Home / Rumah Tangga / RANJANG PANAS KAKAK IPAR / Bab 09. Layani aku, Zoya! (21+)

Share

Bab 09. Layani aku, Zoya! (21+)

Author: weni3
last update Last Updated: 2024-09-30 11:51:15
Zoya tersentak saat mendengar suara pintu kamar terbuka sangat kencang. Kedatangan Zein membuatnya yang baru saja terlelap seketika beranjak dari tidurnya. Zoya menatap heran saat Zein pulang sempoyongan tak seperti saat berangkat tadi.

Zoya hendak turun dari ranjang untuk menyambut dan membantu tetapi dengan cepat Zein menghampiri. Zein menyibak selimut yang menutupi bagian tubuh bawahnya, hingga kedua mata Zoya terbelalak melihat itu.

Terekspos lah kedua kaki jenjangnya yang putih mulus membuat kedua mata Zein berbinar melihatnya. Pria itu pun merangkak naik dan menyerang tanpa aba-aba.

"Mas Zein!"

"Layani aku, Zoya!" bisik Zein yang kemudian mendongak dan mencium ceruk leher Zoya yang terpampang indah, putih menggoda.

Layaknya aliran sungai yang jernih begitu lancar mengalir lidah Zein menyusuri leher itu. Memberikan percikan gairah dan membangkitkan nafsu yang bercampur dengan rasa yang menggebu.

Kedua tangan Zoya mencengkeram kuat sprei menahan gelora nikmat yang Z
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Eonk Oi
yaah cuman 1 bab aja
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Parah si Zein pintu gak ditutup sampai si gama lihat dan dengar mupeng kan haha
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Aiss..Zein tau kah kalo Zoya tidur sama Gama
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 10. Pernikahan Toxic

    Zoya terperangah mendengar tuduhan itu. Belum tenang hatinya karena Gama melihat kejadian semalam, Zein tiba-tiba menuduhnya berbohong hingga membuatnya ketakutan. Tatapan mata Zein begitu tajam padanya sampai Zoya sulit menelan kasar salivanya. Zein berdiri di hadapannya dan menekan tubuhnya hingga membuat Zoya sesak karena terhimpit oleh pintu dan tubuh pria itu. "A... Ada apa, Mas?" "Kamu pembohong, Zoya! Kamu mengatakan padaku jika masih belum bisa, tapi semalam apa? Satu tetes darah pun tidak terlihat. Sprei bersih sampai pagi. Sudah berani kamu membohongiku, hah?" "Mas!" pekik Zoya saat kedua pipinya ditekan kuat hingga kedua mata pun basah. Zein juga semakin menghimpit tubuhnya hingga ia sulit bergerak dan melepaskan diri dari pria itu. "Mas sakit, aku... " PLAK Kedua mata Zoya terpejam kuat merasakan panas menjalar ke seluruh pipi kanannya. Air mata itu pun tak lagi bisa dibendung. Bahkan dadanya begitu sesak hingga dia hanya bisa tertunduk terisak. Semalam

    Last Updated : 2024-10-01
  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 11. Aku Istrimu, Mas!

    "Kopinya, Mas." Zoya meletakkan secangkir kopi di atas nakas tepat Zein sedang sibuk dengan ponselnya. Tanpa menjawab, pria itu pun terlihat sibuk sekali. Zoya duduk di hadapan Zein membuat pria itu melirik tajam ke arahnya. Tatapan penuh keraguan pun terlihat jelas dari kedua mata Zoya. Antara takut tetapi dia ingin apa yang Gama katakan tadi masih bisa diperbaiki. "Mau apa kamu?" tanya Zein seakan mengerti apa yang ingin dia lakukan setelah ini. "Hanya ingin berbicara sama kamu, Mas." Zoya meraih tangan Zein yang kosong. Menggenggam tangan itu kemudian menatap wajah Zein yang terlihat tak suka melihatnya. "Mas aku tidak bermaksud membohongimu. Aku minta maaf jika sikapku membuatmu marah tapi apa tidak bisa jika kamu sedikit saja lembut padaku, Mas? Aku ingin kita seperti dulu. Sebelum kamu kasar padaku, kamu pernah sangat lembut memperhatikanku, Mas." "Jangan banyak meminta, Zoya! Wajar di awal menikah pasti manis. Semua juga begitu. Kamunya aja yang berlebihan! Aku ng

    Last Updated : 2024-10-03
  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 12. Semakin Menjadi

    "Dan apa jika aku mengatakannya sejak awal, kamu akan percaya? Ketika seseorang jatuh cinta dia seperti orang yang sedang mati rasa, Zoya! Kamu tidak akan perduli dan tetap fokus pada cintamu," kata Gama santai kemudian beranjak dari sana. "Keputusan ada di kamu. Tetap bertahan hingga sekarat atau berusaha lepas dari kesakitan. Aku hanya iba, karena kamu korban." Gama melangkah santai pergi dari hadapan Zoya. Semua yang pria itu katakan mengandung makna yang mendalam sedangkan Zoya saat ini begitu sakit mengetahui apa yang suaminya lakukan di luar sana. "Mas kamu sama siapa? Siapa wanita itu sebenarnya? Kenapa Kak Gama begitu mengenal? Sedang aku tidak bisa mengira-ngira." Pulang telat seperti sudah menjadi makanan sehari-hari bagi Zein. Sudah beberapa hari ini Zein pulang semakin malam bahkan pagi. Tak ada lagi kehangatan yang Zoya rasakan. Zein begitu sibuk hingga membuatnya kesepian. Beralasan tak jelas dan tak mau banyak ditanya. Itulah sikap Zein setiap kali ingin

    Last Updated : 2024-10-05
  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 13. Nikmati, Sayang! (21+)

    "Saya ijin pulang lebih cepat, Pak. Pekerjaan saya sudah selesai dan ini berkasnya. Maaf jika saya ijin lagi hari ini karena ada kepentingan mendesak yang tidak bisa saya tunda," ujar Zoya yang kini sedang meminta ijin pada manajer divisinya. "Mau kemana? Jika masih ada yang harus direvisi lagi bagaimana? Kamu sejak kemarin ijin terus. Jangan mentang-mentang memiliki hubungan dengan Pak Gama, Zoya! Kamu harus profesional dalam bekerja." "Baik, Pak. Maaf sebelumnya tapi kali ini benar-benar penting, Pak." Zoya harus mendapatkan ijin itu. Dia tidak bisa menunda lagi. Penasaran juga dengan siapa wanita yang bersama suaminya hingga membuat Zein berubah sikap bahkan sekarang semakin jauh saja. "Satu kali ini saja, setelah itu saya tidak akan menerima lagi apapun alasannya. Tidak ada pengecualian dalam bekerja, Zoya! Jika kamu begini terus, maka bisa menimbulkan kecemburuan sosial antar karyawan. Kami pun tidak akan membeda-bedakan kalian." "Baik, Pak. Maaf dan terimakasih atas i

    Last Updated : 2024-10-08
  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 14. Keputusan

    Zoya menggelengkan kepala dan segera berlari dari sana setelah melihat kedua orang yang sedang memadu kasih itu terdiam karena mendengar suara yang ia ciptakan. Bergegas Zoya meninggalkan tempat itu hingga membuat sekretaris dari Zein, Sarah. Beranjak dari duduknya dan tercengang melihat dia yang menangis tergugu berlari masuk lift. Zoya tak sanggup, dia tak bisa, tadi begitu bersemangat untuk memergoki Zein dan ingin tau siapa wanita yang bersama suaminya tetapi setelah melihat apa yang pria itu lakukan justru Zoya tak mampu mengatakan apapun lagi. Lidahnya kelu hanya untuk memanggil Zein. Aliran darahnya melambat dan otaknya mendadak berhenti. Semua yang ia lihat bukan hanya membakar hati tetapi melumpuhkan kerja organ di dalam tubuhnya. Langkah Zoya sedikit sempoyongan. Dirinya yang keluar dalam keadaan menyedihkan menarik perhatian semua karyawan. Banyak yang menatap iba ke arahnya. Namun seperti yang tadi Zoya lakukan saat baru datang. Zoya berusaha tak memperdulikan a

    Last Updated : 2024-10-11
  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 15. Terimakasih

    Zoya menggeret kopernya kemudian masuk ke dalam mobil. Dia agak canggung karena yang bersamanya adalah Gama. Namun mengingat apa yang sudah Zein lakukan membuatnya tak bisa hanya diam saja. Ini sudah menjadi keputusannya dan Zoya berharap apa yang dikatakan oleh Gama itu benar. Pria itu benar-benar membantu dan melindunginya. Zoya menoleh ke arah Gama yang mulai menyalakan mobil siap membawanya ke suatu tempat yang dia sendiri tidak tau kemana. Zoya memilih diam melihat jalanan karena masih bingung harus mengatakan apa pada Gama. Hening, tapi tak berlangsung lama. Gama kemudian menyalakan musik seakan tau jika mereka begitu kaku. Pria itu juga menciptakan suasana yang membuat Zoya berangsur merasa nyaman. Sialnya, lagu kedua mengibaratkan sakit hati seorang wanita yang dikhianati orang terkasih. Air mata Zoya kembali menetes merasakan efek dari lagu itu. Zoya mengusap air matanya yang mengalir perlahan dan mengangkat kepala agar tak lagi menitikkan air mata. Tak lama Gama p

    Last Updated : 2024-10-12
  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 16. Zoya Sialan

    "Mana aku tau? Kamu suaminya." Gama menuang air ke dalam gelas kemudian duduk dan menenggak minumannya. Dia melirik Zein yang sedang mengusap kasar wajahnya di ujung tangga. Wajah Zein terlihat memerah. Gama pun meletakkan kembali gelas di atas meja kemudian beranjak dari sana. Dia melangkah menuju tangga seraya memperhatikan Zein yang masih di sana. "Zoya pergi dari rumah," ucap Zein lirih. Gama tersenyum tipis kemudian menepuk pundak Zein tanpa mengatakan apapun. Gama melangkah santai menaiki tangga dengan kedua sudut bibir yang semakin mengembang. Dua hari setelah kepergian Zoya, membuat Zein tambah uring-uringan. Pria itu yang jarang pulang pun mendadak rajin karena berharap Zoya sudah kembali ke rumah. Namun sampai di rumah Zein tak juga mendapati Zoya yang membuat pria itu semakin ingin mengamuk saja. "Agghh! Brengsek!" PRANG Zein membanting seluruh barang yang ada di kamar hingga menimbulkan suara pecahan yang menggema hingga terdengar ke kamar sebelah. Ga

    Last Updated : 2024-10-13
  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 17. Sayang Ayolah!

    "Ahhhh!" PRANG "Di mana kamu, Zoya?" teriak Zein seperti orang gila hingga membuat Amanda yang baru datang bingung melihat itu. "Zein kamu kenapa? Ini.... Astaga Zein, semua hancur, Sayang." Zein mengacak rambutnya dan bertolak pinggang setelah itu. Dia begitu marah karena proses perceraian terus berjalan dan Zoya sulit ia temukan. "Apa ini karena Zoya?" Zein melirik Amanda yang menatapnya penuh tanya. Terlihat dari kedua mata wanita itu jika tak terima dengan apa yang ia lakukan. "Jelas karenanya, aku sulit menemukan dia, Amanda. Perceraian itu harus dihentikan. Aku tidak mau bercerai dengannya." "Hello Zein, why? Bukankah ini sudah konsekuensi dari hubungan kita? Jangan kaku, Sayang! Perceraian itu justru akan sangat membahagiakan untukmu. Lihat aku!" Amanda mendekati Zein dan merangkul pundak Zein. Mencium dan memagut dengan tangannya yang mulai nakal menggoda tubuh Zein. "Akh lepas Amanda! Aku sedang marah." Zein melepaskan diri dari Amanda dan itu sem

    Last Updated : 2024-10-15

Latest chapter

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 107. Cemburu Buta

    "Sayang!" Gama pun meraih tangan Zoya setelah tadi mengejar sang istri yang terindikasi sedang merajuk. Begini kalau menghadapi wanita yang sedang PMS. Emosinya tidak bisa terkontrol. Bentar-bentar ngamuk, bentar-bentar ngambek, lebih parahnya membuat orang cemburu. "Apa sich, Mas? Lepas! Kamu juga curigaan aja jadi suami. Aku mau jelasin nggak di bolehin. Minggir Mas! Aku mau masuk kamar." Zoya pun melepaskan diri dari Gama kemudian masuk kamar. Dia bergerak cepat kemudian menutup pintu tapi kaki Gama sudah lebih dulu menahan hingga pintu sulit tertutup dan Zoya menyerah. "Mas!" "Mau apa, Sayang? Mau ngunciin aku di luar, hhm? Nggak bisa Sayang! Kamu nggak boleh nakal!" Gama segera masuk dan Zoya pun memilih menghindari. Zoya berlari menjauh tapi dari Gama tapi dengan mudahnya Gama bergerak cepat kemudian menangkapnya. "Mas turunkan aku!" pekik Zoya. "Kamu nggak tau aku mencarimu tadi, tapi kamu malah enak-enakan ngobrol sama Dito." Gama membawa Zoya ke ranjang d

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 106. Mencari

    "Hilang? Hilang kemana, Bos? Bukankah tadi sama Tuan? Apa ada yang culik Bu Zoya?" tanya Asisten Dito yang nampak terkejut. "Kalau saya tau nggak mungkin saya tanya sama kamu, Dito. Nggak mungkin saya minta kamu mencari istri saya!" sentak Gama geregetan. Salah siapa disuruh cari malah banyak tanya. Andai tau, tak mungkin Gama memerintah untuk mencari. Ini Dito malah nyari gara-gara saja. "Baik, Bos. Saya akan segera mencarinya." Asisten Doni pun bergerak cepat beranjak dari sana untuk mencari istri yang hilang. Yang pertama tentu saja mengecek cctv kantor. Asisten Dito dengan diawasi oleh Gama melihat kemana Zoya pergi. Gama menyilangkan kedua tangannya di dada. Tatapan Gama terpusat pada Zoya yang berjalan keluar gerbang perusahaan. "Coba cctv luar!" perintah Gama saat Zoya tak lagi terlihat. "Sudah, tapi ini sudah tidak bisa lagi menjangkau lebih dari ujung pagar sini, Pak. Bu Zoya berjalan menuju para pedagang makanan yang ada di samping kantor kita. Mungkin saja

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 105. Posesif

    "Ini minumnya, Pak. Bapak kasihan sekali. Maafkan Pak Gama ya, Pak. Bapak sudah bekerja dengan baik untuk kami. Bulan ini Bapak akan mendapatkan bonus tambahan," ujar Zoya yang kemudian menyodorkan botol minum pada Dito. Gama tercengang mendengar itu. Bonus tambahan? Tanpa acc dulu dari pemilik perusahaan? Aish... Tentu saja itu membuat Gama pusing karena yang akan mengeluarkan dana itu dia sedangkan Gaji Dito itu besar. "Dia sudah menerima bonus setiap bulan, Sayang. Nggak usah! Jangan dimanja karena aku membayarnya sesuai apa yang ia kerjakan," sahut Gama tak terima. Sementara Asisten Dito masih diam menyimak. Asisten Dito terkejut dengan apa yang terjadi. Apalagi melihat Zoya datang tiba-tiba dan menyodorkan minum dengan sangat perhatian. Tidak cukup sampai di situ. Ternyata Gama pun menyusul dengan sangat tak terima akan apa yang Zoya lakukan. Ada apa dengan pasutri ini? "Ya tapi kamu nggak boleh semena-mena juga, Mas. Kasih hukuman itu ya kalau memang benar-benar sa

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 104. Cantik

    Setelah Zoya masuk ke dalam sana untuk berganti pakaian. Ponsel Gama berdering. Dia segera meraihnya untuk melihat siapa yang menghubungi. "Kantor polisi," gumam Gama. Segera Gama menerima panggilan tersebut. Dalam hati Gama bertanya-tanya. Ada apa gerangan menghubungi? Apa Asisten Dito sibuk hingga pihak yang berwajib menghubungi ke nomornya? "Selamat siang." "Siang Pak, sebelumnya maaf jika kami menganggu Bapak. Kami dari pihak kepolisian ingin memberikan kabar untuk Bapak mengenai Saudara Zain yang saat ini sedang sakit. Kami sudah memindahkan Saudara Zain ke rumah sakit khusus dengan pengawasan dibawah naungan kepolisian." "Baik, terimakasih atas perhatiannya Pak. Saya juga terimakasih anda sudah mengabari. Mungkin besok atau lusa saya akan datang untuk menjenguk. Saya minta tolong untuk penjagaan jangan sampai lengah ya, Pak." "Baik, Pak Gama. Kalau begitu kami matikan panggilannya. Selamat siang." "Siang." Gama meletakkan kembali ponselnya kemudian menyandark

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 103. Aagghh... Yess Baby

    Demi apa, Gama memang sangat meresahkan. Sudah dibuat keluar masih saja menginginkan. Mungkin karena belum masuk ke tempatnya jadi belum puas. Semua emosi dan gemas pria itu tadi benar-benar diluapkan saat ini. Gama membuka pakaian Zoya dan hanya menyisakan bagian bawah saja. Begitu pun dengan pria itu yang hanya menyisakan kemejanya saja yang sudah terbuka. Bergerak Gama di antara jepitan kedua gunung milik Zoya. "Aagghh... Yess Baby." Gama mengerang merasakan itu sedangkan Zoya memejamkan kedua mata setelah menatap takjub wajah Gama. Ya, Zoya selalu takjub melihat Gama yang sedang horny. Wajah pria itu semakin tampan dan menantang. Sangat maco sekali hingga membuat Zoya terkadang tak tahan jika mengabaikannya. "Jepitanmu Sayang. Kenyal sekali." Zoya menggelengkan kepala saat merasakan remasan Gama yang membuatnya semakin pusing saja. Sementara hanya Gama yang bisa melampiaskan sedangkan dia tidak bisa memuaskan hasrat yang datang ulah pria itu. Gama memang curang t

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 102. Jepit Di Sini

    Pintu ruangan dikunci oleh Gama. Pria itu pun berpesan pada Dito agar tidak menganggu karena ada urusan yang lebih penting dari pada apapun. "Mas kamu jangan aneh-aneh! Aku lagi ada tamu." "Tamunya suruh pulang!" sahut Gama santai tapi sukses membuat Zoya merengut. "Mana bisa? Tamunya aja baru datang tadi pagi. Katanya bakal nginep lima sampai tujuh hari. Makanya jangan gini dulu! Ini tamunya rombongan, Mas." Zoya hendak beranjak dari duduknya tetapi Gama tidak memperbolehkan. Gama menahan tubuh Zoya hingga tak leluasa untuk beranjak. Zoya duduk di atas pangkuan Gama yang sedang mode on. "Mas kamu itunya oh ya ampun... Udah ngajak perang begitu. Nggak sabar banget. Nanti aja kalau mau gemesin aku. Jangan sekarang!" "Nggak bisa! Aku udah sabarin dari tadi tapi kamunya gitu. Jangan salahkan aku, Sayang!" Gama mulai mencumbu Zoya. Namun yang menjadi sasaran bukan lagi bibir Zoya melainkan tengkuk Zoya yang seputih susu hingga rasanya tak sabar untuk meninggalkan jejak d

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 101. Tetap Di Sini

    Kedua mata Zoya terbelalak saat melihat adanya Nindi di sana. Nindi itu teman seperjuangan. Masuk di tahun yang sama tapi beda divisi. Tidak terlalu dekat tapi kenal. Zoya pun beranjak dari sofa dan berdiri kemudian merapikan penampilannya. Dia menatap Nindi yang begitu memperhatikannya. "Zoya ngapain di sini? Kamu nggak kerja? Kok malah tidur?" cecar Nindi. Sementara Gama yang hanya bisa menggelengkan kepala melihatnya. Pria itu menghela nafas berat saat sang istri ke gap oleh karyawan sendiri. Bisa-bisanya ketahuan. Sudah benar-benar tidur tapi Zoya malah gelisah terus. Mungkin karena tak nyaman, tapi jadi repot kalau begini urusannya. Gama bisa santai tapi tentunya Zoya tidak, Zoya jadi bingung bagaimana menjelaskannya. Gama pun diam saja tak membantu. Mungkin pria itu pun takut nantinya malah membuat Zoya tambah merajuk jika salah ucap. Apa lagi sejak tadi Zoya sedang sangat sensitif. "Aku ... Kepala aku pusing banget tadi Nin makanya aku numpang istirahat sama Pa

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 100. Umpat Gama

    "Jangan macam-macam, Sayang!" ujar Gama dengan mendesis. Gama menatap Zoya dengan tegas. Namun Zoya tak hanya mengedikkan kedua pundaknya. Zoya melangkah menuju sofa setelah bisa melepaskan diri dari Gama. Dia menghempaskan tubuhnya di sana. Tak lama terdengar Gama melangkah mendekati dan Zoya diam memperhatikan. Gama pun duduk di sampingnya. Pria itu menoleh dan membalas tatapannya dengan lembut padahal jelas tadi terlihat sangat geregetan sekali. "Kenapa, Mas? Sanaan! Minimal cuci tangan kalau mau deket-deket aku!" kata Zoya lalu mengambil ponselnya yang ada di dalam tas. Malas sama Gama tapi apa yang dia katakan dilaksakan oleh pria itu. Gama pun segera beranjak dari sana kemudian melangkah menuju kamar mandi. Gama nurut sekali dengan perkataan sang istri. Zoya menghela nafas panjang melihat itu. Dia sendiri sebenarnya gemas sekali dengan Gama. Mungkin juga efek sedang datang bulan. Hawanya ingin makan orang saja. Gama keluar dengan wajah yang basah. Bukan hanya t

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 99. Trik Membuatmu Cemburu

    "Bau?" Gama mengerutkan keningnya lalu mencium tangannya sendiri. Sementara Zoya sudah melangkah pergi setelah pintu lift terbuka. "Astaga... " Gama menggelengkan kepala setelah sadar dengan apa yang sudah ia lakukan pada Sena tadi. Ya, dia baru ingat kalau tadi mengusap pipi Sena. "Sayang!" panggil Gama saat melihat Zoya yang hendak masuk ke dalam ruangannya. Alamat ngambek ini kalau tidak segera ditarik masuk ke dalam ruangan CEO. "Pak Gama," panggil Dito yang membuat Gama berdecak. Langkah Gama terhenti dengan tatapan tajam yang membuat Dito mengangkat alisnya. "Kalau mau bicara sama saya nanti! Saya mau urus istri dulu!" ujar Gama dengan tegas lalu segera menarik Zoya dan membawanya masuk ruangan. "Mas kamu ngapain tarik-tarik tangan aku? Tangan bau wanita lain juga!" Rupanya Zoya baru ingat akan itu. Jadi kesalnya sekarang. Tadi di rumah sakit dia lupa karena tertutup dengan masalah nenek. Alhasil cemburu yang telat ini membuat atasannya tak bisa langsung bek

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status