Share

204. Repot

“Kamu mau tinggal di sini nggak? Rumahnya biasa saja ini,” ucap Qizha sambil memutar kunci rumah kontrakan sederhana, kecil namun bersih.

“Aku dimana saja tidak masalah.” Qasam memasuki rumah, mengikuti Qizha.

Tidak ada Ac di rumah itu. Hanya ada kipas angin.

“Tidur di jalanan pun tidak masalah bagiku. Bukan berarti aku terbiasa hidup mewah, lantas aku akan kaget saat hidup miskin. Aku terbiasa naik gunung, tersesat di hutan, makan daun saat kelaparan, tidur di bawah pohon beralas tanah, aku minum air laut. Aku ini hobi berpetualang. Jadi tidak akan kaget saat hidup susah,” sahut Qasam dengan santai.

“Baiklah, kamu mandi saja dulu. Aku ambilkan handuk ya. Ini tadi aku beli di jalan.” Qizha mengambil handuk dadi tas yang baru dibeli. Semua barang yang dia bawa adalah barang yang baru dibeli di jalan. Termasuk pakaian milik Qasam dan juga pakaian Qizha yang nantinya akan dipakai untuk sehari-hari mereka.

Qizha menyerahkan handuk yang langsung disambut oleh Qasam. Pria itu langsung
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
senang banget melihat keharmonisan qasam dan qizha
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
qasam mulai kumat omesnya
goodnovel comment avatar
inggrid LARUSITA Nganjuk
lebih indah hidup seperti sekarang dr pada waktu masih jd ceo
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status