Share

Part 09 | Let's have dinner

"Oh, Shit! Tertinggal di mobil Christian." Ara terduduk lemas di sofa.

Chloe mengambil minum di kulkas seolah dialah pemilik rumah. "Minum dan tarik napas lalu hubungi si tampan bersuara seksi itu untuk kembali membawakan barang belanjaanmu," ujar Chloe terdengar mudah.

Namun, bagi Ara yang tak ingin merepotkan orang lain malah merasa itu ide buruk. Sekalipun percakapannya hari ini sudah cukup santai, tetapi Ara masih merasa segan jika harus meminta Christian memutar balik.

"Aku akan mengirim pesan saja agar besok baru dikembalikan saat mengantar Christopher." Ara mencari nomor Christian dan setelah selesai mengetikkan pesan pada pria itu tiba-tiba panggilan dari nomor asing muncul, belum sempat Ara menekan pilihan kirim dirinya malah menjawab panggilannya.

"Halo, Arabelle?"

"Ya, dengan siapa di sana?"

"Oh, syukurlah Arabelle ini aku Jayden. Di mana kau?"

"Aku di rumah. Ada apa, kau sudah menemukan Kim?" tanyanya sejenak Ara sempat lupa untuk mencari Kim.

Namun, mengingat gadis itu menguras uang di rekening ayahnya membuat Ara merasa Kim tak menghilang karena diculik, melainkan bersenang-senang sampai uangnya habis barulah gadis itu akan muncul ke permukaan.

"Bukan, aku sudah tak butuh Kim, tapi aku butuh dirimu sebagai Eve. Kumohon kali ini bantu aku lagi," pinta Jayden tanpa basa basi.

"Tidak untuk kali ini. Tak ada alasan untukku membantumu lagi, Jay," tolak Ara.

"Tapi, ini tawaran besar dan-"

"Aku tak peduli, Jay. Kemarin kau menipuku dua kali, pertama kau bilang model pasangannya adalah Nick. Lalu kenapa tiba-tiba menjadi pria berengsek yang seenaknya menciumku di mana perjanjiannya mengatakan tak ada hal itu. Jadi aku rasa aku sudah sangat sabar dan sekarang aku tak ingin tertipu lagi!" tandasnya langsung mematikan sambungan.

"Siapa lagi Jay?" tanya Chloe. "Oh, sungguh aku tak tahu apa pun dalam semalam kau pergi, kau sudah bertemu tiga pria asing. Chris, Nick, Jay? Apa kau tak memiliki niat untuk mengenalkannya padaku?" Chloe memelas berakting seolah dia membutuhkan pria dalam hidupnya. Padahal selama ini banyak pria yang mengejarnya, tetapi selalu berakhir dengan tolakan.

"Oh, ayolah Chloe mereka semua membuatku semakin pusing." Ara mengeluh sambil meminum air yang dibawakan Chloe.

"Termasuk Chris?" tanya Chloe membuat Ara langsung tersedak. Sontak Chloe tertawa melihat temannya termakan godaannya. "Benar tebakanku. Kurasa kau paling pusing dengan Christian yang menyebut namamu dengan suara seksinya. Kau pasti tak tahan, bukan?"

"Sialan kau, Chloe! Jangan mengarang!" sanggah Ara beranjak dari sofa demi melarikan diri dari godaan Chloe.

"Oh ayolah, Ara. Aku yakin dia tampan seperti adiknya, akui saja itu. Aku ini sahabatmu aku tahu bagaimana reaksimu saat keluar dari mobilnya dan mendengarnya memanggil namamu 'Arabelle' sangat jarang seseorang memanggil nama lengkapmu terlebih dengan suara seksinya itu," cecar Chloe menggoda Ara sambil mengekori sahabatnya yang bergegas menaiki anak tangga.

"Sudah cukup menggodaku, Chloe. Aku ingin mandi dan makan lalu tidur, sungguh aku kurang tidur kemarin."

"Kau ingin cepat tidur agar memimpikan prince charmingmu?" Chloe semakin gencar menggoda Ara.

"Ya ampun Chloe, aku ingin mandi!" tegas Ara walau sambil terkekeh dan menutup pintu kamar mandinya dengan sedikit usaha menyingkirkan Chloe dari ambang pintu masih tersenyum jahil padanya.

Ara bersandar di balik pintu ia tersenyum malu dan wajahnya memerah setiap kali Chloe menggodanya dengan Christian. Karena memang diakuinya pria itu sangatlah tampan. Mirip dengan model ternama yang diikutinya di i*******m bernama Sean O'pry satu-satunya model yang dia ketahui karena menjadi model video klip lagu blank space milik Taylor swift.

Sejak dari situlah Ara sangat mengagumi sosok Sean terlebih mata birunya begitu mirip dengan Christian dan saat menatapnya sungguh membuat Ara salah tingkah. Entah Ara yang merasa atau memang Christian menatapnya begitu lembut seolah menunjukan ketertarikan terhadap dirinya.

Senyumnya tak juga luntur setelah ia mandi dan bahkan ketika turun ia tetap menunjukan keceriaan di wajahnya. Chloe yang masih betah di sana memerhatikan raut bahagia dari wajah Ara yang padahal siang tadi wanita itu tampak pusing memikirkan setumpuk hutangnya.

"Kenapa dengan wajahmu, Chloe?" tanya Ara mengerutkan keningnya. Ia mengenakan kaos oblong yang besar dengan celana pendek menutupi kaos tersebut sambil menuju dapur di seberang ruang televisi dirinya membuka kulkas mencari sesuatu yang bisa dimasak untuk mengisi perut laparnya.

"Wajahmu tampak sumringah," jawab Chloe santai.

"Tentu, karena aku baru saja mandi," jawab Ara tanpa menoleh dan sibuk memilih bahan makanan yang ada.

Namun, sahabatnya itu enggan mengganti ekspresi wajahnya dan malah menyeringai penuh kecurigaan. "Ara sejak tadi si tampan bersuara seksi menghubungimu," ucap Chloe.

"Sungguh?" Kali ini ucapan Chloe berhasil membuat Ara menoleh sambil mengerutkan keningnya.

Chloe mengangguk dan mengangkat ponsel Ara tanpa membuka isi pesan yang masuk. "Ya, tiga kali dan satu pesan juga masuk. Jangan bilang kau lupa mengirim pesanmu agar dia membawa bahan kuemu besok saja?"

"Oh, Sial! Gara-gara Jayden menelepon aku jadi lupa!" pekik Ara meninggalkan bahan makanan yang baru ia keluarkan di meja dan bergegas mengambil ponselnya.

Ara langsung membaca pesan dari Christian.

[Arabelle, sepertinya barang belanjaanmu tertinggal dan Christopher bilang kau ingin membuat kue dengan ini.]

[Pesan bergambar terkirim]

[Christoph merengek ingin melihatmu membuat kue dan mencicipinya langsung dari loyang, bolehkah kami mampir?]

"Apa isi pesannya?" tanya Chloe penasaran.

"Chloe pesannya masuk sejak aku baru saja mandi?"

"Ya, sepertinya dia sudah menghubungi ketika kau naik ke atas. Dan saat aku-"

"Permisi, Miss Stewart. Ini aku Christopher."

"Oh My God. Mereka datang?" tanya Chloe malah lebih terkejut.

"Chloe bisa tolong buka pintunya sementara aku mengganti pakaian?"

"Tidak. Kau terlihat seksi dengan itu," ujar Chloe malah menggodanya.

"Chloe, Please ada muridku dan ayahnya. Aku tak mungkin memakai pakaian tak sopan ini!" pinta Ara memelas.

"Ya, baiklah. Kau ingin terlihat sopan di depan Christian yang ramah," ledeknya lagi walau menyetujui permintaan Ara.

"Ya terserah apa katamu, Chloe. But thank you," ujar Ara memeluk dan mencium gemas pipi Chloe yang sudah berjalan menuju pintu. Lalu Ara berlari menuju lantai dua di mana ia harus mengganti pakaiannya dulu.

Selang beberapa menit setelah Chloe mempersilakan Christian dan Christopher masuk serta duduk. Ara yang sudah mengganti pakaiannya dengan kaos santai juga celana selutut itu pun turun dari lantai dua.

"Hai, Christoph!” seru Ara menyapa.

Christopher langsung berdiri dan menyambut gurunya dengan riang. "Kenapa tak membangunkanku saat sudah sampai di rumahmu? Kau berjanji tadi akan membiarkanku melihatmu membuat kue yang biasa kau bagikan denganku dan teman-teman di kelas setiap akhir pekan."

Ara berlutut mensejajarkan tubuhnya dengan Christopher. "Maafkan aku. Tadi aku melihatmu tertidur pulas, jadi aku tak tega membangunkanmu."

"Baiklah, kau kumaafkan jika kau mau makan malam bersama denganku dan Dad," ujar Christopher.

Sontak Ara meneguk pelan salivanya yang tercekat seketika di tenggorokannya. Sementara itu Chloe berinisiatif untuk beranjak dari sana dan beralasan dirinya lupa memberi makan kucingnya. Padahal Ara tahu Chloe tak menyukai kucing. Gadis itu pasti sengaja meninggalkannya di tengah kegundahan.

"Christoph, kau berjanji tak akan mengganggu Nona Stewart, bukan?" peringat Christian karena merasa tak enak.

"Tapi Dad ..."

"It's okay, Christian. Aku janji akan makan malam setelah kita selesai membuat kue. Bagaimana?"

"Setuju!" seru Christopher lalu berlari kepada ayahnya. "Kau lihat itu, Dad. Sudah kubilang Miss Stewart sangat baik!" lapor Christopher pada ayahnya.

Ara dan Christian kembali bertemu tatap hingga rona wajahnya tak dapat disembunyikan lagi. Dirinya memilih bergegas menuju dapur dan menyiapkan bahan-bahan untuk membuat kue.

o0o

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status