Share

Terjebak di antara Hugo bersaudara
Terjebak di antara Hugo bersaudara
Author: Mrs.Juno

Prologue

Leon tercengang akan tindakan Eve yang begitu mendadak. Ia mengerjap beberapa kali saat wanita itu melepas pagutan kilatnya dan tersenyum padanya.

"Sekarang kau percaya aku benar-benar di sini?" tanya Eve mengembalikan kewarasan Leon yang sempat hilang beberapa detik lalu.

"A-apa?" Leon tersadar dan tersenyum sambil mendekati wajah Eve untuk berbisik, "Sesungguhnya aku percaya tanpa kau harus melakukan itu," bisiknya mengedipkan sebelah matanya.

Eve tersenyum dan membalas bisikan Leon. "Jadi kau tak ingin aku melakukannya?" tanyanya enggan menjauhkan wajahnya dari hadapan Leon.

Keduanya tampak intens menatap dalam jarak yang amat dekat dengan tangan Leon yang masih melingkari pinggangnya. "Bukan begitu, tapi-"

"Eherm! Mau sampai kapan kalian hanya berbisik?" sela Christian sarkas karena tak tahan melihat kedekatan keduanya sampai membuatnya berdiri dari duduknya dan menatap Eve dengan sorot tajam seolah berkata, How could you, Arabelle! Tentunya hanya di dalam hatinya.

Christian tak ingin memperkeruh suasana. Pesan Arabelle barusan dianggap cukup untuknya menahan diri sampai setidaknya makan malam ini berakhir. Meski hatinya memanas melihat wanita itu mencium Leon lebih dulu dan tak dapat menahan api cemburu yang membara ingin segera menuntut tindakan Eve barusan.

Leonard menoleh pada kakaknya dan terkekeh serta membalas perkataan Christian pagi tadi.

"Jangan iri melihat kami, Chris," ejeknya terkekeh sambil membawa Eve dengan mengarahkan tubuh wanitanya duduk di sampingnya tepat di hadapan Christian. "So, Chris this is Eve and Eve this is Christian. He's my charming brother," guraunya memperkenalkan keduanya sambil mengedipkan sebelah mata pada Eve.

Christian dan Eve saling menjabat tangan sejenak sambil menyebutkan nama masing-masing serta tersenyum sekedarnya lalu melepasnya.

Tangan Chris terkepal di atas pangkuannya usai melepaskan jabat tangan sambil menyorot tajam matanya memanas menatap Arabelle dalam sosok Eve tampak begitu dekat bersama Leonard yang kini tengah berbincang kecil memperlihatkan menu makanan pada Eve sambil terkekeh tak ayal Leon memberikan sentuhan kecil pada tangan dan pipi wanita itu layaknya sepasang manusia tengah kasmaran.

Hal tersebut semakin membuat Christian terbakar api cemburu seolah merasakan pembalasan karena sejak pagi dirinya telah membuat Leon merana melihat kedekatannya dengan Arabelle. Akan tetapi, Leon tak lebih panas dari dirinya saat ini. Tentu saja itu semua karena ia mengetahui bahwa Eve yang ada di hadapannya saat ini adalah Arabellenya.

Setelah memutuskan menu yang ingin Eve santap. Leonard akhirnya kembali menoleh pada Christian. "Oh ya, ngomong-ngomong sudah berapa lama Arabelle ke toilet? Apa kau tak ingin mencarinya, Chris?" tegur Leonard mengingatkan.

Christian tersadar pada ucapan Leonard dan menoleh dengan tatapan dingin. "Aku akan mengeceknya," ujar Christian beranjak dari duduknya sambil memberikan tatapan isyarat pada Eve agar ikut ke toilet.

"Hei, aku bisa bantu mengeceknya ke dalam toilet untuk mengatakan kau di luar menunggunya. Sekalian aku juga ingin ke sana." Eve menoleh pada Leon yang mengangguk.

Christian pun mengangguk dan memintanya berjalan lebih dulu. Sampai keduanya berbelok ke arah toilet yang tampak sepi. Christian mulai meraih pinggang Arabelle, meski wanita itu menyingkirkan tangannya. Eve tetap berjaga-jaga kalau tiba-tiba saja Leonard melihat mereka. Namun, Christian tetap mengarahkannya masuk ke salah satu bilik serta menguncinya.

"Apa yang kau lakukan, Arabelle?!" desisnya mengunci Eve di antara kedua tangan yang menahan sisi kiri dan kanan Eve.

"Apa yang sedang kulakukan adalah tengah bersikap adil pada Leon. Itu yang kau minta tadi, Chris."

"Aku memintamu memilih, Arabelle. Bukan memperlakukan kami seperti ini."

"Aku juga sudah mengatakannya padamu semalam bahwa aku tak bisa memilih di antara kalian saat ini. Aku tak ingin salah dan kalaupun aku memilih, apa salah satu dari kalian sanggup melihatku bersanding dengan salah satunya? Kau yakin bisa menerima jika aku memilih Leon? Dan, apa kau juga yakin bisa melihat Leon menderita meski aku di sisimu?" tuntut Eve menatap dengan mata berlapis air bening yang telah memerah di sekitarnya melingkari sisi selaput tipisnya.

Begitu juga dengan Christian yang menatap mata Eve dengan bimbang terlihat dari gerakan iris birunya tampak gelisah ke kiri dan kanan seolah tengah mencari jawaban dari setiap pertanyaan Eve.

"Damn!" umpat Christian menggebrak pintu di belakang Eve hingga wanita itu cukup terkejut.

Christian menjauhkan diri dan mengusap wajahnya sambil terpejam menahan diri agar lebih tenang.

"Aku tak bisa begini, Arabelle-"

"Eve ...," sela Eve mengingatkan. "Please Christian jika kau tak ingin menyakiti Leon, maka berhenti bertindak seperti ini."

"Lantas aku harus bagaimana, Arabelle?! Diam saja melihatmu bermesraan dengan adikku? Dan kenapa kau

menciumnya lebih dulu tadi, kau sengaja melakukannya di depanku? Kau ingin aku menderita?" tuntut Christian.

o0o

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status