Sumpah Palsu Suami Siri

Sumpah Palsu Suami Siri

By:  Neliwati Nelisaja  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
89Chapters
4.6Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Setelah menghilang 3 tahun lamanya, Kang Wirna kutemukan menjadi seorang pengamen buta di sebuah pasar kaget. Ia menyanyikan sebuah lagu yang sering ia putar di telepon genggamnya ketika kami masih bersama 3 tahun yang lalu. Bersamanya ada seorang bocah lelaki yang tangan kirinya buntung. Apa yang terjadi dengan laki-laki yang sampai sekarang masih menyandang status suami siriku itu? Waktu 3 tahun ternyata telah banyak membawa perubahan pada dirinya yang menghilang dariku tanpa alasan. "Bagaimana kalau suatu saat nanti Abi meninggalkan Ami?" tanyaku risau setelah 2 bulan aku menikah dengannya. "Abi tidak akan pernah meninggalkan Ami walau apapun yang terjadi. Jika itu Abi lakukan, demi Allah, hidup Abi akan sengsara selamanya dan mati dalam keadaan sesat." Kang Wirna mengulangi lagi sumpah yang memang sering ia ucapkan kepadaku. "Lalu jika suatu saat Abi kembali kepada mantan istri Abi, gimana?" lanjutku bertanya. Dan lagi-lagi ia mengulangi sumpahnya. "Itu tidak akan pernah terjadi, Mi..! Jika itu terjadi maka Abi mengangkat sumpah agar Allah menyengsarakan hidup Abi dan seluruh keturunan Abi." "Jangan main-main dengan sumpah, Bi! Bahaya..!" ucapku mengingatkannya kala itu. "Abi sadar kalau Abi telah mengangkat sumpah yang paling tinggi di antara semua sumpah anak manusia dibumi. Abi sudah siap dengan segala konsekwensi dan resikonya. Karena itu tolong Ami percaya kepada Abi." ucapnya berulang kali di banyak malam. Namun bulan kedelapan pernikahan kami Kang Wirna menghilang. Yuk pembaca... ! Kita simak bersama curahan hati seorang istri yang didustakan dan akibat bagi seorang suami yang mempermainkan pernikahan dan menganggap sepele sumpah dan janji.

View More

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
89 Chapters

Pertemuan Tak Sengaja

Pagi di hari minggu adalah hari khusus untuk berbelanja di pasar kaget yang tidak begitu jauh dari rumahku. Aku memang lebih suka berbelanja kebutuhan dapur di pasar kaget dengan alasan salah satunya adalah harga lebih murah dan aku dapat bertemu dengan pedagang kecil yang kadang hanya menjual beberapa ikat sayur saja. Dan aku memang tak pernah menawar harga yang ditawarkan penjual kepadaku. Bukan karena aku sok kaya, tapi aku berfikir dengan cara inilah aku bisa membantu mereka. Aku membantu orang yang tepat yaitu orang yang mau berusaha. Fix, itulah alasanku yang manfaatnya timbal balik antara aku dan mereka.Dua buah kantong plastik besar aku tenteng masing-masing dengan sebelah tanganku. Jangan tanya berapa beratnya, yang jelas aku cukup sempoyongan di buatnya.Dengan tertatih aku menyeret langkah menuju tempat parkir di mana aku meninggalkan mobilku. Suasana pasar yang cukup ramai membuat aku harus banyak bersabar dan kadang bertabrakan dengan pengunjung pasar lainnya&nbs
Read more

Nasehat Sahabat

“Masa sih Ma? Apa Mama tidak salah lihat?” Dean anak lelakiku cukup kaget mendengar aku bercerita bahwa aku melihat Kang Wirna mengamen di pasar.Dean memang sangat dekat dengan Kang Wirna. Dulu ketika Kang Wirna menyampaikan maksudnya ingin menikahiku, aku memintanya untuk meminta izin kepada Dean anak lelakiku yang tertua. Tanpa banyak permintaan, Dean mengizinkan Kang Wirna menikahiku. Karena selama kurang lebih 8 bulan mengenal Kang Wirna, Dean menilai Kang Wirna adalah lelaki yang baik, rajin ibadah dan lembut serta sopan. Hanya satu pertanyaan dari kami apakah Kang Wirna masih memiliki istri?Saat itu Kang Wirna menjelaskan bahwa ia telah berpisah dengan istrinya. Hanya saja dia belum mengurus surat cerai resmi karena ia masih sibuk bekerja dan tidak punya hari libur. Untuk menegaskan kata-katanya bahkan Kang Wirna berani mengangkat sumpah demi Allah Tuhannya dan demi Islam agamanya. Entah bodoh entah lugu. Yang jelas kami sekeluarga sangat percaya pada kata-kat
Read more

Kenyataan Menyedihkan

Seminggu waktu sudah berlalu. Aku tak hendak mengingat kembali masa-masa yang paling menyakitkan dikala Kang Wirna pergi sekitar 3 tahun yang lalu dan sampai sekarang belum aku ketahui apa sebab dan karenanya.Sebagai seorang istri rasanya aku telah melakukan kewajibanku sebaik mungkin. Walau umurku lebih tua darinya 10 tahun, tapi masalah di ranjang aku tak mau sampai dirinya yang duluan meminta jatahnya. Aku selalu menawarkan tubuhku kepadanya dan ia dengan girang gembira menyambut penawaranku. Katanya, “Abi merasa sangat tersanjung dengan sikap Ami.”Aku selalu terbayang nasehat ibuku, “jika nanti kamu punya suami, jadilah pelacur di atas ranjang dan jadilah Ibu ketika dalam kesedihan serta jadilah teman di saat sedang keriangan. Jadilah istri segalanya buat suami jika tidak ingin hatimu luka dan kecewa.” kata ibuku di saat aku mulai memasuki usia remaja.Tapi sayang...😭Walau aku telah melakukan semua itu, namun aku tetap mengalami ke
Read more

Mengintip

Dua jam berikutnya selesai sudah pesanan Bu Indah. Aku mulai mengemas rendang daging yang sudah aku dinginkan sekitar setengah jam ke dalam sebuah plastik. Kelezatan makanan khas kampung halamanku itu semerbak mewangi memenuhi ruang udara di dapurku.“Hm, semoga saja Bu Indah makin suka dan betah menjadi langganan.” gumamku sambil tersenyum puas dengan hasil kerjaku hari ini.Pagi-pagi aku sudah berjual beli seharga lima ratus ribu rupiah. Sudah barang tentu separo dari jumlah itu merupakan keuntungan untukku. Lumayan, toh aku tidak punya tanggungan lagi. Si bungsuku yang kini telah duduk di kelas 2 SMK sudah menjadi tanggungan kakak dan abangnya. Bahkan anak pertama dan keduaku itu masih memberi aku jatah uang setiap bulannya. “Bu Indah, pesanan segera meluncur!” ucapku riang melalui telepon selulerku.“Hmm... Indah jadi lapar, Uni. Kelezatan masakan Uni serasa sudah sampai di lidah Indah.” sahut Bu Indah yang memang pan
Read more

Tatapan Tanpa Penglihatan

“Bisa speker ini diperbaiki secepat mungkin?” tanyaku kepada seorang lelaki pemilik usaha serpis elektronik. Aku menyerahkan speker berbentuk kotak yang besarnya kira-kira 50cm persegi, kepadanya.“Butuh kapan, Bu?” tanya tukang serpis elektronik itu balik bertanya kepadaku sambil memeriksa bagian yang rusak pada speker tersebut.“Malam ini. Sekitar jam 8 saya jemput. Bisa?” Lelaki itu terdiam sejenak sambil terus mengutak-atik benda dihadapannya. Setelah puas memeriksa speker milik Kang Wirna, lelaki itu mengangkat wajahnya menatapku sambil menggelengkan kepala dengan lemah.“Speker ini sudah terlalu usang, Bu. Beberapa bagian kabelnya sudah lapuk dan gulungan tembaganya juga kacau balau.” jawabnya.Pusing sudah aku mendengar keterangan dari lelaki yang masih muda itu. Mana aku tahu masalah speker. Yang aku pahami hanyalah bagaimana memasak makanan enak yang membuat perut kenyang dan menulis cerita denga
Read more

Panci Kosong

Dengan meraba-raba kusen pintu, Kang Wirna sepertinya mau masuk kembali ke rumahnya. Aku menunggu kesempatan untuk menyelinap ke rumah itu. Karena, kalau sampai ia menutup pintu atau bahkan menguncinya, itu akan membuat aku kehilangan kesempatan untuk mengintip kehidupan Kang Wirna secara nyata.Begitu tangan Kang Wirna meraih tepi daun pintu untuk menutupnya, aku perlahan menyelusup dirongga pintu yang cukup lebar dan melintas di bawah ketiaknya yang terbuka lebar. Hampir saja speker yang kubawa menyentuh tubuh Kang Wirna. Namun syukurlah, aku bisa masuk walau harus menahan nafasku. Gerakan Kang Wirna yang lambat juga memudahkan aku untuk menjalankan aksiku.Yes!Aku berhasil masuk tanpa Kang Wirna curiga. Ia menutup pintu rumahnya lalu menggeser pegangan kunci bantu hingga pintu itu tidak mungkin bisa dibuka dari luar. Syukur aku berhasil masuk. Kalau tidak, aku harus menunggu Haris pulang dulu baru bisa menyerahkan speker itu. Tidak mungkin aku memanggil Kang Wirna
Read more

Flashback, Awal Bertemu

Lebih kurang 4 tahun yang lalu...Aku terpaksa menutup warung makan milikku yang sebenarnya pada awalnya cukup ramai pengunjung dan memberikan hasil yang lumayan. Aku terpaksa melakukan itu karena keadaan ekonomi yang tengah kacau balau melanda kotaku bahkan mungkin negaraku dan bisa jadi seluruh dunia. Entah apa gerangan penyebabnya, aku tidak tahu.Pengangguran meningkat dimana-mana. Masa kerja permanen ditiadakan dan diganti dengan sistem kontrak. Keadaan itu berimbas ke segala penjuru roda usaha termasuk usahaku. Para pelangganku banyak yang pulang ke kampung halaman mereka karena tidak mampu lagi bertahan hidup di kota. Demikian juga para tetangga pelaku usaha yang kebanyakan adalah pembuat perabotan kayu, satu-persatu menutup usahanya. Para pekerja mereka terpaksa dilepaskan alias di PHK karena sang Bos tidak mampu lagi menggaji mereka. Komplek ruko tempat warung makan milikku berada, langsung berubah sepi seperti kuburan karena para pekerja di sana yang s
Read more

Numpang Kamar

Lima bulan sudah aku mengenal Kang Wirna. Tidak ada tanda-tanda yang memperlihatkan kalau lelaki muda itu menaruh hati kepadaku walau sikapnya penuh perhatian namun masih pada taraf kewajaran.Seperti kebanyakan lelaki lain, Kang Wirna terlihat sangat segan kepadaku. Karena aku memang tipe perempuan yang tegas dan tidak suka berlebay ria kepada manusia yang berjenis laki-laki. Apa lagi kalau lelaki itu berusia di bawah usiaku. Sudah jelas intonasi bicaraku kepadanya seperti berbicara kepada adikku saja. Demikian pula kepada Kang Wirna dan beberapa teman-temannya yang sering datang bertandang ke kos-an kami. Walau pun aku suka bercanda, tapi aku menjaga jarak. Apakah itu perbuatan dan juga percakapan. Karena aku sadar bahwa diriku adalah seorang janda, aku paling tak suka kalau ada laki-laki yang berani berbicara kurang ajar kepadaku.Suatu hari..Aku pergi ke tempat anakku Dean karena dirinya dalam keadaan sakit. Kepada Kang Wirna aku titipkan kamar kos-ku karena aku
Read more

Selamat Tinggal Cerita

Hujan lebat mengguyur kota Batam saat Kang Wirna bersiap mengantarkan aku ke bandara Hang Nadim sore itu.Beberapa kali aku mendengar ia menarik nafas berat. Tatapan matanya juga tidak lagi ceria seperti biasanya.“Ada apa dengan Adikku..?” hatiku bertanya-tanya. Namun, ya sudahlah.. aku yakin dirinya hanya sedih karena kehilangan seorang kakak yang sering bersamanya. Bukankah Kang Wirna pernah bercerita kepadaku kalau dirinya adalah anak sulung? Nah kebetulan aku malah anak bungsu. Jadi pas sudah, Kang Wirna mendambakan seorang Kakak karena ia anak sulung, sedangkan aku butuh seorang adik karena memang aku anak bungsu. Perasaan adik dan kakak makin mantap di dalam hatiku. Aku sayang kepada Kang Wirna, namun kasih sayangku sebatas kakak kepada adiknya saja. Tidak lebih...“Bu, hati-hati di sana. Jangan lupa berkabar kepadaku.” Kang Wirna menyalamiku setelah kami sampai di parkiran sepeda motor yang dilengkapi atap.Pakaianku bas
Read more

Bertemu Kembali

Tanpa terasa dua minggu sudah aku bekerja di Jakarta. Aku cukup betah dengan pekerjaan yang tengah kujalani.Setiap malam Kang Wirna mengobrol denganku lewat Messenger atau via whatsaap. Kepadanya aku mengatakan bahwa aku sudah kerasan di Jakarta dan mungkin tidak akan kembali ke kota Batam dalam waktu yang agak lama.Aku tidak tahu apa yang dirasakan Kang Wirna begitu ia mendengar kabar itu dariku. Namun yang sering ia ungkapkan bahwa rumah kos yang biasa kami tempati terasa sangat sepi karena aku pergi. Ia juga mengatakan sudah tidak betah lagi tinggal di kota itu dan ingin pula mencari pekerjaan di Jakarta. Tidak lupa ia meminta alamatku di Jakarta.Aku dengan sabar mendengarkan curhatan hatinya dan berusaha memberikan masukan-masukan. Dan ini memang tidak aneh dalam perjalanan hidupku. Biasanya orang yang tidak mengenalku langsung akan beranggapan aku sombonglah, tidak suka bergaullah. Tapi kalau sudah mengenal lebih dekat biasanya susah melupakan. Entah mengapa bisa se
Read more
DMCA.com Protection Status