The Second Season

The Second Season

last updateLast Updated : 2023-03-09
By:  ZooPishaOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
10 ratings. 10 reviews
74Chapters
5.1Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Tiran Alyana seorang penulis novel yang terkenal dengan karya pertamanya ‘Theós of Authority’ yang mengisahkan mitologi fiktif dengan penokohan dewa. Puncak ketenarannya itu membuat kehidupan Tiara berubah. Suatu malam tiba-tiba muncul si peran antagonis, Astro Climton, Raja Iblis sekaligus Dewa Kematian di kamar Tiara. Dia datang ke dunia nyata untuk menculik penulis yang dia sebut sebagai Dewi Pencipta Tiran. Dengan ambisinya yang besar, Astro membawa Tiara ke dunia novel! Tujuannya untuk meminta keadilan. Tiara jadi terjebak di antara dunia nyata dan dunia imajinasi, dimana ia menjadi penulis novel sekaligus salah satu tokoh karakter tambahan di dalam novelnya sendiri dalam season kedua ‘Theós of Authority’. Bisakah Tiara membuat jalan cerita dan takdir yang lebih baik untuk sang antagonis ini?

View More

Chapter 1

Penampilan

Kamu akan sulit membedakan dunia, jika terhanyut di dalamnya.

~ Tiara Alyana~

***

Bola kuning berbulu melayang dengan sayap kecilnya mengendap dan bersembunyi dari sela-sela kecil yang mampu menutupi tubuhnya. Dengan lincah ia berpindah dari bawaan barang para Dewi Dayang sampai masuk ke ruang tahanan yang berada di ruang bawah tanah.

“Kau lihat, betapa menyeramkannya Dewa Kematian yang bersekutu dengan suku Iblis? Semenyeramkan itu wujud aslinya.”

“Benar. Dia hanya membawa petaka, kenapa tidak langsung dieksekusi saja? Atau bunuh saat di medan perang sebelumnya.”

“Hei ... ada rumor yang mengatakan, Dewa Agung Ammon tidak tega langsung membunuhnya. Mengingat mereka adalah saudara kembar, Dewa Agung Ammon merasa, jika kesempatan kedua dengan pensucian adalah hukuman yang tepat.”

“Bukankah pensucian itu akan lebih menyakitkan dari kematian? Dosa sebiji buah mentimun saja, akan mendapat balasan satu ledakan gunung suci merapi.”

“Kita doakan saja biar Dewa Kematian itu cepat mati.”

“Benar, kasihan juga jika mengingat dosanya sudah melebihi alam semesta ini.”

Tubuh bola kuning itu memerah dengan kebul asap yang tak tertahankan keluar dari tubuhnya. Ia tidak menyangka, jika mulut para Dewa lebih tajam dari cambuk neraka.

“ARGHHH!”

Dengan cepat bola kuning itu menoleh mendengar erangan yang sangat dikenalinya itu. “Tuan? Aku harus segera menemukannya.”

Keamanan cukup ketat, terutama pada ruangan yang di ujung lorong penjara dengan pintu berwarna putih berantai. Dengan lihai bola kuning itu dapat mengelabuhi para Dewa Penjaga yang sedang bertugas menjaga penjara. “Itu pasti ruangan pensucian.”

Bola kuning itu menyusup dengan bersembunyi dalam keranjang yang berisikan guci dupa dan ditutup kain merah yang dibawakan oleh Dewi Dayang yang bertugas, akhirnya ia berhasil masuk ke dalam ruang pensucian.

Pria berkulit hitam legam dengan tubuh raksasa terbelenggu oleh rantai putih bersinar biru. Tangannya terangkat ke atas dengan keadaan terpaku dan kaki yang tercelup pada air suci surga yang membakar jiwa Iblisnya. Melihat keranjang dupa masuk bersama Dewi Dayang bisa pria itu rasakan aura familiar, yang merupakan bagian dari kekuatannya.

“Bisakah kalian berhenti mengelilingiku? Doa-doa kalian tidak akan berpengaruh karena aku juga makhluk dari suku Dewa, jika kalian lupa! Tinggalkan aku sendiri! Pensucian ini akan lebih berguna jika kalian membiarkan kumerenung.”

Para Dewa Suci yang bertugas membaca doa-doa pensucian saling bertukar pandang. Ritual selalu dilakukan 3 kali dalam sehari untuk memperkuat segel kekuatan iblis. Namun, sudah beberapa minggu ini pria itu mengerahkan kekuatan Dewa-nya, yang diperkirakan kekuatan iblisnya melemah.

“Keluar! Aku Dewa Kematian, akan aku pastikan kematian kalian tidak hanya kehilangan nyawa, tapi juga kepala kalian.” Dengan kekuatan Dewa, pria itu mengeluarkan aura putih pekat yang hampir keabu-abuan untuk menggertak. Matanya yang tajam langsung melihat pembawa keranjang dupa yang ingin keluar, dengan cepat pria itu menghentikannya. “Kau pembawa dupa! Tinggalkan keranjang itu! Aku membutuhkan aroma terapi untuk menjernihkan pikiran.”

Dengan ketakutan yang sudah mengerogoti tubuhnya Dewi Dayang meninggalkan keranjang sesuai perintah sebelum pergi.

 “Omili, kaukah itu?” tanya pria itu memastikan.

Tidak ada jawaban ataupun reaksi, namun semakin lama ia semakin yakin jika kali ini apa yang ia temukan ada berada di pihaknya. “Sudah tidak ada para Dewa selain aku. Tapi lebih baik kau jangan keluar dan tetaplah bersembunyi di sana.”

“Pergilah dengan selamat dan bantu aku menemukan mantra untuk ke dunia manusia. Ini kesempatan terakhir, Dewi Pencipta harus bertanggung jawab atas kehidupanku.” Pria itu menerawang jauh ke masa lalu yang membuatnya bisa menjadi seperti ini. “Dalam waktu dekat aku akan mendatangimu dan kau harus sudah memiliki mantra yang aku butuhkan.”

***

Tiara berdiri di depan lelaki bertubuh tinggi kurus dengan wajah yang rupawan. Matanya yang berbinar dan mendambakan terpancar sangat jelas ia tunjukkan. Namun, kakinya yang mendusel tanah memperlihatkan rasa gugup yang menyelimuti dirinya.

Lelaki itu melepas headset di telinganya, menunduk dan menatap Tiara yang lebih pendek darinya dengan datar. “Ada apa?”

“Bayu, gue ... GUE SUKA SAMA LO!” Mata Tiara terbelalak tidak percaya akhirnya bisa menyatakan perasaanya.

Tiara mendongak menatap tepat pada mata Bayu, menunggu jawaban apa yang akan diberikan. Ia sampai bisa mendengar suara jangkrik karena lama menunggu. “Em ... bagaimana?” tanya Tiara memastikan, jantungnya berdegup kencang karena merasa penasaran.

Bayu mengangkat satu alisnya tanpa merubah ekspresi apapun. “Bagaimana apanya?”

“Hah?” Seakan dunia berputar dengan pertanyaan konyol yang bukan Tiara harapkan.

“Bagaimana apanya?”

“Apanya?”

“Ap-”

“Pa?”

KRING ~

Tiara tersentak dari tidurnya mendengar dering alarm yang menusuk telinga hingga kepala. Meraba nakas tanpa melihat, tanganya gencar mematikan benda terkutuk itu. Mengingat hari ini ada pendaftaran matakuliah di semester genap. Tiara bergegas bangun dan bersiap, tidak perduli sehitam apa area di sekitar matanya.

***

“Americano satu, lo?” Ilham mengeluarkan dompet untuk mengambil kartu pembayaran.

“Air putih aja.”

Ilham menoleh mendengar jawaban konyol gadis di sampingnya ini, apa lagi betapa berantakannya Tiara seperti tidak pernah mengurus diri itu. “Aish ... satu lagi vanila latte.” Dia berikan kartunya untuk menyelesaikan transaksi.

“Terima kasih, ini minumannya.” Tidak butuh waktu lama menunggu minuman dibuat, pelayan itu mengembalikan kartu dan memberikan minuman pesanan mereka.

Di meja yang menghadap langsung pada dinding kaca di mana dapat melihat pemandangan kota yang begitu sibuk dengan berbagai aktivitas. Ilham memperhatikan Tiara sedari pagi terlihat muram. Beberapa hari ini selama di kampus, Tiara yang biasanya heboh membahas idol K-Pop, kini menjadi sangat pendiam.

Bahkan Tiara menarik diri dari lingkungan, seakan memiliki dunianya sendiri yang semakin kelam. Semua dapat dilihat dari penampilannya. Di area mata semakin hari kian cekung dan menggelap. Pakaian seadanya kusut seakan tidak disetrika. Rambut dicepol asal dan terlihat berminyak seperti tidak pernah dikeramas.

“Untung lo nggak bau, seenggaknya nggak ada lalat yang mengitari lo,” gumam Ilham yang merasa miris dengan keadaan Tiara. “Ti, bukannya deadline projeknya masih satu bulan lagi?” Ia menaruh buku Manajemen untuk persiapan mata pelajarannya nanti.

“Hah ....” Sudah tidak terhitung lagi sebanyak apa Tiara menghela napas hari ini, ia hanya bisa memijat batang hidungnya untuk menghilangkan penat yang tidak berakhir. “Gue diganggu setan,” jawabnya lesu.

Ilham yang baru saja membaca kata pertama, dari paragraf pertama, di bab pertama buku Manajemennya, terhenti akibat mencerna apa yang ia dengar, “Pfftt ... Hahaha ....”

Melihat reaksi itu Tiara menggigiti sedotan minumannya dengan kasar. “Udah gue duga. Lain kali kalau mau ngeledek nggak usah nanya.” Tiara mendengus kesal.

Mendengar itu membuat Ilham duduk tidak nyaman, ia berdeham untuk menghentikan tawanya. “Ehm! Ok, jadi ... apa yang buat lo diganggu setan?”

Yang Ilham pahami, Tiara mengatakan ‘diganggu setan’ adalah rasa malas yang tengah menyerangnya. Pasalnya Tiara sering menggunakan istilah ‘diganggu setan’, jika pikirannya buntu dan tidak bisa menulis apapun, Hal itu sebetulnyasering disebut writer’s block.

Bibir Tiara mengerucut dengan alis yang berkerut lalu berdecih. “Cih! Bukan dalam arti itu!”

Ilham terpejam menahan emosinya. Bagaimana bisa teman kurang ajarnya ini berdecih saat ia sedang berusaha memahami kondisi yang berantakan seperti ini? “Terus kenapa?” tanyanya penuh dengan tekanan.

Tiara menjambak rambutnya sendiri dengan rasa pening yang tiba-tiba muncul. “Belakangan ini setiap gue mau tidur, gue ngerasa ada yang aneh. Gue sering dengar suara orang berdebat masalah Astro. Lo tahukan, tokoh antagonis di novel gue itu?” Tiara pun tidak mengerti, tapi respon tubuhnya gemetar hanya membayangkan kembali hari di setiap malamnya.

Spontan Ilham meraih tangan gadis itu dan menggenggamnya erat. Ingin ia menyangkal, tapi perasaanya tidak tega melihat Tiara yang ketakutan seperti ini. “Lo pasti kelelahan sampai halusinasi gitu.”

Tatapan tajam langsung menghunus Ilham tanpa cela. Kali ini Tiara mengerti betul apa maksud tatapan penuh belas kasih dan nada lembut dari sahabatnya itu. “Apa maksud lo gue udah gila?”

“Mungkin sedikit depresi ....” Kedua tanganya sangat cepat menutup mulutnya sendiri dan berdalih. “Bu-bukan gitu maksud gue, bisa saja itu stalker, kan? Yah ... novel lo langsung meledak di awal debut, mungkin ada yang iri? Tapi, bukannya identitas lo dirahasiakan?”

 “Stalker? Stalker macam apa yang meminta keadilan?” Tanpa sadar Tiara berbicara penuh emosi. Ia sangat jelas dan yakin tentang percakapan seperti apa yang ia dengar.

Memutar otaknya, Ilham mencari jawaban atau alasan untuk menanggapi perkataan Tiara yang sedang emosional ini. Sampai suara lonceng di pintu cafe yang terbuka, memunculkan Dewa penyelamatnya untuk mengalihkan pembicaraan yang sudah memanas ini.

“Bayu!” panggil Ilham mengangkat tangannya dengan semangat.

Tiara yang berposisi membelakangi pintu masuk, tubuhnya menegang di tempat. 'Mati gue. Baju! Rambut! Kyaaa!' teriaknya dalam hati mendengar suara sapaan yang semakin dekat.

“Hm ... Loh, Ti-ara?” Bayu memastikan perempuan yang tengah duduk bersama Ilham.

“Iya, ini Tiara.” Ilham menjawab mewakili Tiara yang tidak biasanya diam saat bertemu dengan Bayu.

Bayu adalah teman Tiara dan Ilham sejak dibangu SMA. Dari pertemanan pertama mereka, Tiara yang terbuka tanpa punya malu itu selalu mengatakan kata cinta pada Bayu. Itu memang kebenarannya.

“Sombong lo, Ti. Jarang-jarang bisa ketemu pak Dokter, kan?” Ilham tahu semuanya, mengenai perasaan kedua temannya ini. Dengan meledek ia menyenggol pundak Tiara dengan pundaknya.

“Gue ada kelas, permisi.” Tanpa basa-basi Tiara pergi berlari tanpa memperdulikan teriakan Ilham yang menyuruhnya kembali, karena mustahil Bayu meneriakinya.

Tiara belum sempat melihat Bayu karena dirinya yang sibuk menyembunyikan wajahnya yang tidak berdandan sama sekali. Tapi hanya dengan sekilas melihat sepatu yang Bayu kenakan, Tiara yakin jika Bayu sangat tampan hari ini. Sayangnya, Tiara merasa dunia sedang tidak berpihak padanya saat ini.

Sedangkan Bayu, merasakan sedikit kecewa dan mengganjal dengan sikap Tiara yang menghindarinya. Karena biasanya gadis itu selalu heboh dan menyatakan cinta padanya. Bukankah seharusnya ia merasa senang?

***

Setelah kelas usai, Tiara berdandan dan mengganti outfit-nya untuk berjaga-jaga, siapa tahu akan bertemu dengan Bayu lagi. Ia tidak bisa berpenampilan lebih buruk dari terakhir ia ketemu dengan Bayu di cafe.

Di depan cermin besar toilet kampus, Tiara fokus dengan bush berwana peach yang sedang di tap-tapkannya di pipi. Sambil tersenyum ia mengingat saat Bayu pernah mengajaknya ke makam ibunya. Bayu yang sudah tinggal dengan ayahnya sejak kecil tumbuh menjadi lelaki yang sulit bersoalialisasi. Bisa dikatakan, Tiara dan Ilham adalah teman pertama Bayu.

Seperti cerita dalam novel. Bukankah Tiara orang yang spesial sampai bisa diajak ke makam Ibu Bayu, kehidupan pribadi yang tidak sembarang orang lain bisa memasukinya. Begitulah yang dipikirkan Tiara.

“Ong Seong-Woo yang lagunya Gravity, lo udah dengar belum, Ti?” Sisca yang tengah menggunakan maskara jadi terhenti karena keheningan setelah pertanyaanya.

Sisca melihat ke arah yang ditanya, Tiara tampak seperti patung dengan tangan melayang memegang kuas bedak dan mata yang menatap dirinya sendiri di dalam cermin.

“Ti, Tiara?” Sedikit memegang bahu Tiara, Sisca heran melihat respon Tiara yang terkejut sampai menjatuhkan kuasnya ke dalam washtafel. “Lo ngelamun, Ti?”

“Ah, enggak gue dengar kok. Tapi lagi nggak konsen aja.” Tiara mengambil kuasnya dan dimasukkan ke dalam tas make up-nya.

“Emang gue ngomongin apa?”

“Ong Seong-Woo Gravity, kan? Gue udah nonton Seong-Woo perform, lagu yang Cafe juga bagus.” Tiara terburu-buru memasukkan semua alat kecantikannya ke dalam tas, termasuk merebut maskaranya yang dipegang Sisca.

“Eh, Ti. Gue belum selesai pakainya.”

“Gue lupa, malem ini ada konfersi pers. Gue duluan ya?”

Sisca mengernyitkan dahinya memandang kepergian Tiara yang tergesah-gesah. Dan konfersi pers? “Itu anak makin aneh aja deh.” Tanpa pikir panjang, Sisca juga segera mengambil tasnya dan sedikit merapihkan bajunya lalu keluar toilet.

“Konfersi pers? Astaga, Tiran! Gue nggak boleh sampai ketinggalan.” Sisca baru ingat jika penulis favoritnya bernama Tiran mengadakan konfersi pers untuk rencana pembuatan buku kedua.

“Bayu! Gue juga harus ngajak tuh orang. Siapa lagi ya maniak Tiran?” Sambil mengingat daftar nama para fans Tiran, Sisca berjalan sambil mencari kontak di ponselnya siap membawa pasukan Tiranosaurus, yaitu nama fandom penulis Tiran, untuk acara konfersi pers kali ini.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Dy Robyn
selalu seru ini tiap babnya ...
2022-01-11 19:00:25
0
user avatar
Dito Adimia
Bintang 5 pastinya
2022-01-01 02:50:16
0
user avatar
Dy Robyn
Sungguh sungguh ini cerita. Ampe gk bs berenti baca
2021-12-31 23:44:19
0
user avatar
Aldho Alfina
Ijin promo thor. ~Reinkarnasi Ke-dua di Dunia Lain Isekai, Magic, Overpower, Demon Lord, Ecchi, Harem
2021-10-27 14:30:52
0
user avatar
Dy Robyn
Asikkk ada bab baru ......
2021-09-24 12:08:54
1
user avatar
Dy Robyn
Bahkan tokoh antagonis tuh punya alasan sendiri ya punya kisah sendiri yg pelik Pgn hug Astro
2021-09-13 18:21:50
1
user avatar
Dy Robyn
Kumenunggu lanjutannya dengan setia, krn ini seru bangggeeeetttt
2021-09-13 18:18:09
1
user avatar
Dy Robyn
Makin dibuat penasaran sama setan yg dimaksud. Siapa sih?
2021-08-08 18:21:13
1
user avatar
Aphelion
Aku masih penasaran dg kelanjutan ceritamu author-nim
2021-08-05 20:15:39
2
user avatar
Dy Robyn
Penasaran bgt sama bab selanjutnya. Itu yg diawal bgt siapa sih? tokoh novelnya ya? ............
2021-08-05 19:23:58
2
74 Chapters
Penampilan
Kamu akan sulit membedakan dunia, jika terhanyut di dalamnya.~ Tiara Alyana~***Bola kuning berbulu melayang dengan sayap kecilnya mengendap dan bersembunyi dari sela-sela kecil yang mampu menutupi tubuhnya. Dengan lincah ia berpindah dari bawaan barang para Dewi Dayang sampai masuk ke ruang tahanan yang berada di ruang bawah tanah.“Kau lihat, betapa menyeramkannya Dewa Kematian yang bersekutu dengan suku Iblis? Semenyeramkan itu wujud aslinya.”“Benar. Dia hanya membawa petaka, kenapa tidak langsung dieksekusi saja? Atau bunuh saat di medan perang sebelumnya.”“Hei ... ada rumor yang mengatakan, Dewa Agung Ammon tidak tega langsung membunuhnya. Mengingat mereka adalah saudara kembar, Dewa Agung Ammon merasa, jika kesempatan kedua dengan pensucian adalah hukuman yang tepat.”“Bukankah pensucian itu akan lebih menyakitkan dar
last updateLast Updated : 2021-08-04
Read more
Konfersi Pers
Katakan aku egois dengan menjemputnya ke duniaku. Memang bukan untuk menyakitinya,melainkan menyelamatkan diriku sendiri.~Astro Climton~***“Ti, sorry gue juga lupa.” Ilham terus berlutut di hadapan Tiara yang dalam mode ngambek.Capek hati Tiara mendengar dari ribuan alasan yang bisa digunakan Ilham, hanya kata lupa yang selalu dilontarkannya. Dan kejadian seperti ini tidak hanya sekali dua kali, hampir setiap event Ilham tidak pernah cakap menjadi manajer.“Gue pesen pizza deh setelah acara, tapi please ... produser acara minta lo tampil langsung.”“Lo tuh egois, Ham. Gue udah bilang di awal kontrak, nggak ada acara gue tampil langsung. Gue mau sosok Tiran tetap misterius! Terserah lo, lo yang nanggung semuanya.”“Permisi-permisi ....” Backstage menjadi heboh dengan rombongan orang membawa sesuatu
last updateLast Updated : 2021-08-07
Read more
Obrolan Itu
Itu memang kesengajaanmu.Tapi semua merupakan bagian dari takdir pertemuan kita. ~ Tiara Alyana~ *** Sudah cukup beberapa hari belakangan Tiara merasa terguncang dengan teror ini. Tiara hampir tidak pernah bisa tidur karena rasa takutnya hingga membuatnya harus terjaga sepanjang malam. Tiara kembali melihat celah di depan pintu, sudah tidak terlihat bayangan apapun. “Sudah pergi?” gumamnya. “Diamlah Omili, aku ingin tahu seberapa berguna dirinya untuk kita manfaatkan.” Deg! Entah kenapa Tiara merasa kesal dengan isi percakapan kali ini, seakan ‘Dia’ yang dimaksud suara tanpa wujud ini adalah dirinya. Dan Omili? itu adalah nama peliharaan tokoh karakter antagonis di novelnya. Tiara yakin, jika yang ia dengar ini nyata. “Tuan Astro, tidak ada waktu. Anda harus bertindak.” Oke, disini Tiara berusaha realistis. Mungkin yang dikatakan Ilham
last updateLast Updated : 2021-08-10
Read more
Imajinasi
Aku pantas sebagai pemeran antagonis,karena aku datang hanya membawa luka untukmu.~ Astro Climton~***Dunia Manusia disebut sebagai dunia ketiga yang dianggap sebagai mitologi bagi dua dunia Suku Murni, Suku Dewa dan Suku Iblis. Karena dunia Manusia dianggap sebagai dunia penyimpangan, dipercaya surga dan neraka bertimpang tindih, kebenaran dan kesalahan bahkan sulit dikategorikan.Dan manusia sendiri memiliki sifat alami yang terdiri dari sisi gelap dan terang, sampai mereka bisa menjadi jahat melebihi Iblis atau menjadi baik melebihi Dewa. Maka beresiko sangat besar jika Suku Murni datang ke dunia Manusia. Namun, Astro telah mempertaruhkan hidupnya pergi ke dunia Manusia untuk menculik Tiara. Demi keadilan, ia ingin menuntut kebenaran dalam hidupnya.Dunia Suku Murni perbedaan dimensi dengan dunia Manusia, tercipta dari sebuah imajinasi penulis dan para pembacanya yang sangat kuat. Seperti mimpi yang bisa menjad
last updateLast Updated : 2021-08-29
Read more
Kembalilah ke Tubuhmu
Sebanyak apapun aku mengetahuinya.Sangat sulit untuk memahamimu, aku memang bodoh.~Tiara Alyana~***Kejadian sebelum makan malam.Tiara yang ditinggal Omili di pasar kebingungan dengan jalan menuju istana. Ia mencoba mengingat apa yang pernah ia tulis di dalam novel tentang dunia Suku Iblis, dan akhirnya teringat dengan satu petunjuk. Ada bagian di dalam ceritanya, saat pertama kali Astro ke dunia Suku Iblis, ia tersesat. Saat itu Astro menemukan kolam air mancur berdarah yang terbuat dari emas dan permata di pusat kota, di sana terdapat patung panther yang menghadap ke arah utara. Dengan nalurinya, Astro berjalan mengikuti arah patung itu menghadap dan ternyata itu adalah jalan menuju istana.Dengan berusaha keras, Tiara berkeliling pasar sendirian untuk mencari kolam air mancur berdarah. Namun, ternyata tidak semudah yang ia tuliskan. Padahal saat Astro tersesat, ia membuat jalan ke tempat air m
last updateLast Updated : 2021-09-05
Read more
Memuai Apa yang Ditanam
Aku memang penjahat yang sewaktu-waktu bisa menyakitimu.Terima kasih sudah mencoba mengerti diriku.~ Astro Climton~***“Btw, ada yang ingin aku tanyakan lagi. Kenapa kamu terlihat tampan? Aku tidak mendeskripsikanku secara detail, kecuali ciri-ciri umum. Seperti ini, 'kulit putih bak Dewa yang selembut awan, dan kontras warna rambut layaknya tinta pada kertas'.”'Apa benar hanya membayangkannya, maka terjadi sesuatu di dunia ini?' Tiara memejamkan matanya dan mulai berimajinasi, apa yang akan menjadi pemicu dari awal cerita barunya.'Mungkin akan menarik jika cerita berawal dari hilangnya Astro dari penjara Dewa, karena diculik Dewi Pencipta. Perjalanan awal Astro membuktikan keadilan, kebenaran di mata Suku Iblis tidak sepenuhnya salah, ini akan menjadi premis yang bagus.  Maka, tubuh Astro seharusnya sudah berada di sebelahku sekarang!'Inilah
last updateLast Updated : 2021-09-12
Read more
Dendam yang Terpendam
Aku mencoba yang terbaik, tapi sepertinya kamu tidak bisa mendengar dan melihatnya. Aku tidak tahu sampai mana bisa bertahan.~ Tiara Alyana ~***Brak! DUAR!Tiara dikejutkan dengan suara gebrakan meja dan ledakan dari tubuh Astro secara bersamaan. Ia sampai terbatuk-batuk dari kebulan debu yang dihasilkan, pandangan pun menjadi kabur. Tiara melihat keadaan sekitar saat kabut sudah menipis, hal pertama yang ditemukan adalah tubuh Astro menjadi sangat besar seperti raksasa. Tiara menganga dan matanya membulat, ia tahu persis jika itu adalah wujud Astro sebagai Raja Iblis.Saat bertarung dengan Ammon di novel Theós of Authority, wujud inilah yang Astro gunakan. Sulit menenangkannya jika seperti ini, karena Astro sudah terpengaruh dengan roh jahat, hingga menutup semua perasaannya dalam dendam yang begitu besar.Setelah mengetahui itu, Tiara tidak melarikan diri dan malah mengamati Astro dengan seksama.
last updateLast Updated : 2021-09-23
Read more
Ayo Mulai Lagi
Ya, aku salah ... maaf. Aku tidak coba merubahnya, karena aku tidak bisa. Jika berkenan, mau kita memulainya lagi dari awal bersama?~ Tiara Alyana ~***“AKH!”Tiara terpental sangat jauh. Berakhir dengan dirinya terbentur pohon besar kering tanpa dedaunan, dan batang pohon hangus akibat terbakar kekuatan Astro.“Uhuk! Uhuk!”Tiara bisa merasakan sakit di punggungnya. Rasa sakit yang terus merambat tiap inci membuat tenggorokannya tercekat, rasanya ia seperti tersedak dengan darahnya sendiri yang tidak bisa ia muntahkan. Dengan mata yang masih sanggup ia buka, dirinya menatap nanar Astro yang jauh di sana. Di pikirannya saat ini, untuk segera menyadarkan Astro.Tiara berusaha membangkitkan tubuhnya yang terasa begitu ngilu dan menusuk. Semakin lama pandangannya menjadi kabur dan terasa berat, tapi ia berusaha untuk tetap sadar dan mencoba berbicara pada Astro apa yang sebenarnya sudah ia lakukan.&ldquo
last updateLast Updated : 2021-09-26
Read more
Penyesalan
Aku memberikanmu kesempatan untuk kesampatan bagi diriku sendiri yang telah menyesal. Maaf ... tapi kita mulai dari awal lagi, tak apa, kan? ~ Tiara Alyana ~ *** Tiara diselimuti rasa iba pada Astro dengan wujud raja iblisnya. Tanpa sadar air matanya menetes, dadanya sangat sesak, dan hatinya seperti diremas kuat hingga remuk. Ia tidak menyangka jika terjadi seperti ini. Hati Tiara seperti ditusuk ribuan belati, dengan rasa bersalah yang bercampur aduk. Ia baru menyadari kebodohannya yang asal membuat cerita yang menarik, tanpa mempertimbangkan segala sisi dari pemerannya. Walau hanya sekedar cerita dalam novel, jika dunia yang ia buat menjadi nyata, ternyata kekacauanlah yang ia ciptakan. Dan itu berati Tiara lah pemeran antagonisnya di sini. Tiara tidak sanggup melihat pertarungan besar ini secara langsung. Ia merasa tidak berguna, padahal dirinya seorang Dewi Pencipta di dunia ini. Penyesalan yang tersisa untuknya seperti mimpi buruk.
last updateLast Updated : 2021-09-30
Read more
Mimpi Panjang
Untuk Dewa Kematian, Raja Iblis, Astro. Gelarmu banyak juga ya, hmm ... Aku kan Dewi Pencipta nih, seharusnya kamu tahu bagaimanapun aku cuma manusia biasa yang banyak melakukan kesalahan. Dan kebodohanku itu manusiawi. Aku hanya gadis 20 tahun yang baru memulai kuliah di semester barunya, entah bagaimana imajinasiku dapat menciptakan dunia kalian. Aku minta maaf karena aku- kamu menderita sampai akhir cerita. Tapi yang aku tahu, kamu iblis yang baik Astro. Itu sebabnya aku menurunkan ego untuk memberimu kesempatan. Aku sudah pasrah jika memang harus menetap di dunia novel, tapi untung saja Ammon bisa membawaku kembali ke duniaku. Aku akan membuat cerita untukmu, pada season kedua kali ini. Aku janji akan membuatkan cerita happy ending untukmu. Salam hangat, Si bodoh Tiara, Dewi Pencipta Tiran ^^ ~*~ “Kesempatan kata Nona?” Senyum miring mengembang membaca surat perpisahan dari Tiara. Kertas yang sudah lecak di
last updateLast Updated : 2021-10-03
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status