Terjebak di antara Hugo bersaudara

Terjebak di antara Hugo bersaudara

Oleh:  Mrs.Juno  Baru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
71Bab
220Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

"Bersama Christian aku merasakan kehangatan juga perhatian yang dalam, terlebih saat menatap netra biru terangnya yang menyejukkan seakan tatapannya memelukku erat."-Arabelle Lynn Stewart. "Setiap bertemu dengannya rasa haus akan cinta begitu menggebu terlebih ketika tatapan tajam dari sorot abu itu seakan menelanjangiku. Hell ya! Leonard adalah standar fantasi liar yang nyata bagiku."-Shirley Eve Miller. ** Arabelle atau Eve adalah satu orang yang sama dengan terpaksa harus menjalani dua kehidupan berbeda akibat ulah yang dibuat oleh adik tirinya -Kimber- Dua kehidupan juga dua profesi yang dipikir bersifat sementara itu, nyatanya malah membuatnya terjebak di antara Hugo bersaudara yang sama-sama menginginkan dirinya dalam wujud yang berbeda. Ara yang manis dan sederhana sangat disukai oleh si Charming CEO-Christian Hugo, sedangkan Eve yang seksi dan elegan begitu menarik perhatian seorang model tampan-Leonard Hugo. Lantas siapakah yang Ara pilih? Apakah ia akan menjadi Eve bersama Leon atau tetap menjadi Ara bersama Christian? o0o

Lihat lebih banyak
Terjebak di antara Hugo bersaudara Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
71 Bab

Prologue

Leon tercengang akan tindakan Eve yang begitu mendadak. Ia mengerjap beberapa kali saat wanita itu melepas pagutan kilatnya dan tersenyum padanya. "Sekarang kau percaya aku benar-benar di sini?" tanya Eve mengembalikan kewarasan Leon yang sempat hilang beberapa detik lalu. "A-apa?" Leon tersadar dan tersenyum sambil mendekati wajah Eve untuk berbisik, "Sesungguhnya aku percaya tanpa kau harus melakukan itu," bisiknya mengedipkan sebelah matanya. Eve tersenyum dan membalas bisikan Leon. "Jadi kau tak ingin aku melakukannya?" tanyanya enggan menjauhkan wajahnya dari hadapan Leon. Keduanya tampak intens menatap dalam jarak yang amat dekat dengan tangan Leon yang masih melingkari pinggangnya. "Bukan begitu, tapi-" "Eherm! Mau sampai kapan kalian hanya berbisik?" sela Christian sarkas karena tak tahan melihat kedekatan keduanya sampai membuatnya berdiri dari duduknya dan menatap Eve dengan sorot tajam seolah berkata, How could you, Arabelle! Tentunya hanya di dalam hatinya. Chri
Baca selengkapnya

Part 01 | Replacement models

• The Berkeley Carroll School, Brooklyn.Suara bel di siang hari menandakan pelajaran telah usai. Wanita manis di depan kelas tersebut tersenyum pada murid-muridnya yang mengeluhkan jam pelajaran terasa cepat usai. Akan tetapi, semuanya tetap tertib merapikan barang-barang dan berbaris keluar satu persatu lalu langsung disambut oleh para orang tua mereka di depan."Ah, Miss Stewart aku belum selesai membuat prakarya," keluh seorang anak laki-laki berumur tujuh tahun sambil menunjukkan prakarya sebuah menara miniatur dari karton.Ara menoleh pada satu-satunya murid yang tersisa di kelasnya. Wajah beralaskan bedak tipis itu tersenyum dan mendekati anak laki-laki tersebut. "Hei, Christoph. Kau bisa membawanya pulang dan menyelesaikannya dengan orang tuamu, pasti lebih menyenangkan," ujar Arabelle sedikit membungkuk dan senyuman manis tercetak di wajah berbingkai kacamata.Namun, berbeda dengan anak yang dipanggil Christoph itu malah menunjukkan wajah murungnya dan dengan terpaksa merapika
Baca selengkapnya

Part 02 | Suddenly Kiss

"Apa kau bilang?!" pekik Ara.Jayden tak langsung menjawab melainkan memutar tubuh Ara dan memerhatikan wajah wanita itu lalu membuka kacamata berbingkai tebal miliknya."Hei, apa yang kau lakukan?!" sentak Ara mengambil kacamatanya dari Jayden lalu mengenakannya kembali."Baiklah kau hanya tinggal dirias dan mengenakan pakaian yang sesuai dengan bentuk tubuhmu. Aku yakin semua orang tak akan mengalihkan pandangannya darimu.""Apa yang kau bicarakan? siapa yang mengatakan aku bersedia?!" tanya Ara."Aku tak butuh persetujuanmu, Nona pemarah. Anggaplah kau menggantikan kontrak Kim. Jika kau tak melakukannya kau sebagai wali satu-satunya harus membayar penaltinya," ancam Jayden."Apa, kenapa harus aku?" tuntut Ara mengejar Jayden, "yang menandatangani kontrak adalah Kim. Jelas tak ada urusannya denganku!""Di dalam klausa sebelas poin lima di kontrak yang ditandatangani Kim berisi; Jika dia melakukan pelanggaran kontrak seperti melarikan diri atau menghilang dari pekerjaan, maka wali yan
Baca selengkapnya

Part 03 | Badboy vs charming brother

Sebuah mobil sport hitam melaju membelah jalan di pusat kota yang tak terlalu lenggang, tetapi tampak gesit menyalip beberapa kendaraan lain hingga akhirnya mobil tersebut berbelok memasuki sebuah menara bertuliskan Hugo Hotel dan membawa si hitam gesitnya itu berhenti di lobby.Sang pengemudi keluar dan melemparkan kuncinya pada seorang petugas valley lalu pria dengan postur tubuh tinggi tegap dan berbentuk sempurna itu tampak memasuki gedung tersebut dan langsung menuju resepsionis untuk mengambil kartu suite room tempatnya bermalam saat ini.Leonard Hugo membuka kacamata hitam dan bicara pada seorang resepsionis untuk memberikannya kunci kamar."Hei, Zack kartu aksesku, please," pintanya dan dengan segera resepsionis yang dipanggil Zack itu bergegas mengambil hak putra kedua pemilik hotel yang kini sudah dikelola oleh sang kakak.Tak jauh dari sana tampak perkumpulan wanita keluar dari ballroom hotel yang terlihat seperti ada sebuah acara tertutup di dalam sana."Wah, apa dia putra
Baca selengkapnya

Part 04 | Meet Another Hugo

Ara berlari menuju pintu masuk di mana ia mengajar murid junior school yang berada di tengah antara rumah tinggalnya dengan pusat kota. Dirinya baru tidur selama satu jam seusai pulang dari pemotretan dan langsung kembali ke Brooklyn. Bingkai hitam tebal kacamata besarnya itu menutupi lelahnya mata yang kurang puas terpejam.Suara bell dari jam pelajaran yang dimulai terdengar tepat saat Ara baru tiba di depan gerbang. Langkahnya semakin tergesa sampai ketika dirinya tiba di pintu masuk, ia dikejutkan dengan cipratan air genangan yang muncrat ke celana juga kemeja birunya."Oh, My God!" pekik Ara. "Hei, apa kau tak melihatku!" teriak Ara.Mobil sedan yang melintas itu pun berhenti di depan pintu masuk gedung diiringi pemilik mobil—yang sepertinya tak menyadari ulahnya itu. Ara mempercepat langkahnya saat menatap pelaku yang keluar dengan tergesa menuju pintu penumpang di sampingnya."C'mon Christoph. Kau sudah terlambat, kenapa kau keras kepala dan malah menunggu Dad mengantarmu?" kel
Baca selengkapnya

Part 05 | Arabelle vs Leonard

Siang hari setelah jam mengajar Ara usai seperti biasanya seluruh murid sudah langsung mendapat jemputan dan menyisakan Christopher yang lagi-lagi jemputannya belum tiba."Christoph, apa ayahmu belum menjemput lagi?" tanya salah seorang temannya dengan rambut coklatnya yang klimis."Jelas saja terlambat ayahnya pasti sibuk mengurus bisnis keluarga. Ayahku pun begitu," jawab temannya yang lain.Ara yang masih sibuk menyusun kertas tugas murid-muridnya itu hanya bisa memerhatikan dari jauh, Christopher didatangi tiga temannya yang sedikit usil."Oh, ayolah kalian jangan begitu pada Christoph. Semua ayah kita memang sibuk, maka dari itu para ibu yang menjemput kita," sahut bocah lainnya yang lebih menonjol dibanding dua sebelumnya. "Namun, sayangnya Christoph sudah tidak memiliki ibu. Jadi wajar jika dia tak mendapat jemputan tepat waktu," ejeknya terkekeh."Oh, iya aku lupa Christoph tak memiliki ibu lagi," sahut teman pertama yang menyapanya.Disusul dengan ucapan si anak berambut cepa
Baca selengkapnya

Part 06 | "OMG, Leon!"

Arabelle berjalan tergesa menuju ATM center di mana ia sudah berjanji akan mengirimkan uang bunga dari pinjaman mendiang ayahnya yang masih menumpuk. Namun, ia terkejut saat melihat saldo dari rekening peninggalan sang ayah telah kosong. Dirinya yakin semua itu ulah Kimber yang entah digunakan untuk apa karena bahkan sampai saat ini gadis itu masih belum bisa dihubungi.Ara keluar dari ATM dan berjalan dengan langkah gontai menuju arah rumah. Dia berharap para rentenir itu mau mengerti dan memberikan waktu untuknya menunda beberapa hari ke depan sampai ia mendapatkan solusi.Sialnya, belum juga ia sempat membicarakan baik-baik. Pria berjanggut tebal itu kini sudah berada di depan rumahnya. Bertepatan dengan itu Chloe membunyikan klakson sebagai tanda dirinya ada di belakang Ara."Ara!" seru Chloe dari dalam mobilnya."Chloe," sapanya sekilas sambil melirik pada si penagih hutang yang berjalan mendekatinya. Melihat pria kekar itu berjalan dengan tergesa lantas Ara pun turut bergegas mem
Baca selengkapnya

Part 07 | "So, am I more handsome than Leon?"

Saat Arabelle baru saja hendak memasuki toko yang menjual bahan-bahan kue, netranya melihat sosok anak laki-laki yang tampak tak asing tengah berjalan memasuki toko buku. Arabelle mengerutkan keningnya demi meyakinkan penglihatannya bahwa bocah itu adalah salah satu murid di sekolahnya. Begitu dia yakin ia baru teringat jika Leonard berada di sana berarti benar Christoph juga berada di sana."Christoph?" panggil Ara, tetapi bocah itu tak mendengarnya sehingga membuat Arabelle membelokkan arah tujuannya. "Christoph!" seru Ara lagi sambil sedikit berlari dan mengejar bocah itu.Namun, Christopher malah berlari semakin masuk dan menuju tempat pernak pernik perlengkapan berkarya. Sialnya, Ara tak melihatnya masuk ke rak mana. Kedua netra abu itu mulai sibuk mencari di setiap lorong rak-rak buku hingga akhirnya menemukan bocah itu tengah melihat-lihat kertas warna warni."Christoph!" serunya memanggil lalu menghela napas lega ketika akhirnya menemukan bocah itu.Christopher menoleh kepadany
Baca selengkapnya

Part 08 | "Good evening, Arabelle"

"So, apa aku lebih tampan dari Leon?""Oh, sungguh jangan dengarkan Chloe. Jika menyuruhnya menilai dia akan memilih adikmu." Ara menjawab dengan sedikit kekehan."Pertanyaan itu untukmu, Arabelle." Christian menegaskan."Jangan memintaku. Percayalah penilaianku sangat buruk," jawab Ara lagi sambil meringis.Christian terkekeh dan mulai keluar dari area parkir. "Baiklah, aku percaya. Jadi, di mana rumahmu?" tanya Christian mengalihkan perbincangan menyenangkan itu."Brooklyn, tepatnya di kawasan Ridge Boulevard." Ara menjawab cepat hingga membuat Christian menaikkan sebelah alisnya. "Rumah peninggalan ayahku. Aku tak ingin menjualnya karena banyak kenangan di sana," imbuhnya tak ingin membuat orang salah berpikir dirinya memiliki banyak uang karena tinggal di lingkungan yang terbilang masih cukup bagus meski hanya kawasan Brooklyn.Christian mengangguk dengan senyum mulai menjalankan mobilnya menuju tempat tujuan. "I'm so sorry," ujar Christian."Tak apa, beberapa pengajar di sekolah m
Baca selengkapnya

Part 09 | Let's have dinner

"Oh, Shit! Tertinggal di mobil Christian." Ara terduduk lemas di sofa.Chloe mengambil minum di kulkas seolah dialah pemilik rumah. "Minum dan tarik napas lalu hubungi si tampan bersuara seksi itu untuk kembali membawakan barang belanjaanmu," ujar Chloe terdengar mudah.Namun, bagi Ara yang tak ingin merepotkan orang lain malah merasa itu ide buruk. Sekalipun percakapannya hari ini sudah cukup santai, tetapi Ara masih merasa segan jika harus meminta Christian memutar balik."Aku akan mengirim pesan saja agar besok baru dikembalikan saat mengantar Christopher." Ara mencari nomor Christian dan setelah selesai mengetikkan pesan pada pria itu tiba-tiba panggilan dari nomor asing muncul, belum sempat Ara menekan pilihan kirim dirinya malah menjawab panggilannya."Halo, Arabelle?""Ya, dengan siapa di sana?""Oh, syukurlah Arabelle ini aku Jayden. Di mana kau?""Aku di rumah. Ada apa, kau sudah menemukan Kim?" tanyanya sejenak Ara sempat lupa untuk mencari Kim.Namun, mengingat gadis itu men
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status