"Jonathan menghilang, tamu telah berkumpul untuk menyaksikan pernikahan kalian. Bagaimana ini, Archy?" Archy bagai disambar petir ketika mendengar calon Pengantinnya itu menghilang di hari Pernikahan. Semua tamu sudah berkumpul pagi itu dan Archy sudah berdandan sangat cantik demi Pernikahannya tersebut. Lalu, sekarang bagaimana? Haruskah Archy membatalkan Pernikahannya hingga membuat malu semua orang dari pihak keluarganya serta keluarga Jonathan? "Aku akan menggantikan Kak Jonathan." Muncul sosok sama persis dengan Jonathan di ruang ganti tersebut, yakni Joseph. Lelaki itu merupakan adik kembar Jonathan yang memiliki kebalikan sifat dari sang Kakak. Archy tidak pernah menyukainya, Joseph ini lebih mirip preman dibanding seorang Pengusaha! Bagaimana bisa ia yang tidak pernah ikut campur urusan keluarga itu tiba-tiba mengajukan diri menggantikan sang Kakak? "Gak! Pengantinku itu Kakaknya, bukan adiknya!" Archy bersikeras menolak saat semua keluarga menatapnya. "Aku bakal nunggu Nathan untuk datang, dia pasti datang!" Joseph berjalan mendekat, ia mencengkram pergelangan tangan Archy hingga gadis itu meringis kesakitan. Sorot mata Joseph sangat tajam dan menakutkan, mungkin karena situasi cukup genting. "Aku juga tidak mau menikah denganmu tahu? Kamu bukan tipeku dan aku tidak tertarik sama sekali dengan pernikahan! Upaya ini kulakukan agar kamu serta keluargaku tidak menanggung malu. Gak usah rese, kita bisa bercerai sesudah ini. Ikuti saja kemauan Ayah dan berhenti merengek anak manja!"
Lihat lebih banyakJo duduk di tepi ranjangnya, tangannya gemetar saat ia memegang telepon genggamnya. Pesan yang baru saja diterimanya masih tampak di layar: [Lepaskan Archy, dan nama baikmu akan kembali.]Ia merasakan kepalanya semakin berat. Archy, istrinya, menghilang. Tidak ada yang tahu ke mana ia pergi. Jo sudah berusaha menghubungi semua orang yang mengenal Archy, tetapi tak ada satu pun yang bisa memberi jawaban. Yang paling membuatnya tertekan adalah bahwa fitnah terus beredar mengenai dirinya—bahkan mengenai saudaranya sendiri, Nathan, yang juga menghilang. Nathan, kembarannya, hilang tanpa jejak, dan orang-orang mulai menuduh Jo sebagai pelaku.Jo terus menerus berpikir, dari mana semua ini berawal? Hubungannya dengan Archy baru saja dimulai, akan tetapi tiba-tiba istrinya itu menjauh tanpa ada kejelasan.Kenapa ini? Ada apa dengan rumahtangganya?**Hari itu, saat semuanya dimulai, Jo masih bisa mengingatnya dengan jelas. Ia sedang duduk di kantor ketika mamanya, tiba-tiba menelepon dengan
"Archy?"Tangis Archy pecah seketika. Sosok pria yang telah membersamainya selama bertahun-tahun itu berada di jeruji besi di sebuah kediaman yang dijaga oleh puluhan orang suruhan Mas Bulan. Mas Bulan memang memiliki kuasa, akan tetapi Archy tidak menyangka bila kekuasaannya itu ternyata dipergunakan oleh Mas Bulan kepada Nathan.Entah sudah berapa lama calon suaminya itu dikurung. Rambutnya yang semula rapi menjadi panjang sebahu, tubuh Nathan juga kurus, dengan penampilan seperti itu Nathan menjadi sangat mirip dengan Jo. Archy tidak tahu bagaimana mendeskripsikan perasaannya.Hati Archy sangat hancur. Ia berlutut di depan jeruji besi itu dan tidak diperkenankan masuk. Air mata Archy tumpah ruah sambil menggenggam jeruji besi."Sayang, maafkan aku...." tutur Nathan lirih. "Kamu pasti kecewa karena aku tidak datang di hari pernikahan kita. Aku benar-benar tidak tahu harus menjelaskan apa."Archy menangis dan menggeleng. Terasa Nathan memegang tangannya dari dalam jeruji besi. Tubuh
"Maaas tolong pertemukan aku dengan Nathan, aku mohon!"Archy menangis tersedu-sedu. Mas Bulan yang duduk itu hanya memandangi Archy dengan saksama. Istri sepupunya itu bersimpuh, berlutut di hadapannya dengan kedua tangan terkepal. Archy benar-benar tidak tahu apa yang harus ia lakukan saat ini untuk menemui Nathan."Mas sudah susah payah culik Nathan, kenapa Mas harus pertemukan kamu dengannya? Mas ingin kamu, untuk apa Mas mempertemukan orang yang Mas sayang dengan penghalang cinta Mas?" tanya Mas Bulan sambil menyesap rokoknya. "Sekarang tinggal menyingkirkan Joseph."Archy membelalakan mata. Tidak mungkin, selama ini ia melihat Mas Bulan sebagai sosok pria yang sangat baik dan penyayang bahkan di mata Jo sekalipun! Apakah semua yang ada di hadapan Archy ini nyata?"Mas gila! Buat apa semua ini?! Aku nggak pantas buat Mas, kenapa Mas berbuat sejauh ini hanya demi perempuan seperti aku?" tanya Archy sambil menangis.Mas Bulan mematikan rokoknya kemudian mendekat. Ia mengulurkan tan
"Archy, lo kenapa sih sayang?"Jo tidak mengerti. Sudah satu minggu Archy mengurung diri di kamar dengan alasan menstruasi. Akan tetapi Archy sama sekali tidak mau disentuh oleh Jo, hal itu membuat Jo bingung karena Archy berkata bila ia hanya tidak ingin bersama Jo selama beberapa waktu."Lo bikin gue kesel loh Chy, udah satu minggu loh lo diemin gue dan ngehindarin gue. Gue ada salah apa ya sama lo?!" Jo berkacak pinggang. "Gue gak bisa gak ngobrol atau meluk lo sehari pun, gue bisa gila lo diemin kayak gini!"Jo mendekat ke arah Archy dan menarik tubuh istrinya itu agar menghadap ke arahnya. Archy tampak pucat, karena penasaran Jo membuka pakaian dalam Archy untuk melihat seberapa banyak menstruasi yang istrinya alami. Tidak ada noda darah menstruasi sama sekali, Jo tak mengerti oleh istrinya itu. Ada apa dengan semua sikapnya selama satu minggu penuh?"Udah beres mensnya?" tanya Jo. "Kenapa masih gini sih?""J-jangan minta gituan dulu ya Jo, gue gak mau. Maaf." jawab Archy dengan
(Adegan disturbing, dilarang membaca bagi yang memiliki trauma dan lain sebagainya.)Jo sudah berangkat kerja pagi itu. Archy duduk di depan meja makan sambil mencatat daftar belanjaan yang akan ia beli untuk rumah tangga. Jo memberikan uang cukup untuk hidup mereka berdua, akan tetapi Archy tetap harus mengatur belanjaan apa saja bagi kedua suami istri itu.Namun, di tengah catatan yang sedang ia kerjakan. Tampak Bu Suk menghampiri Archy dari arah depan, Archy mengangkat dagu kemudian memandangi asistennya itu."Ada apa bu?" tanya Archy."Ada Mas Bulan, Nyonya." jawab Bu Suk. "Saya persilakan masuk apa bagaimana?"Archy menghela napas berat. Bisa-bisanya lelaki itu datang di saat Jo sudah pergi ke kantor. Jika seperti ini Archy seperti sedang dikejar oleh seseorang. Namun, orang-orang akan salah paham jika Archy menolak kehadiran saudara ke kediamannya."Biarkan beliau masuk." ujar Archy.Tampak Mas Bulan datang dengan senyum manis dan lembutnya. Ia membawa sekotak kue cokelat serta
"Mas enggak seharusnya berkata seperti itu, karena aku istri sepupu Mas sekarang." ujar Archy sambil menghela napas. "Jika ada yang mendengar hal ini, semuanya hanya akan jadi masalah besar.""Mas menyukai kamu sebelum Joseph. Apakah Mas salah menyatakan ini meskipun terlambat?" tanya Mas Bulan.Napas Archy rasanya berat mendengar pernyataan cinta itu. Bagaimana bisa Mas Bulan sangat berani menyatakan perasaannya ketika seluruh keluarga besar tengah berkumpul? Jo terlihat asyik tertawa bersama saudara-saudaranya yang lain. Archy rasanya ingin berlari ke arah Jo dan mengatakan perasaan sesaknya."Aku tidak ingat kapan Mas melihatku. Tapi aku rasa Mas jatuh cinta terlalu cepat pada orang yang salah." terang Archy."Sejak Nathan mengenalkanmu pada khalayak, aku melihatmu. Aku pikir ada kesempatan, tapi nyatanya tidak pernah ada kesempatan bagi Mas mendekatimu. Mas jatuh hati sama kamu Chy, sangat." Archy berdeham kemudian beranjak dari sofa. Ia tidak ingin melanjutkan pembicaraan dan me
Hari itu adalah perayaan keluarga yang diadakan di kediaman Eyang Putri. Archy memakai blouse dengan motif cherry dan rok panjang. Rambutnya yang panjang sepinggang hanya digerai dan wajahnya sudah bermakeup. Jo terlihat mondar-mandir dengan handuk yang masih ia kenakan di pinggang, ia sama sekali belum memakai pakaian."Nyari apa sih lo? Mondar mandir mulu." omel Archy. "Tanya gue kalau ada yang dicari, biar gue bantu.""Gue nyari lensa kamera. Hari ini ada acara jadi gue mau motret pake kamera baru. Tapi gue taro di mana ya?" Jo menggaruk kepalanya yang tidak gatal.Jo tampak indah meski hanya memakai handuk di pinggangnya. Tubuh Jo memang tinggi dan atletis, benar-benar idaman banyak wanita di luar sana. Archy menghampiri suaminya, mengecup pelan lengan sang suami kemudian merogoh sesuatu dalam tas."Ini, lo nitip gue biar gak lupa. Udah gue amanin kok." ujar Archy sambil menekan-nekan dada Jo dengan telunjuknya. "Cari tuh pake mata bukan pake idung.""Yeeeeh, gue kan lupa. Makasih
"Tuan Chandra, ini yang anda minta."Mas Bulan menatap sebuah dokumen berisi beberapa data yang ia minta pada suruhannya. Ia mengulas senyum memandangi tulisan demi tulisan beserta beberapa foto yang ia minta."Tuan, maaf bukankah itu Nyonya Archy istri Tuan Joseph?" tanya Bams, sang sekretaris. "Anda mengumpulkan segala hal tentangnya melalui seseorang selama satu tahun ini. Apakah ini ada hubungannya dengan perusahaan?" imbuhnya.Mas Bulan menatap Bams dengan tajam. Ia menghela napas kemudian mengambil satu buah foto."Keluarga Joseph dan Jonathan sangat menarik, bahkan anak kembar itu jatuh cinta pada wanita yang sama begitu saja. Archy memang sangat menarik sejak pertama kali aku melihatnya bersama Jonathan." terang Mas Bulan.Bams terlihat bingung, akan tetapi ia hanyalah karyawan. Walaupun ada banyak pertanyaan, Bams tidak berani bertanya."Sejak dikelola oleh tuan Joseph, perusahaan berjalan jauh lebih baik dibanding sebelumnya. Karya Nyonya Archy juga meningkatkan penjualan di
Archy melirik Jo yang tengah sarapan pagi itu. Ia berkutat dengan tablet yang tengah ia pelototi sejak duduk di kursi meja makan. Archy meringis, menahan rasa perih karena digempur semalaman oleh Jo. Perlahan Archy duduk di samping Jo sambil mendesis."Kenapa Chy? Ambeien lo?" tanya Jo sambil sibuk memelototi tabletnya."Matamu ambeien. Lo pikir gue kesakitan gini gara-gara siapa?!" omel Archy.Joseph terkekeh mendengar omelan Archy. Ia menutup layar tabletnya kemudian sontak mencumbui bibir istrinya. Archy memukul pelan bahu suaminya kemudian mendengus."Sekarang nyosor melulu." keluh Archy."Emang kagak ada rasa bersyukurnya ya lo jadi orang! Gue dingin salah, gue anget salah. Dispenserkah gue ini?" Jo balik mengomeli Archy. "Gue kan cuma cium bini gue sendiri.""Ya cium sih cium, tapi yang di bawah basah nih!" omel Archy. "Lo kan mesti kerja, gue bisa nahan gak ya. Gue bergairah terus kalau sama lo."Jo memandangi istrinya itu dengan gemas. Sekarang ia paham mengapa Jonathan tergil
"Archy cantik sekali! Duh, wajah secantik ini ditangani oleh perias pengantin yang profesional tentu kamu jadi terlihat lebih cantik lagi. Nathan pasti lemas melihat calon istrinya yang sangat cantik!" Bu Fatma, pengasuh Archy sejak kecil itu tersenyum ke arah Archy sambil merapikan gaun yang dikenakan gadis itu.Archy mengulas senyum sambil memandang pantulan dirinya di depan cermin. Ia tidak menyangka bila hari itu adalah hari teralisasinya pernikahan antara ia dengan Jonathan sang kekasih. Archy adalah seorang Designer pakaian yang cukup terkenal, lewat profesi itulah ia kenal dengan salah satu owner Perusahaan fashion kelas atas bernama Jonathan.Pertemuan mereka singkat hingga akhirnya saling jatuh cinta dan langsung memutuskan menikah di anniversary mereka yang ke dua tahun. Semuanya berjalan lancar, kedua pihak keluarga juga mendukung semua keinginan mereka hingga tiba di hari bahagia tersebut.Archy tidak bisa menggambarkan bagaimana bahagianya ia pada hari itu. Jonathan adala
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen