Status Janda, Bikin Resah!

Status Janda, Bikin Resah!

By:  Nadaauliaa   Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
60Chapters
1.6Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Hanya kisah tentang seorang wanita bernama Siska. Kisah ini menjadi menarik, karena Siska seorang janda. Dan hal yang lebih menarik lagi, Siska dianggap sebagai seorang janda yang meresahkan.

View More

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
60 Chapters

1. Dilabrak istri Mas Jaka.

"Hei, Siska! Keluar kamu!" Suara seorang yang berteriak kasar, terdengar. Aku yang sedang tiduran di dalam rumah, dengan terpaksa harus bangkit dan melihat keributan yang terjadi di luar rumah. "Haduh, apalagi sih ini? Baru juga tiduran sebentar, sudah ada aja yang bikin kesel. Mana bahuku sakit sekali lagi. Ingin tiduran, malah dapat gedoran di pintu. Menyebalkan!" Mulutku terus saja menggerutu saat hendak membuka pintu."Siska!!!" Teriakan itu kembali terdengar. Bahkan, dengan suara yang semakin keras. Tak menunggu lama, aku langsung mempercepat langkah menuju ke arah pintu."Ada apa sih, mbak Dewi ini, datang ke rumah aku, marah marah begini." Aku yang sudah membuka pintu, langsung bertanya pada intinya. Heran deh, malam malam begini, ada aja yang cari masalah denganku. Pikirku dengan kesal. Kulihat Mbak Dewi, seorang wanita cantik dengan dandanan menornya, datang bersama dengan kakak madunya."Tentu aja aku marah marah. Dasar janda gatel kamu ya! Beraninya kamu godain suamiku.
Read more

2. Jadi istri keempat. Mau gak?

Lelah rasanya. Adu mulut terjadi antara aku dan juga kedua istri dari Mas Jaka. Mereka berdua mengatai aku yang tidak tidak. Mulai dari janda gatel, sampai janda kurang belaian. Kurang kerjaan. Padahal, mereka pasti malu tuh, mengakui aku sebagai seorang janda idaman. Buktinya, suami mereka terpikat dengan pesonaku.Bukan salahku bukan, jika aku menjadi seorang yang di idamkan sebagai seorang wanita?Beruntung, istri pertama si Mas Jaka itu datang saat adu mulut antara kami bertiga sedang sengit sengitnya."Kalian itu ngapain di sini malam malam? Mbak kan udah bilang, yang genit itu suami kita, bukan Neng Siska. Masih aja ngeyel mau labrak Neng Siska. Bener bener kalian berdua ini." Istri pertama mas Jaka geleng-geleng kepala saat mengetahui tingkah dari kedua adik madunya. Nah, ini nih yang bener. Bukan aku yang menggoda suami mereka. Justru, suami merekalah yang secara terang-terangan menggodaku dengan sikapnya yang genit."Kami kan cuma mau memberi peringatan aja buat si janda gat
Read more

3. Emak ... tolong Siska!

"Hah, hih, huh! Hah, hih, huh!" Suara deru napasku yang ngos ngosan. Persis kayak orang bengek dapat kabar yang kurang menyenangkan, alias kurang membahagiakan. Seperti itulah aku sekarang. Dengan kebaya putih yang membungkus tubuh bohai ku, aku berlari secepat dan sekuat yang aku bisa. Menengok ke kiri dan ke kanan. Tak lupa juga ke belakang, semoga aja, para pengejar itu tak bisa mengejarku, yang sudah berlari secepat kilat. Mengalahkan cepatnya kereta api yang belum lewat. Namun, namun--"Nah! Ketemu kamu!"Hah, aku terkejut! Baru juga mau berenti ini ngos ngosan, udah Dateng aja yang ngejar. Mana kedua tanganku kini di cekal mereka lagi.Asyem se asyem-asyemnya! Aku ketangkap! Mana tanganku sakit lagi!"Ampun Bang Abang. Siska jangan di bawa ke tempat itu lagi, ya?" pintaku memohon dengan segenap jiwa dan raga. Bahkan aku sampai memasang wajah memelas, sememelas mungkin agar mereka mau menuruti keinginanku. Yaitu, melepaskan aku."Enak aja! Gak bisa ya? Emang, Neng Siska mampu
Read more

4. Mulut tetangga. Eh, siapa dia?

~Abang pilih yang mana? Perawan atau janda? Perawan memang menawan. janda lebih menggoda.~Lantunan lagu dangdut yang pernah nge-hits pada masanya sedang berdendang di sebuah kotak musik yang sudah lama sekali aku gunakan bersama mendiang suamiku dulu. Tak ayal lagu itu membuat aku pun langsung mengikuti alunannya. Bahkan untuk sesaat, aku juga rindu pada mendiang suamiku itu.Hemm... lagunya emang cocok banget sama status aku saat ini. Hihihi. Aku terkikik dengan ucapanku sendiri. Karena faktanya memang seperti itu. Janda seperti aku ini memang jauh lebih menggoda daripada seorang perawan. Hingga pantas saja jika si Mas Jaka buncit itu sampai tergila-gila kepadaku dan ingin menjadikanku sebagai istri keempatnya. Bahkan, bukan hanya si mas Jaka buncit itu saja yang tergila gila padaku, tapi masih banyak pria yang lainnya juga. Termasuk, seorang tukang sayur yang sudah menjadi langganan ku sejak masih bersuamikan mendiang suamiku dulu."Yuuuurrrrr, sayuuuuur!"Nah, pucuk dicinta ulam
Read more

5. Mas Ganteng

"Aduh, maaf ya! Sibuk banget sampai nggak lihat jalan." Aku berkata entah apa. Kenapa ya, kok jadi gak nyambung gini sih. Haduh!Aku menggeleng pelan, beberapa kali."Tidak apa-apa. Mbaknya baik-baik saja?" Oh, my!Mbak? Dia panggil aku, Mbak? Emang muka aku setua itu kah?"Eh, aku gak papa kok! Oh iya. Panggil aku Siska. Jangan mbak. Aku belum tua loh!" kataku sedikit tak suka. Lihat-lihat. Pemuda yang belum aku ketahui namanya itu malah tersenyum. Dan ah, senyumnya bukan bikin sehat, malah bikin aku diabetes. Ya Tuhan ... sehatkan aku, supaya aku bisa deket-deket terus sama pemuda yang tak hamba ketahui namanya itu."Mbak?" panggilnya padaku. aku terkesiap. Namun, belum mampu aku jawab."Kok malah diem aja. Mbak gak papa 'kan mbak? Saya jadi gak enak, karena udah nabrak mbaknya. Eh, maksud saya ... Siska.""Wah, kamu ganteng sekali! Ehm, iya, aku baik-baik aja. Aduh, ngomong apaan ya, aku?Tapi, terima kasih sudah bertanya."Huh! bodoh, bodoh, bodoh! Pake acara keceplosan segala l
Read more

Tunangan yang ilang!

Aku tuh awalnya kaya di film romantis gitu deh, pas liat mata cokelat seksi milik Reyhan. Jantungku berdegup kenceng abis, kaya kucing lagi liat ikan gitu. Terus si Reyhan malah senyum, lihat aku yang lagi masam mesem gak jelas.Tangannya yang oh may may itu menjinjing belanjaanku, karena si kang sayur gak mau kalau aku pergi tanpa berbelanja terlebih dulu sama dia. Katanya sih, "pedekate sama orang lain, boleh. Lupain cinta Akang buat Neng Siska, juga boleh. Tapi, kalau mau cari yang baru, belanju dulu atuh. Jangan bikin kang sayur yang lagi patah hati karena neng Siska dah punya pengganti itu, gak jadi belanja di sini. Makin patah hati lah akang ini dibuat Neng Siska."Jadilah, mau tak mau, aku harus berbelanja di sana. Ayam sama daging, menjadi pilihanku. Tak lupa dengan bumbunya sekalian. Tambah buah jeruk deh sekilo. Jadi belanjaanku cukup banyak. Tapi, kayaknya kurang kalau makan tanpa sambal dan lalapan. Cuaca kuperkirakan bakalan panas. Kayaknya, makan yang pedes pedes enak t
Read more

Misi Cari Tunangan

Perjalanan menuju Gang Soang, untuk mencari seorang tunangan yang hilang, tetap aku lanjutkan. Walau dengan hati yang galau dan merana, aku tetap bertekad untuk membantu Reyhan. Tak akan aku biarkan Reyhan tahu kalau aku sedang galau karena sudah dengan cepat mengharap cintanya. Oh, Tuhan ... kenapa Engkau hukum Siska dengan jatuh cinta secepat kilat kepada Reyhan ini?"Masih jauh ya?" tanya Reyhan secara tiba tiba. Mungkin dia bosan karena sedari tadi aku hanya diam dan membiarkan mulutku ini bungkam dari ocehan."Bentar lagi." Aku menjawab sekenanya. Karena memang, Gang Soang sebentar lagi akan dijumpai."Neng Siska?" Seseorang memanggil. Aku menoleh sinis. Dari suaranya saja, aku sudah tahu bin hapal, kalau itu adalah suaranya di mas Jaka buncit. Manusia badut yang hobinya kawin terus. Ialah si mas Jaka, pemeran antagonis yang semalam ada dalam mimpi burukku.Hii ... Mengingat kembali soal mimpi buruk semalam, rasanya aku pengen nendang dia saat ini juga.Huh! Dalam mimpi aja dia
Read more

Naura Husada? Kuharap Jangan Dia.

Panas matahari yang terik, terasa membakar wajah ini. Tapi, tak sedikit pun menyurutkan niat dan tekadku untuk terus membantu si ganteng Reyhan buat cari tunangannya.Jadi, aku yang memang punya naluri detektif ala-ala Sherlock Holmes versi rempong ini, dengan semangat penuh aku siap membantu Reyhan mencari tunangannya yang ilang itu. Walau dengan taruhan hati aku yang terluka.Ce ileh!Langsung aja aku lirik si ganteng Reyhan, "Emh, Reyhan! Tenang aja, aku siap membantu kamu nyari tunangan kamu yang entah kemana itu. Kita bakal selidikin Gang Soang bareng-bareng!"Reyhan pun cuma bisa jawab, "Aduh, terima kasih ya, Sis! Aku bener-bener gak tahu harus ngapain lagi.""Ya bantu cari lah! Emang mau ngapain lagi?!" sahutku membalas ucapannya.Laki laki tampan itu tergelak karena mendengar ucapanku.Oh,tidak! Jaangan tergoda lagi dengan senyumnya yang menawan itu lagi, Siska! Move on!Banyak kok laki laki yang ngejar aku dari para pemuda alias berondong, hingga bapak bapak tua bangka. Sem
Read more

Ternyata ...

Greget greget gimana aku jadinya. Baru juga bertanya, seseorang sudah memanggil nama Reyhan dengan sangat kencangDan ... dugaanku benar!Si Naura Husada itu sedang berlari manja ke arah si Reyhan. Lalu tanpa aba aba, dia memeluk Reyhan tepat di hadapanku. Melupakan aku yang berada di samping tunangannya.Parahnya lagi, tunangannya itu adalah seorang laki laki yang langsung membuat aku jatuh hati saat pandangan pertama.Oh Tuhan ... kenapa dunia begitu kejam padaku?Sainganku yang sejak dulu selalu mendapatkan apa yang aku inginkan, kembali Engkau hadirkan lagi dalam hidupku.Ah, aku frustasi!"Aku kangen kamu," kata SI Klinik itu dengan nada suaranya yang manjalita.Uwek! Aku kok malah kepengen muntah jadinya.Denger si Klinik itu bilang kangen sama Reyhan, hati aku panas plus sebel juga,"Kamu gak papa 'kan Ra?" tanya Reyhan. Lelaki yang kusuka dalam pandangan pertama itu nampak sangat khawatir pada tungannya itu. Terlihat dari ekspresi wajah dan juga suaranya. Aku tahu dia begitu
Read more

Si klinik

Aku baru aja nyampe di depan rumah, setelah nyusuri jalan kampung sambil ngikutin jejak-jejak Naura. Tadi siang, aku udah keluarin semua kemampuan detektif dalam diri aku buat nemuin tunangan Reyhan yang katanya lari dari rumah karena sesuatu alasan yang belum aku ketahui. Aku berharap, aksiku bakal keren banget, dan ending-nya bakal jadi headliner di surat kabar.Tapi tau-tau, waktu aku liat wajah Naura yang secara tiba-tiba datang menghampiri Reyhan, reaksiku kayak dipukul badai. Ya ampun, ternyata dia yang dicari-cari sama aku dan Reyhan ini adalah mantan saingan aku sejak SMA. Dulu kami duet rivalitas banget, balapan jadi juara kelas. Dan sekarang, aku harus berhadapan dengan dia sebagai tunangan seseorang. What a twist!Aku cuman bisa bengong kayak patung, nggak bisa ngomong apa-apa. Naura cengar-cengir sambil nyamperin aku, "Hai, Siska! Lama nggak ketemu ya? Makin subur aja!"Aku akhirnya ngembaliin senyuman setengah hati, "Hai, Naura. Iya, lama banget. Kamu...kamu baik-baik aja?
Read more
DMCA.com Protection Status