ibu luluh. Mungkin karma yang tuhan berikan bukan dalam bentuk sebuah peristiwa buruk atau nasib sial. Namun, sebuah perasaan sampai kapan pun akan melekat kuat di ingatan Dara. “Non Dara?” panggil suara feminin setelah mengetuk pintu. Dara segera berdiri dengan bantuan kruknya sebelum membuka pintu kamarnya. “Ada tamu yang sedang menunggu Nona,” ucap seorang pembantu muda yang kapan hari ia peralat di rumah sakit. Dara mengernyit heran saat mendengar kata tamu. Apakah Sagara? Tapi kata sang empunya, Sagara sedang memiliki perjalanan bisnis ke luar negeri, tapi akan lebih ane

  • Istri yang Kau Campakkan Ternyata Jutawan    56. Mari membuka lembaran baru.

    Dara menatap tulisan yang menghiasi kertas di tangannya itu dengan tangan bergetar hebat, wajahnya yang semula antusias langsung berubah pucat pasi ditambah gemeletuk gigi yang ikut menambah harmonisasi dengan suasana sepi di sekitarnya.Perempuan itu pikir ... ia baru saja menemukan informasi akan keluarga Adikara yang sekiranya bisa membantu sang informan, dia pikir ... ia baru saja mendapatkan harta karun begitu melihat amplop yang diberi cap oleh salah satu dari banyaknya klinik milik keluarga Adikara. Namun, ini jelas di luar ekspektasinya. Ia mendapati nama Sukma Wijayakusuma di sana. Sebagai ... seorang pasien.Sedang di sisi lain, seorang wanita paruh baya mematung di tempatnya begitu mendapati sang anak yang tetiba saja ada di ruang kerjanya. Sukma Wijayakusuma mengamati perubahan ekspresi Dara yang tampak syok.Wanita paruh baya itu mendekati sang putri semata wayang. “Dara ... kenapa kamu di sini?” tanyanya dengan nada lembut.Sedang si empunya nama yang di tanya, mal

  • Istri yang Kau Campakkan Ternyata Jutawan    55. Yang disembunyikan Sukma

    Dara berbalik begitu mendengar suara sang nenek. Benar saja, ia langsung dihadapkan dengan wujud Laksmi Wardana yang tengah membaca buku di living room. Janda kembang itu berjalan mendekatinya.“Yah,” desahnya begitu duduk setelah berusaha keras. “Jujur itu memang relate. Tapi, bukan berarti aku menyetujui cara ekstrem Oma sampai berjalan sendiri tanpa didampingi orang,” sambung perempuan 29 tahun itu sembari merenggangkan kakinya. “Kamu tampak sangat bersemangat untuk sembuh, ya?” tanya Laksmi sambil memandangi sang cucu yang bahkan sampai berkeringat karena berusaha berjalan, padahal, rumah ini sejuk ber-AC . “Mau bagaimana lagi? Ada banyak tanggung jawab yang sekarang menungguku, jabatanku tidak boleh kosong terlalu lama, apalagi saat perusahaan sedang sibuk-sibuknya seperti ini. Meskipun memang bisa, tapi bagiku, bekerja dari rumah itu jelas memiliki kesan berbeda,” jawab Dara dengan tangan mengambil camilan dari meja di depannya. Itu adalah ubi bakar kesukaan Laksmi, entah

  • Istri yang Kau Campakkan Ternyata Jutawan    54. Resmi calon pacar.

    Dara menatap pantulan tubuhnya di cermin. Kaki jenjang yang dulunya menjadi kebanggaannya itu sedang berusaha tegap berdiri dibantu dua kruk di kedua sisi tubuhnya. Untuk pertama kalinya, akhirnya Dara bisa terbebas dari nyeri lutut yang disebabkan karena terlalu lama beraktivitas menggunakan kursi roda. Meskipun sekarang ia harus berusaha lebih keras karena jalannya yang tertatih-tatih, tapi Dara tetap menikmatinya sebagai progres menuju kesembuhan.Bunyi notifikasi ponselnya membuat kegiatan menganalisis penampilan itu buyar seketika, mengambil ponselnya yang tergeletak mengenaskan, Dara akhirnya mendapati nama sang gebetan yang tertera di layar elektronik itu.Apakah bisa dianggap demikian? Pasalnya mereka berdua berinteraksi sama halnya seperti dua klien yang sedang dalam hubungan kerja.‘Minggu depan, saya akan mengusahakan ke rumahmu, maaf karena kedepannya saya akan sibuk,’Hanya itu, tak ada ucapan manis seperti selamat pagi, malam, atau siang sekalian apalagi 'kamu suda

  • Istri yang Kau Campakkan Ternyata Jutawan    53. Menerima?!

    Dara meneliti latar belakang Sagara yang kapan hari Delion berikan padanya. Sayangnya ia belum sempat membaca keseluruhannya, hingga sekarang, ia beranikan diri kembali membukanya untuk melihat hal yang mungkin saja pernah ia lewatkan atau informasi apa pun yang bersifat membantu dirinya dari keadaan ini. Benar saja kata Delion, Sagara bisa saja mendapatkan predikat pengusaha yang terkenal ramah, tapi itu jelas tak menghilangkan jati dirinya sebagai pengusaha sukses yang penuh siasat. Di dalam rekap latar belakang Sagara, tak ia temukan satu pun informasi yang menunjukkan jika Sagara pernah jatuh karena menaiki motor saat sedang balapan liar seperti yang sang empunya ceritakan kapan hari di rumah sakit. Dua kemungkinannya yaitu, Sagara memang benar-benar pernah jatuh seperti katanya, adapun alasan Delion tak menemukan rahasia itu karena Sagara sangat pandai melebihi private investigator terkenal seperti Delion. Yang kedua, jika data dari Delion ini memang benar akurat, maka Sag

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status