Share

215. Cemburu

“Nah, ini adalah keputusan yang benar. Aku setuju, kita harus menjemput qasam. Dia sebentar lagi akan punya anak. Kita harus bisa membesarkan keturunan Qasam di rumah ini!” ungkap Amira bersemangat.

“Kak Qansha!” Wafa menghambur memeluk kakaknya. Meski paling belakangan mengajak baper, namun ia tetap menunjukkan rasa solidaritas kekeluargaan. Sejak tadi sebenarnya dia sudah ingin memeluk Qansha, namun terhalang oleh kedua orang tuanya.

Qansha membalas pelukan Wafa. Keduanya berpelukan sangat erat. Lama sekali.

Mereka memang sering berselisih pendapat saat bersama- sama. Namun kerinduan tetap tak bisa dipungkiri saat lama tak bertemu.

“Sebentar lagi kita pasti akan bertengkar lagi hanya untuk maslaah boneka, minuman, makanan, kendaraan, atau apa saja,” ucap Qansha sambil mengusap pucuk kepala adiknya.

“Tidak. Aku tidak akan nakal lagi. Aku akan menurut kepadamu.”

“Baiklah, aku juga tidak akan mau menang sendiri. aku akan mengalah untukmu.” Qansha menjepit hidung adiknya.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
ternyata qasam mengajak qizha pindah kerumah qasam yang waktu itu ditempati oleh qansha.
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
pasti qizha cemburulah, qasam.saat dirimu menyebutkan nama wanita lain didepannya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status