Share

208. Suami Idaman

Qasam tetap rileks. Tak ada reaksi apa pun meski melihat Habiba menelepon Qizha.

“Gimana? Aku jawab?” Qizha meminta persetujuan Qasam.

“Terserah kamu saja,” jawab Qasam santai

“Tt tapi… aku takut mama marah. Aku pergi tidak berpamitan. Apa lagi kalau mama tahu aku tinggal bersmaamu, apakah mam tidak akan memarahiu?” Qizha ketakutan.

“Santai saja. Kamu tinggal jelaskan saja letak permasalahanmu, jangan panikan begitu!” sahut Qasam. “Jawab saja! jangan biarkan mama mencemaskanmu.”

Qizha mengangguk meski ragu. Jempol mungilnya menggeser tombol hijau. Ia menekan loudspeaker supaya Qasam juga mendnegar suara Habiba di seberang. Terlebih dahulu ia mengucap salam.

“Halo, Ma!”

“Qizha, beberapa hari ini mma tidak melihatmu. Apa benar kau pergi dari rumah?” tanya Habiba di seberang.

“Ma, maaf. maafkan aku. Aku tidak bisa jauh dari Mas Qasam. Aku menyusul Mas Qasam.”

“Menyusul? Maksudmu?”

“Iya, aku tinggal bersama dengan Mas Qasam. Aku tahu Mas Qasam bersalah, tapi aku ini istrin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
syukurlah mama biba tidak marah kepada qizha karena pergi dari rumah dan memilih tinggal bersama qasam
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
segitu cintanya qasam kepada qizha.sampai membuat qasam tidak menginginkan qizha capek karena melakukan pekerjaan
goodnovel comment avatar
Elok Fatimah
qasam sdh bucin k qizha. dan skrg ikut bntu krjaannnya qizha jg. ikut sneng deh. tnggl habibah aja yg blm mau maafin qasam. qansha kmn ya?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status