Tiga Saudara Kembar Cerdik

Tiga Saudara Kembar Cerdik

Oleh:  Vannesya  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
Belum ada penilaian
50Bab
497Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Pada usia delapan belas tahun, Agnes Liberty jatuh cinta kepada Gideon Gandrio pada pandangan pertama, tetapi Gideon sangat amat membencinya. Tanpa diduga, karena suatu kejadian yang terjadi dalam semalam, Agnes menjadi target pengejaran Gideon. Meninggalkan seorang bayi yang sakit parah, Agnes pergi bersama dua bayinya yang lain sambil menahan rasa sakit di hatinya. Tujuh tahun kemudian, kedua bayi lucu itu kembali bersama Agnes dalam kondisi yang jauh lebih baik. Putra sulungnya berkata, “Ayah benar-benar berlaku kasar kepada Ibu dan memukul Ibu.” Putra keduanya berkata, “Ayah berhak mendapatkan pembalasan, tetapi dia masih berutang tunjangan anak kepada kita.” Sekretaris itu dengan gugup melaporkan, “Tuan Gideon, sistem perusahaan telah diretas dan dana 200 miliar telah hilang. Si peretas itu adalah putra Anda sendiri.” Gideon marah dan menekan Agnes ke dinding, bertanya, “Berapa banyak putra yang aku miliki?” “Tidak peduli berapa banyak putra, mereka semua adalah putraku dan tidak ada hubungannya denganmu,” Agnes mendorongnya dengan paksa. Putra sulung berkata, “Memang pantas!” Putra kedua berkata, “Memang pantas!” Putra bungsu berkata, “Ayah, jangan malu-malu, kejar Ibu kembali.”

Lihat lebih banyak
Tiga Saudara Kembar Cerdik Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
50 Bab

Bab 1

Di Kantor Perusahaan Bintang Utara Internasional.Sekretaris itu mengetuk pintu kantor bos sambil memegang kotak paket yang agak berat.“Bos, ini paket Anda.”“Ya!” jawab Gideon Gandrio, masih menundukkan kepalanya, mengurus dokumen.“Bos, kurir menyuruh Anda untuk membuka paketnya setelah Anda menerimanya dan mengembalikannya jika ada masalah.”Gideon mengangkat matanya, tatapannya yang tajam dipenuhi dengan sedikit ketidaksenangan.Sekretaris itu segera menundukkan kepalanya, tidak berani menatapnya sama sekali.Gideon memperhatikan paket itu. Tangannya tanpa sadar terulur, seolah-olah bungkusan itu memiliki kekuatan ajaib.Ketika kotak itu terbuka, dia terkejut karena melihat seorang bayi laki-laki tergeletak di dalamnya.Seolah mendengar suara orang, bayi laki-laki itu membuka matanya, menyeringai pada Gideon, dan menggerakkan anggota tubuhnya dengan lincah.Seolah-olah bayi itu melihat Gideon dan merasa gembira.Wajahnya yang bulat kecil dan matanya yang jernih itu sangat terlihat
Baca selengkapnya

Bab 2

Gideon!Pria yang telah Agnes hindari selama tujuh tahun.Agnes pikir, dia tidak akan pernah bertemu dengannya lagi seumur hidupnya. Jika kompetisi piano Leo tidak dijadwalkan di Jisara, dia pikir, dia tidak akan pernah kembali ke Jisara seumur hidupnya.Namun, Agnes tidak pernah menyangka akan bertemu dengannya di hari pertama dia kembali ke Jisara.Agnes pikir, cinta yang seakan terukir di hatinya sudah sirna dalam tujuh tahun, tetapi ketika dia melihat Gideon lagi, jantungnya masih berdetak kencang.Gideon pun juga terkejut.“Maaf!” ucap Agnes.Agnes berbalik dan kabur.Meskipun sudah tujuh tahun berlalu, melihat Gideon masih membuatnya merasa bingung dan takut.Sepasang tangan besar mencengkeramnya, menariknya, dan mendorongnya ke dinding.Gideon, yang memiliki tinggi badan menjulang, 187 cm, menatap wanita yang telah dicarinya selama tujuh tahun, dengan sedikit amarah dan sorot matanya yang tajam.“Agnes!”Suaranya dalam dan nadanya begitu berat hingga seakan bisa menelan Agnes bu
Baca selengkapnya

Bab 3

Namun, Gideon tidak boleh mengetahui tentang keberadaan Leo dan Bintang. Mengingat kebencian Gideon padanya, Gideon pasti tidak akan membiarkan Leo dan Bintang tinggal bersama Agnes.Agnes kembali meraih lengan Gideon dan bertanya dengan berpura-pura tenang, “Gideon, aku ingin bertemu Kevin. Di mana Kevin?”Berdasarkan pemahamannya terhadap Gideon selama bertahun-tahun, jika Kevin benar-benar dalam kondisi yang tidak baik, Gideon mungkin akan mencekik Agnes sampai mati saat mereka bertemu.Memang benar kalau Agnes sedang khawatir dengan kondisi Kevin, tetapi Agnes juga secara tidak langsung menahan Gideon untuk tidak berfoto bersama Leo.“Apa yang membuatmu berhak untuk bertemu Kevin?” tanya Gideon.Gideon melototi Agnes.Agnes terdiam.Ya, punya hak apa Agnes?Gideon mencengkeram pergelangan tangan Agnes erat-erat dan menyeretnya pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun.“Gideon, apa yang mau kamu lakukan?” ucap Agnes.Gideon tidak berkata apa-apa. Dia menyeret Agnes ke dalam kantor d
Baca selengkapnya

Bab 4

Gideon mengulurkan tangan dan mengusap kepalanya, lalu berkata lembut, “Aku masih punya urusan, kamu tunggu aku di sini.”Bintang memiringkan kepalanya dan menatapnya, matanya yang indah itu penuh dengan kebingungan.Gideon menunjukkan senyum langka dan melangkah pergi.Tetapi … bagaimana dengan ibunya?Sebelum Bintang selesai berbicara, Gideon telah menghilang.Memikirkan perintah kakaknya, Bintang memutuskan untuk mencari ibunya sendiri. Dia berjalan ke arah tempat Gideon baru saja datang sambil menelepon ibunya, tetapi tidak dijawab.…Setelah Gideon pergi, hanya pengawalnya saja yang tersisa sedang menjaga pintu kantor.Setelah beberapa saat, Kevin datang dengan ekspresi ceria, tetapi dengan fitur wajah yang tegas, seolah-olah tidak serasi.“Halo, Tuan Muda!” Kedua pengawal itu menyapa Kevin.Kevin melirik pengawal itu dengan dingin, lalu mendorong pintu dan ingin masuk, tetapi dihentikan oleh pengawal itu.“Tuan, Tuan Gideon telah memerintahkan agar tidak seorang pun diizinkan unt
Baca selengkapnya

Bab 5

Keduanya saling menatap dengan kaget, seolah-olah sedang melihat ke cermin.Namun, yang satu berekspresi dingin, sedangkan yang satu berekspresi ramah.“Apakah kamu Kevin?” Bintang tersadar dan berbicara lebih dulu.“Apakah dia adik laki-lakinya yang dibicarakan Ibu?” kata Bintang di dalam hatinya.Kevin menatapnya dengan dingin, nadanya tidak ramah. “Siapa kamu?”Bintang memeluk Kevin dengan penuh semangat, tetapi Kevin mendorongnya dengan ekspresi jijik. Tanpa diduga, Bintang tidak mau melepaskannya dan malah mencium wajahnya.Ekspresi Kevin menjadi masam dan dia terdiam.Bintang mengangkat alisnya dan melepaskannya. Adiknya ini tampaknya tidak terlalu pintar, tetapi Bintang tidak akan membencinya.Bintang menjelaskan, berkata, “Kita terlihat sangat mirip, tidakkah kamu pikir kita saudara kembar?”“Saudara kembar?” Kevin menatap Bintang.Bintang bertanya, “Di mana Ibu?”Ibu?Pikiran Kevin mengingat sosok Agnes. Dia tidak menyangka yang tadi dilihatnya adalah ibunya yang sudah menelan
Baca selengkapnya

Bab 6

Agnes mencubit wajah kecilnya. “Kamu adalah anakku yang sangat bisa diandalkan.”“Ibu tunggu aku di sini.” Bintang berdiri dan berjalan keluar.Pintu kantor terbuka dan Bintang, dengan tegas, berkata, “Ayahku meneleponku dan meminta kalian untuk naik ke panggung. Ada sesuatu yang penting yang harus kalian lakukan.”Kedua pengawal itu menatap satu sama lain.“Apa? Kamu ragu-ragu dengan perkataanku?” Bintang bertanya dengan suara yang dalam, dengan aura karismatik, seperti Kevin.“Tidak, kami akan pergi sekarang.” Kedua pengawal itu pun pergi tanpa menunda-nunda.Bintang melengkungkan sudut bibirnya, berbalik, dan melambai kepada Agnes.…Di atas panggung, seorang anak laki-laki berusia tujuh tahun, mengenakan setelah hitam, kemeja putih, dan dasi kupu-kupu merah, duduk di depan kursi piano, dan sedang memainkan piano dengan jari-jarinya yang lincah.Suara piano yang indah dan merdu membuat semua orang di aula konser menjadi tenang.Saat lagu berakhir, terdengar tepuk tangan yang meriah
Baca selengkapnya

Bab 7

Setelah kembali ke apartemen, Agnes mengenakan celemek dan berkata, “Bintang, kamu ingin makan apa malam ini? Bagaimana dengan mi kesukaanmu dengan pasta kedelai?”“Mau!” seru Bintang.Bagi seorang ibu yang tidak pandai memasak, mi adalah satu-satunya makanan yang paling mudah untuk dimasak.Bintang dan Leo tidak pernah meminta yang macam-macam.Agnes pergi ke dapur sambil tersenyum dan segera membuat dua mangkuk besar mi dengan pasta kedelai.Saat itu, Leo kembali ke apartemen dengan diantar oleh asistennya.“Ibu, aku sudah pulang,” ucap Leo.Agnes memberinya pelukan dan ciuman penuh kasih sayang.“Leo, kamu sangat luar biasa hari ini,” ujar Agnes.Meskipun Agnes menyesal tidak melihat pertunjukan anaknya itu, asistennya mengirimnya sebuah video dan dia bangga dengan penampilan Leo yang luar biasa. “Kamu pasti lapar. Ibu sudah masak mi dengan pasta kedelai,” ujar Agnes.“Makasih, Ibu.” Leo memegang wajah ibunya.“Kalian berdua makan saja dulu, Ibu mau ke kamar dulu. Taruh saja mangku
Baca selengkapnya

Bab 8

“Kevin, Bibi bilang kamu belum makan malam. Kenapa?” Gideon mendorong pintu hingga terbuka, melirik lukisan itu, dan pura-pura tidak melihatnya.“Ayo ke lantai bawah, makan,” ajak Gideon.Kevin mengalihkan pandangan dari lukisan itu dan berkata dengan dingin, “Aku mau makan Pizza.”“Makanan cepat saji itu tidak sehat,” ujar Gideon.“Kalau begitu, aku tidak mau makan.” Kevin mengambil buku gambarnya dan mulai menggambar.Bersikap semaunya.Gideon dengan ekspresi mengeluh, berkata, “Biar Bibi yang mengurusnya.”Tidak ada orang lain, kecuali Kevin, yang bisa membuat Gideon berkompromi. “Terserah kamu!”“Turunlah dalam dua puluh menit.” Gideon berbalik dan jalan keluar.Dua puluh menit kemudian, Kevin turun dari lantai atas dan Gideon sudah meminta bibi untuk menyiapkan Pizza. Tidak seperti Pizza di restoran, rasa Pizza yang ini lebih melokal.Gideon mengambil sumpit dan tidak berbicara sepatah kata pun.“Mengapa kamu pergi duluan tanpa menungguku hari ini?” tanya Gideon.“Aku tidak mau m
Baca selengkapnya

Bab 9

Agnes menyiapkan sarapan. Leo dan Bintang kompak dan bangun tepat waktu.Untuk sarapan, Agnes membeli roti panggang dari toko roti dan menggoreng dua butir telur.“Ibu, pertunjukanku sudah selesai. Kapan kita pulang?” tanya Leo.Ayahnya tidak menyukai mereka, jadi mereka tidak perlu lagi berlama-lama di situ.Tangan Agnes yang sedang menuangkan susu terhenti sejenak, lalu dia berkata perlahan, “Tunggu dua hari lagi.”Leo mengangguk patuh. “Kalau begitu, aku akan menelepon Om Wawan nanti dan memintanya untuk menunda perjalanan selama beberapa hari.”“Oke!” kata Agnes setuju.Agnes sudah berencana, ketika menemani Leo ke kota ini, dia juga ingin bertemu dengan orang yang sangat penting.Adik perempuan Gideon, Rola, adalah sahabat Agnes. Agnes selalu meluangkan waktu agar dia dan Rola bisa bertemu, termasuk pada malam itu. Namun, setahun kemudian, Rola mengalami kecelakaan mobil dan Agnes juga lagi dicari oleh Gideon, jadi Agnes tidak bisa berhubungan lagi dengannya.Meskipun Agnes sudah
Baca selengkapnya

Bab 10

“Agnes, aku memberimu waktu satu hari untuk meninggalkan Jisara. Jika aku melihatmu lagi, jangan salahkan aku jika bersikap kasar padamu.” Gideon memperingatkan dengan kasar.Geri yang berada di luar pintu mendesah pelan. “Tuan Gideon, kenapa kamu bersikap begitu munafik?”Geri berpikir kalau Gideon sudah tidak pernah bertemu Agnes selama tujuh tahun dan Gideon dulu mencari Agnes seperti orang gila. Sekarang setelah mereka bertemu lagi, Gideon malah mencoba mengusir Agnes.Agnes mencibir, “Jangan khawatir, bahkan tanpa kamu suruh, aku akan meninggalkan kota ini. Kamu tidak perlu mengusirku.”“Agnes!” Gideon menggertakkan giginya dan menarik Agnes, memaksanya untuk berdiri.Agnes marah dan berkata, “Gideon, apa yang kamu lakukan? Aku sudah bilang kalau aku akan pergi dan kamu masih saja belum puas.”“Agnes, apa kamu mengetes kesabaranku? Jangan pikir aku tidak akan melakukan apa pun padamu.” Gideon mencengkeram kerah baju Agnes dengan erat.Menghadapi kebencian Gideon, Agnes sudah mati
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status