Share

Bab 14. Keputusan

Author: weni3
last update Last Updated: 2024-10-11 08:52:19
Zoya menggelengkan kepala dan segera berlari dari sana setelah melihat kedua orang yang sedang memadu kasih itu terdiam karena mendengar suara yang ia ciptakan.

Bergegas Zoya meninggalkan tempat itu hingga membuat sekretaris dari Zein, Sarah. Beranjak dari duduknya dan tercengang melihat dia yang menangis tergugu berlari masuk lift.

Zoya tak sanggup, dia tak bisa, tadi begitu bersemangat untuk memergoki Zein dan ingin tau siapa wanita yang bersama suaminya tetapi setelah melihat apa yang pria itu lakukan justru Zoya tak mampu mengatakan apapun lagi.

Lidahnya kelu hanya untuk memanggil Zein. Aliran darahnya melambat dan otaknya mendadak berhenti. Semua yang ia lihat bukan hanya membakar hati tetapi melumpuhkan kerja organ di dalam tubuhnya.

Langkah Zoya sedikit sempoyongan. Dirinya yang keluar dalam keadaan menyedihkan menarik perhatian semua karyawan.

Banyak yang menatap iba ke arahnya. Namun seperti yang tadi Zoya lakukan saat baru datang. Zoya berusaha tak memperdulikan a
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Udahlah Zoya pisah aja dari Zein ,daripada tersiksa batin nya
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Gíla ya ...Zoya di tidurin Gama ,terus Zein selingkuh tidur dgn Amanda mantan istri gama ,kok kyk.bertukar tempat
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 15. Terimakasih

    Zoya menggeret kopernya kemudian masuk ke dalam mobil. Dia agak canggung karena yang bersamanya adalah Gama. Namun mengingat apa yang sudah Zein lakukan membuatnya tak bisa hanya diam saja. Ini sudah menjadi keputusannya dan Zoya berharap apa yang dikatakan oleh Gama itu benar. Pria itu benar-benar membantu dan melindunginya. Zoya menoleh ke arah Gama yang mulai menyalakan mobil siap membawanya ke suatu tempat yang dia sendiri tidak tau kemana. Zoya memilih diam melihat jalanan karena masih bingung harus mengatakan apa pada Gama. Hening, tapi tak berlangsung lama. Gama kemudian menyalakan musik seakan tau jika mereka begitu kaku. Pria itu juga menciptakan suasana yang membuat Zoya berangsur merasa nyaman. Sialnya, lagu kedua mengibaratkan sakit hati seorang wanita yang dikhianati orang terkasih. Air mata Zoya kembali menetes merasakan efek dari lagu itu. Zoya mengusap air matanya yang mengalir perlahan dan mengangkat kepala agar tak lagi menitikkan air mata. Tak lama Gama p

    Last Updated : 2024-10-12
  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 16. Zoya Sialan

    "Mana aku tau? Kamu suaminya." Gama menuang air ke dalam gelas kemudian duduk dan menenggak minumannya. Dia melirik Zein yang sedang mengusap kasar wajahnya di ujung tangga. Wajah Zein terlihat memerah. Gama pun meletakkan kembali gelas di atas meja kemudian beranjak dari sana. Dia melangkah menuju tangga seraya memperhatikan Zein yang masih di sana. "Zoya pergi dari rumah," ucap Zein lirih. Gama tersenyum tipis kemudian menepuk pundak Zein tanpa mengatakan apapun. Gama melangkah santai menaiki tangga dengan kedua sudut bibir yang semakin mengembang. Dua hari setelah kepergian Zoya, membuat Zein tambah uring-uringan. Pria itu yang jarang pulang pun mendadak rajin karena berharap Zoya sudah kembali ke rumah. Namun sampai di rumah Zein tak juga mendapati Zoya yang membuat pria itu semakin ingin mengamuk saja. "Agghh! Brengsek!" PRANG Zein membanting seluruh barang yang ada di kamar hingga menimbulkan suara pecahan yang menggema hingga terdengar ke kamar sebelah. Ga

    Last Updated : 2024-10-13
  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 17. Sayang Ayolah!

    "Ahhhh!" PRANG "Di mana kamu, Zoya?" teriak Zein seperti orang gila hingga membuat Amanda yang baru datang bingung melihat itu. "Zein kamu kenapa? Ini.... Astaga Zein, semua hancur, Sayang." Zein mengacak rambutnya dan bertolak pinggang setelah itu. Dia begitu marah karena proses perceraian terus berjalan dan Zoya sulit ia temukan. "Apa ini karena Zoya?" Zein melirik Amanda yang menatapnya penuh tanya. Terlihat dari kedua mata wanita itu jika tak terima dengan apa yang ia lakukan. "Jelas karenanya, aku sulit menemukan dia, Amanda. Perceraian itu harus dihentikan. Aku tidak mau bercerai dengannya." "Hello Zein, why? Bukankah ini sudah konsekuensi dari hubungan kita? Jangan kaku, Sayang! Perceraian itu justru akan sangat membahagiakan untukmu. Lihat aku!" Amanda mendekati Zein dan merangkul pundak Zein. Mencium dan memagut dengan tangannya yang mulai nakal menggoda tubuh Zein. "Akh lepas Amanda! Aku sedang marah." Zein melepaskan diri dari Amanda dan itu sem

    Last Updated : 2024-10-15
  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 18. Lepas, Anjing!

    "Ternyata kamu ada main dengan Zoya, hhmm? Sudah berapa kali dia menjamumu hingga begitu mudah kamu membantunya bercerai dariku?" "Tutup mulutmu, Zein! Kamu hanya membuat hati dan otakmu semakin terbakar. Tanpa aku menjawab kamu tentu tau bagaimana wanita yang sudah kamu sia-siakan." Gama tersenyum miring kemudian melangkah pergi dari sana menyusul Zoya sedang Zein mengumpat kesal dengan wajah yang memerah. "Jangan kamu pikir ini sudah selesai, Gama! Ternyata kamu musuh dalam selimut. Bajingan kamu, Gama!" Zoya berlari menjauh dari sana. Ucapan Zein sungguh membuatnya kembali terluka. Tuduhan itu menjatuhkan harga dirinya dan semakin membuat Zoya membenci mantan suaminya. "Zoya!" Langkah kaki Zoya terhenti saat mendengar teriakan Gama yang memanggilnya. Kedua matanya terpejam segera menghapus air matanya sebelum berbalik menatap Gama. "Ada apa, Kak?" tanya Zoya. Kedua ujung bibirnya terangkat dengan terpaksa. "Mau kemana? Mobilku di sana." Gama menunjuk ke arah

    Last Updated : 2024-10-16
  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 19. Pergi, Mas!

    "Aku sudah cukup bersabar selama ini, Zein. Apa yang aku miliki kamu kuasai. Kurang apa aku, hah?" "Aku menguasai apa? Hanya Amanda, bukan yang lainnya," jawab Zein dengan mendesis menahan sakit di tangannya. Gama belum melepaskan sama sekali bahkan tarikannya semakin kencang membuat Zein semakin meringis tak tertahan. Gama terlihat sangat emosi sekali. "Hanya kamu bilang? Gunakan otakmu dengan benar! Jangan hanya untuk berpikir mesum saja! Tidak heran jika kamu kehilangan Zoya. Itu semua karena kamu terlalu bodoh!" Gama melepaskan tubuh Zein dengan mendorongnya kemudian melangkah meninggalkan adiknya yang tersungkur di lantai. Dia tak perduli jika Zein akan membencinya. Gama bergegas masuk kamar tanpa memperdulikan Zein yang berteriak memanggilnya. Bahkan banyak ancaman yang keluar dari mulut Zein. Gama menghempaskan tubuhnya di sofa. Terdiam sejenak dan merebahkan tubuhnya di sana kemudian menatap ke arah langit-langit kamar. Bayangan akan masa lalu kembali datang me

    Last Updated : 2024-10-16
  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 20. Dia Calon Istri Saya!

    "Zoya!" "Kak Gama!" Zoya berlari mendekati Gama yang baru saja hendak masuk rumah. Dia bersembunyi di belakang tubuh Gama melindungi diri dari Zein yang akan menangkapnya. Terlihat Zein menghentikan langkahnya dan menatap tak suka pada Gama. Begitu pun dengan Gama yang kini menggulung lengan kemejanya dengan tatapan tajam ke arah Zein. "Mau apa kamu ke sini? Bukankah semua sudah selesai? Masih tidak terima juga? Apa kamu buta hingga tidak melihat bagaimana sikap Zoya padamu?" cecar Gama. Zein berdecih mendengar itu. Pria itu pun melangkah maju hingga membuat Zoya semakin mengeratkan cengkeramannya di kedua sisi kemeja Gama. "Jangan takut! Ada aku, Zoya. Maaf karena aku datang terlambat," bisik Gama. Tangan pria itu menyentuh tangan Zoya yang terasa dingin. "Aku takut, Kak. Jangan biarkan Zein kembali menyakitiku!" "Hhmm... " Gama kembali menatap Zein yang tersenyum miring melihat kedekatan mantan istri dengan sang Kakak. Zoya tau, Zein sangat marah tapi Zoya tid

    Last Updated : 2024-10-17
  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 21. Kembali

    "Aku pulang ya. Besok aku kembali, aku ajak kamu belanja kebutuhan yang sudah habis. Konten masih berjalan 'kan?" "Masih Kak, tapi aku... " Zoya menghentikan ucapannya. Tangannya menahan Gama hingga pria itu melirik tangan mereka. "Maaf Kak." Zoya melepaskan tangannya dengan gugup. Dia bingung ingin mengatakan apa pada Gama. Sampai dimana pria itu meraih tangannya. "Ada apa, Zoya?" tanya Gama lembut seolah mengerti akan kekhawatiran Zoya. "Aku... Aku takut sendiri Kak. Bisa tidak jika Kakak tetap di sini? Aku takut Mas Zein kembali." Meskipun dia tau Zein tadi babak belur dan sulit untuk berjalan. Dia pun sudah meminta warga untuk mengusir Zein jika pria itu datang. Tetap saja Zoya tidak semudah itu bisa tenang. Zein bisa melakukan apapun terlebih pria itu pasti tau jika Gama selalu pulang dan tidak pernah menginap. Zoya takut hal itu dijadikan kesempatan oleh Zein untuk kembali mengganggunya. Zoya tidak ingin kejadian buruk kembali terjadi. Maka dari itu Zoya memi

    Last Updated : 2024-10-18
  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 22. Hancur!

    Gama perlahan membuka mata membuat rona di wajah Zoya semakin memerah. Debaran jantungnya pun semakin kencang hingga Zoya mengeratkan cengkeraman tangannya pada jas Gama. Tatapan mata pria itu begitu teduh dan hembusan nafas Gama menghangat menerpa wajahnya yang semakin terasa panas. Zoya dibuat mati gaya. Pesona Gama yang sangat diagungkan oleh banyak wanita membuatnya hampir hilang akal. Setelah bercerai dan membenci Zein, dia baru sadar jika Gama memiliki pesona yang kuat. Pantas saja duda ini sangat diidamkan oleh para wanita. Begitu kuat pesonanya hingga tidak diragukan lagi. "Hati-hati! Aku tidak akan meninggalkanmu," ucap Gama lirih tetapi terdengar beda di telinga Zoya. Akh mungkin dia saja yang terlalu berlebihan. Zoya pun segera melepaskan diri dari Gama dan perlahan mengatur jarak. Dia berjongkok mengambil berkas yang terjatuh di lantai dan kembali berdiri di samping pria itu. Keduanya pun menuju restaurant yang akan dijadikan tempat meeting dengan klien p

    Last Updated : 2024-10-19

Latest chapter

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 94. Hasil Pemeriksaan

    Sampai di dalam Zoya lebih banyak diamnya, tapi dia memutuskan untuk mengikuti pemeriksaan karena penasaran. Sebenernya tidak ada keluhan apa-apa. Hanya saja, mana tau jika ada sesuatu. Beberapa lama di dalam, akhirnya mereka mendapatkan hasil dari pemeriksaan yang mana keduanya dinyatakan sehat. Gama seolah tau, terlihat dari senyumannya yang berbeda. Hanya saja kegelisahan Zoya seolah terbaca oleh Gama hingga pria itu berinisiatif untuk memeriksakan diri. "Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Bapak dan Ibu sehat. Mungkin sedang diminta untuk lebih dulu menghabiskan waktu berdua dengan pacaran." Dokter tersebut tersenyum pada mereka. Kata-kata beliau begitu menenangkan tetapi Zoya tidak dengan serta merta lantas bisa tenang. "Tapi saya menikah sudah lama, Dok." Akhirnya Zoya pun buka suara akan itu. Dia menatap penuh harap tanpa menoleh ke arah Gama yang lebih tenang menyikapi ini semua. "Tapi Ibu sehat, insyaallah akan segera mendapatkan momongan, tapi kembali lagi, kita

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 93. Ayo Ikut, Sayang!

    "Aku nggak bohong, Mas. Aku buatkan kopi untuk kamu, oke!" ujar Zoya menyangkal pertanyaan Gama. Cup Zoya pun berlalu setelah mengecup bibir Gama. Satu kecupan itu untuk menenangkan sang suami yang sedang curiga padanya. Zoya pun memilih untuk menyiapkan sarapan sekalian. Sesekali membantu Bibi meskipun tujuan yang sebenarnya itu adalah untuk meredam hatinya yang gelisah. Apa salahnya? Kenapa masih sulit sekali memiliki keturunan? Manusia punya batas kesabaran. Bagaimana jika Gama habis kesabaran karena dia yang tak kunjung memberikan anak? Zein saja bisa berubah. Mungkin Gama pun juga. Terlebih Gama sudah sangat menginginkan. "Bi, dulu Bibi pas punya anak itu, jeda berapa lama setelah menikah, Bi?" tanya Zoya pada Bibi yang kemudian terlihat berpikir setelah mendapatkan pertanyaan darinya. "Cepet kayaknya Nyonya. Eemm... Dua atau tiga bulan gitu udah isi. Alhamdulillah anak lima jedanya nggak lama. Jadi begitu Bibi stop kemudian menunggu mereka besar dan memutuskan ke

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 92. Bohong

    "Euughh.... Siapa Mas yang telepon? Kamu berisik banget." Zoya sangat mengantuk tapi kalau ada suara-suara seperti tadi ya bakal terganggu. Apalagi terdengar Gama sedikit sewot. "Itu tadi Dito. Hanya ingin mengabari aku tentang nenek-nenek itu." Gama masuk ke dalam selimut kemudian mendekap tubuh Zoya. "Hmm... Ya udah tidur dulu, Mas. Besok lagi dipikirannya." Zoya berbalik kemudian membalas pelukan Gama. Keduanya pun tertidur tanpa memikirkan yang terjadi saat ini dengan Nenek. Di rumah sakit Wanita tua yang sangat ingin cucunya pulang itu tengah terbaring lemas di ranjang pesakitan. Tekanan darah beliau tinggi hingga membuat beliau pun sakit kepala dan akhirnya kesehatan mulai terganggu. Di sana beliau ditunggu oleh Bara dan juga sang istri yang ikut mengurus Ibu mertua. Hanya saja tetap beliau kepikiran dengan Gama dan sangat ingin melihat Gama pulang. "Sudah jangan dipikirkan terus masalah itu, Bu. Nanti kalau sudah butuh juga akan pulang. Ibu terlalu memikirkan a

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 91. Mas Lebih Cepat!

    "Astaga, Mas! Aku pikir siapa. Ya ampun jantung aku hampir lepas dari kandangnya." Zoya mengusap dadanya setelah dibuat sangat terkejut dengan kedatangan Gama. Dari mana pria itu masuk? Kenapa dia sampai tidak mengetahui pergerakannya tapi sempat merasakan kehadiran seseorang. Hanya saja aroma tubuh Gama kalah dengan sabun yang sedang ia gunakan. Gama sudah membuka semua pakaian dan kini masuk ke dalam bersamanya. Memeluk dengan lembut hingga Zoya terkejut mendapati sentuhan itu. Cup "Kamu terlalu menikmati mandimu, Sayang. Aku sejak tadi memperhatikanmu tapi kamu tidak tau. Apa setenang itu? Ini sabun baru, Sayang? Wangi banget badan kamu?" Gama mengecup kembali pundak polos Zoya. Terasa sekali sentuhan dari Gama membuat Zoya kembali terpejam dan mendongak memberikan kesempatan untuk pria itu merusuh lebih intens lagi. Padahal dia ingin rileks menikmati mandinya tapi Gama tidak bisa jika diam saja. Tangan pria itu sudah begitu nakalnya singgah di tempat-tempat yang mem

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 90. Menolak

    "Mas kamu jangan gila! Banyak yang memperhatikan kita. Aku malu banget sumpah! Bagaimana jika ada yang mengabadikan dan sengaja mempostingnya? Sekarang apapun bisa jadi bahan demi viral, Mas!" sahut Zoya menolak ajakan yang Gama berikan. Zoya pun terlihat menunduk menyembunyikan wajahnya dari tatapan mata pengunjung lain. Ngeri saja kalau sampai ada yang berniat memviralkan apa yang mereka lakukan. Bisa tenar jalur instan nanti mereka. Sementara Gama hanya menyeringai mendengar penolakan dari Zoya dan segala bentuk pemikirannya. Gama melirik ke arah wanita sexy di belakang sana yang nampak masih memperhatikan tapi terlihat kesal ke arahnya. Tatapan puas pun terlihat jelas di wajah Gama saat melihat itu. "Mas kamu sengaja banget!" ujar Zoya hingga tatapan mata Gama beralih padanya. "Terkadang manusia itu ada yang bebal juga. Jika dengan ucapan dia tidak bisa mengerti, bisa dengan tindakan agar orang itu paham siapa dia sudah menginginkan suami orang." "Kamu terlalu tampan

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 89. Ciuman Di Restoran

    "Tidak perlu!" sahut Gama kemudian pria itu mengangkat tangannya memanggil waiters yang melintas. "Mbak!" "Saya Pak?" tanya waiters itu kemudian mendekati Gama. "Iya kamu," jawab Gama dengan jari telunjuk yang mengarah pada waiters tersebut. "Saya pesan vanila latte untuk orang ini! Nanti langsung kasih saja ke dia dan juga, billnya kasih ke saya. Saya ada di meja sebelah sana." Gama menunjuk ke arah mejanya agar nanti memudahkan pelayan dalam mengantarkan bill tersebut. "Baik, Kak. Akan kami buatkan." Pelayan tersebut pun segera pergi dari sana untuk membuatkan pesanan. Gama menoleh ke arah Zoya kemudian meraih tangan Zoya. Pria itu mengangguk pada sang istri dan mengajak kembali ke meja mereka. "Ayo Sayang! Urusan kita sudah selesai," ajak Gama. "Tapi, Mas. Aku mau pipis dulu." Zoya pun menahan Gama hingga pria itu tidak jadi beranjak dari sana. "Ya sudah aku antar. Jangan sendiri, Sayang! Kamu membuatku khawatir. Apa saja terjadi denganmu saat jauh dariku m

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 88. Wanita Seksi

    Zoya tersentak kala seseorang membentaknya dengan sangat kencang. Dia pun terkejut saat tengah buru-buru menuju kamar mandi, tapi tak sengaja menyenggol seseorang yang melintas tiba-tiba di hadapannya. Mana sempat Zoya ngerem kalau orang tersebut saja tiba-tiba melintas entah dari mana. Zoya juga hampir terjatuh setelah menyenggol wanita yang kini menatap garang ke arahnya. Ya, orang yang Zoya tabrak hingga minuman yang dipegang tumpah semua ke tubuhnya adalah seorang wanita cantik berambut panjang. Terlihat ayu, tapi tatapan matanya sangat tajam ke arahnya. Namun sepertinya Zoya pernah bertemu dengan wanita itu. Siapa? Dia tidak mungkin salah orang, tapi entah dimana dan kapan atau hanya dirinya saja yang salah ingat. "Maaf, Mbak. Saya tidak sengaja. Akan saya gantikan nanti minuman anda. Lagipula saya juga basah karena gelas minuman yang anda bawa mengenai tubuh saya." "Heh, ya kapok aja! Kalau sampai mengenai saya, abis kamu sama saya! Udah jalan nggak pakai mata. Ma

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 87. SIBUK

    Asisten Dito membungkuk saat Nenek dari atasannya dan juga paman yang mengatakan jika dirinya sombong beranjak dan keluar ruangan memutuskan untuk pulang. Akhirnya..... Namun Asisten Dito tidak menimpali sama sekali ejekan dari beliau. Asisten Dito membiarkan saja Bara Atmanegara sesuka hati mengatakan jika dirinya sombong. Toh yang dia melakukan itu semua untuk Gama. Bukan semata-mata karena inginnya. Yang Dito tau tidak dibenarkan untuk mengatur atasan. Bukannya begitu? Bawahan kok ngatur. "Salam untuk Gama ya, Nak. Katakan jika nenek pulang dan Nenek tunggu di rumah. Semoga Gama cepat berubah pikiran dan mau menemui Nenek." Nenek masih sama. Tidak berpikiran buruk dan sangat berharap. Asisten Dito pun sangat menghargai beliau. Sabar sekali menghadapi situasi seperti ini. "Baik, Nek. Jika yang ini nanti akan saya sampaikan." Dito masih sangat sopan pada Nenek. Dia pun mempersilahkan keduanya untuk masuk ke dalam lift kemudian menutup menunggu sampai pintu tertutup.

  • RANJANG PANAS KAKAK IPAR   Bab 86. Aku Pegang Kata-katamu, Mas!

    "Mas!" "Jangan bujuk aku, Sayang!" ujar Gama membuat langkah Zoya terhenti. Zoya begitu khawatir pada suaminya, bukan ingin membujuk karena sadar betul Gama masih sangat kesakitan hatinya. Namun perlahan langkah Zoya maju saat Gama terlihat menunduk di depan meja kerja dengan wajah semrawut. Gama mengusap kasar wajahnya dan meninju meja itu dengan sangat kencang. "Mas!" "Aku benci hal ini, Sayang!" sentak Gama. Pria itu terlihat sangat marah. Apa lagi adanya permintaan kerja sama dari perusahaan besar itu. Gama menganggap hanya sebagai lelucon yang mereka buat. Zoya mengangguk paham kemudian melangkah mendekati Gama. Tangannya terulur mengusap lengan Gama dan memperhatikan wajah pria itu dengan lekat. Ada secuil hati yang menyayangkan akan sikap Gama tadi tapi Zoya paham itu karena sakit hatinya Gama atas sikap keluarga sang Ayah di masa lalu. Namun mereka sekarang sudah meminta maaf dan masih menganggap Gama ada. Walaupun salah satu alasan mereka karena membutuh

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status