RANJANG PANAS KAKAK IPAR

RANJANG PANAS KAKAK IPAR

last updateLast Updated : 2025-04-27
By:  weni3Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
6 ratings. 6 reviews
152Chapters
54.1Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Zoya tak menyangka dirinya akan terbangun di atas ranjang yang sama dengan kakak iparnya, Gama, usai pesta perusahaan semalam. Usahanya untuk menjauhi Gama pun terasa sulit, apalagi ketika sikap Zein, suaminya yang kasar, justru semakin menjadi-jadi. Di sisi lain Gama menawarkan kenyamanan yang tidak pernah Zoya dapatkan sebelumnya. "Berhenti mendekatiku, Kak! Aku sudah bersuami!" "Tidak ada yang bisa kau harapkan dari laki-laki kasar seperti Zein, Zoya!" Zoya tahu ini salah, tapi bagaimana bisa ia melepaskan diri dari Gama saat pria itu berkata akan merebutnya dari Zein?

View More

Chapter 1

Bab 01. Hubungan Yang Tak Halal

[Apa kamu tuli, Zoya? Sudah aku katakan jangan datang ke acara itu , tapi kamu masih saja nekat. Pulang kamu sekarang juga!]

Zoya menghela nafas berat saat membaca pesan yang suaminya kirimkan. Dia pun bergegas untuk segera pamit pulang pada rekan kerjanya yang lain.

Pesan dari Zein menjadi teguran dan perintah yang menakutkan yang mana tak bisa Zoya abaikan. Dia bergegas keluar dari tempat itu tetapi saat hendak membuka pintu ballroom, seseorang yang merupakan rekan kerjanya juga sedikit berlari menghentikan langkahnya.

"Zoya, kamu mau kemana?" tanyanya dengan wajahnya panik.

"Aku mau pulang. Duluan ya, aku buru-buru soalnya. Suami aku udah nungguin. Salam sama yang lain," jawab Zoya yang sekalian pamit kemudian segera pergi dari sana tapi kembali langkahnya tertahan.

"Eh tunggu dulu! Aku tadi lihat Pak Gama sakit. Kamu cepetan ke sana. Beliau ada di kamar nomor 125. Kasihan banget, Zoy."

"Emangnya sakit apa?" tanya Zoya bingung. Mana dia sedang buru-buru.

"Nggak ngerti, tapi kayaknya parah banget. Cepetan kamu ke sana! Aku nggak bisa jelasin sama kamu. Buruan, Zoya!"

Zoya pun bingung harus bagaimana. Gama sakit sedangkan Zein sudah memintanya untuk segera pulang. Tidak mungkin dia pulang bersama Gama. Mereka tidak terlalu dekat dan Zein pasti akan bertanya macam-macam meskipun suaminya sudah tau acara apa yang tengah dia hadiri.

[Aku tunggu setengah jam dari sekarang! Jika kamu tidak juga datang, maka aku tidak akan segan-segan menghukummu, Zoya!]

Kembali pesan dari Zein menghantui pikiran Zoya dan membuatnya bimbang. Dia harus segera pulang tapi belum sempat menolak. Orang itu sudah mendorongnya untuk bergegas pergi.

"Cepat Zoya!"

"Astaga bagaimana ini?" gumam Zoya bimbang dengan langkah tergesa menuju kamar sesuai dengan arahan dari rekan kerjanya tadi. Zoya melangkah cepat bahkan dia terlihat setengah berlari untuk sampai di kamar itu.

"Aku harus buru-buru jika tidak Mas Zein akan semakin marah padaku. Duh Kak Gama lagian sakit apa sich? Padahal aku tadi lihat dia baik-baik saja."

Zoya mengetuk pintu kamar yang tertera nomor 125 dengan tergesa. Berulang kali dia melihat ke arah ponselnya takut Zein kembali mengirimkan pesan sedangkan waktu pun terus berjalan.

Namun saat dirinya begitu cemas akan keadaan yang mendesak, pintu pun terbuka dan tiba-tiba tangannya ditarik oleh Gama hingga membuatnya tersentak.

"Kak!" pekik Zoya.

Belum habis keterkejutannya akan itu, dia kembali dibuat kaget ketika Gama mengunci pintu kemudian mendorongnya hingga membentur dinding. Gama pun mengungkungnya hingga ia sulit untuk melarikan diri.

Zoya berusaha memberontak tapi kedua tangannya diraih oleh Gama dan diangkat ke atas hingga posenya begitu menantang.

"Apa yang Kakak lakukan? Lepas Kak!" bentak Zoya yang tak terima dengan apa yang Gama lakukan padanya. Ada apa dengan pria itu? Kenapa tatapan mata Gama sayu dan terlihat seperti menginginkan sesuatu.

Mendadak jantung Zoya berdebar kenceng mendapati Gama yang mulai mengikis jarak padanya. Dia membuang muka saat Gama akan mencumbunya.

"Jangan Kak! Menyingkir dari hadapanku! Aku ini Zoya, adik ipar kamu Kak!"

Namun Gama seolah tuli. Pria itu kembali menyerang dengan memaksa mencumbunya dan semakin mengeratkan tangannya yang terus memberontak hingga ponselnya pun terjatuh.

"Brengsek kamu, Kak! Lepaskan aku, bajingan!"

Hancur sudah pertahanan Zoya saat Gama mampu membungkamnya dan menekan tubuhnya ke dinding hingga dia semakin tak bisa berkutik.

Sementara ponsel terus berdering hingga membuat pikiran dan hatinya semakin tak karuan. Zoya memejamkan kuat dengan bulir air mata yang tak lagi dapat ia bendung saat Gama terus mencumbu dengan sangat bergairah. Gama membawanya ke ranjang untuk menguasai tubuhnya lebih dalam.

"Jahat kamu, Kak!"

Keesokan paginya Zoya terbangun lebih dulu. Zoya meringis merasakan sakit di tubuhnya hingga perlahan kedua matanya mulai terbuka kala merasakan hal yang tak biasa.

Kedua mata Zoya terbelalak melihat Gama memeluknya dengan posesif. Seketika bayangan akan perlakuan buruk kakak ipar mematik amarah hingga Zoya mendorong tubuh Gama sampai ke pinggir ranjang. Pria itu pun terjaga sedangkan Zoya segera menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang masih polos.

Gama terjaga setelah merasakan itu. Pria itu terkejut melihatnya yang kembali menangis dan menatap penuh amarah. Bukan hanya tubuhnya saja yang sakit tapi hatinya pun sakit ulah laki-laki itu.

"Zoya, bagaimana bisa... " Gama menunduk melihat tubuhnya yang tanpa sehelai pakaian pun. "Sial!"

"Kamu sudah melecehkanku, Kak! Setan apa yang sudah merasukimu semalam? Sekarang aku kotor, aku hina karena kamu!" bentak Zoya disela tangisnya. Dia beranjak dari sana dan menyerang Gama yang hanya diam tanpa perlawanan dan sepatah kata pun yang terucap.

"Aku ini Zoya, istri dari adikmu tapi bisa-bisanya kamu melecehkanku seperti ini. Biadab kamu, Gama!" bentak Zoya yang belum puas untuk memaki.

Namun Gama sama sekali tidak melawannya padahal sudah sangat marah pada pria itu. Zoya semakin merasa hina karena Gama dengan santainya beranjak dan mengenakan pakaian tanpa memperdulikannya.

"Bajingan kamu, Gama!"

Zoya menarik selimut yang membalutnya kemudian mengambil pakaiannya yang berserakan di lantai dan membawanya masuk ke dalam kamar mandi.

Zoya pun memutuskan untuk segera pulang setelah dia lelah mamaki tetapi Gama tidak ada tanggapan sama sekali. Semakin hina saja dia saat ini.

Zoya pun semakin membenci pria itu. Di saat seperti ini pun dia kepikiran dengan suaminya, apa yang akan ia katakan pada Zein nanti. Kejadian semalam sangat menghancurkan harga dirinya.

"Tunggu Zoya!" Gama menahan tangan Zoya yang hendak keluar dari kamar hotel. Namun dengan cepat Zoya menepis tangan pria itu dan menatap tajam wajah Gama yang memperhatikannya.

"Jangan lagi menyentuhku, Gama! Jika ada manusia yang paling buruk, itu kamu! Pria bajingan yang pernah aku kenal!"

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Orin Batee
ceritanya sangat mengairahkan
2025-04-19 02:18:29
1
user avatar
VinDra
seru cerita nya.... ......
2025-02-10 22:21:28
1
user avatar
VinDra
bagus cerita nya ..
2025-02-08 17:30:25
1
user avatar
Pipit Selviana
akhir aku baca juga novel terbarunya kak weni walaupun telat tapi ni novel masih awal jadi gereget sama si zein udah kdrt sama zoya
2025-01-04 12:11:16
2
user avatar
Enisensi Klara
Apa jadinya kalo Zein tau hubungan terlarang antara gama dan Zoya ya
2024-09-26 16:16:51
1
user avatar
Enisensi Klara
Yeaay...ada yg baru dari kak Weni suka suka
2024-09-24 18:55:37
1
152 Chapters
Bab 01. Hubungan Yang Tak Halal
[Apa kamu tuli, Zoya? Sudah aku katakan jangan datang ke acara itu , tapi kamu masih saja nekat. Pulang kamu sekarang juga!] Zoya menghela nafas berat saat membaca pesan yang suaminya kirimkan. Dia pun bergegas untuk segera pamit pulang pada rekan kerjanya yang lain. Pesan dari Zein menjadi teguran dan perintah yang menakutkan yang mana tak bisa Zoya abaikan. Dia bergegas keluar dari tempat itu tetapi saat hendak membuka pintu ballroom, seseorang yang merupakan rekan kerjanya juga sedikit berlari menghentikan langkahnya. "Zoya, kamu mau kemana?" tanyanya dengan wajahnya panik. "Aku mau pulang. Duluan ya, aku buru-buru soalnya. Suami aku udah nungguin. Salam sama yang lain," jawab Zoya yang sekalian pamit kemudian segera pergi dari sana tapi kembali langkahnya tertahan. "Eh tunggu dulu! Aku tadi lihat Pak Gama sakit. Kamu cepetan ke sana. Beliau ada di kamar nomor 125. Kasihan banget, Zoy." "Emangnya sakit apa?" tanya Zoya bingung. Mana dia sedang buru-buru. "Nggak ng
last updateLast Updated : 2024-09-19
Read more
Bab 02. Pelang-pelan Mas, sakit!
Siapa yang tak kecewa? Siapa yang tak takut? Siapa yang tak patah hatinya? Dia sudah menikah, tetapi berkhianat dengan pria yang sangat ia kenal. Perlahan Zoya kembali melangkah menuju pintu, langkahnya tertatih merasakan miliknya yang masih sangat nyeri. Entah berapa lama Gama menggempurnya semalam. Yang jelas, rasanya seperti saat malam pertama. Begitu sangat menyakitkan dan terasa mengganjal setelahnya. "Zoya." Zoya menghentikan lagi langkahnya dan kali ini sengaja memberikan kesempatan untuk Kakak iparnya berbicara. Namun, Zoya enggan untuk menoleh ke arah pria itu. Dia muak dengan Gama yang semalam sudah memaksanya. Entah setan apa yang sudah membuat Gama kelewat batas. Zoya yakin ada yang tidak beres dengan Kakak iparnya tapi apa? Yang Gama lakukan semalam itu sudah menghancurkan harga dirinya. "Anggap tidak terjadi apa-apa, Gama! Kamu sudah menghancurkan kepercayaanku. Kamu tidak lebih dari pecundang di mataku, Kak!" sentak Zoya. Rasanya dia sudah tidak ingin lagi b
last updateLast Updated : 2024-09-19
Read more
Bab 03. Kamu Apakan Istriku?
“Semalam aku menginap di rumah temanku, Mas. Sungguh, aku tidak ber_" Belum sempat Zoya menyelesaikan ucapannya, Zein telah lebih dulu kembali menarik rambut Zoya dan mendorong tubuh istrinya itu hingga terhempas jatuh tepat di depan sepatu seseorang yang baru saja menginjakkan kakinya di rumah. “Ada apa ini?” Jantung Zoya seakan ingin lepas mendengar suara pria yang sangat ingin ia hindari. Pria yang telah menghabiskan malam panas dengannya hingga tidak pulang dan berujung pertengkaran dengan suaminya. Perlahan kepala Zoya terangkat menatap Gama hingga kedua mata mereka bertemu dengan perasaan yang tak menentu. Gama hanya terdiam menatap ke arahnya. Tatapannya tajam seperti menelisik penampilannya yang semakin berantakan kemudian mengangkat kedua alisnya menatap ke arah Zein. Pria itu seakan bertanya tetapi tak ada jawaban apa-apa dari Zein. Sampai di mana Gama kembali menunduk menatapnya dengan tatapan yang Zoya tak mengerti. Apa mungkin saat ini Gama tengah mengasiha
last updateLast Updated : 2024-09-19
Read more
Bab 04. Aku tunggu di kamar!
“Butuh bantuan untuk berpisah darinya?” Zoya terdiam saat ingin membuka pintu kamar. Dia tak menoleh ke asal suara, karena jelas suara yang familiar itu milik Gama. Sejenak mengurungkan niatnya untuk bergerak masuk. Melihat Gama yang berdiri diam menatapnya penuh tanya. Zoya pun melengos membuang muka. Namun sebelum Zoya benar-benar masuk, dia sempatkan untuk berbicara pada Gama. "Jangan sok menjadi pahlawan, Kak! Kamu tidak ada bedanya dengan Zein!" Hal yang tertutup rapat terumbar karena suatu perkara. Tak dapat ia sangkal jika kali ini melebihi dari sebelumnya dan bisa-bisanya Gama ingin membantunya untuk bercerai padahal di mata Zoya, Gama tidak ada bedanya dengan Zein. Sama-sama buruk setelah malam itu. Zein memang pria yang sedikit temperamen. Zoya sudah tau dan paham akan itu. Dia pun mengerti tanpa mengeluh. Sebab, bukannya jodoh saling melengkapi dan dan menutup kekurangan pasangannya masing-masing? Itu yang Zoya tau dan berharap sikap Zein lambat laun bisa beru
last updateLast Updated : 2024-09-19
Read more
Bab 05. Jejak Di Tubuh
Zoya terdiam di undakan tangga saat mendengar panggilan dari Gama. Zoya menarik nafas dalam dan menghembuskannya dengan perlahan. Dia tau siapa yang memanggilnya hingga ia tak ingin menoleh dan lebih memilih untuk menunduk. Egois sedang mendominasi diri Zoya sampai dimana dia mengabaikan sopan santun. "Jangan katakan apapun, Kak! Zoya tau apa yang akan kakak pertanyakan." "Bagaimana dengan jejak di tubuh…." "Kak aku mohon! Jangan ungkit itu lagi!" pinta Zoya lalu melangkah panjang meninggalkan Gama yang diam dengan helaan nafas berat. Namun setelahnya pria itu mengedikkan pundak dan masuk kamar tanpa beban. Zoya tak terima apapun sikap Gama padanya. Bagi Zoya itu hanya akan memperkeruh suasana. Mereka harus memiliki batasan jika perlu menjadi asing agar lebih nyaman melanjutkan hidup masing-masing. Walaupun Zoya tau perangai Gama yang sebenarnya baik tetapi setelah malam itu, pandangannya pada Gama tak lagi sama. Zoya nampak ragu untuk masuk kamar. Rasa takut membu
last updateLast Updated : 2024-09-19
Read more
Bab 06. Nekat
“Masuk ke mobil!” perintah Gama terdengar lugas. "Terima kasih. Aku lebih tertarik naik taksi," tolak Zoya dan bergegas kembali masuk ke dalam rumah untuk Bersiap-siap. Tak ingin dia dikasihani oleh Kakak iparnya yang pagi ini pun membuat geregetan. Sesampainya di kantor, Zoya bergegas untuk turun dari taksi online dan berlari masuk ke dalam kantor menuju lift agar cepat sampai ke ruangannya. Beruntung belum telat meskipun dia sudah di penghujung waktu. Namun sialnya masih harus melewati lift khusus karyawan yang terkenal penuh sesak. Pagi-pagi lift karyawan selalu ramai. Dia yang baru datang sudah pasti terjebak antrian. Tak seperti lift khusus CEO yang lancar jaya. Belum lagi saat penuh begini tercium bermacam-macam aroma yang membuatnya mual. Sungguh ujian setiap pagi di waktu yang mepet. Zoya berdiri agak belakang sembari menunggu gilirannya untuk masuk. Ekspresinya gelisah dan terus menerus melirik ke arah jam tangan, karena tinggal tersisa lima menit lagi untuk b
last updateLast Updated : 2024-09-19
Read more
Bab 07. Kabar Buruk Itu.
Zoya terdiam masih berdiri menunggu Gama yang terus sibuk tanpa memperdulikan dirinya. Sudah hampir satu jam berlalu setelah pria itu menahannya untuk tetap di sana. Terus menunggu tetapi Gama nampak santai saja tanpa menyentuh berkas yang ia berikan. Zoya frustasi sendiri, kakinya pegal sekali tetapi Gama tetap cuek seakan tak minat. Sengaja menahannya tanpa kejelasan. Rasanya Zoya ingin mengumpat pria itu tapi semua hanya di angan karena dia tak seberani yang dibayangkan. Zoya mendengus kesal, terdengar helaan nafas kasar darinya yang ternyata bisa menarik hati pria itu. Gama melirik ke arahnya dan menyandarkan tubuh di kursi kebanggaannya. "Bosan?" "Anda masih sibuk, Pak." "Tidak sabaran." celetuk Gama yang kemudian berdecak dan mengambil berkas yang Zoya berikan tadi. Meneliti beberapa saat dan kembali menatapnya dengan lekat. Zoya menegakkan tubuhnya saat sadar Gama memperhatikan. Berharap tak ada yang harus kembali direvisi agar dia bisa mengerjakan pekerjaan
last updateLast Updated : 2024-09-25
Read more
Bab 08. Istri Nggak Berguna!
Zoya menarik nafas dalam dan beranjak dari duduknya. Sekuat hati dia berusaha untuk tetap tenang. Ingat, harus banyak bukti untuk bisa memberontak dari pria seperti Zein jika tidak ingin hanya dijadikan angin lalu oleh pria itu. Zoya tersenyum menyambut langkah suaminya yang mendekati dan segera mengambil alih tas dan juga jas Zein. Sebenarnya ada rasa takut untuknya kelak memberontak. Zoya tak memiliki siapa-siapa lagi selain Zein. Jika dia dicampakkan oleh Zein lalu bagaimana dengan nasibnya kelak. Zoya melangkah mendekati Zein yang mulai membuka kancing lengan kemejanya. Dengan sigap pun Zoya mulai membantu membukakan kancing kemeja yang Zein kenakan. Aroma parfum yang sudah bercampur dengan parfum wanita membuat dada Zoya semakin sesak bahkan tangannya sedikit gemetar karena dia harus menahan rasa sakit yang semakin dalam. "Mas, tau kamu pulang lebih cepat. Aku tadi minta jemput sekalian. Aku lelah banget, Mas. Mana harus menunggu taksinya lama." "Jangan manja!" k
last updateLast Updated : 2024-09-27
Read more
Bab 09. Layani aku, Zoya! (21+)
Zoya tersentak saat mendengar suara pintu kamar terbuka sangat kencang. Kedatangan Zein membuatnya yang baru saja terlelap seketika beranjak dari tidurnya. Zoya menatap heran saat Zein pulang sempoyongan tak seperti saat berangkat tadi. Zoya hendak turun dari ranjang untuk menyambut dan membantu tetapi dengan cepat Zein menghampiri. Zein menyibak selimut yang menutupi bagian tubuh bawahnya, hingga kedua mata Zoya terbelalak melihat itu. Terekspos lah kedua kaki jenjangnya yang putih mulus membuat kedua mata Zein berbinar melihatnya. Pria itu pun merangkak naik dan menyerang tanpa aba-aba. "Mas Zein!" "Layani aku, Zoya!" bisik Zein yang kemudian mendongak dan mencium ceruk leher Zoya yang terpampang indah, putih menggoda. Layaknya aliran sungai yang jernih begitu lancar mengalir lidah Zein menyusuri leher itu. Memberikan percikan gairah dan membangkitkan nafsu yang bercampur dengan rasa yang menggebu. Kedua tangan Zoya mencengkeram kuat sprei menahan gelora nikmat yang Z
last updateLast Updated : 2024-09-30
Read more
Bab 10. Pernikahan Toxic
Zoya terperangah mendengar tuduhan itu. Belum tenang hatinya karena Gama melihat kejadian semalam, Zein tiba-tiba menuduhnya berbohong hingga membuatnya ketakutan. Tatapan mata Zein begitu tajam padanya sampai Zoya sulit menelan kasar salivanya. Zein berdiri di hadapannya dan menekan tubuhnya hingga membuat Zoya sesak karena terhimpit oleh pintu dan tubuh pria itu. "A... Ada apa, Mas?" "Kamu pembohong, Zoya! Kamu mengatakan padaku jika masih belum bisa, tapi semalam apa? Satu tetes darah pun tidak terlihat. Sprei bersih sampai pagi. Sudah berani kamu membohongiku, hah?" "Mas!" pekik Zoya saat kedua pipinya ditekan kuat hingga kedua mata pun basah. Zein juga semakin menghimpit tubuhnya hingga ia sulit bergerak dan melepaskan diri dari pria itu. "Mas sakit, aku... " PLAK Kedua mata Zoya terpejam kuat merasakan panas menjalar ke seluruh pipi kanannya. Air mata itu pun tak lagi bisa dibendung. Bahkan dadanya begitu sesak hingga dia hanya bisa tertunduk terisak. Semalam
last updateLast Updated : 2024-10-01
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status