Share

BAB 56. Mau Jajan.

Author: Nadaauliaa
last update Last Updated: 2023-09-16 14:30:55

Barisan bubar setalah mereka mendapatkan apa yang sudah di janjikan oleh Mas Angga. Yaitu, duit.

Mereka semua pulang dengann wajah senang, senyum senang dan mata berbinar. Gagal mendapatkan sembako, mereka pulang dengan membawa uang.

Beruntung memang para tetanggaku ini. Uang mengalahkan segalanya. Bahkan, si Jumi yang biasanya suka ketus padaku, berubah bak ibu peri yang kapan saja siap untuk di mintai tolong.

"Kalau butuh apa apa, bilang aja sama aku. Aku siap bantu kamu, asal ada ininya." Itu kata si Jumi sebelum ia beranjak pergi dari teras rumahku. Jempol dan telunjuknya saling beradu. Aku tau apa maksudnya. Pasti ujung ujungnya duit lagi deh.

"Mas, harusnya gak usah sampai segitunya sama mereka. Nanti keenakan mereka. Harusnya kan yang kasiih mereka itu si Wati, bukannya Mas Angga," omelku saat semua barisan ibu ibu dan bapak bapak sudah menghilang bak di telan bumi.

Hilang kare
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Status Janda, Bikin Resah!   BAB 57. Janda nambah satu.

    Jajan tak jadi, yang ada keluar uang buat Mak Iroh.Huh! Si emak yang satu ini emang meresahkan! Padahal, tadi siang ia juga kebagian jatah bagi bagi uang dari Angga. Tapi, masih aja minjam sama aku. Aku sampai kehilangan nafsu makan, gara gara kelakuan Mak Iroh yang kembali kumat. Ku pikir, setelah lama Mak Iroh tak meminjam uang padaku, ia sudah tobat dan tak akan minjam minjam uang lagi. Tapi ternyata ... ah, sudahlah!Berbagai tipe tetangga, ada di lingkungan kontrakanku. Dari yang julid, yang mulutnya lemes, yang tukang nyebar berita palsu, sampai yang suka minjam uang, tapi jarang kembali pulang itu uang, semuanya ada di sini. Dan aku menjadi salah satu penghuni yang terbilang normal di sini. Karena aku bukan salah satu dari yang baru aja aku sebutkan."Wey, bengong aja, kayak ayam pengen kawin!"Kulirik wajah si Dudu sekilas. Lalu, kembali pada setelan awal.Aku tak berniat untuk terkejut. Apalagi samp

    Last Updated : 2023-09-19
  • Status Janda, Bikin Resah!   BAB 58. Seseneng itu manggil calon suami.

    "Kamu baik bener sama Marni. Gak rugi Sis, nasi gorengnya kamu kasih gratis sama Marni?" tanya si Dudu saat Marni sudah melenggang pergi dari tempatku berjualan. Tanganku yang sedikit kotor, karena bumbu, segera ku bersihkan dengan lap yang biasa aku gunakan di tempat jualanku. Mengabaikan dulu pertanyaannya si Dudu. Masih tak mau menjawab, aku malah tersenyum sama si Dudu."Enggak lah, Du. Cuma satu bungkus doang kok. Masa sih aku rugi. Gak papa lah, kasian aku sama si Marni. Dia itu tetangga aku yang gak pernah ikut campur. Dia masa bodoh. Tapi, dia juga gak cuek, kalau aku ada masalah. Oh ya, aku yakin tuh, di balik sikapnya yang barusan bisa ketawa itu, dia sebenernya nyimpen luka buka si Marno.""Kamu bener, Sis. Kasian aku sama Marni. Dia kan cantik ya? Mukanya bening, walau dia cuma seorang babu. Gak kayak aku," kata Dudu yang membandingkan wajah Marni dengan wajahnya."Kamu juga cantik Du. Sayang aja, ka

    Last Updated : 2023-09-19
  • Status Janda, Bikin Resah!   BAB 59. Mau gak?

    "Gimana?" Satu kata terucap. Sebuah pertanyaan yang membuatku tak bisa berkata-kata, keluar dari mulut manis Angga.Walau aku belum pernah mencoba mulut itu. Eh, tapi aku yakin, mulutnya memang manis. Semanis kata katanya padaku. Dan sikapnya selama ini, tentu saja."Kenapa malah diam? Saya tanya loh. Gimana?" tanyanya lagi. Masih dengan pertanyaan yang sama."Gimana apanya Mas?" Bukannya menjawab. Eh, mulutku malah balik bertanya. Dasar Siska!Grogi kok bisa sampai kayak gini sih."Kok malah balik nanya sih? Saya kan yang nanya duluan sama kamu," katanya dengan kepala yang menggeleng ke kiri dan ke kanan. Aku menatapnya takjub. Cuman gelengin kepala aja, udah bisa bikin aku terpesona. Ganteng banget sih dia. Ya ampun! Pikiranku jadi ke mana mana. Apalagi kalau dia senyum coba. Pasti bakal langsung bikin aku hilang ingatan."Jangan kebanyakan mikirin yang enggak enggak. Kita belum

    Last Updated : 2023-12-18
  • Status Janda, Bikin Resah!   1. Dilabrak istri Mas Jaka.

    "Hei, Siska! Keluar kamu!" Suara seorang yang berteriak kasar, terdengar. Aku yang sedang tiduran di dalam rumah, dengan terpaksa harus bangkit dan melihat keributan yang terjadi di luar rumah. "Haduh, apalagi sih ini? Baru juga tiduran sebentar, sudah ada aja yang bikin kesel. Mana bahuku sakit sekali lagi. Ingin tiduran, malah dapat gedoran di pintu. Menyebalkan!" Mulutku terus saja menggerutu saat hendak membuka pintu."Siska!!!" Teriakan itu kembali terdengar. Bahkan, dengan suara yang semakin keras. Tak menunggu lama, aku langsung mempercepat langkah menuju ke arah pintu."Ada apa sih, mbak Dewi ini, datang ke rumah aku, marah marah begini." Aku yang sudah membuka pintu, langsung bertanya pada intinya. Heran deh, malam malam begini, ada aja yang cari masalah denganku. Pikirku dengan kesal. Kulihat Mbak Dewi, seorang wanita cantik dengan dandanan menornya, datang bersama dengan kakak madunya."Tentu aja aku marah marah. Dasar janda gatel kamu ya! Beraninya kamu godain suamiku.

    Last Updated : 2023-05-20
  • Status Janda, Bikin Resah!   2. Jadi istri keempat. Mau gak?

    Lelah rasanya. Adu mulut terjadi antara aku dan juga kedua istri dari Mas Jaka. Mereka berdua mengatai aku yang tidak tidak. Mulai dari janda gatel, sampai janda kurang belaian. Kurang kerjaan. Padahal, mereka pasti malu tuh, mengakui aku sebagai seorang janda idaman. Buktinya, suami mereka terpikat dengan pesonaku.Bukan salahku bukan, jika aku menjadi seorang yang di idamkan sebagai seorang wanita?Beruntung, istri pertama si Mas Jaka itu datang saat adu mulut antara kami bertiga sedang sengit sengitnya."Kalian itu ngapain di sini malam malam? Mbak kan udah bilang, yang genit itu suami kita, bukan Neng Siska. Masih aja ngeyel mau labrak Neng Siska. Bener bener kalian berdua ini." Istri pertama mas Jaka geleng-geleng kepala saat mengetahui tingkah dari kedua adik madunya. Nah, ini nih yang bener. Bukan aku yang menggoda suami mereka. Justru, suami merekalah yang secara terang-terangan menggodaku dengan sikapnya yang genit."Kami kan cuma mau memberi peringatan aja buat si janda gat

    Last Updated : 2023-05-22
  • Status Janda, Bikin Resah!   3. Emak ... tolong Siska!

    "Hah, hih, huh! Hah, hih, huh!" Suara deru napasku yang ngos ngosan. Persis kayak orang bengek dapat kabar yang kurang menyenangkan, alias kurang membahagiakan. Seperti itulah aku sekarang. Dengan kebaya putih yang membungkus tubuh bohai ku, aku berlari secepat dan sekuat yang aku bisa. Menengok ke kiri dan ke kanan. Tak lupa juga ke belakang, semoga aja, para pengejar itu tak bisa mengejarku, yang sudah berlari secepat kilat. Mengalahkan cepatnya kereta api yang belum lewat. Namun, namun--"Nah! Ketemu kamu!"Hah, aku terkejut! Baru juga mau berenti ini ngos ngosan, udah Dateng aja yang ngejar. Mana kedua tanganku kini di cekal mereka lagi.Asyem se asyem-asyemnya! Aku ketangkap! Mana tanganku sakit lagi!"Ampun Bang Abang. Siska jangan di bawa ke tempat itu lagi, ya?" pintaku memohon dengan segenap jiwa dan raga. Bahkan aku sampai memasang wajah memelas, sememelas mungkin agar mereka mau menuruti keinginanku. Yaitu, melepaskan aku."Enak aja! Gak bisa ya? Emang, Neng Siska mampu

    Last Updated : 2023-06-06
  • Status Janda, Bikin Resah!   4. Mulut tetangga. Eh, siapa dia?

    ~Abang pilih yang mana? Perawan atau janda? Perawan memang menawan. janda lebih menggoda.~Lantunan lagu dangdut yang pernah nge-hits pada masanya sedang berdendang di sebuah kotak musik yang sudah lama sekali aku gunakan bersama mendiang suamiku dulu. Tak ayal lagu itu membuat aku pun langsung mengikuti alunannya. Bahkan untuk sesaat, aku juga rindu pada mendiang suamiku itu.Hemm... lagunya emang cocok banget sama status aku saat ini. Hihihi. Aku terkikik dengan ucapanku sendiri. Karena faktanya memang seperti itu. Janda seperti aku ini memang jauh lebih menggoda daripada seorang perawan. Hingga pantas saja jika si Mas Jaka buncit itu sampai tergila-gila kepadaku dan ingin menjadikanku sebagai istri keempatnya. Bahkan, bukan hanya si mas Jaka buncit itu saja yang tergila gila padaku, tapi masih banyak pria yang lainnya juga. Termasuk, seorang tukang sayur yang sudah menjadi langganan ku sejak masih bersuamikan mendiang suamiku dulu."Yuuuurrrrr, sayuuuuur!"Nah, pucuk dicinta ulam

    Last Updated : 2023-07-14
  • Status Janda, Bikin Resah!   5. Mas Ganteng

    "Aduh, maaf ya! Sibuk banget sampai nggak lihat jalan." Aku berkata entah apa. Kenapa ya, kok jadi gak nyambung gini sih. Haduh!Aku menggeleng pelan, beberapa kali."Tidak apa-apa. Mbaknya baik-baik saja?" Oh, my!Mbak? Dia panggil aku, Mbak? Emang muka aku setua itu kah?"Eh, aku gak papa kok! Oh iya. Panggil aku Siska. Jangan mbak. Aku belum tua loh!" kataku sedikit tak suka. Lihat-lihat. Pemuda yang belum aku ketahui namanya itu malah tersenyum. Dan ah, senyumnya bukan bikin sehat, malah bikin aku diabetes. Ya Tuhan ... sehatkan aku, supaya aku bisa deket-deket terus sama pemuda yang tak hamba ketahui namanya itu."Mbak?" panggilnya padaku. aku terkesiap. Namun, belum mampu aku jawab."Kok malah diem aja. Mbak gak papa 'kan mbak? Saya jadi gak enak, karena udah nabrak mbaknya. Eh, maksud saya ... Siska.""Wah, kamu ganteng sekali! Ehm, iya, aku baik-baik aja. Aduh, ngomong apaan ya, aku?Tapi, terima kasih sudah bertanya."Huh! bodoh, bodoh, bodoh! Pake acara keceplosan segala l

    Last Updated : 2023-08-16

Latest chapter

  • Status Janda, Bikin Resah!   BAB 59. Mau gak?

    "Gimana?" Satu kata terucap. Sebuah pertanyaan yang membuatku tak bisa berkata-kata, keluar dari mulut manis Angga.Walau aku belum pernah mencoba mulut itu. Eh, tapi aku yakin, mulutnya memang manis. Semanis kata katanya padaku. Dan sikapnya selama ini, tentu saja."Kenapa malah diam? Saya tanya loh. Gimana?" tanyanya lagi. Masih dengan pertanyaan yang sama."Gimana apanya Mas?" Bukannya menjawab. Eh, mulutku malah balik bertanya. Dasar Siska!Grogi kok bisa sampai kayak gini sih."Kok malah balik nanya sih? Saya kan yang nanya duluan sama kamu," katanya dengan kepala yang menggeleng ke kiri dan ke kanan. Aku menatapnya takjub. Cuman gelengin kepala aja, udah bisa bikin aku terpesona. Ganteng banget sih dia. Ya ampun! Pikiranku jadi ke mana mana. Apalagi kalau dia senyum coba. Pasti bakal langsung bikin aku hilang ingatan."Jangan kebanyakan mikirin yang enggak enggak. Kita belum

  • Status Janda, Bikin Resah!   BAB 58. Seseneng itu manggil calon suami.

    "Kamu baik bener sama Marni. Gak rugi Sis, nasi gorengnya kamu kasih gratis sama Marni?" tanya si Dudu saat Marni sudah melenggang pergi dari tempatku berjualan. Tanganku yang sedikit kotor, karena bumbu, segera ku bersihkan dengan lap yang biasa aku gunakan di tempat jualanku. Mengabaikan dulu pertanyaannya si Dudu. Masih tak mau menjawab, aku malah tersenyum sama si Dudu."Enggak lah, Du. Cuma satu bungkus doang kok. Masa sih aku rugi. Gak papa lah, kasian aku sama si Marni. Dia itu tetangga aku yang gak pernah ikut campur. Dia masa bodoh. Tapi, dia juga gak cuek, kalau aku ada masalah. Oh ya, aku yakin tuh, di balik sikapnya yang barusan bisa ketawa itu, dia sebenernya nyimpen luka buka si Marno.""Kamu bener, Sis. Kasian aku sama Marni. Dia kan cantik ya? Mukanya bening, walau dia cuma seorang babu. Gak kayak aku," kata Dudu yang membandingkan wajah Marni dengan wajahnya."Kamu juga cantik Du. Sayang aja, ka

  • Status Janda, Bikin Resah!   BAB 57. Janda nambah satu.

    Jajan tak jadi, yang ada keluar uang buat Mak Iroh.Huh! Si emak yang satu ini emang meresahkan! Padahal, tadi siang ia juga kebagian jatah bagi bagi uang dari Angga. Tapi, masih aja minjam sama aku. Aku sampai kehilangan nafsu makan, gara gara kelakuan Mak Iroh yang kembali kumat. Ku pikir, setelah lama Mak Iroh tak meminjam uang padaku, ia sudah tobat dan tak akan minjam minjam uang lagi. Tapi ternyata ... ah, sudahlah!Berbagai tipe tetangga, ada di lingkungan kontrakanku. Dari yang julid, yang mulutnya lemes, yang tukang nyebar berita palsu, sampai yang suka minjam uang, tapi jarang kembali pulang itu uang, semuanya ada di sini. Dan aku menjadi salah satu penghuni yang terbilang normal di sini. Karena aku bukan salah satu dari yang baru aja aku sebutkan."Wey, bengong aja, kayak ayam pengen kawin!"Kulirik wajah si Dudu sekilas. Lalu, kembali pada setelan awal.Aku tak berniat untuk terkejut. Apalagi samp

  • Status Janda, Bikin Resah!   BAB 56. Mau Jajan.

    Barisan bubar setalah mereka mendapatkan apa yang sudah di janjikan oleh Mas Angga. Yaitu, duit. Mereka semua pulang dengann wajah senang, senyum senang dan mata berbinar. Gagal mendapatkan sembako, mereka pulang dengan membawa uang. Beruntung memang para tetanggaku ini. Uang mengalahkan segalanya. Bahkan, si Jumi yang biasanya suka ketus padaku, berubah bak ibu peri yang kapan saja siap untuk di mintai tolong."Kalau butuh apa apa, bilang aja sama aku. Aku siap bantu kamu, asal ada ininya." Itu kata si Jumi sebelum ia beranjak pergi dari teras rumahku. Jempol dan telunjuknya saling beradu. Aku tau apa maksudnya. Pasti ujung ujungnya duit lagi deh."Mas, harusnya gak usah sampai segitunya sama mereka. Nanti keenakan mereka. Harusnya kan yang kasiih mereka itu si Wati, bukannya Mas Angga," omelku saat semua barisan ibu ibu dan bapak bapak sudah menghilang bak di telan bumi. Hilang kare

  • Status Janda, Bikin Resah!   BAB 55. Dasar Wati!

    Gusti! Aku terkejut bukan main. Gak ada angin, apalagi hujan, tiba tiba aja ini rumah di kerubunin para tetangga kontrakan, dari yang paling dekat hingga ke paling ujung, alias paling jauh, semuanya ada. Bukan tanpa alasan mereka mengerubungi rumah kontrakanku. Katanya, aku ada jadwal bagi bagi sembako hari ini. What! Siapa yang bilang dan nyebar fitnah kayak gitu tentangku? Aku kok gak merasa pernah bilang sama seseorang, apalagi orang orang, kalau aku mau bagi bagi sembako. Wong, aku juga masih kekurangan kok. Gimana ceritanya aku mau bagi bagi? Kalau aku ada uang lebih sih, aku juga mau bagi bagi. Tapi, uang lebihku kan sudah aku kasih sama si Dudu, buat biaya sunat adik bontotnya. Nanti malah, aku mau nyari uang lagi, biar ada lebihnya lagi. "Ayo Dong, Sis. Jangan tunda tunda rezeki kami. Kamu kan mau bagi bagi sembako. Kenapa gak langsung di segerakan aja bagi baginya. Dosa loh, kalau kamu nunda nunda apa yang

  • Status Janda, Bikin Resah!   BAB 54. Mau saya nikahin sekarang?

    Ya ampun! Duniaku terasa berbunga saat kulihat wajah Angga memerah karena cemburu. Ada untungnya juga, aku ketemu dengan Andi, teman saat aku sekolah dulu. Ya, aku tau kalau dari dulu itu, Andi suka padaku. Namun, entah kenapa, dari dulu pula hingga sekarang, aku tak pernah memiliki perasaan yang serupa dengan Aldi. Bukan karena Aldi tidak tampan dan menarik. Bukan karena dia juga tak baik. Tapi, karena hati ini yang tak pernah bisa memiliki perasaan yang sama dengan Aldi. Hingga, hanya sebatas teman, yang bisa aku sematkan dalam hubungan kami berdua. Lama tak jumpa, ternyata kami di pertemukan kembali dengan aku yang sudah memiliki calon suami. Dulu, aku memilih menikah dengan temannya. Dan sekarang? Hatiku pun telah terpaut pada yang lain. Mungkin, hatiku dan hatinya yang tak bisa menyatu. Hingga kata 'teman' yang lebih cocok untuk kita sandang dalam hubungan ini. "Bilang cemburu aja kok s

  • Status Janda, Bikin Resah!   BAB 53. Cemburu?

    POV Angga.Dia. Ya, dia. Siska orangnya. Sosok cantik yang tak pernah kuduga akan membuatku jatuh cinta dalam waktu sekejap mata itu, kini tengah menahan lengaku. Menghentikan langkah, agar aku tak pergi dari hadapannya."Mas beneran mau nemuin si mbak Wati itu?" tanyanya merengut. Aku tau dia kesal. Tapi, apakah Siska berpikir, jika aku akan benar benar pergi meninggalkan dirinya di sini dan menemui mbak mbak tadi?Tidak! Aku hanya bercanda saja. Lagi pula, aku tak tau dia itu siapa. Mbak Wati atau mbak mbak? Terserah siapa namanya. Karena yang membuatku berada di sini, adalah Siska. Bukan mbak Wati.Masih kuingat dengan betul, bagaimana sikap mbak-mbak bernama Mbak Wati itu. "Mas, Mas?" Tangannya menepuk nepuk bahuku beberapa kali seraya memanggil. Aku yang terkejut, langsung berbalik badan, dan mendapati seorang wanita tengah menatapku dengan pandangan genit."Mas cari siapa toh?" tanyanya.

  • Status Janda, Bikin Resah!   BAB 52.

    "Mas Angga." Aku berteriak memanggil namanya dan memukul pundaknya beberapa kali karena terkejut.Angga menoleh. Ia menebarkan senyum yang langsung menular padaku. Seperti virus cintanya yang kini tumbuh di hatiku. Seperti itu pula, senyum hadir di bibirku."Kok, Mas tau aku ada di pasar?" tanyaku antusias. "Sejak kapan, Mas jadi tukang ojek gini?""Emh, saya harus jawab yang mana dulu nih?" tanyanya seraya menoleh. Senyum tipis itu terlihat sedikit menggoda iman dan mata. Ya Allah, ampuni hamba. Mata ini gak bisa berhenti buat natap dia."Yang mana aja, deh. Yang penting semuanya di jawab," jawabku cepat."Hem, oke. Yang pertama, saya tau kamu ada di pasar, karena saya tadi ke rumah kamu. Ternyata kamu gak ada. Saya tanya lah sama tetangga kamu. Kebetulan--""Tunggu, tunggu!" Ku hentikan penjelasannya, karena ada yang menarik di akhir kalimat. Tetangga?"Tetangga, Mas?" tanyaku de

  • Status Janda, Bikin Resah!   BAB 51. Dasar gak peka!

    Suasana pasar hari ini begitu panas. Pas sama otak aku yang baru aja panas, karena nyinyirannya si mbak Wati. Padahal, waktu baru aja menunjukkan pukul delapan pagi. Tapi, sudah seperti tengah hari aja. Dan ini semua, tentu aja gara gara si mbak Wati."Eh, Neng Siska. Pasti mau belanja sayuran sama daging ya?" Baru aja aku sampai di jongko pedagang langgananku, aku sudah di tanyain ini itu. Ku coba melengkungkan bibir, membuat senyuman yang sedari tadi hilang, karena mood yang tiba tiba aja anjlok ke dasar sungai. Loh, kenapa sungai? Ya, kalau lautan, terlalu dalam. Aku gak sekesal itu juga kali."Ya ampun, Neng. Pagi pagi di kasih senyuman, langsung seger ini badan. Apalagi mata." Si Abang sayur yang usianya udah lanjut itu masih sempatnya menggoda. Untung aja, godaannya itu cuman sebatas candaan aja. Hingga, aku merasa biasa aja dan menanggapinya terlalu serius."Eh, si Abah bisa aja. Abah, makin lama juga makin tu

DMCA.com Protection Status