IKRAR TALAK UNTUKKU ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU

IKRAR TALAK UNTUKKU ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU

last updateLast Updated : 2022-08-12
By:  Aksara OceanCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel12goodnovel
9
7 ratings. 7 reviews
158Chapters
211.2Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Sayaka adalah wanita yang dikhianati oleh suaminya, Farhan. Dan yang lebih paarahnya adalah, Farhan berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Bagaimana cara Sayaka menghadapi suami, dan juga keluarganya yang toxic itu? Saksikan kisahnya di, IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU.

View More

Chapter 1

1. KABAR PERNIKAHAN SUAMIKU

IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU

1. KABAR PERNIKAHAN SUAMIKU

Lagi dan lagi, aku kembali menempelkan ponsel ke telingaku yang tertutup pashmina berwarna pastel, mencoba menghubungi suamiku entah untuk yang keberapa kalinya.

Di salah satu kursi yang ada di bandara ini, aku duduk menunggunya. Kepulanganku yang tiba-tiba pasti membuat dia terkejut. Tapi sayang sedari tadi telpon dan pesan W******p yang aku kirimkan tidak dijawab olehnya, bahkan teleponnya tidak aktif saat ini.

Sudah satu jam setengah aku menunggu kedatangannya, namun sosoknya belum juga terlihat. Dalam waktu selama itu entah sudah berapa kali aku mengecek ponsel yang ada di genggamanku, namun sayang tidak ada tanda-tanda kalau pesanku di bacanya.

Maka aku mengambil kesimpulan kalau suamiku saat ini sedang sibuk, bisa saja dia sedang menghadiri meeting dan mematikan ponselnya. Salahku juga yang pulang tanpa memberinya kabar.

Dan dengan cepat aku segera menelpon Pak Kirman, dia adalah supir yang sudah dipekerjakan oleh suamiku selama beberapa tahun ini.

[Assalamualaikum, Bu!] Suara Pak Kirman terdengar lembut di seberang sana.

Pria paruh baya itu memang sangat menghormatiku, padahal usiaku jauh lebih muda darinya. Bahkan usiaku lebih muda sedikit dari usia anaknya sendiri, namun statusnya yang merupakan seorang supir membuat dia harus menunduk hormat padaku.

Karena suamiku adalah sosok yang sangat keras dan juga tegas, dia menganggap semua orang yang menjadi bawahannya harus menghormatinya dengan sangat. Tidak peduli mau tua ataupun muda, dia menyamaratakan semua orang.

Sangat berbeda seratus delapan puluh derajat denganku yang simple, aku begitu menjunjung tinggi sopan santun. Terutama kepada orang yang lebih tua, tidak peduli jabatan dan statusnya.

Orang tua wajib dihormati! Namun, sepertinya bawahan dan pekerja-pekerja di rumah kami lebih takut pada suamiku daripada aku. Mereka lebih suka memanggilku dengan sebutan ‘Ibu', dan bahkan 'Nyonya’, padahal aku sudah menyuruh mereka untuk memanggilku hanya dengan nama saja.

[Bu! Maaf, apa Ibu perlu sesuatu?] Di seberang sana suara Pak Kirman terdengar cemas.

Karena dari tadi aku tidak menyahuti salamnya, dan malah melamun jauh ke sana ke mari.

“Waalaikumsalam, Pak,” kataku merasa bersalah. “Em, apa suami saya ada di rumah?” tanyaku hati-hati.

[Tuan? Tidak ada, Bu. Mungkin Tuan sedang ada di kantor, apakah Ibu butuh sesuatu?] tanya Pak Kirman di seberang sana dengan nada penasaran yang sangat kentara.

Wajar saja, karena seharusnya saat ini aku sedang berada di Pekanbaru. Sejak satu minggu yang lalu aku sudah ada di Pekanbaru karena Nenekku meninggal dunia, dan suamiku tidak bisa ikut karena dia harus mengurus perusahaannya di sini.

Rencana awal aku akan tinggal di Pekanbaru selama dua minggu, tetapi  entah kenapa perasaanku sangat tidak enak di sana. Makanya aku memutuskan untuk segera pulang dan berharap dengan bertemu dan menatap suamiku, aku bisa menghapus keresahan ini.

Kehilangan Nenek yang membesarkan aku dari kecil sampai usia saat aku di pinang oleh suamiku dulu, membuat aku sangat sedih dan juga terpuruk.

Namun, bukan keresahan karena Nenek meninggal yang aku rasakan. Aku resah entah karena apa, karena aku bahkan tidak tahu sebabnya.

“Emm, begini ... apa Bapak bisa menjemput saya?” tanyaku tanpa menjawab pertanyaannya.

[Bisa! Bisa, Bu. Ibu saat ini ada di mana? Apa Ibu sudah pulang?] tanya Pak Kirman dengan sigap.

“Saya sedang ada di Bandara, Pak. Saya tunggu ya, Pak,” kataku sopan, tak enak rasanya karena sudah merepotkan Pak Kirman.

Apalagi bila mengingat kalau Pak Kirman juga memiliki tugas, untuk menjemput mertuaku yang hari ini pulang dari Singapura. Aku hafal jadwalnya karena memang aku yang memesankan tiketnya kemarin.

Mereka tidak akan mau repot-repot bertanya aku dalam keadaan yang seperti apa. Tahunya, ketika mereka butuh sesuatu maka aku yang akan mereka hubungi terlebih dahulu.

“Tunggu, Pak. Mama dan Papa kapan sampai? Kalau tidak sempat, saya akan naik taksi saja,” tanyaku lagi.

[Tuan dan Nyonya besar akan sampai nanti malam, Bu. Masih banyak waktu, Ibu tunggu saja di sana. Saya segera berangkat ini] Suara Pak Kirman terdengar sedikit bergemerisik.

Mungkin dia berbicara sambil bergerak, makanya suaranya agak bergemerisik. Maka aku pun menyetujui ucapannya, karena kedatangan Mama dan Papa masih lama.

Setelah mematikan telepon yang tadi tersambung, aku  segera berjalan keluar sambil menyeret koper kecil milikku yang aku bawa sembilan hari yang lalu ke Pekanbaru.

Sekali lagi aku menatap ponselku, namun tetap centang abu-abu yang menyapa penglihatanku. Ketika aku melakukan panggilan pun, hanya ada pemberitahuan kalau ponsel suamiku sedang tidak aktif.

Aku menghela nafas panjang, berusaha memaklumi karena bisa saja dia saat ini tengah memiliki urusan yang penting. Karena posisi suamiku yang merupakan sebagai seorang direktur di salah satu perusahaan internasional di kota ini, membuat dia menjadi sangat sibuk.

Di usia pernikahan kami yang hampir menginjak usia lima tahun, tidak pernah kami mengalami masalah yang berarti. Hanya sesekali ada kesalahpahaman kecil dan juga perbedaan pendapat, yang langsung bisa kami selesaikan saat itu juga.

Mertuaku juga bukan tipe mertua yang suka ikut campur dengan kehidupan anaknya, mereka lebih suka bepergian dan jalan-jalan keluar kota dan baru kali ini mereka mencoba untuk berpelesir ke luar negeri.

Mereka telah meninggalkan indonesia selama kurun waktu hampir tiga minggu dan tinggal di Singapura, tentu saja dengan sokongan dana dariku.

Tapi tak masalah, asal mereka baik padaku dan menganggapku sebagai anak. Maka aku akan menyayangi mereka juga seperti aku menyayangi orang tua kandungku, yang sudah lama meninggal.

Ting!

Suara ponselku terdengar, menandakan ada panggilan masuk. Aku mengecek ponselku, berharap suamikulah yang menelpon dan mengatakan jutaan maaf karena telah mengabaikanku.

Tapi perkiraanku salah, yang menelepon adalah Arca. Teman satu klub fotografi yang aku ikuti, dia adalah salah satu orang yang berhasil menjadi teman dekatku.

Dia adalah wanita yang baik dan juga cantik, di usianya yang hampir memasuki akhir dua puluh tahun, dia masih betah untuk melajang dan bahkan tidak memikirkan yang namanya pernikahan.

Dia mencintai pekerjaannya yang bebas, menjadi seorang fotografer freelancer dan pergi ke berbagai tempat yang belum pernah dia kunjungi.

Wanita yang sangat menarik, sehingga banyak laki-laki yang tertarik. Namun, Arca sepertinya masih membatasi diri dari para laki-laki yang mengejarnya. Karena dia trauma akan masa lalunya yang ditinggal nikah oleh tunangannya sendiri.

“Assalamualaikum, Ca ....” sapaku saat menempelkan benda pipih kepunyaanku di telinga.

[Waalaikumsalam, Aya. Gimana Pekanbaru?] tanyanya sambil terkekeh kecil.

“Nggak ada yang spesial, apalagi karena nenekku sudah meninggal,” jawabku jujur.

[Oh dear, sorry.] Suara Arca terdengar menyesal, dia memang wanita dengan perasaan yang sangat peka.

“It’s okay, sweety. By the way, ada apa? Tumben kamu nelpon,” tanyaku penasaran.

Arca terdengar menghela nafas dengan sangat dalam, dan hanya keheningan yang aku dengar hingga beberapa saat kemudian.

“Ca, kamu masih di sana?” tanyaku khawatir.

[Yeah, aku masih di sini.] katanya dari seberang sana.

“Ada apa?” tanyaku lagi.

Apakah ini berhubungan dengan Arga? Aku menebak-nebak di dalam hati, saat tiba-tiba memoriku mengingat nama seorang lelaki yang sangat gigih untuk mengejar cinta Arca.

Aku sering berseloroh, kalau mereka berjodoh. Karena Arga dan Arca, terdengar sangat mirip.

“Ca, are you okay?” tanyaku mulai khawatir. “Ada masalah?” tanyaku lagi.

[Kamu ... masih lama di Pekanbaru?] tanyanya ragu-ragu.

Aku lupa, Arca belum tahu kalau aku sudah sampai di sini.

“Aku ....”

[Jangan kembali ke sini, Aya.]

Suaraku mengambang di udara, karena aku dan Arca berucap secara bersamaan. Aku terpaku dan membeku saat mendengar ucapannya, apa maksudnya?

“Ma—maksud kamu apa?” tanyaku tergagap.

[Jangan kembali ke sini, tetaplah di sana. Suamimu akan menikah lagi, dia telah mengkhianatimu, Aya!] ujar Arca di seberang sana.

“A—apa?”

Runtuh sudah duniaku, bahkan panggilan dari Pak Kirman yang kini berjongkok dengan mimik panik di depanku tidak aku hiraukan.

*******

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Risti Hio
suka banget
2024-08-21 13:01:19
0
user avatar
Jeane christine La
bagus ceritanya tidak terlalu panjamg episodenya
2022-10-15 12:40:00
1
user avatar
Dewy Zainudin
ceritanya bagus sy sukà
2022-08-02 16:58:36
1
user avatar
Masandra
suka arti sebuah perbedaan yuk pemuda yang tidak terduga
2022-07-14 00:00:19
1
user avatar
RatuNna Kania
Sayaka keren, suka sekali cerita ini.
2022-06-22 23:09:37
1
user avatar
Susy Arfianti
bagus ceritanya...sayangnya banyak bab sama
2024-08-31 17:42:48
0
user avatar
Freya Lynch
cerita nya menarik, tapi banyak bab yang di ulang, di selipin di bab bab lain... nguras koin banget
2022-10-25 18:40:21
0
158 Chapters
1. KABAR PERNIKAHAN SUAMIKU
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU1. KABAR PERNIKAHAN SUAMIKULagi dan lagi, aku kembali menempelkan ponsel ke telingaku yang tertutup pashmina berwarna pastel, mencoba menghubungi suamiku entah untuk yang keberapa kalinya.Di salah satu kursi yang ada di bandara ini, aku duduk menunggunya. Kepulanganku yang tiba-tiba pasti membuat dia terkejut. Tapi sayang sedari tadi telpon dan pesan Whatsapp yang aku kirimkan tidak dijawab olehnya, bahkan teleponnya tidak aktif saat ini.Sudah satu jam setengah aku menunggu kedatangannya, namun sosoknya belum juga terlihat. Dalam waktu selama itu entah sudah berapa kali aku mengecek ponsel yang ada di genggamanku, namun sayang tidak ada tanda-tanda kalau pesanku di bacanya.Maka aku mengambil kesimpulan kalau suamiku saat ini sedang sibuk, bisa saja dia sedang menghadiri meeting dan mematikan ponselnya. Salahku juga yang pulang tanpa memberinya kabar.Dan dengan cepat aku segera menelpon Pak Kirman, dia adalah supir yang
last updateLast Updated : 2022-06-13
Read more
2. KEANEHAN DEMI KEANEHAN
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU2. KEANEHAN DEMI KEANEHAN~Aksara Ocean~Allah! Allah! Astaghfirullah!Berkali-kali aku mengusap keringat yang mengalir di dahiku dengan ujung jilbab pashmina yang aku pakai, tak terpikirkan lagi olehku kegunaan tisu yang bertengger manis di atas meja sana.Karena yang aku pikirkan saat ini hanyalah ucapan yang tadi Arca katakan padaku, suamiku ingin menikah lagi! Suamiku mengkhianati pernikahan kami! Dia ingkar pada janji suci yang telah kami ucapkan lima tahun silam.Pak Kirman menatapku dengan pandangan khawatir, wajah tuanya nampak menelisik raut wajahku. mungkin dia berusaha menemukan sebab aku menjadi gamang seperti ini.“Bu, ada apa? Kenapa Ibu terjatuh tadi? Ibu sakit?” tanyanya pelan.Saat ini kami tengah berada di salah satu cafe yang ada di dekat bandara, aku perlu memikirkan semuanya dan menenangkan diriku terlebih dahulu.“Pak! Selain Bapak, siapa lagi yang tahu kepulangan saya?” tanyaku tak sabar.Jemariku mem
last updateLast Updated : 2022-06-13
Read more
3. INFO ARCA
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU3. INFO ARCA~Aksara Ocean~“Bu, gimana?” tanya Pak Kirman padaku.Aku yang tengah berpikir langsung menatapnya dengan pandangan dalam, dia yang sudah aku anggap keluarga, apakah dia juga akan membohongiku?“Pak, apakah Bapak akan tetap berdiri di pihak saya sampai akhir?” tanyaku pelan.“Maksud Ibu apa?” katanya bingung. “Jelas saya akan setia pada Ibu, Ibu lah yang membawa saya ke sini. Walau harus melalui izin Tuan, tapi Ibulah yang memperjuangkan izin itu. Sehingga Tuan setuju untuk mengangkat saya yang rendahan ini menjadi supir di keluarga terpandang seperti kalian, Bu!” kata Pak Kirman tulus. “Dengan bantuan Ibu lah, anak saya bisa sekolah, keluarga saya bisa makan enak, dan istri saya tidak perlu mencuci pakaian orang lagi.” Kembali Pak Kirman menyambung ucapannya.Ah, aku menahan tangis karenanya. Betapa tulusnya Pak Kirman, dia menatapku sebagai dewa penolongnya. Dia membuat aku merasakan menjadi manusia yang berg
last updateLast Updated : 2022-06-13
Read more
4. HAMIL?
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU4. HAMIL?~Aksara Ocean~Aku duduk di kursi yang ada di taman, menunggu kedatangan Pak Kirman yang sudah aku telepon tadi untuk menjemputku. Sambil menunggu kedatangannya aku memainkan ponselku, membuka kembali akun Facebook ku yang sudah lumayan lama vakum.Akun facebook cadangan milikku, karena aku menyukai anime Jepang. Namun Mas Farhan selalu mengatakan kalau sebagai seorang istri direktur, aku tidak sepatutnya menyukai hal-hal seperti itu.Makanya di akun ini lah aku sering membagikan dan mengikuti beberapa grup atau fanspage beberapa anime, apakah Mas Farhan tahu? Jelas tidak! Aku tak mau membuat masalah hanya gara-gara akun ini.Foto profil yang menampilkan salah satu karakter anime, berhasil menyembunyikan jati diriku yang asli dari orang-orang. Namun tetap saja, akun facebook ku ini berteman dengan beberapa akun anggota keluarga yang lain. Seperti akun Mas Farhan sendiri, akun Tasya, dan juga beberapa akun sepupu
last updateLast Updated : 2022-06-13
Read more
5. BERITA DUKA
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU5. BERITA DUKA~Aksara Ocean~“Kapan pulang?” tanya Maura dengan pandangan heran.Dia menghidangkan jus buah jambu dan juga kue brownies di atas meja, tangannya bersedekap dan matanya memandangku dengan tajam. Aku menghela nafas panjang, bingung mau mulai cerita dari mana. Pak Kirman sudah kembali kerumah, dengan catatan akan melaporkan apapun yang dia temukan.Walau bingung, dia tetap mengangguki perkataanku. Pak Kirman benar-benar membuktikan ucapannya kalau dia akan selalu berdiri di sampingku, dengan tidak banyak bertanya.Tidak bisa di pungkiri aku tengah memikirkan informasi yang diberikannya tadi, tentang kehamilan yang dibicarakan oleh mertuaku. Kehamilan siapa? Tasya? Tidak mungkin, Tasya masih gadis dan belum menikah.Andaikata Tasya hamil di luar nikah pun, pasti mertuaku akan menyembunyikannya dan bukannya malah terlihat sangat senang. Ah, aku semakin pusing saja memikirkannya.“Aya!” Aku tersentak kaget denga
last updateLast Updated : 2022-06-13
Read more
6. TANGISAN TASYA (BAGIAN A)
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU6. TANGISAN TASYA~Aksara Ocean~[Dek, kamu bisa pulang sekarang? Papa meninggal!] Pesan dari Mas Farhan masuk ke dalam ponselku.[Ya, Papamu meninggal!] Pesan ketiga adalah pesan yang dikirim dari Arca.Aku meremas ponselku dengan kuat, bagaimana bisa Papa pergi secepat itu? Padahal baru tadi siang Pak Kirman menjemputnya di rumah Setia Budi.Ting!Kali ini panggilan masuk dari Mas Farhan, aku segera menggeser tombol hijau dan menempelkan benda pipih berharga itu ke telingaku.“Assalamualaikum, Mas. Bener Papa meninggal?” tanyaku dengan nada serak menahan tangis.[Waalaikumsalam, iya Dek! Kamu bisa pulang besok?] kata Mas Farhan dengan nada bergetar.Ah, suamiku. Kau pasti membutuhkanku saat ini, untuk bersandar dan juga menguatkanmu di salah satu hari terberat dalam hidupmu.[Dek, kamu masih di sana?] tanyanya lagi saat tak mendengar jawabanku.“Iya, Mas. Aku masih di sini, memangnya Papa kenapa, Mas?” tanyaku penasaran.
last updateLast Updated : 2022-06-17
Read more
7. TANGISAN TASYA (BAGIAN B)
7. TANGISAN TASYA"Mereka tidak mungkin sadar, karena nanti biar aku saja yang masuk ke dalam rumah. Sedangkan kamu di luar saja," kata Maura lagi."Baiklah kalau begitu, bagaimanapun juga aku ingin melihat Papa untuk yang terakhir kalinya," kata ku dengan lirih, dan juga sedih saat ini.Walaupun aku tidak terlalu dekat dengannya, tapi aku merasa sedikit kehilangan. Mas Farhan yang pasti sangat sangat merasakan kesedihan yang begitu mendalam, aku ingin berada disampingnya saat ini.Aku ingin memeluknya dan mengatakan kalau semuanya akan baik-baik saja, Hahhhh … aku menghela nafas kembali."Jangan terlalu sering menghela nafas, kau akan menghabiskan keberuntunganmu," kata Maura sambil tertawa kecil."Mungkin saja keberuntunganku memang sudah habis! Makanya akhir-akhir ini mengalami banyak kejutan yang tidak menyenangkan," kataku sambil tersenyum miris."Wah wah! Sejak kapan seorang Sayaka percaya akan mitos seperti itu?" tanya Maura sambil terkekeh pelan.Dengan santai dia memutar seti
last updateLast Updated : 2022-06-17
Read more
8. TANTE TARI
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU8. TANTE TARI~Aksara Ocean~Saat ini aku tengah duduk di kursi yang di sebar warga sekitar di halaman rumahku, mereka mendirikan dua buah tenda di sini dan sebagian besar kursi-kursi ini sudah terisi dengan warga yang datang.Maura sedang ke dalam dan aku memutuskan menunggunya di sini, dia janji tidak akan lama. Tapi, sudah hampir setengah jam dia di dalam, dan belum ada tanda-tanda akan keluar.Aku mengeluarkan ponselku, yang dari tadi ada di dalam tas. Semenjak telpon dari Mas Farhan tadi aku memang belum melihat ponselku barang sedetikpun.Banyak sekali pesan masuk, rata-rata datang dari keluarga yang mengabarkan kalau Papa sudah meninggal. Pesan Tasya yang tadi tidak sempat aku balas, kini kubuka lagi dan berniat membalasnya. “Mbak masih di Pekanbaru, Insyaallah kalau memungkinkan Mbak akan pulang hari ini. Biar besok sampai, kamu yang sabar ya sayang,” tulisku padanya.Aku tidak mengharapkan pesanku dibalas oleh Tas
last updateLast Updated : 2022-06-17
Read more
9. DI DALAM?
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU9. DI DALAM?~Aksara Ocean~DEG!DEG!DEG!Dadaku seketika bergemuruh dengan sangat kuat, jantungku berdetak tidak normal, dan darahku terasa meninggalkan wajahku. Aku pucat pasi saat mendengar ucapan yang baru saja di lontarkan oleh orang sangat tidak aku sangka-sangka, dia adalah Tante suamiku sendiri. Aku benar-benar tidak menyangka kalau Tante tari bisa berkata hal yang sangat kejam seperti itu, padahal selama ini dia bersikap sangat baik padaku. Tante Tari adalah adik kandung Mama yang bungsu, berpenampilan seperti sosialita kelas atas, dan juga memilih hidup bebas tanpa ada ikatan pernikahan.Dia hidup berpindah-pindah, sebentar di rumah Tante Mira (Adik Mama yang tengah), sebentar di rumah keluarga Mama di desa, tapi dia lebih banyak menghabiskan waktu di rumah ini. Katanya agar selalu bisa dekat dengan kakaknya.Mas Farhan pernah bertanya padaku, apakah tak apa jika Tante Tari juga ikut tinggal di sini, di rumah i
last updateLast Updated : 2022-06-17
Read more
10. UCAPAN MAURA (BAGIAN A)
IKRAR TALAK UNTUKKU, ADALAH MAHAR YANG KAU PINTA DARI SUAMIKU10. UCAPAN MAURA~Aksara Ocean~Ucapan Tante Tari terus-menerus terngiang-ngiang di benakku, tuduhannya yang mengatakan bahwa aku adalah wanita mandul, juga Mas Farhan yang akan segera memiliki seorang anak, dan juga kekasih gelap Mas Farhan yang saat ini ada di sini dan kini berada di dalam rumah.Apakah perkiraanku ini benar? Aku bahkan gemetar saat memikirkannya, bagaimana kalau yang aku pikirkan adalah sebuah kenyataan? Bagaimana kalau dialah sosok itu? Sosok yang akan merebut suamiku dan juga orang yang akan menghancurkan rumah tanggaku.“Ya, ayo kita pulang!” Tiba-tiba Maura datang dan mengambil tempat duduk di sampingku, dia mengusap matanya yang sembab dan juga masih terlihat jelas kalau ada sedikit air mata di sana. Aku mengernyit heran, dan menelisik lagi penampilannya.“Kamu nangis, Ra?” tanyaku penasaran.“Iya,” katanya dengan suara yang serak dan sesekali dia masih menyusut ingusnya.Aku memandangnya dengan pa
last updateLast Updated : 2022-06-17
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status