Chapter: 61. Kembali ke habitat awalDara menghembuskan napasnya saat melihat penampilannya saat ini. Tak ada lagi tubuh semampai tegap, karena sekarang ia mengandalkan tongkat untuk berdiri. Lekuk tubuhnya jangan tanya lagi, pear body shape kebanggaannya itu semakin terlihat lekuknya karena makanan yang Dara konsumsi dipastikan gizinya langsung oleh sang nenek sekaligus ibunya.Jadilah sekarang, ia hanya bisa mendesah pasrah saat koleksi dress miliknya terasa sempit, karena pinggul dan area dadanya bertambah besar volumenya. Dara akhirnya memilih kemeja serta celana bahan untuk outfitnya ke kantor.‘Hari ini kamu mulai bekerja? Pak Hendra yang memberi tahu saya.’Dara membaca pesan yang Sagara kirimkan sembari menuju ruang makan.‘Iya, Pak. Kursi manager sekarang pasti sudah berdebu karena ditinggal terlalu lama.’Jawabnya setengah mengawur, karena entah bagaimana cara pandang Sagara terhadapnya, tapi yang jelas, sekarang Dara tak bisa lagi memandang Sagara layaknya orang biasa. Pria yang kapan hari telah lancang m
Terakhir Diperbarui: 2025-01-21
Chapter: 60. Tamparan untuk menantu.Wanita yang baru saja ditampar mertuanya itu terkekeh sinis sembari memegangi pipinya yang terasa kebas.“Ulangi perkataanmu!” perintah Rahmi begitu sang menantu mengangkat kepala yang sebelumnya sempat tertoleh ke samping akibat tamparannya.“Kenapa? Ibu tidak terima akan keputusanku? Ibu merasa kalau rumah ini milik ibu? Sudah lupa daratan ternyata, sampai mengklaim kepemilikan rumah yang dibangun si mandul itu. Sekarang Ibu mau mengakui ini semua milik Ibu?” tanya Indri semakin membuat khodam Rahmi meraung-raung untuk keluar dan mencakar-cakar wajah menantunya itu.“Kurang ajar!” hardik Rahmi sambil mengangkat tangannya tinggi-tinggi.Plak!Sekali lagi, wajah Indri tertoleh ke samping setelah tamparan keras itu. Namun, wajahnya tak menunjukkan kesakitan apa pun.Rahmi menunjuk wajah menantunya dengan penuh penghinaan. “Kamu pikir kamu siapa, hah?! Status kamu di sini hanyalah menantu yang gagal memberikan keturunan, kamu tidak malu berkata seperti itu padaku selaku yang lebih
Terakhir Diperbarui: 2025-01-20
Chapter: 59. Menghapus jejak.Dara memandang wajahnya di pantulan cermin dengan raut bengong. Saat matanya tertuju pada satu titik, Dara dara langsung memaki dalam hati mengingat kejadian kemarin. Di sana, di pipinya yang halus itu Sagara mengecupnya. Catat baik-baik! Mengecupnya! Dara bahkan masih ingat akan sensasi lembut dan kenya—“Arggh!” Perempuan itu mengerang sambil menarik kasar rambutnya sendiri.Misunderstanding atau kesalahpahaman. Itulah yang menjadi penyebab terjadinya tragedi memalukan sepanjang hidup Dara. Perempuan itu berniat baik dengan memberitahu kacau yang perlu diperbaiki di wajah Sagara. Sayang berjuta sayang, pria 36 tahun itu malah menangkapnya dengan maksud lain. Akibatnya, terjadilah adegan itu yang membuat Dara bengong sepanjang hari itu, berbeda dengan Sagara yang malah tampak ceria sebelum pamit undur diri. Menyesal, Dara menyesal tak menggunakan bibir jahanamnya untuk memberi tahu. Kenapa giliran tak diminta bibirnya ini selalu saja mencerocos sana-sini?Lama Dara berpikir, tib
Terakhir Diperbarui: 2025-01-20
Chapter: 58. Perhatian manis.Begitu mendengar pemberitahuan Dara, Delion langsung berdiri dari duduknya dan menuju ke dapur dimana sang istri sedang disibukkan dengan berbagai jenis kue yang memanjakan lidah. “Mama! Ayo kita pulang!” ajak Delion sambil menarik tangan istrinya menjauh dari godaan duniawi itu. “T-tapi ini belum selesai,” tolak sang istri dengan mulut penuh kue. Tangannya menunjuk beberapa kue yang siap dilahap. “Aku akan membuatkan untukmu dengan sepenuh cinta kalau perlu!” jawab Delion sembari menggendong istrinya ala bridal style untuk meninggalkan kediaman Wijayakusuma hingga melupakan sang anak. “Papa,” cicit anak enam tahun itu membuat dua orang yang seperti dimabuk asmara itu langsung teringat. Dara langsung bernapas lega setelah satu keluarga itu meninggalkan kediaman Wijayakusuma. Bersamaan dengan itu muncullah wujud baru yang tengah duduk di ruang tamu ditemani ART yang sedang membersihkan kekacauan tamu sebelumnya. “Saya mengganggu istirahat kamu, Dara?” tanya Sagara sem
Terakhir Diperbarui: 2025-01-19
Chapter: 57. Mengusir tamu.Apakah Dara senang mendapati hubungan dirinya dengan sang ibu membaik? Jawabnya tentu! Tapi di sisi lain, Dara masih juga merasa bersalah akan luka yang ia ciptakan. Benar-benar semudah itu Sukma memaafkannya? Tiga tahun ia menghilang tanpa memedulikan keluarga Wijayakusuma dan memulai hidup baru. Selama itu pula sukan pasti terluka, tapi akhirnya hanya membutuhkan beberapa bulan saja untuk membuat sang ibu luluh. Mungkin karma yang tuhan berikan bukan dalam bentuk sebuah peristiwa buruk atau nasib sial. Namun, sebuah perasaan sampai kapan pun akan melekat kuat di ingatan Dara. “Non Dara?” panggil suara feminin setelah mengetuk pintu. Dara segera berdiri dengan bantuan kruknya sebelum membuka pintu kamarnya. “Ada tamu yang sedang menunggu Nona,” ucap seorang pembantu muda yang kapan hari ia peralat di rumah sakit. Dara mengernyit heran saat mendengar kata tamu. Apakah Sagara? Tapi kata sang empunya, Sagara sedang memiliki perjalanan bisnis ke luar negeri, tapi akan lebih ane
Terakhir Diperbarui: 2025-01-19
Chapter: 56. Mari membuka lembaran baru.Dara menatap tulisan yang menghiasi kertas di tangannya itu dengan tangan bergetar hebat, wajahnya yang semula antusias langsung berubah pucat pasi ditambah gemeletuk gigi yang ikut menambah harmonisasi dengan suasana sepi di sekitarnya.Perempuan itu pikir ... ia baru saja menemukan informasi akan keluarga Adikara yang sekiranya bisa membantu sang informan, dia pikir ... ia baru saja mendapatkan harta karun begitu melihat amplop yang diberi cap oleh salah satu dari banyaknya klinik milik keluarga Adikara. Namun, ini jelas di luar ekspektasinya. Ia mendapati nama Sukma Wijayakusuma di sana. Sebagai ... seorang pasien.Sedang di sisi lain, seorang wanita paruh baya mematung di tempatnya begitu mendapati sang anak yang tetiba saja ada di ruang kerjanya. Sukma Wijayakusuma mengamati perubahan ekspresi Dara yang tampak syok.Wanita paruh baya itu mendekati sang putri semata wayang. “Dara ... kenapa kamu di sini?” tanyanya dengan nada lembut.Sedang si empunya nama yang di tanya, mal
Terakhir Diperbarui: 2025-01-18