(Bukan Cerita Perselingkuhan) Rachel benar benar tidak menyangka, malam pertama yang ia kira akan membuatnya bahagia berakhir mengerikan. Cacian, hingga berakhir pelecehan ia terima dari satu satunya laki laki di dunia yang ia cintai. Sementara David sendiri tak menyangka, sang istri, Rachel yang ia kira sudah mengkhianatinya, hingga membuatnya memperlakukannya dengan buruk ternyata masih suci. Malam petaka itu benar benar mebuat mereka menyesal. Namun, penyesalan mereka benar benar berbeda. Rachel yang menyesal karena telah mencintai laki laki sekejam David, sementara David yang menyesal tidak mempercayai Rachel. Saat cinta yang dimiliki Rachel lenyap, maka cinta yang dimiliki David semakin kuat. Sayangnya, semuanya sudah terlambat. Rachel terlanjur pergi, meninggalkan David dengan segala penyesalan, dan cintanya yang perlahan menggerogoti. Mampukan David mendapatkan cinta Rachel kembali, sementara Rachel sendiri sudah tak lagi mempercayai cinta?
Lihat lebih banyakSementara di dalam ruang rawat, terlihat Carla yang menatap Rachel sedikit bingung. "Nyonya, anda benar benar ingin merahasiakan kehamilan anda?" tanya Carla serius.Rachel yang sedang memikirkan sesuatu itu menolehkan kepala. Matanya menatap Carla yang setia menemaninya itu dengan dalam."Ya," jawabnya tanpa ragu.Carla semakin mengerutkan kening tak mengerti. "Tapi kenapa? Bukankah ini hal baik? Nyonya, dengarkan saya, jika Tuan tahu anda mengandung, status anda benar benar akan stabil," ujarnya dengan mata menatap Rachel dalam.Rachel yang mendengar kata status itu diam diam mencemooh dalam hati. Hubungan seperti apa yang ia inginkan? Ia benar benar sudah tak menginginkan hubungan seperti itu dengan David. Lebih lebih, setelah semua skandal dan semua hal buruk yang menimpanya. Lebih baik pergi menjauh, dan mencari kebahagian sendiri."Nyonya, anda tidak sedang merencanakan sesuatu kan?" tanya Carla dengan mata menatap Rachel serius.
"Nyonya," panggil Carla tampak semangat saat melihat mata Rachel yang perlahan terbuka.Rachel sendiri yang tak menyangka dari ruang gelap gulit dan pengap, kini ia sudah berada di tempat yang tampak terang.Matanya menatap sekeliling, hingga tatapannya bertemu dengan tatapan Carla. Carla yang melihat bagaimana cara Rachel menatapnya itu ingin sekali menangis."Nyonya, anda sudah sadar," ujarnya benar benar bahagia.Semalam suhu tubuh Rachel benar benar tinggi.Ia bahkan harus dibuat begadang untuk berjaga jaga jika sewaktu waktu Rachel kejang. Bukan hanya itu, kabar yang ia dapat dari dokter juga membuatnya semakin waspada terkat kesehatan Rachel, karena di sini, tidak hanya satu nyawa yang harus ia jaga, melainkan dua."Carla," panggil Rachel lirih.Tangannya berusaha mengambil alih oksigen yang menutup mulutnya. Namun, Carla dengan cepat mencegahnya."Nyonya, jangan lepaskan. Saya akan memanggil dokter," ujar
Dengan wajah lelah, David memasuki mansion yang terlihat sepi. Dahinya berkerut saat tak menemukan satu pun orang yang menyambutnya.Matanya menatap sekeliling, hingga matanya bertemu dengan pelayan yang tampak terkejut saat melihat kedatangannya itu."Tu... Tuan?""Di mana nyonya?" tanya David tanpa basa basi.Pelayan yang mendengar pertanyaan David itu terdiam kaku. Matanya menatap David takut. Semua orang tahu kejadian yang menimpa Rachel.Meskipun tidak semua orang bertanggung jawab tentang terkuncinya Rachel di dalam ruang musik itu, tapi semuanya merasa bersalahBiar bagaimana pun, mereka mendengar bagaimana Rachel meminta tolong. Dan mereka juga tahu bagaimana Nadine, pelayan yang paling dekat dengan Clarisa mengunci Rachel di dalam ruang musik itu.Meskipun bukan mereka yang merencanakan hal jahat itu, tapi mereka juga ikut andil, karena mereka tidak mencegah, atau pun membantu Rachel untuk keluar dari sana.
David keluar dari kamar mandi. Matanya meyipit saat melihat Catrine yang memegang ponselnya. Catrine sendiri yang masih belum menyadari jika David sudah berdiri di belakangnya itu mengedikkan bahu dan meletakkan ponsel David kembali ke meja."Apa yang kau lakukan?" tanya David dingin.Catrine yang mendengar pertanyaan David dari arah belakang itu sedikit tersentak. Matanya menatap David yang berjalan ke arahnya dengan dingin."Oh, itu, tadi ada yang menghubungimu," jawabnya sedikit gugup.David yang mendengar itu semakin menatap Catrine dingin."Maaf, aku tidak bermaksud lancang. Hanya saja_""Kalau kau tahu perlakuanmu lancang, harusnya kau tidak melakukan itu," sela David yang langsung mengambil ponselnya.Matanya menyipit saat ia melihat nomer Rachel lah yang menghubunginya. Selama berada di negara ini, ia benar benar tidak bisa menghubungi Rachel.Masalah di kantor cabang yang ia kira bukan masalah besar nya
"Ck!"Rachel melangkah dengan langkah tegap. Tangannya mengepal. Ekspresinya bahkan terlihat benar benar dingin."Nyonya," sapa Thomas yang tapak buru buru.Rachel yang mendengar itu menghentikan langkahnya. Ekspresi dinginnya sama sekali tak berubah."Nyonya, saya izin untuk kembali ke tempat kelahiran saya, Nyonya," ujar Thomas yang sama sekali tak memperhatikan ekspresi Rachel sama sekali."Apa yang terjadi?""Nyonya, putra saya kecelakaan," jelas Thomas dengan mata memerah.Rachel yang mendengar itu terkejut. Matanya menatap Thomas yang selama dua minggu lebih ini benar benar melindunginya dan menghormatinya.Jika kalian bertanya apa yang membuatnya bertahan selama dua minggu lebih ini dengan sikap para pelayan yang sering mengunjingnya, serta David yang menghilang tanpa kabar, maka ia tak akan ragu mengatakan jika Thomas lah yang membuatnya bertahan,Nasehat nasehat Thomas, semangat dari laki laki
Drt... Drt...Suara getaran ponsel David membuat keheningan itu terpecah. David yang melihat nama Ali tertera di ponselnya itu mengerutkan kening."Hm, apa terjadi sesuatu?" tanya David dengan nada dingin.Rachel yang mendengar pertanyaan itu mau tak mau melirik ke arah David. Jejak penasaran terlihat di wajahnya. Hingga kata kata David selanjutnya membuat ia benar benar menatap laki laki itu sepenuhnya."Siapkan penerbangan malam ini, kita akan berangkat ke sana," ujar David dengan nada tegas.Setelah itu, ia mematikan panggilan.Ekspresinya terlihat rumit, kemudian ia menatap Rachel lagi."Aku harus pergi, terjadi sesuatu di perusahaan cabang," jelas David.Rachel yang mendengar itu sedikit mencengkram dress yang ia kenakan."Mungkin butuh beberapa hari," tambah David.Rachel yang mendengar itu hanya bisa menganggukkan kepala. Setelah itu, ia kembali membuang muka.David yang melihat
David yang mendengar Clarisa menyebut kata ayah itu mengerutkan kening. Hubungannya dengan ayah Clarisa bisa dianggap dekat."Ya.""Bagus, kalau begitu, ayo kita temui ayahku sekarang juga," ujar Clarisa dengan senyum penuh kepuasan.Tangannya bahkan hendak menjangkau lengan David, namun David dengan cepat menghidar."Kak?""Kau bisa pergi lebih dulu. Aku akan datang bersama dengan istriku," ujar David dengan tegas.Senyum di wajah Clarisa lenyap. Matanya menatap David dengan tatapan tak percaya. "Tapi Kak""Maaf, aku harus menjemput istriku," ujarnya yang tak ingin terlalu lama mengobrol dengan Clarisa.Sudah cukup, skandal skandal terkait hubungannya dengan Clarisa, ia tak ingin medengar skandal skandal itu lagi.Jika dulu ia bisa abaikan, maka sekarang tidak. Ia sudah memiliki seorang istri, dan ia tak akan membiarkan istrinya mendengarkan skandal skandal tak penting itu.Clarisa yang meliha
David melingkarkan tangannya di pinggang Rachel. Rachel sendiri yang melihatnya sama sekali tak berkomentar. Matanya menatap lurus ke depan, tenang seperti yang selalu di latih oleh Emina."Jangan gugup, ada aku di sini," bisik David yang membuat Rachel itu menolehkan kepala."Hm."Mereka berdua berjalan dengan tenang. Blits kamera menyapa mereka, membuat beberapa pengawal dengan sigap melindunginya agar para wartawan tidak menyerbu tamu undangan.Beberapa wanita yang biasanya mengejek Rachel diam diam, bahkan dibuat terdiam saat melihat kali ini Rachel muncul bersama dengan David.Terutama Clarisa, Clarisa yang selama ini diam diam ikut menertawakan Rachel karena selalu datang di acara besar sendiri itu tertegun saat melihat bagaimana David dengan hati hati melindungi Rachel dari beberapa wartawan yang ingin mendekat.Tangannya diam diam mengepal. Matanya menatap dua orang yang menjadi topik hangat. Baik dari reporter, atau pun
Semua pelayan menatap David yang memasuki mansion dengan ekspresi tak percaya. Sementara David yang tak mempedulikan mereka terus berjalan."Di mana nyonya?" tanya David saat melihat Thomas yang menatapnya dengan ekspresi terkejut.Thomas yang mendengar pertanyaan itu mengerjap. Matanya teralih dari bunga yang dipegang David, kemudian ke wajah laki laki itu yang terlihat tanpa ekspresi."Nyonya ada di ruang musik," jelas Thomas.David yang mendengar itu mengerutkan kening. "Ruang musik?""Ya Tuan, nyonya sedang melakukan les piano," jelasnya yang mengingatkan jika memang semenjak menikah dengan David, Rachel dituntut untuk menguasi beberapa alat musik.David yang baru memahami hal ini mengerutkan kening. Selama ini, ia benar benar meyerahkan urusan Rachel pada kepala pelayan.Sementara di dalam ruang musik, tampak Rachel yang menatap tuts tuts piano itu dengan pandangan serius. Diantara seluruh pelajaran yang harus ia pe
["Aku masih ada urusan di kantor."]Rachel menatap pesan yang dikirimkan oleh sang suami. Senyum yang sedari tadi membingkai wajahnya perlahan menyurut. Matanya mau tak mau menatap ranjangnya yang sudah dihiasi dengan bunga mawar berbentuk hati."Ini bukan apa-apa. David pasti tidak memiliki maksud lain," gumamnya mengingat hari ini harusnya malam pertama mereka.Ya, mereka baru saja menyelenggarakan pernikahan. Meskipun bukan pernikahan besar, tapi tetap saja mereka baru saja menikah.Tangannya dengan hati-hati mengetik pesan balasan. Menunjukan perhatiannya pada sang suami, berharap sang suami tahu, meskipun pernikahan mereka dilandasi perjodohan, ia benar-benar memiliki perasaan untuknya."Yah, aku akan membersihkan kamar ini. Pasti David akan menganggap konyol kamar ini jika kembali," gumamnya saat melihat hiasan-hiasan khas kamar pengantin.David hanyalah laki-laki kaku. Bahkan, ia tak tahu alasan apa yang membuat David menyetujui perjodohan ini.Selama ini, David tak pernah seka...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen