MALAIKAT PENCURI AYAH

MALAIKAT PENCURI AYAH

last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-15
Oleh:  Ria AbdullahTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel12goodnovel
10
1 Peringkat. 1 Ulasan
99Bab
7.2KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Sejak kedatangan wanita baru dalam hidup kami, segalanya berubah. Dia seperti malaikat maut yang menghancurkan segalanya. Bukan cuma menghancurkan rumah tangga orang tuaku, tapi juga merenggut nyawa adikku satu-satunya. Mungkin, pantas kusebut dia pembawa sial, karena wanita itu berhasil merebut kebahagiaan kami. Meski masih siswa SMA, berusia 18 tahun, melihat bagaimana bundaku menahan sakit, membuatku berniat untuk menghancurkan wanita itu. Akan kubalaskan luka hati ibuku pada istri baru ayahku itu.

Lihat lebih banyak

Bab 1

1. wanita dari mana

Kusebut dia malaikat karena bagi ayah dia adalah malaikat. Dia memujanya dan sangat mencintainya bahkan mementingkan yang lebih dari Bunda. Wanita cantik yang umurnya berbeda 5 tahun lebih muda dari ibuku itu, terlihat sangat istimewa di mata ayah. Wanita bernama Priska itu profesinya adalah seorang pegawai di instansi yang berdekatan dengan kantor ayah.

Jangan tanya bagaimana perasaanku sebagai anak, tentu sangat hancur, bingung dan dilema. Ingin kuberitahu Bunda yang sebenarnya tapi aku khawatir Bunda akan syok dan menangis lalu terjadi dalam pertengkaran dan akhirnya kedua orang tuaku bercerai. 

Tapi jika tidak ku beritahu maka Bunda akan selamanya dibodohi, adikku yang selama ini sangat mencintai Ayah juga akan sangat kecewa kalau tahu orang yang sangat dicintainya telah mencintai wanita lain dan hidup bahagia.

Awalnya aku tidak menyangka, karena kehidupan kami sehari-hari di rumah sangat bahagia. Ayah tipikal orang yang disiplin dan selalu pulang tepat waktu, tidak pernah ada yang aneh kecuali kalau Ayah melakukan perjalanan ke luar kota atau keluar untuk berolahraga setiap sore, tapi itu pun tidak pernah lama. Malam hari dia habiskan bersama kami begitu pula akhir pekan dan waktu-waktu liburan.  Ayah adalah figure pemimpin keluarga yang sempurna dan penuh kasih sayang, tidak pernah kubayangkan kalau Ayah ternyata punya wanita idaman lain, yang pada akhirnya sangat menghancurkan hatiku.

Sore itu, Aku sedang duduk bersama teman-temanku di sebuah warung angkringan. Kami nikmati ke teh hangat dan gorengan yang renyah sambil tertawa dan bercanda. Tak kusangka, mobil milik Ayah berhenti tidak jauh dari tempatku. Mungkin dia tidak menyadari keberadaanku atau melihat motorku. Dia turun lalu menggandeng seorang wanita cantik berhijab ungu. Siluet tubuhnya sama seperti Bunda langsing dan tinggi, tapi wanita itu berkulit putih dan punya hidung yang mancung. Kupikir tadinya itu adalah teman kerja ayah, tapi melihat gesture mereka yang saling menggenggam tangan dan duduk selalu berdekatan juga bermasra-mesraan membuat aku kemudian paham bahwa itu adalah selingkuhan ayah.

Awalnya aku ingin marah dengan membanting kursi yang ada di angkringan lalu menyambangi ayah dan memarahinya tapi kesadaranku kembali. Aku yakin jika aku melakukan hal demikian maka akan terjadi kehebohan dan tidak lama lagi seluruh keluarga akan tahu.

10 menit kemudian kupilih untuk mengikuti mobil ayah yang meluncur membelah jalanan kota. Entah akan ke mana dia, aku hanya bisa mengikutinya dengan hati berdebar dan terus mengucapkan istighfar agar perasaanku tidak terbakar emosi.

Bagaimanapun kecemburuan seorang anak terhadap cinta pertamanya bukanlah hal yang main-main. Tubuhku gemetar setiap kali aku melihat wanita itu menyandar di bahu ayah, dadaku bergejolak ingin menangis atau berteriak tapi aku tidak sanggup melakukannya, hanya tubuh ini yang terus berguncang sambil memegang gas motor, entah kenapa.

Lalu berbeloklah mobil Ayah ke sebuah komplek perumahan dan berhenti di sebuah rumah berlantai 2 nomor 91. Gerbang rumah itu terbuka otomatis dan mobil ayah masuk ke dalamnya, lalu gerbang pun menutup. Penasaran sekali diri ini ingin melihat apa yang terjadi di dalam, tapi tentu saja aku tidak bisa langsung menyambangi, hanya menunggu di ujung jalan seperti orang gila sembari berharap bahwa tidak akan ada satupun komplek yang menghampiri lalu bertanya tujuanku yang sebenarnya. Sering aku menatap sekitar untuk melihat sekiranya ada kamera CCTV yang mungkin aku akan terlihat mencurigakan karena terus berada di tempat yang sama.

Setengah jam kemudian ayah keluar, tapi kali ini bajunya sudah diganti dan rambut Ayah terlihat basah. Aku memicingkan mata setengah tidak percaya apa saja yang sudah dilakukan Ayah dengan rambut yang kini basah, seseorang akan langsung negatif jika melihat seseorang yang bergandengan tangan dengan perempuan lain lalu keluar dari rumahnya dalam keadaan sudah keramas, apakah mereka berzina? Naudzubillah.

saat ayah akan naik ke atas mobilnya perempuan itu datang, dia bersikap manja lalu bergelayut sambil memeluk leher ayah. Kali ini dia sudah melepaskan hijabnya dan hanya mengenakan daster, sesaat mereka berciuman dan hal itu adalah sesuatu yang tidak bisa kuterima atau kupandang dengan diam-diam saja. Secara refleks, aku yang punya air mineral segera mengambilnya dan langsung berlari ke arah mereka, saking asyiknya mereka tidak menyadari dan ....

Byur!

Aku menyiram kedua insan yang sedang asyik memadu asmara itu. Ayah terkejut tapi wanita itu lebih terkejut saat melihatku.

"Jadi ini kelakuan Ayah selagi kami semua percaya kepada ayah?"

"Alana, Ayah bisa jelaskan," ungkap ayah sambil meraih tanganku, aku menepisnya dengan Jijik. Aku marah, kecewa, terluka dan sejuta perasaan seorang anak yang tidak mau ayahnya direbut orang, berbagi cinta dan teralihkan.

"Siapa perempuan ini....."

"Dek, kami bisa jelaskan," ucap perempuan itu sambil tetap berusaha tenang dan juga ingin meraih tanganku tapi aku memasang wajah paling murka di hadapannya.

"Kamu siapa? Apa hubunganmu dengan ayah?"

"Ini bisa dijelaskan pelan-pelan. Ayo masuk..."

"Tidak mau! Katakan saja, kenapa ayah dan kamu berselingkuh."

"Kami enggak selingkuh dek, kami udah nikah."

"Apa?"

Untuk beberapa saat tubuhku menegang aku terkejut dan syok bukan main. Aku terperangah dan tidak sanggup mengatakan apapun.

Wanita itu mengajakku masuk karena dia ingin menunjukkan surat nikah tapi aku yang sudah tidak sanggup lagi mendengarnya langsung beranjak pergi dan meminta Ayah untuk segera pulang.

"Ayah, ayah harus pulang...."

"Jangan katakan apapun pada Bunda. Ayah butuh waktu untuk menjelaskannya...."

"Mengecewakan sekali perangai Ayah," ucapku sambil menghela napas.

Aku ingin menangis tapi rasanya tidak pantas menangis di depan wanita itu yang memasang wajah polos seolah-olah merasa bahwa perbuatannya yang telah merenggut kekasih orang lain adalah perbuatan yang benar. Aku benar-benar jijik dan kalau aku akan berdiri lebih lama lagi di sana aku khawatir tidak mampu mengendalikan diri untuk mencakarnya.

**

Sore itu Ayah pulang, tapi sejak saat itu aku dan ayah tidak seperti biasa. Sedangkan Bunda, biasa saja. Dia selalu menyambut suaminya dengan hangat dan melayaninya dengan baik. Hatiku teriris menyaksikan pemandangan itu karena aku tidak bisa mengatakan yang sebenarnya. Terlalu sakit membayangkan jika bunda harus menerima luka secara tiba-tiba. Wanita berhati mulia dan punya tutur kata lembut itu selalu taat beribadah dan menyayangi keluarganya, selalu menjadikan aku adikku dan ayah sebagai prioritas, ia berbakti pada keluarga, mendedikasikan hidupnya bahkan ia rela tidak tertidur sebelum anggota keluarganya pulang, bagaimana pun larutnya.

Ingin kupilih momen untuk bisa bercerita, tapi tetap saja aku tidak menemukan momen itu, tak tega rasanya melihat air mata meluncur di pipi Bunda.

Kupilih untuk menyimpan rahasia itu sembari sesekali memberi isyarat kepada ayah bahwa ia harus mengatakan yang sebenarnya.

**

Sore itu aku dan Bunda berbelanja. Kami mengendarai motor menikmati udara sore yang sejuk setelah seharian hujan. Setelah itu, mampir ke sebuah warung bakso kesukaan kami. Sambil makan dan menikmati hidangan kami, tanpa sengaja Ayah kembali lewat berboncengan dengan kekasihnya sambil berpelukan. Aku paling luar biasa khawatir bunda akan menyaksikan itu, tapi sekuat apapun mencegah, Bunda tetap saja sudah melihatnya. Sesaat wanita tercintaku itu tertegun dan mangkuk yang dia pegang hampir saja jatuh dari tangan.

"Bundaa...."

Bunda tidak menjawab karena sibuk melihat ayah yang asik dengan kekasihnya.

Sampai akhirnya Ayah menoleh, dan terjadilah aksi saling pandang dan gugup di antara kami berempat. Ayah yang tidak tahu harus berbuat apa langsung tancap gas membawa pergi kekasihnya yang bernama Priska Yunita itu.

Si yunita keparat itu entah kenapa masih saja memandang ke arah kami seolah-olah mengejek kami, bahwa ia telah berhasil memenangkan ayah dan membuktikan kalau Ayah lebih memilih dia daripada kami.

Aku yang kehilangan kata-kata tidak bisa mengatakan apapun di depan Bunda, tapi entah kenapa sikap elegan dan anggun Bunda tiba-tiba muncul. Dia tersenyum dan berkata kepadaku, "Tidak apa-apa itu hanya teman ayah."

"Tapi mereka. ...." Tentu saja aku ingin protes karena jelas-jelas saja Ayah dan wanita itu bermesraan.

"Ah sudahlah, ayo pulang jangan dipikirkan lagi."

"Apa bunda sudah tahu selama ini ....."

Bunda meletakkan mangkuknya sambil tertawa rendah, meski ada kaca-kaca di bola matanya yang ingin dia simpan dari hadapanku. Jujur saja itu membuatku sangat terluka. Justru akulah yang paling ingin menangis menyaksikan ketegaran ibuku sementara dia terus menyunggingkan senyum dan mengangguk ke arahku.

"Iya Bunda sudah tahu. Bukannya berpura-pura bodoh, tapi kebahagiaan anak-anak adalah yang utama...." Di momen itu aku langsung menangis sejadi jadinya.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
yenyen
kayak drakor apaa gitu ya jungkir balik baanget
2024-12-04 13:50:52
0
99 Bab
1. wanita dari mana
Kusebut dia malaikat karena bagi ayah dia adalah malaikat. Dia memujanya dan sangat mencintainya bahkan mementingkan yang lebih dari Bunda. Wanita cantik yang umurnya berbeda 5 tahun lebih muda dari ibuku itu, terlihat sangat istimewa di mata ayah. Wanita bernama Priska itu profesinya adalah seorang pegawai di instansi yang berdekatan dengan kantor ayah. Jangan tanya bagaimana perasaanku sebagai anak, tentu sangat hancur, bingung dan dilema. Ingin kuberitahu Bunda yang sebenarnya tapi aku khawatir Bunda akan syok dan menangis lalu terjadi dalam pertengkaran dan akhirnya kedua orang tuaku bercerai. Tapi jika tidak ku beritahu maka Bunda akan selamanya dibodohi, adikku yang selama ini sangat mencintai Ayah juga akan sangat kecewa kalau tahu orang yang sangat dicintainya telah mencintai wanita lain dan hidup bahagia. Awalnya aku tidak menyangka, karena kehidupan kami sehari-hari di rumah sangat bahagia. Ayah tipikal orang yang disiplin dan selalu pulang tepat waktu, tidak pernah ada
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-27
Baca selengkapnya
2. Priska
Priska yunita namanya, malaikat maut yang sudah mencuri hati Ayah. ** Aku menangis sedih di hadapan ibuku, air mataku meluncur, nyaris jatuh ke mangkuk bakso yang kugenggam di tangan, entah kenapa selera makan dan rasa antusias tadi langsung menguap, terlebih mengingat ekspresi ayah yang seolah tak berdosa Memandangku tenggelam dalam kesedihan, Bunda hanya menghela napas, dia mendekat lalu mengusap air mataku dengan senyum tulus sambil menggeleng pelan dan memberi isyarat bahwa aku tak perlu membuang buang air mata. “Jangan nangis ya, Bunda aja tenang kok, semuanya akan baik baik saja di antara kita, tenanglah…” "Bagaimana Bunda bisa setenang ini ?" "Bunda harus bagaimana selain bersabar?" "Bunda bisa kok marah atau memberi ayah hukuman." "Dia adalah imam, dia juga berhak memutuskan jalan hidup dan pasangan yang dia inginkan." Aku terperangah mendengar jawaban Bunda, aku tak habis pikir, akalku tak sampai ke level di mana bunda berprinsip bahwa ayah berhak melakukan apa sa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-27
Baca selengkapnya
3. setengah jam
Aku merasa lapar sehingga memutuskan untuk keluar dari kamar setelah sedikit menenangkan diri dan mengganti baju. Kubuka pintu untuk pergi ke dapur, entah kenapa... sial sekali aku harus berpapasan dengan Ayah. Kami bertemu di ambang pintu dan saling canggung, saling menghalangi jalan lalu pada akhirnya Ayah yang minggir dari hadapanku. Biasanya kami akan saling tertawa dan saling memberikan sentuhan kasih sayang sebagai anak dan ayah, tapi kali ini aku benar-benar tidak sudi menatap atau menyentuhnya. Astaghfirullah, aku minta ampun kepada Allah tapi untuk saat ini aku belum bisa menerima kenyataan yang ada. Melihat tatapan mataku yang sudah berbeda, ayahku lalu menggumam, "Bersikaplah dengan wajar, seperti biasa," bisiknya. Aku mengernyit dan memicingkan mata. Ingin kujawab omongannya dengan kata-kata pedas tapi puncak dari semua kebencianku adalah tak sudi lagi mengatakan apa apa. Aku tetap diam saja sampai ayah menarik kembali tanganku. "Bersikaplah biasa," ujarnya dengan pen
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-27
Baca selengkapnya
4. aku yakin
Aku yakin ayah sudah gila begitu mengucapkan kata bahwa ia ingin mengadakan resepsi untuk acara pernikahan yang sudah ia rahasiakan. Oh ya, bilang apa ayah tadi, sudah menikah selama bertahun-tahun? sejak kapan itu, kenapa kami baru menyadarinya? kenapa Tuhan baru memperlihatkan pada kami kejadian yang sebenarnya ya? kenapa bisa begitu? “Apa?” tanyaku dengan mata terbelalak. “Ya, ibumu tidak keberatan juga kok. Dia selama ini diam karena menunggu momen yang tepat, kalian akan sadar dengan sendirinya,” jawabnya. Sungguhkah, jadi ibuku sekonyol itu. Aku tak percaya ibu bisa mengalah tanpa bicara apapun. Bisa jadi, ibu memang bertahan karena aku dan Indira atau bisa jadi juga karena ayah mengancamnya. “Benarkah?” tanyaku dengan suara yang nyaris tidak terdengar. Aku hampir mati mendengar pengakuan frontal yang diucapkan ayah dengan santai. Sebelum aku sempat mengatakan apa apa lagi, adikku sudah datang dari kamarnya membawa laptop yang aku minta. Kuberi isyarat pada ayah agar ia me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-27
Baca selengkapnya
5. beraninya
"Beraninya anak kecil ingin menasehati orang tua. Tidak bisakah diam saja dan fokus belajar sembari menikmati uang belanja yang kami usahakan, kalian anak kecil hanya tahunya makan dan jajan!" ujar ayah sambil menendang kursi dan pergi begitu saja. Melihat ayah bersikap sekasar itu tentu saja bunda terkejut. Ia hampir saja terlonjak kaget saat Ayah menendang kursi. Adikku Indira juga kebingungan dengan apa yang terjadi. Tapi karena dia adalah putri kesayangan ayah, maka ayah langsung mengajak dia pergi ke meja makan, adikku pun menurut seperti apa yang ayah katakan.Kuperhatikan wajah bunda yang pucat karena takut, secara diam-diam ia meneteskan air mata dan segera menghapusnya. Melihat ibuku kembali menangis, perasaan ini makin berkejolak tidak karuan rasanya. Ingin kucari priska Yunita dan menemui dia di tempat kerjanya lalu melabraknya dan mempermalukan wanita itu. Tapi tentu saja jika anak SMA yang melakukannya maka aku akan ditegur dan dikembalikan ke sekolah. Aku bukan saja ak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-27
Baca selengkapnya
6. Sifat Sebenarnya
"Aku tidak akan keberatan mengantarmu, tapi aku hanya heran mengapa tiba tiba?" "Entahlah, jalan saja, lampunya sudah hijau," jawabku sambil tersenyum tipis. Terpaksa wanita itu mengajakku, memboncengku dengan diam saja. Aku tahu arah kantornya berlawanan, kulihat ia pegawai dinas pendidikan, arah kantornya jauh dari sekolahku. Lima kilo meter berikutnya setelah meluncur, motor melaju pelan. "Aku turunkan kamu di halte ya, kamu lanjut naik ojek aja karena aku harus buru buru rapat." "Ayah pasti sedih mengetahui bahwa Ibu tiriku memperlakukanku seperti ini," ujarku santai. "Maaf, tapi saya harus rapat," jawabnya lirih. Wanita itu menghentikan motornya, memaksaku turun sambil menatapku dengan wajah penuh permohonan. "Saya tahu kamu sangat kecewa dan benci saya, kamu ingin marah dan memukuli saya, tapi tolong beri waktu agar kita bisa saling bicara dan saling menerima," ujarnya "Hah, saling menerima?" Aku langsung tertawa. "Semua akar dari masalah ini adalah ayahmu, dialah yang h
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-28
Baca selengkapnya
7. jangan tanya
Jangan tanya betapa merah padamnya wajah wanita itu menahan malu di hadapan para guru yang dia beri arahan, rasanya semua wejangan dan saran yang dia ucapkan terdengar tidak ada artinya setelah aku mengatakan kebenaran. “Pergilah dari sini,” ucap lekaki yang juga mengenakan baju dengan warna yang sama dengan istri ayahku, dia terlihat membela Priska dengan begitu kerasnya, tatapan matanya padaku nampak marah karena sudah mengusik hidup sahabatnya. “Saya memang mau pergi, saya tidak ada keperluan lagi untuk lama lama di tempat ini, lagipula saya tak tahan menatap wajah pelakor yang sudah merebut ayah dari hidup kami.” “Jaga ucapanmu, jangan sampai kamu masuk kantor polisi karena fitnah!” “Justru wanita itu yang akan dikenai sanksi karena diam-diam sudah menikahi suami orang lain. Meski menikah tidak dilarang, tapi mereka sudah menyembunyikan hubungan selama bertahun tahun dan itu berzina namanya.” Sahabatku yang mengantar diri ini mulai merasa takut dan tak nyaman. Dia mengajakku
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-29
Baca selengkapnya
8. sakit hatiku
Jangan tanya betapa merah padamnya wajah wanita itu menahan malu di hadapan para guru yang dia beri arahan, rasanya semua wejangan dan saran yang dia ucapkan terdengar tidak ada artinya setelah aku mengatakan kebenaran. “Pergilah dari sini,” ucap lekaki yang juga mengenakan baju dengan warna yang sama dengan istri ayahku, dia terlihat membela priska dengan begitu kerasnya, tatapan matanya padaku nampak marah karena sudah mengusik hidup sahabatnya.“Saya memang mau pergi, saya tidak ada keperluan lagi untuk lama lama di tempat ini, lagipula saya tak tahan menatap wajah pelakor yang sudah merebut ayah dari hidup kami.”“Jaga ucapan, jangan sampai kamu masuk kantor polisi karena fitnah!”“Justru wanita itu yang akan dikenai sanksi karena diam diam sudah menikahi suami orang lain. meski menikah tidak dilarang, tapi mereka sudah menyembunyikan hubungan selama bertahun tahun dan itu berzina namanya.” Sahabatku yang mengantar diri ini mulai merasa takut dan tak nyaman. dia mengajakku pergi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-05
Baca selengkapnya
9.
Mendengar jawaban Ayah yang sudah tidak masuk akal, aku hanya bisa mengurut dada sambil mengucapkan istighfar lalu membalikan badan dan melangkah pergi. Dengan tangis yang tergugu aku memesan taksi lalu tak lama kemudian taksi datang, kunaiki kendaraan itu, meski ayah memanggilku dan memintaku untuk kembali ke rumah sakit bersamanya. Sungguh tak sudi, tak sudi aku semobil dengannya, apalagi tahu kalau ayah akan mengajak wanita itu ke rumah sakit."Ah, ya Tuhan, emangnya tidak ada waktu lain untuk mempertemukan Tante Riska dengan Bunda? Kenapa harus malam ini juga di saat adikku sedang sakit dan lemah. Kenapa tidak pilih waktu lain, apakah wanita itu sudah tidak sabar untuk segera diakui? Allahu Akbar. Kini, apapun yang terjadi aku harus segera memberi tahu Bunda, Bunda harus segera menyiapkan diri dan tegas dengan semua yang terjadi, kalau bisa bunda harus mengusir dua sejoli itu bahkan harus sekali memisahkan mereka demi keutuhan keluarga kami.*Kususuri lorong rumah sakit dengan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-05
Baca selengkapnya
10
Kupandangi wajah Bunda yang juga terkejut melihat sandal seorang wanita tapi beliau kembali tegar dan menarik napas lalu mengajak adikku masuk.Adikku yang tidak menyadari apa apa hanya diam dan ikut melangkah, sewaktu kami masuk dan mengucapkan salam, Tante Priska sudah di sana, dia langsung berdiri begitu melihat kami datang, sesaat Bunda dan Tante priska saling berpandangan lalu wanita berwajah tiru dengan hidung mancung itu menundukkan kepala."Siapa dia Bunda?" tanya Indira. Adikku yang masih pucat dengan bibirnya yang mengering seketika paham dan mengangguk pelan. "Ouh jadi kau wanita itu?" tanya adikku dengan napas yang berat."Ayo masuk dulu ke kamarmu," perintah Bunda."Ga mau, Bund, aku ingin tahu kenapa Wanita ini datang ke rumah ini."“Saya ingin bicara baik baik dan datang dengan kerendahan hati untuk meminta maaf atas kesalahan dan sikap tidak dewasa saya selama ini, saya ingin minta maaf dari hati terdalam.”“Minta maaf? setelah keadaan sudah kacau baru iingin minta m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-06
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status